Latest News

Showing posts with label Kepausan. Show all posts
Showing posts with label Kepausan. Show all posts

Friday, June 6, 2014

Deklarasi Umum Paus Fransiskus dan Patriarkh Ekumenis Bartholomeus I


(Radio Vatikan) Paus Fransiskus dan Patriarkh Ekumenis, Bartholomeus I, pada hari Minggu mengadakan pembicaraan pribadi di Yerusalem, dan menandatangani deklarasi umum dimana mereka berjanji untuk melanjutkan jalan menuju persatuan antara Gereja Katolik dan Ortodoks. Pertemuan mereka menandai ulang tahun ke-50 dari pertemuan bersejarah antara Paus Paulus VI dan Patriarkh Athenagoras tahun 1964 yang lalu. Dalam deklarasi bersama mereka, Paus Fransiskus dan Patriarkh Bartholomeus mengatakan itu adalah tugas mereka untuk bekerja sama, untuk melindungi martabat manusia dan keluarga dan membangun masyarakat manusiawi di mana tidak ada yang merasa dikecualikan. Mereka juga menekankan, perlunya untuk menjaga ciptaan Allah dan hak kebebasan beragama . Kedua pemimpin ini menyatakan, keprihatinan atas situasi yang dihadapi orang-orang Kristen di tengah konflik di Timur Tengah, dan sekaligus juga berbicara tentang urgensi jam yang memaksa mereka untuk mencari rekonsiliasi, dan persatuan umat manusia yang menghormati sepenuhnya perbedaan yang telah ada.

Berikut adalah teks terjemahan bahasa Indonesia tidak resmi, yang diterjemahkan oleh blog Katolisitas Indonesia dari news.va yang berisikan �Deklarasi Umum Paus Fransiskus dan Patriarkh Ekumenis Bartholomeus I":

1. Seperti pendahulu kita yang terhormat, yaitu Paus Paulus VI dan Patriark Ekumenis Athenagoras yang bertemu di sini, di Yerusalem lima puluh tahun yang lalu. Kami juga, Paus Fransiskus dan Patriarkh Ekumenis Bartolomeus, bertekad untuk bertemu di Tanah Suci di mana Penebus kita, Kristus Tuhan kita hidup, mengajar, wafat , bangkit kembali, dan naik ke surga, dimana Ia mengutus Roh Kudus di Gereja bayi" (communiqu� umum Paus Paulus VI dan Patriarkh Athenagoras, diterbitkan setelah pertemuan mereka pada 6 Januari 1964). Pertemuan kami  merupakan salah pertemuan dari Uskup Gereja Roma dan Konstantinopel yang didirikan masing-masing oleh dua saudara, yaitu Rasul Petrus dan Andreas, hal ini jelas merupakan sumber sukacita rohani yang mendalam bagi kita. Ini menghadirkan kesempatan takdir untuk merefleksikan kedalaman dan otentisitas ikatan yang ada pada kami, yang merupakan buah dari sebuah perjalanan penuh rahmat, yang dimana Tuhan telah membimbing kami sejak hari terberkati lima puluh tahun yang lalu.

