_Sharing Refleksi Pribadi_
Pada bacaan Kalender Liturgi hari ini saya diinspirasi oleh Injil Yesus Kristus menurut Lukas 6:36-38, khususnya ayat 38b.
_*"Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."*_
Sekilas saya membayangkan kalimat ayat tersebut berkaitan dengan ukur mengukur pada ukuran baju dan celana. Sekilas saya terbayang saat mengukur celana panjang saya untuk dipermak ulang oleh seorang penjahit.
Penjahit tersebut mengukur dengan pas permak celana panjang saya. Saya pun mendapatkan pengukuran yang sesuai dengan tubuh saya.
Ilustrasi ukur-mengukur pakaian itu hanya sekilas terlintas dibenak saya berkaitan ayat di atas. Tapi ilustrasi itu bukanlah gambaran utama maksud dari ayat 38b tersebut.
Saya kemudian merefleksikan lebih mendalam maksud perkataan Yesus kepada murid-muridnya dalam Lukas 6:36-38. Saya meyakini bahwa murid yang dimaksudkan dalam bacaan injil itu termasuk untuk saya juga.
Tuhan menghendaki agar saya tidak menghakimi, supaya saya pun tidak dihakimi. Demikian juga agar saya tidak menghukum, maka saya pun tidak akan dihukum.
Demikian pula Tuhan menghendaki agar saya memberikan pengampunan, maka saya akan diampuni. Dan ketika saya memberi, maka saya akan diberi juga.
Namun demikian, yang terpenting adalah Tuhan menghendaki agar saya senantiasa bersikap murah hati; tidak pelit; penyayang; pengasih; baik hati; suka menolong dan memberi, sebagaimana Bapa adalah murah hati.
Dalam refleksi kali ini, saya teringat pada suatu peristiwa ketika pernah beberapa kali membantu mendorongkan motor pengendara yang mati mesin kendaraannya di jalan raya. Saya yang melihat dari kejauhan, tergerak membantu pengendara yang sedang menuntun motornya di pinggir jalan.
Saya lantas menanyakan terlebih dulu dan menawarkan bantuan, "Pak, kenapa motornya? Apakah mau dibantu didorongkan?"
Biasanya yang saya temui di jalan, mereka yang motornya kehabisan bensin. Atau mati mesin karena suatu penyebab yang tidak diketahui.
Kalau orang tersebut memberi tanda setuju mau dibantu, maka saya pun akan mendorong motor itu sambil beriringan di jalan raya. Cara mendorongnya ala anak motor, yaitu dengan memijakkan kaki kiri saya pada ujung knalpotnya, kemudian melaju hingga menuju bengkel atau SPBU terdekat.
Setelah sampai di bengkel atau pengisian bahan bakar, saya biasanya langsung pergi melanjutkan perjalanan. Saya biasanya diberikan ucapan terima kasih secara lisan, tanpa embel-embel tanda terima kasih lainnya.
Perasaan saya begitu bersyukur bercampur sukacita karena dapat menolong orang lain di jalan raya. Pengalaman sederhana itu saya lakukan tulus tanpa pamrih.
Mati mesin atau kehabisan bensin saat berkendaraan di jalan raya merupakan suatu peristiwa yang mungkin menjengkelkan bagi sebagian pengendara motor. Saya sendiri pernah mengalami kehabisan bensin motor di jalan raya.
Saya beberapa kali juga mengalami mati mesin motor, penyebabnya antara lain karena busi motor bermasalah. Kadang juga karena lupa mengisi bahan bakar motor karena sebelumnya sudah merasa yakin jarum bensin masih aman berada pada garis merah terakhir.
Pada suatu petistiwa, saya agak _ngedumel_ dalam hati saat mengalami mati mesin motor saya. Saya menyalahkan diri saya sendiri karena salah perhitungan dan tidak memperhatikan takaran tangki bensin motor saya.
