Latest News

Friday, September 13, 2019

TAFSIRAN 2 KORINTUS 4:1-15



Harta rohani dalam bejana tanah
4:1 Oleh kemurahan d  Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. e  4:2 Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan; f  kami tidak berlaku licik dan tidak memalsukan firman Allah. g  Sebaliknya kami menyatakan kebenaran dan dengan demikian kami menyerahkan diri kami untuk dipertimbangkan h  oleh semua orang di hadapan Allah. 4:3 Jika Injil i  yang kami beritakan masih tertutup j  juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, k  4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan l  oleh ilah m  zaman n  ini 1 , sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, o  yang adalah gambaran Allah. p  4:5 Sebab bukan diri kami q  yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, r  dan diri kami sebagai hambamu s  karena kehendak Yesus. 4:6 Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang! t ", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, u  supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus. v  4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat 2 , w  supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, x  bukan dari diri kami. 4:8 Dalam segala hal y  kami ditindas, namun tidak terjepit 3 ; kami habis akal, z  namun tidak putus asa; 4:9 kami dianiaya, a  namun tidak ditinggalkan sendirian, b  kami dihempaskan, namun tidak binasa. c  4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus d  di dalam tubuh kami, e  supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. 4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut 4  karena Yesus, f  supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. 4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. g  4:13 Namun karena kami memiliki roh iman h  yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata i ", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. 4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan j  Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. k  Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. l  4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur m  bagi kemuliaan Allah.


1. LATAR BELAKANG

Korintus adalah kota Yunani di ujung barat isthmus, antara Yunani pusat dan peleponesus. Merupakan kota pelabuhan malahan ada dua pelabuhan ( Lekaionia, 2,5 km sebelah barat teluk korintus, jalur perdagangan dengan Italia; kenkrea, 14 km sebelah timur di teluk saron, jalur perdagangan dengan Asia kecil). Merupakan kota perdagangan, kota industri yang menjadikan kota ini maju dan makmur. Di kota ini di bangun kuil Dewi Aproditus yaitu Dewi Asmara yang berpengaruh pada moralitas warga kota, Karena untuk menyembah Dewi ini para teruna yang masih perawan bersetubuh dikuil ini sebagai bentuk penyambahan kepada sang Dewi Asmara itu. Kota Korintus merupakan kota amoral, yaitu kota yang memiliki permasalahan moral parah. Abad ke 4 sM-196 sM, Korintus dikuasai Makedonia dan di tahun 146 sM kota ini di hancurkan dan nanti pada tahun 44 sM, dibangun kembali oleh Julius Caesar. Tahun 27 sM, kota Korintus menjadi ibukota propinsi Akhaya. Paulus pernah tinggal selama 18 bulan di kota ini. Penduduknya heterogen termasuk komunitas Yahudi.[1]

Rasul Paulus sangat kuatir tentang penerimaan suratnya yang pertama dari jemaat di Korintus, surat di mana berisi nasihat dan teguran yang bernada tegas dan keras. Ia semakin gelisah secara badani maupun rohani, oleh Karena segala penderitaan yang di alaminya dalam pelayanan.
Untuk mengetahui reaksi jemaat di Korintus terhadap suratnya yang pertama, Paulus mengutus Titus, mungkin juga Timotius, sebagai wakilnya untuk bertemu dengan jemaat, supaya dapat diperkirakan manfaatnya atas penerimaan surat 1 Korintus itu. Waktu Paulus ada dalam perjalanan pekabaran injil yang ketiga, ketika ia di Filipi, Titus membawa berita dari Korintus. Dari berita itu ada banyak yang menghibur hati Paulus, tetapi lebih banyak lagi yang menyedihkan hatinya, Karena salah paham, perselisihan dan tuduhan-tuduhan yang di lemparkan terhadap suratnya yang pertama.
Oleh sebab itu dalam suratnya yang kedua ini, Paulus banyak membela diri, bahkan lebih dari 30 kali ia membela diri mengenai sikap pelayanannya, dan penyerahannya dalam tanggung jawabnya terhadap jemaat-jemaat. Dalam surat ini ia menceritakan banyak tentang kepribadiannya, hal yang dimana sama sekali tidak terdapat dalam surat-suratnya yang lain.[2]

Paulus tinggal selama 18 bulan di Korintus dalam perjalanan misinya yang kedua. Agaknya, segera setelah berangkat ia menulis surat yang pertama, yang diacu kedalam surat 1 Korintus 5:9, tetapi kini telah hilang. Surat ini berisi peringatan agar orang Korintus tidak bergaul dengan orang-orang yang tidak bermoral.

Dalam perjalanan misinya yang ketiga, Paulus menulis surat yang kedua, yang kita miliki sebagai surat 1 Korintus. Selain itu, Timotius diutus ke Makedonia untuk mengunjungi Korintus (1 Kor. 4:17; 16:10). Paulus telah bereaksi dalam suratnya terhadap laporan-laporan mengenai jemaat itu dan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ditunjukkan jemaat itu kepadanya. Tak dapat diragukan bahwa Timotius bermaksud untuk mengukuhkan hubungan antara Paulus dan jemaat tersebut.
Meskipun ada kontak-kontak ini, ketegangan yang tampak jelas dengan surat 1 Korintus rupanya telah meningkat. Dengan demikian Paulus dipaksa untuk meninggalkan basisnya di Efesus untuk melakukan suatu “kunjungan yang penuh duka” ke Korintus ( 2 kor 1). Pada kunjungan itulah ia mengalami konfrontasi yang menyedihkan dengan salah seorang anggota jemaat tersebut ( 2:5). Tidak lama kemudian ia kembali ke Efesus. Segera sesudah itu ia menulis surat yang lain: “Aku menulis kepada kamu dengan hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan mencucurkan banyak air mata” ( 2:4; lih. Pula 7:8), barangkali untuk membahas masalah antara dirinya dan juga orang yang telah menyakiti hatinya, tetapi juga untuk menghadapi lawan-lawan yang baru. Surat ketiga dalam jemaat Korintus ini juga hilang, seperti yang pertama, kecuali bagian yang disebut “ surat air mata” yang terdapat dalam surat 2 Korintus. Apakah Titus menyerahkan surat ini secara pribadi tidaklah jelas, tetapi ia memang melakukan kunjungan ke Korintus dan segera sesudah itu bergabung lagi dengan Paulus di Makedonia. Setidak-tidaknya ia dapat melaporkan bahwa terjadi perubahan hati dalam diri jemaat itu ( 2:13; 7:5-13)