2 . Pertemuan persaudaraan kita hari ini, merupakan langkah baru dan begitu diperlukan pada perjalanan menuju kesatuan, yang hanya Roh Kuduslah dapat memimpin kita, dalam persekutuan keragaman yang sah . Kami menyerukan kedalam benak dengan rasa syukur yang mendalam, langkah-langkah yang Tuhan telah mungkinkan bagi kita untuk dilakukan. Pelukan yang saling bertukar antara Paus Paulus VI dan Patriarkh Athenagoras disini di Yerusalem, setelah berabad-abad membisu, membentangkan sebuah jalan bagi gerakan yang penting, penghapusan dari memori dan dari tengah-tengah Gereja tindakan saling ekskomunikasi pada tahun 1054. Ini diikuti oleh pertukaran kunjungan masing-masing antara Melihat Roma dan Konstantinopel, melalui korespondensi reguler dan, kemudian, dengan keputusan yang diumumkan oleh Paus Yohanes Paulus II dan Patriark Dimitrios, kedua memori terberkati, untuk memulai dialog teologis kebenaran antara Katolik dan Ortodoks. Selama tahun-tahun ini, Allah, sumber segala damai dan kasih, telah mengajarkan kita untuk menganggap satu sama lain sebagai anggota dari keluarga Kristen yang sama, di bawah satu Tuhan dan Juruselamat, Yesus Kristus, dan untuk saling mengasihi satu sama lain, sehingga kita mampu saling mengakui iman kita dalam Injil Kristus yang sama, seperti yang diterima oleh para Rasul dan diekspresikan dan diwariskan kepada kita oleh Dewan Ekumenis dan Bapa Gereja. Sementara dengan sepenuhnya sadar, tidak mencapai tujuan persekutuan penuh, hari ini kami mengkonfirmasi komitmen kami untuk terus berjalan bersama, menuju kesatuan yang Kristus Tuhan kita doakan kepada Bapa sehingga "semuanya menjadi satu" ( Yoh 17:21).

3 . Menyadari bahwa persatuan diwujudkan dalam kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama, kami menantikan antisipasi semangat untuk hari di mana kita akhirnya akan mengambil bagian bersama dalam perjamuan Ekaristi. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk mempersiapkan diri dalam menerima karunia komuni Ekaristi, sesuai dengan ajaran Santo Irenaeus dari Lyon (Against Heresies, IV, 18, 5, PG 7, 1028), melalui pengakuan dari satu iman, ketekunan doa, pertobatan batin, pembaharuan kehidupan dan dialog persaudaraan. Demi meraih harapan untuk tujuan, kami akan memanifestasi kepada dunia, kasih Allah yang kita diakui sebagai murid-murid Yesus Kristus yang sejati (bdk. Yoh 13:35).

4. Untuk tujuan ini, dialog teologis yang dilakukan oleh Joint International Commission menawarkan kontribusi mendasar untuk menemukan persekutuan penuh antara Katolik dan Ortodoks. Sepanjang waktu berikutnya, Paus Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI, dan Patriarkh Dimitrios, kemajuan pertemuan teologis kami telah substansial. Hari ini, kami menyampaikan penghargaan yang tulus untuk prestasi sampai saat ini, serta untuk usaha saat ini. Ini bukan latihan teoritis belaka, tapi latihan dalam kebenaran dan kasih yang menuntut pengetahuan yang lebih dalam, tradisi masing-masing dalam rangka untuk memahami mereka dan belajar dari mereka. Dengan demikian, kami menegaskan sekali lagi bahwa dialog teologis tidak mencari denominator yang rendah dalam hal teologis, untuk mencapai kompromi, tetapi lebih tentang memperdalam pemahaman seseorang, tentang seluruh kebenaran bahwa Kristus telah diberikan kepada Gereja-Nya, kebenaran yang kita, tidak pernah berhenti memahami dengan lebih baik karena kita mengikuti bisikan Roh Kudus. Oleh karena itu, kami menegaskan bersama bahwa kesetiaan kita kepada Tuhan, menuntut pertemuan persaudaraan dan dialog sejati. Tujuan bersama tidak membawa kita jauh dari kebenaran; agak, melewati pertukaran karunia, melalui bimbingan Roh Kudus, itu akan membawa kita ke dalam seluruh kebenaran (bdk. Yoh 16:13).

5. Namun bahkan, ketika kami melakukan perjalanan ini menuju persekutuan penuh, kita sudah memiliki tugas untuk menawarkan saksi umum, untuk kasih Allah bagi semua orang dengan bekerja bersama-sama dalam pelayanan kemanusiaan, terutama dalam membela martabat pribadi manusia pada setiap tahap hidup dan kesucian keluarga berdasarkan perkawinan, dalam mempromosikan perdamaian dan kebaikan bersama, dan dalam menanggapi penderitaan yang terus menimpa dunia kita. Kita mengakui bahwa kelaparan, kemiskinan, buta huruf, distribusi adil sumber daya; harus terus dibenahi. Merupakan tugas kita untuk membangun bersama-sama masyarakat adil dan manusiawi di mana tidak ada yang merasa dikucilkan atau di emarginasi.