Sore itu saya sedang buru-buru pergi ke gereja dekat terminal Kota Bekasi. Motor saya tiba-tiba mogok di jalan raya. Saya pun agak kesal karena gagal menyalakan kembali motor saya.
Saya kemudian menuntun motor saya ke arah penjual bensin terdekat. Ketika sedang menuntun motor saya, saya kaget tiba-tiba dibantu oleh pengendara motor lainnya yang searah jalan. Padahal saya tidak meminta untuk dibantuin atau pun mencari orang untuk membantu saya.
Saya menyadari jarak stasiun pengisian bahan bakar umum terdekat jaraknya kurang lebih 1.000 - 1.500 meteran. Lumayan juga lelahnya menuntun motor bebek yang beratnya puluhan kilogram.
Orang yang tiba-tiba muncul dari arah belakang saya itu mengatakan akan membantu mendorongkan motor saya. Dia lalu menumpukan kakinya pada sisi knalpot kanan saya. Pijakan kaki kirinya dari arah belakang mendorong motor saya ke arah depan.
Saat itu dalam hati kecil saya merasa senang sekali mendapatkan bantuan. Waktu itu saya merefleksikan, bahwa Tuhan datang membantu saya melalui orang itu. Atau dalam kalimat lainnya, saya meyakini Tuhan mengutus orang itu untuk menolong saya.
Saya pun dibantu hingga mendapatkan lokasi pengisian bahan bakar terdekat. Saya sempat mengucapkan terima kasih karena telah ditolong oleh orang tersebut, namun orang itu langsung pergi begitu saja tanpa saya berikan salam atau tanda terima kasih.
Saya bersyukur mendapat pengalaman saat menolong orang lain. Saya juga bersyukur mendapat pengalaman penting ketika ditolong orang lain. Dalam kedua pengalaman itulah yang saya pahami lebih mendalam terkait *"mengukur dan diukurkan"* pada bacaan injil hari ini.
Bacaan injil hari ini juga meneguhkan saya bahwa, *pertama,* Tuhan menghendaki agar saya berbuat baik, benar, dan tulus sekecil apapun kepada sesama, maka tindakan itu akan mendapatkan balasan setimpal dari Tuhan maupun orang lain.
*Kedua,* Yesus menghendaki pada saya untuk memberikan pengampunan kepada sesama maka saya pun akan diampuni. Tuhan juga menghendaki agar saya tidak menghukum atau menghakimi orang lain, maka saya pun tidak dihukum atau dihakimi oleh orang lain.
*Ketiga,* Tuhan menghendaki agar saya senantiasa bersikap murah hati, tidak pelit, penyayang, pengasih, baik hati, suka menolong dan memberi, sebagaimana Bapa adalah murah hati.
*"Apakah saya senantiasa murah hati?"*
.
_Terpujilah Engkau, Tuhan Yesus Kristus, Bapa penuh belas kasih dan murah hati. Kami bersyukur karena Engkau sangat murah hati mau mengampuni dosa-dosa kami. Terima kasih Tuhan untuk perintah ajaran-Mu kepada kami untuk bermurah hati dan mengampuni sesama kami._
_Ampuni kami, Tuhan Yesus, karena kami masih suka menghukum dan menghakimi orang lain. Kami sungguh menyesali perbuatan-perbuatan kejahatan kami. Roh Kudus, bimbinglah kami untuk senantiasa berbuat kebaikan dan kebenaran kepada sesama kami. Dalam kasih-Mu, Yesus, kami memuji dan memuliakan Engkau selama-lamanya. Amin._
.
@Harapan Jaya, Bekasi Utara, 09 Maret 2020, Senin Prapaskah II, PF S. Fransiska dari Roma, Biarawati
S.Y. Melki S. Pangaribuan
.
Friday, March 20, 2020
Apa Yang Kau Buat Ukuran Akan Dipakai Utk Mengukur Engkau
Apa Yang Kau Buat Ukuran Akan Dipakai Utk Mengukur Engkau
Reviewed by JMG
on
March 20, 2020
Rating: 5