Segera sesudah itu, Paulus kembali mengutus Titus ke Korintus, kali ini dengan dua orang “saudara” yang tidak disebutkan namanya (8:16-23). Mereka bertugas sebagai kelompok pendahulu yang mempersiapkan perkunjungan Paulus berikutnya dan mengatur pengumpulan dana untuk orang-orang miskin di Yerusalem. Paulus mengharapkan tugas ini selesai ia tiba secara pribadi untuk kunjungan yang ketiga (12:14;13:1-2). Rasul ini memang tiba di Korintus. Di situlah ia menulis kepada orang-orang Kristen di Roma. Akhirnya ia berangkat ke Yerusalem dengan uang persembahan itu, dan tidak pernah lagi kembali ke Korintus.

Pertanyaan yang jelas adalah : dalam semua perjalanannya, tergolong kemanakah surat keempat Paulus, surat 2 Korintus ini? Jawaban yang paling sederhana ialah memandangnya sebagai surat yang di kirim bersama Titus dan dua rekannya ketika mereka pergi ke Korintus untuk mengatur persembahan itu. Namun ada masalah-masalah yang jelas dengan pemecahan yang tampaknya sederhana ini.[3]

2. KONDISI JEMAAT
Jemaat Korintus agaknya cukup besar ( Kis. 18;8,10) dan bebas dari ancaman penindasan (1 Kor 4;10). Ada beberapa orang yahudi yang menjadi anggota (Kis 18;7,8), tapi sebagian besar angotanya terdiri dari orang Kristen non-Yahudi dan orang-orang yang sifatnya bekas kafir, serta mencakup banyak orang yang sudah dibebaskan dari kehidupan sebgai sampah masyarakat (1 Kor 6;9-11). Kecenderungan-kecenderungan yudaistis yang menukarkan gereja-gereja lain yang beragotakan orang Yahudi agaknya hanya mewujudkan suatu persoalan kecil di Korintus (1 Kor 7;18). Rasul-rasul yang luar biasa dalam 2 Korintus dengan ‘injilnya yang lain’ nampaknya lebih berusaha merong-rong kuasa Paulus daripada untuk mengembalikan orang-orang yang bertobat kepada praktik-praktik hidup yahudi di lain pihak dunia kafir menyelimuti seluruh hidup di Korintus, dan Paulus harus membicarakan dengan secara mendalam persoalan-persoalan praktis yang di hadapi oleh Kristen setiap hari. Kemurnian adalah suatu yang baru dan aneh didunia yang kafir, terlebih di Korintus (1 Kor 5;9; 6:9-11, 15). Orang Kristen juga harus menentukan sikap mereka terhadap persekutuan-persekutuan kafir (1 Kor 8 dan 10) dan terhadap persoalan seperti undang-undangan untuk perpesta dengan tetangga mereka yang kafir (1 Kor 10:27).

Secara social, gereja memberi tempat kepada bermacam-macam orang, mulai dari bendahara negeri yang kaya (Rom 16:23) hingga pengunsi-pengungsi yahudi (Kis 18:2) dan orang-orang yang dahulu jahat (1 Kor 6:10-11). Didalam gereja tidak banyak orang yang bijak atau pandai (1 Kor 1:16), dan di antara mereka ada yang berusaha Nampak arif dan mulia (1 Kor 4:10). Ada banyak yang yang gemar akan kepandaian berpidato (1 Kor 1:20; 2:1 dab), yang membanggakan guru mereka (1 Kor 3:4), bahkan ada yang melunakan beberapa ajaran Paulus yang kasar dan menjadikannya lebih ‘sesuai dengan zaman’ (1 Kor 5:12)

Keadaan orang Korintus yang tidak mantap itu tidak mengherankan, jika di ingat akan adanya ketegangan-ketegangan luar biasa yang disebabkan oleh tekanan dunia di sekitar gereja yang secara keagamaan dan moral sama skali anti Kristen belum lagi sifat multi rasial para anggota gereja. Tidak adanya latar belakang PL mewujudkan suatu factor lain, sekalipun apolos dapat mengobatinya sedikit ( Kis 18:27-28) dan Paulus sangat menghargai usaha apolos ( 1 Kor 16:12). Perpecahan gereja dalam gereja di tandai oleh semboyan-semboyan (1 Kor 1:12) dan adanya penyelewengan-penyelewengan yang bertentangan menyaksikan sikap mereka terhadap percabulan dengan keluarga sendiri di satu pihak (1 Kor 5) dan melajang di lain pihak (1 Kor 7). Tetapi Paulus jarang sekali mengemukakan bahwa perpecahan itu mengenai dogma yang lebih di kemukakan adalah bahwa orang-orang Korintus sebagai manusia dunia (1 Kor 3:3). James Stalker pernah berkata, bahwa surat-surat Paulus itu membuka tutup yang menutupi tempat-tempat pertemuan orang Kristen purba serta mempersilahkan kita menjenguk kedalamnya. Hal ini terlebih-lebih benar terhadap Paulus yang di tunjukan kepada orang Korintus.[4]

3. TUJUAN PENULISAN
Paulus menulis lagi kepada mereka (2 Korintus yang kita miliki sekarang ini) untuk menyatakan terima kasihnya terhadap perdamaian yang sudah dilahirkan. Sekalipun demikian sekarang ia harus berbicara dengan keras tentang adanya ‘rasul yang luar biasa’ yang tampil ke depan untuk mencoba merongrong kuasa Paulus.

Untuk mendorong mayoritas dalam jemaat di Korintus yang tetap setia kepadanya sebagai bapa rohani mereka; untuk menantang dan menyingkapkan rasul-rasul palsu yang terus-menerus berbicara menentang dia secara pribadi dengan harapan dapat meruntuhkan wibawa dan kerasulannya dan untuk memutarbalikan beritanya; untuk menegur minoritas dalam jemaat yang sedang dipengaruhi oleh para lawan Paulus dan yang terus menerus menolak wewenang dan tegurannya. Paulus meneguhkan kembali integritas dan wewenang rasulinya, menjelaskan motivasinya dan memperingatkan mereka terhadap pemberontakan yang lebih lanjut.

A. PASTIKAN TEKS
Surat 2 Korintus ini ditulis asli oleh Paulus. Surat ini ditulis sekitar tahun 55 Masehi di Makedonia.[5]
B.Kosong.
C. POKOK-POKOK PIKIRAN
1. Penderitaan karena Memberitakan Injil Kristus (4:1-15)

D. KATA KUNCI
Pekerjaan Allah atau Karya Allah (ἡμῶν ἐκ τοῦ θεοῦ)
Roh (πνεῦμα) kata Ibrani ruakh berarti angin
Kemuliaan (δόξα) konsep Alkitabiah yang menggambarkan pengalaman mendasar dalam hubungan antara Allah dengan manusia, yang di dalamnya berbagai gambaran universal berpadu.
Pengharapan (ἐλπίς) suatu keinginan supaya menjadi kenyataan
Kemurahan Allah (Διὰ τοῦτο) kasih setia Allah pada perjanjianNya

E. HISTORIS KULTURAL
Di balik pasal ini terdapat pikiran tentang adat kebiasaan yang berlaku umum di dunia kuno mengenai pengiriman surat-surat pujian bagi seseorang. Jikalau seseorang harus pergi ke suatu masyrakat yang tidak dikenal, temannya yang mengenal seseorang di dalam masyarakat tersebut akan memberinya surat pujian untuk memperkenalkan orang tersebut serta memberikan kesaksian mengenai kepribadiannya.

Rasul Paulus merasa bahwa pernyataannya mengenai orang-orang Kristen sebagai surat Kristus, yang dihasilkan dari pelayanannya, barang kali menjadi sedikit seperti memuji diri. Karena itu ia buru-buru menyatakan bahwa apapun yang telah ia kerjakan bukanlah pekerjaannya sendiri tetapi pekerjaan Allah. Allahlah yang telah membuatnya cocok untuk tugas milikNya. Bisa jadi ia sedang berpikir tentang suatu arti ajaib yang orang-orang Yahudi kadang-kadang berikan untuk salah satu gelar utama Allah. Allah disebut sebagai El Syaddai, yang berarti Yang Mahakuasa, tetapi kadang-kadang orang-orang Yahudi mengartikannnya Yang Mahacukup (The Sufficient One). Dialah yang “serba cukup” yang telah membuat Rasul Paulus cukup untuk tugasnya.

Berkaitan dengan pertentangan antara Perjanjian yang lama dan perjanjian yang baru. Perjanjian berarti suatu persetujuan yang dibuat antara dua orang yang melaluinya mereka memasuki suatu hubungan tertentu. Di dalam Alkitab, perjanjian bukan digunakan untuk suatu persetujuan biasa, Karena orang-orang yang sedang membuat perjanjian tersebut memasuki persetujuan didalam kesetaraan. Namun, secara Alkitabiah, Allahlah yang menjadi pengambil inisiatif pertama dan mendekati manusia guna menawarkan suatu hubungan dengan kondisi dimana manusia sendiri tidak pernah dapat mengupayakan atau mengubahnya, tetapi hanya dapat menerima atau menolaknya.
Rasul Paulus mau mengatakan sesuatu, entah secara langsung maupun sebagai pertanda, tentang empat atau sederetan orang yang berbeda. Pertama-tama tentang dirinya. Ia berkata bahwa ia tidak pernah tawar hati dalam tugas agung yang telah diberikan kepadanya. Kedua sebagai pertanda, Rasul Paulus mau mengatakan tentang musuh-musuhnya dan para pengumpatnya. Mereka berkata bahwa Rasul Paulus menggunakan cara-cara yang tersembunyi, bahwa ia melakukan hal-hal yang hanya menuruti hawa nafsunya sendiri demi keinginannya sendiri, dan bahwa ia telah memalsukan berita injil itu. Selanjutnya Rasul Paulus berbicara mengenai mereka yang telah menolak menerima injil. Ia bersikeras bahwa dirinya telah memberitakan injil sedemikian rupa sehingga setiap orang dengan segala jenis kesadaran yang ada padanya terikat untuk mengakui pernyataan dan permintaan. Sekalipun demikian terdapat pula beberapa orang yang tuli terhadap permintaannya dan buta terhadap kemuliaannya. Keempat Rasul Paulus harus berbicara sesuatu tentang Yesus. Pikiran besar yang ia ingin ungkapkan disini ialah bahwa di dalam Yesus Kristus kita melihat seperti apakah Allah itu.

Sifat surat ini sangat pribadi ‘suatu pencurahan diri rasul’. Sekalipun di dalamnya terdapat beberapa hal yang bersifat ajaran, namun surat ini dengan secara hidup mengungkapkan perasaan Paulus dan kepercayaannya ketika ia menghadapi bahaya dan keputusasaan, menghadapi fitnahan dan ketidaksetiaan, pada saat ia menunaikan tugasnya sebagai rasul. Kadang-kadang kita menjadi bingung Karena penunjukkan-penunjukkan yang tak diterangkan dan singgungan-singgungan akan orang-orang dan kejadian-kejadian yang tentu dikenal oleh orang Korintus, tapi yang gelap bagi kita. Namun pada umumnya surat ini adalah pembelaan Paulus menentang beeberapa ‘rasul’ palsu yang menyelusup ke dalam jemaat Korintus untuk kepentingan diri mereka sendiri. Dalam itu mereka berusaha mencemarkan nama Paulus dan Injil sejati diberitakannya.



F. TAFSIRAN
1. Penderitaan karena Memberitakan Injil Kristus (2 Korintus 4:1-15)

Ayat 1
Karena rahmat Allah, Paulus telah mendapat pelayanan yang indah dan ia tidak tawar hati walaupun ia banyak aniaya atau kesusahan. Itu juga merupakan Karunia Allah karena rahmat-Nya.
Pelayanan yang dimaksud disini ialah pelayanan akan kehidupan dan kebenaran serta pelayanan akan kehidupan dan kebenaran serta pelayanan. akan kebebasan dan kemuliaan. Pelayanan yang mulia itu tidak menghendaki hati yang tawar, melainkan hati yang berani. Melalui pelayanan itu Kristus diperkenalkan sebagai “penganta perjanjian baru” kepada manusia (Ibrani 12:24). Karena Paulus mengetahui akhir dan kemenangan pelayananNya itu ia senantiasa teguh hati. Paulus insaf bahwa ia tidak layak dan tidak sanggup untuk pelayanan itu, tetapi Yesus Kristus telah melayankan dan memberi kesanggupan kepadanya untuk menerima pelayanan itu.

Ayat 2
Paulus yang hanya setia kepada pelayanannya, ia juga telah bertindak sesuai dengan yang dikatakannya dalam ayat ini. Apa yang tidak dilakukan oleh Paulus telah dilakukan para guru palsu di Korintus. Paulus tidak menyembunyikan apa-apa yang akan memperlakukan dia. Segala perbuatan yang tersembunyi dan memalukan dibuangnya dan dia berjalan di dalam terang seperti yang dikatakan dalam Efesus 5:8 dst. Ia tidak berlaku licik. Kelicikan biasanya dipakai oleh iblis untuk menjerat dan menyesatkan orang-orang. Paulus tidak memalsukan Firman Allah, yang diilhamkan Allah kepadaNya. Para rasul Tuhan senantiasa berkata-kata sebagai pengantara Allah untuk menyatakan yang benar. Firman Allah disampaikan dengan jelas dan murni. “kebenaran” disini berarti Firman Allah yaitu Injil Yesus Kristus.

Para guru palsu telah memalsukan Firman Allah serta berlaku licik, sedangkan Paulus mengatakan yang benar denga jelas dan berani. Para pemberita Injil (para pendeta) yang dega rendah hati dan murni memberitakan kebenaran sesuai dengan yang btelah diIlhamkan Tuhan kepadanya menyerahkan dirinya untuk dipertimbangkan oleh semua Orang. Dan semua orang akan bersaksi bahwa mereka tulus dan murni. Paulus berlaku demikian kepada Allah dan manusia. Semua maksud dan tujuan Paulus adalah suci dihadapan Allah. Penilaian Allah lebih tinggi dari pada penilaian manusia dan setiap pemberita Injil harus memberi pertanggungan jawab dihadapan Allah.

Ayat 3
Pada pemandangan banyak orang, injil itu tertutup, masih terselubung dan tersembunyi. Tetapi penyebabnya bukannya terletak didalam Injil, melainkan didalam hati mereka. Matahari tetap matahari walaupun orang buta tidak dapat melihatnya. Jika seseorang tidak dapat melihat matahari pada waktu tengah hari ia tentu buta. Paulus berkata bahwa orang yang tidak percaya dan tidak menerima Injil akan binasa. Jika seseorang tetap menolak Injil, ia akan binasa selama-lamanya. Asas ini jelas sekali. Injil bukanlah sebuah berita dimana orang-orang boleh menerima atau menolak menurut kemauan mereka sendiri. Menolak Injil berarti menyatakan bahwa orang itu buta, masih dikuasai oleh tabiat yang tidak benar dihadapan Allah. Jika orang berkata, “tidak ada Allah” dan ia suka berzinah, mencuri, berdusta dan membunuh, tentu orang itu jahat. Tidak seorangpun yang menyangkal Allah dapat di sebut orang baik. Tuhan Yesus telah berkata “siapa yang tidak percaya akan di hukum” (Mrk 16:16, Luk 12:5).

Injil yang tidak terselubung itu diberitakan kepada orang-orang yang hatinya terselubung karena mereka masih mengeraskan hati. Injil tidak bersalah, orang-orang yang menolak Injil itulah yang bersalah perhatikanla 1 Yoh. 4:6.
Ayat 4

Ilah jaman atau ilah dunia berarti iblis. Ia disebut ilah dunia ini karena ia memegang kuasa atas orang-orang yang taat kepadaNya. Mereka diikat agar melakukan kehendaknya (2 Timotius 2;26). Sadar atau tidak sadar, mereka diikat olehnya. Jika orang-orang tidak melayani Allahtentu mereka melayani Iblis. Jika Yesus Kristus tidak menjadi Allah kita, tentu iblislah yang menjadi ilah kita. Sebab itu iblis dinamakan penguasa dunia ini. perhatikan Yohanes 12:31 dan 16:11;14:30; 1 Yohanes 5:19; Efesus 2:2; Markus 3:22 dan 9:34.

Iblis adalah pendusta ia membutahkan hati dan pikiran manusia. Ialah pembunuh dari permulaan. Oleh karena itu, setiap orang harus datang kepada terang Injil serta percaya, agar mata hatinya dicelikkan. Iblis mempengaruhi orang-orang sehingga mereka tidak mengerti Injil Kristus. Pekerjaan iblis ialah mebutakan mata hati manusia supaya mereka tidak percaya kepada Yesus Kristus dan tidak diterangi oleh cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus tetapi orang-orang tidak boleh berdali berdasarkan hal itu, mereka harus bertanggung jawab atas kelakuan mereka.

Kristus adalah gambaran Allah, atau wujud Allah dan setara dengan Allah. Ia adalah Imanuel, yang berarti Allah menyertai kita. Yohanes 14:9; Ibrani 1:3; Filipi 2:6; Kolose 1:15 dan 2:9.
Pelayanan Injil adalah pelayanan terang. Menurut rasul Yohanes, orang-orang yang hidup di dalam dosa, hidup di dalam kegelapan. Mereka menjalani hidup yang palsu, hidup berdusta. Menurut Paulus, mereka hidup didalam kebutaan dan dibutakan oleh penguassa dunia ini. pelayanan Injil juga menyatakan perangai manusia yang memiliki hasrat ilahi dan juga hasrat kedagingan. Injil menyatakan keadaan manusia yang bagaikan bait mulia yang sudah rusak, yang harus dibangun kembali menjadi suatu bait Allah, tempat kediaman Allah dan roh kudus.

Kehidupan kita harus menjadi suatu pernyataan injil yang tidak diputarbalikkan atau dipalsukan oleh kita. Kita harus menyinarkan terang kedalam dunia yang gelap ini. kita harus mengatakan yang benar dengan tidak takut. Banyak orang tidak mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Bagaimana kita akan membuktikan hal itu kepada mereka? Apakah melalui bermacam-macam pembahasan? Tidak! Melainkan melalui firman Allah dan melalui hati dan kehidupan yang benar serta suci, yang di diami dan dikendalikan oleh Roh Kudus.

Ayat 5
Injil kami, kata Paulus ialah injil tentang kemuliaan Kristus. Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan (ayat 5). Paulus berkhotbah bukan supaya dirinya di puji, ditinggikan dan dipuja, melainkan supaya Kristus dipermuliakan dan ditinggikan. Paulus berkhotbah bahwa Yesus Kristus, mesias dan anak Allah, Juruselamat dunia ini, adalah Tuhan. Hal ini dilakukannya supaya orang-orang menerima Yesus Kristus sebagai juru selamat dan Tuhan mereka secara pribadi.

Paulus telah menobatkan Kristus sebagai Tuhan atas seluruh kehidupannya dan atas setiap kelakuannya, karena itulah ia memperhambakan dirinya kepada semua orang. Itulah hasil kasihnya kepada Kristus. Hamba Kristus dan hamba semua orang menjadi kemuliaan tertinggi bagi setiap pemberita Injil (1 Korintus 9:19).

Ayat 6
Ayat 6 dapat diterjemahkan sebagai berikut: “karena Allah yang sudah berfirman: terang itu akan terbit dari dalam gelap! Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, untuk memberi terang dari pengetahuan tentang Allah di dalam wajah Kristus.”
Maksud ayat itu ialah untuk memberitahukan alasan mengapa Paulus tidak memberitakan dirinya sendiri, melainkan Yesus Kristus adalah Tuhan itu. Pada permulaan penciptaan alam ini, Allah juga telah mengusir kegelapan dosa dan hal tidak percaya dari dalam hati manusia. Allah yang telah memerintakan supaya terang itu bersinar, Ia juga yang memerintakan supaya terang itu bersinar di dalam hati orang-orang pada waktu mereka dilahirkan kembali.
Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang Nampak pada wajah Kristus yang telah bersinar di atas Paulus pada waktu ia berjalan menuju ke Damsyik lebih besar dan lebih mulia dari terang pada permulaan penciptaan alam. Terang kemuliaan Allah didalam Kristus mengusir kegelapan jiwa yang di sebabkan oleh dosa.

Pikiran para Rasul Kristus itu telah diterangi olehAllah, yang telah berfirman “dari dalam gelap terbit terang !” dank karena itu mereka mengorbankan diri mereka untuk menyinarkan terang itu. Yang diberitakan mereka itu di ilhamkan oleh Allah. Allah yang pada permulaan dunia ini telah berfirman, “jadilah terang” sudah menerangi para rasul Kristus itu.

Terang di dalam Alkitab melukiskan kesucian, kebenaran, dan pengetahuan; sedangkan kegelapan melukiskan dosa, kesalahan, dan kebodohan. Kegelapan yang ada sebelum terang melambangkan kegelapan yang ada di dalam hati orang-orang yang belum diterangi oleh roh kudus. “terang telah datang kedalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang” (Yoh 3:19).
Allah yang menciptakan terang itu telah menerangi hati kita dan kuasa yang perlu untuk menciptakan terang itu juga harus menerangi hati kita. Tidak ada yang lebih mulia selain hal Allah menerangi hati orang berdosa serta membawa dia kepada pertobatan. Pekerjaan itu dilakukan oleh roh kudus, dan kita dapat memandang kemuliaan Allah di wajah Yesus Kristus, sebab kemuliaan Allah bersinar dari wajah Yesus Kristus. Mereka juga akan menyinarkan terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah.

Ayat 7
Apakah yang dimaksudkan dengan harta itu? Ada berbagai macam jawaban para penafsir atas pertanyaan itu. Ada yang berkata bahwa harta berarti terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah. Yang lain berkata bahwa itu berarti “pelayanan injil”; yang lain berkata bahwa itu adalah injil Kristus. Adapula yang berkata bahwa itu berarti harta yang besar atas terang ilahi itu. Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah terdapat dalam injil Kristus dan pelayanan injil tidak lain adalah menyinarkan terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah, sedangkan kuasa untuk melaksanakannya berasal dari Allah oleh pekerjaan roh kudus.
Pelayanan injil yang telah diterima Paulus adalah pelayanan hidup, pelayanan kuasa dan pelayanan kemuliaan. Pelayanan itulah yang melepaskan orang-orang dari hukuman dan kuasa dosa. Pelayanan itu pulalah yang mengubah mereka agar menurut teladan Kristus, yang melepaskan mereka dari kuasa penguasa dunia ini, dan yang memberikan hidup yang kekal kepada mereka. Semuanya itu di peroleh di luar kuasa manusia, dan yang lebih ajaib lagi ialah bahwa harta itu disimpan dalam bejana tanah liat.

Bejana tanah liat berarti orang-orang yang lemah dan yang dapat binasa secara jasamani. Paulus hendak menyatakan perbedaan antara orang-orang yang di pakai Tuhan dan hasil pekerjaan mereka. Dia seorang yang miskin dan banyak menderita, tetapi hal itu menyatakan kuasa Allah yang mulia, baik dalam pekerjaannya yang berhasil maupun dalam hal ia di pelihara dalam menghadapi aniaya yang rupa-rupanya tidak seorangpun dapat menanggungnya. Paulus berkata, “jika aku lemah, maka aku kuat” (12:10). Kuasa Allah dinyatakan di dalam kelemahan kita, dan kuasa Allah itu melebihi semua manusia. Sering orang menyembunyikan benda yang indah di dalam bejana yang lama dan tidak bagus supaya orang menyangka tidak ada apa-apa di situ.
Dalam ayat ini Paulus berbicara tentang dirinya, tetapi keenaran itu ditunjukn kepada semua hamba Kristus. Dalam segala kelemahan kita, kita menjadi pemenang oleh karena rahmat dan kasi karunia Allah. Ketika pasukan Gideon memecahkan bejana dari tanah liat, barulah terang bersinar sehingga pasukan yang sedikit itu dapat memukul mundur seluruh bala tentara Median dan merekapun melarikan diri. Demikian pula dengan orang Kristen, jika keadaan kita yang lahiria di binasakan dan kita mati terhadap kehendak diri sendiri, barulah kehidupan dan kemuliaan ilahi didalam kita bersinar serta mengalahkan kuasa kegelapan mendatangkan kemuliaan kepada Allah hanya didalam kelemahanlah orang Kristen dapat membuka jalan untuk menerima kasih karunia dan kuasa Allah dan hal itu sungguh mengherankan ini.

Ayat 8 dan 9
Ayat-ayat ini menyatakan betapa hebatnya kesusahan yang di alami Paulus kerena injil Kistus. Walaupun Tuhan mengijinkan orang-orang menganiayaa Paulus dan mencari jalan untuk membinasahkan hidup dan pekerjaannya, Tuhan tidak pernah meninggalkan dia dan tidak pernah menyerahkan dia kepada mereka yang ingin membinasahkan dia. Apabila mereka kelihatannya berusaha untuk menjatuhkan Paulus Tuhan melepaskan dia. Namun sepanjang hidupnya, Paulus tidak pernah terlepas dari kesusahan dan penghinaan.
Kehabisan pertolongan dari manusia, bukan kehabisan perolongan dari Allah. Tetapi pada saat kita kehabisan segala pertolongan kita, pada saat itulah pertolongan kasih karunia Allah mulai melimpah di atas kita.
Pada waktu ayat ini ditulis, mungkin Paulus ingat pengalamannya di kota Listra. Pada waktu itu ia di rajam sampai musuhnya menyangka ia mati lau meninggalkan dia.
Sebenarnya orang Kristen tidak dapat mati, Karena hidupnya “tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” ( Kol 3:3). Kematiannya berhubungan dengan kebangkitannya. Pada waktu Yesus Kristus kembali untuk yang kedua kalinya, orang Kristen yang mati di dalam Kristus itu akan mengenakan tubuh yang mulia yaitu tubuh kebangkitan ( 1 Tes 4:16-17; 1 Kor 15:53-54 dan 2 Kor 5:1).

Ayat 10
Paulus seolah-olah berkata, “kami senantiasa menyatakan penderitaan Kristus. Sikapp orang-orang terhadap kami sama sepertii sikap mereka terhadap Kristus. Kami di abaikan, dihina, dianiaya,, kehausan, kelaparan dan senantiasa menghadapi kematian”. Ke mana pun Paulus pergi, baik kepada orang-orang Yahudi maupun kepada bangsa asing, ia selalu mendapat perlakuan yang sama seperti yang dialami Yesus Kristus. Itu adalah penderitaan Kristus senantiasa terulang kembali di dalam diri Paulus sehingga ia berkata, “ karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus” ( Gal 6:17). Banyak orang merasa bangga karena bintang-bintang atau tanda-tanda yang diterima mereka dari pemerintah, tetapi Tuhan Yesus tidak peduli akan bintang-bintangg kita atau tanda-tanda jasa itu. Ia lebih mempedulikan bekas luka yang telah kita derita karena memberitakan Injil-Nya.
“Supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami” ( ayat 10). Itulah sebabnya Allah mengizinkan Paulus menderita karena dia. Yaitu, supaya pemeliharaan Allah kepada Paulus dan keajuan pekerjaannya menjadi bukti bahwa Yesus Kristus hidup dan memelihara hamba-hamba-Nya dan juga memberi berkat-Nya ke atas pekerjaan mereka. Paulus berkata lagi, “Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” ( Gal 2:20a).
Kita senantiasa menanggung kematian Yesus di dalam tubuh kita supaya kehidupan Yesus juga dinyatakan di dalam tubuh kita. Perhatikan Roma 8:36; Galatia 6:14; 1 Petrus 2:21; Yohanes 15:20. Ada “persekutuan dalam penderitaan-Nya ( flp 3:10). Bila kita senantiasa menanggung kematian Kristus, maka hal itu merupakan kesempatan bagi kita untuk menyatakan kehidupan-Nya. kematian dan kehidupan Yesus tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kematia Yesus bersangkut paut dengan kebangkitan-Nya. kematian Yesus adalah benih kebangkitan. Perhatikanlah 1 Kor 15:20; Flp 2:20-21. Penderitaan karena Kristus tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita ( Rm 8:17). “ jika kita mati dengan Dia ( Kristus), kita pun akan hidup dengan dia; jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia” ( 2 Tim 2:11-12).
Rupanya Paulus juga memikirkan tentang kebangkitan dalam ayat ini karena ia berbicara tentang hal menyatakan kehidupa Kristus. Tuhan Yesus berkata . “sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup” ( Yoh 14:19). Dan Paulus berkata, “ jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia” (Rm 8:17).

Ayat 11
Paulus senantiasa menghadapi kematian. Kematian dan kehidupan saling bertentagan, tetapi di dalam kita keduanya dipersatukan. Kita hidup selalu diserahkaan kepada kematian, supaya kehidupan Yesus nyata di dalam tubuh kita yang juga dapat binasa ini. Kelak kita akan mendapat tubuh yang tidak dapat binasa. Paulus membedakan kuasa kehidupan, Kristus dengan kelemahan alat yang dengan kelemahan itu. Di dalam dirinya Paulus penuh dengan kelemahan; di dalam Kristus ia dapat melakukan segala sesuatu dan menanggung segala sesuatu.

Ayat 12
Ayat 12 memberi kesimpulan mengenai ayat-ayat yang mendahuluinya dan dapat diterjemahkan sebagai berikut, “Dengan demikian, aku menanggung penderitaan dan kamu memperoleh berkat. Aku senantiasa diserahkan kepada kematian, tetapi hidup Kristus yang dinyatakan di dalam aku, untuk kebaikan kamu. Kematian itulah yang menjadi penderitaan Paulus, kehidupan dan kesanggupan Kristus di dalam paulus, supaya orang-orang yang mendengar Injil melalui dia memperoleh berkat dari kehidupan Kristus yang dinyatakan di dalam Paulus.
Apabila kita melihat orang-orang bertobat dan mendapat kehidupan yang baru dari Kristus, maka penderitaan kita karena Kristus menjadi kesukaan dan kemuliaan. Kristus yang senantiasa memperoleh kemenangan, menyebabkan kita senang menangung penderitaan dan kematian karena Kristus supaya kehidupan yang sama itu berlaku di dalam orang-orang lain.

Ayat 13
Paulus senantiasa menghadapi penderitaan dan bahaya tetapi ia tidak merasa putus asa. Ia memiliki iman seperti yang dikatakan dalam mazmur 11:10. Daud dan Paulus sangat percaya kepada Allah. Jika kita juga beriman demikian, kita dapat berkata, “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata.”
Iman Paulus sama dengan iman Daud yang juga menderita karena Tuhan. Iman Paulus, walaupun ia menderita sekali, mendorong dia agar membenar. Paulus benar ketika ia mengutip Mazmur 11:10, sebab inilah Mazmur pengucapan syukur Daud karena dilepaskan dari kematian. Iman yang sungguh dinyatakan dalam hal berkata-kata atau bersaksi.

Ayat 14
Dalam ayat ini, Paulus tidak berbicara dengan menggunakan kiasan, melainkan ia berbicara secara terus terang dan sungguh-sungguh tentang kebangkitan. Paulus yakin bahwa ia dan semua orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus Kristus akan dapat bagian dalam kebangkitan yang mulia itu. Kebangkitan adalah pengharapan yang menyukakan hati orang-orang Kristen pada abad pertama dan kita juga wajib bersikap demikian. Pada waktu itupekerjaan keselamatan kita aakan digenapi dan Yesus Kristus akan memperhadapkan kita kepada takhta kemuliaan denga sukacita yang besar (Efesus 5:27, Kolose 1:22). Ia akan memperhadapkan kita kepada Allah sebagai orang-orang yang telah dilepaskan dari kebinasaan karena kejatuhan Adam kedalam dosa.
Tetapi sementara kita menunggu kedatangan Kristus yang kedua kali, kita wajib mempersembahkan anggota-anggota tubuh kita kepada Allah (Roma :13 dan 12:1). Pengharapan akan kebangkitan itu telah menguatkan ribuan orang saleh walaupun mereka sedang menghadapi berbagai penderitaan Karena Kristus.
Kebangkitan Kristus adalah bukti bahwa Ia akan membangkitkan umat-Nya dan itulah yang memberikan damai sejahtera yang melebihi segala pengetahuan kepada kita. Allah yang telah membangkitkan Kristus juga akan membangkitkan kita karena kita dipersatukan dengan Kristus.

Ayat 15
Segala yang telah diperbuat oleh Paulus dan segala yang telah dideritanya adalah untuk orang-orang di dalam jemaat Korintus dan untuk orang-orang Kristen di segala tempat. Segala yang dideritanya ialah untuk keselamatan semua orang yang supaya bertambah-tambah jumlah orang yang bersyukur kepada Allah karena keselamatan itu.
Kemuliaan Allah bertambah-tambah jika orang yang diselamtkan bertambah jumlahnya, karena itu Paulus hendak membawa sebanyak mungkin orang kepada Kristus. Paulus menyangkal dirinya dan berusaha keras serta dengan rela menderita supaya semakin banyak orang yang memuji Allah karena keselamatan yang diberikan-Nya kepada Paulus dan mereka.

Khotbah
Salam sejahtera bagi kita semua...
Dalam bacaan ini paulus bercerita mengenai pelayanannya yang indah, dia tetap tawar hati walau banyak aniaya dan kesusahn dalam melayani. Di mengatakan bahwa itu semua adalah Rahmat dan karunia Tuhan. Seperti perikop sebelumnya Paulus bahwa karena kasih karunia Tuhan dia boleh di selamtkan dan juga jemaat di Korintus di selamatkan.
Dalam ayat yang kedua paulus menegaskan bahwa pelayannya tidak seperti nabi-nabi palsu, dia secara terang-terangan apa yang di anggap salah dia akan mengatakannya dengan jelas dan dengan berani. Lain halnya dengan kita, kita hanya mementingkan diri kita sendiri dan bahkan menyembunyikan kehidupan sebenarnya dari jemaat dan takut menegur karena akan di kucilkan. Zaman sekarang kita seperti nabi-nabi palsu yang di katakan oleh paulus.
Di ayat yang ketiga dia mengatakan bahwa banyak yang tidak menerima injil banyak tidak mau membuka diri dari Injil dan menjadi buta akan kasih karunia Tuhan. Banyak dari kita juga menutup diri dari injil dan bahkan tidak mau mendengarkan injil. Di ayat selanjutnya jelas di katakan bahwa manusia yang di kuasai oleh Iblis haruslah dia menerima injil, agar manusia di hindarkan oleh kejahatan Iblis.
Kasih karunia Tuhan saja yang membuat Paulus menjadi kuat dalam iman di tengah pencobaan dan juga aniaya yang dia alamai. Dalam Maz. 11:10 dia juga memiliki iman yang sama dengan Daud . iman paulus sama dengan iman Daud yang menderita karena Tuhan, walaupun dia menderita sekali tetapi itu yang mendorong dia tetap kuat dan benar.
Kiata sebagai pelayan Tuhan apakah kita sanggup seperti paulus dan Daud dan menjalankan tugas pelayanan walau di dalam penderitaan yang di hadapi dalam jemaat, tak sedikit menyerah dan kadang berbelok daripada Tuhan. Di kehidupan kita banyak hal yang akan terjadi entah senang ataupun susah. Pertanyaanya apakah kita sanggup melayani di tengah tantangan yang ada?.
Pesan paulus adalah kita sebagai umat dan juga pelayan Tuhan menerima Injil. Dengan pelayanan Paulus ia ingin menyelamatkan orang-orang yang terhilang dari Injil, begitujuga sebaliknya kita didunia sekarang, marilah kita menyelamatkan orang-orang dengan mengabarkan Injil dan juga hidup berkenan di hadapan Tuhan. Maka Tuhan yang akan menyelamatkan kita dan menguatkan kita dari segala tantangan yang akan kita hadapi. Amin


DAFTAR PUSTAKA

Catatan dari Pdt. Dr. Decky Lolowang

Chapman Adina. 1980. Pengantar Perjanjian Baru. Bandung : Kalam Hidup

Hakh Samuel Benyamin. 2010. Perjanjian Baru “Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya”. Bandung : Bina Media Informasi.

Peitzner V.C. 2012. Ulasan atas Surat 2 Korintus “Kekuatan dalam Kelemahan”. Jakarta : Gunung Mulia

Tafsiran Alkitab Masa Kini 3. 2012. Jakarta : LAI

[1] Catatan dari Pdt. Dr. Decky Lolowang, 29 September 2016
[2] Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, (Bandung : Kalam Hidup, 1980) 70-71
[3] V.C. Peitzner, Ulasan atas Surat 2 Korintus “Kekuatan dalam Kelemahan”, (Jakarta : Gunung Mulia, 2012) 2-4
[4] Tafsiran Alkitab Masa Kini 3 (Jakarta : LAI, 2012) 471-472
[5] Pdt. Dr. Samuel Benyamin Hakh, Perjanjian Baru “Sejarah, Pengantar dan Pokok-pokok Teologisnya”, (Bandung : Bina Media Informasi, 2010) 155-156

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)