6. Ini adalah keyakinan yang mendalam bagi kita, bahwa masa depan umat manusia juga tergantung pada bagaimana kita menjaga � dengan hati-hati dan penuh kasih, dengan keadilan dan kejujuran - karunia penciptaan bahwa Pencipta kita telah mempercayakan kepada kita . Oleh karena itu, kita mengakui dalam pertobatan, penganiayaan yang salah kepada planet kita, yang sama saja dengan dosa di hadapan mata Allah. Kami menegaskan kembali tanggung jawab dan kewajiban, untuk menumbuhkan rasa kerendahan hati dan moderasi, sehingga semua mungkin merasa perlu untuk menghormati dan untuk menjaga ciptaan dengan hati-hati. Bersama-sama, kami menjanjikan komitmen kami untuk meningkatkan kesadaran tentang penatalayanan penciptaan; kami menghimbau kepada semua orang niat baik untuk mempertimbangkan cara-cara hidup yang mengurangi pemborosan dan lebih sederhana, mewujudkan pengurangan keserakahan dan lebih murah hati untuk melindungi dunia milik Allah dan kepentingan umat-Nya.

7. Ada juga kebutuhan mendesak untuk keefektifan dan komitmen kerja sama Kristiani, dalam rangka untuk menjaga di manapun, hak untuk mengekspresikan iman publik seseorang dan diperlakukan secara adil ketika mempromosikan apa yang Kekristenan terus tawarkan kepada masyarakat kontemporer dan budaya. Dalam hal ini, kami mengundang semua orang Kristen untuk mempromosikan dialog otentik dengan Yudaisme, Islam dan agama-agama lain. Ketidakpedulian dan saling ketidaktahuan, hanya dapat menyebabkan ketidakpercayaan dan sayangnya bahkan konflik.

8. Dari kota suci ini Yerusalem, kami mengungkapkan keprihatinan yang mendalam bagi kita bersama untuk situasi umat Kristiani di Timur Tengah dan hak mereka untuk tetap menjadi warga penuh tanah air mereka. Dalam kepercayaan, kita beralih kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan penuh belas kasihan dalam doa bagi perdamaian di Tanah Suci dan di Timur Tengah pada umumnya. Kami terutama berdoa bagi Gereja-gereja di Mesir, Suriah, dan Irak, yang telah menderita paling menyedihkan karena peristiwa baru-baru ini. Kami mendorong semua pihak terlepas dari keyakinan agama mereka, untuk terus bekerja bagi rekonsiliasi dan untuk hanya pengakuan hak-hak masyarakat. Kami yakin bahwa itu bukan senjata, tapi dialog, pengampunan dan rekonsiliasi adalah satu-satunya cara yang mungkin untuk mencapai perdamaian.

9. Dalam konteks sejarah yang ditandai oleh kekerasan, ketidakpedulian dan egoisme, banyak pria dan wanita saat ini merasa bahwa mereka telah kehilangan arah mereka. Justru melalui kesaksian bersama kabar baik dari Injil, bahwa kita mungkin dapat membantu orang-orang waktu kita untuk menemukan kembali cara yang mengarah pada kebenaran, keadilan dan perdamaian. Persatuan dalam intensi kita, dan mengingat contoh, lima puluh tahun yang lalu di sini di Yerusalem, Paus Paulus VI dan Patriarkh Athenagoras, kami menyerukan kepada semua orang Kristen, bersama-sama dengan orang percaya dari setiap tradisi agama dan semua orang yang berkehendak baik , untuk mengakui urgensi jam yang memaksa kita untuk mencari rekonsiliasi dan persatuan umat manusia, sementara sepenuhnya menghormati perbedaan yang sah, untuk kebaikan seluruh umat manusia dan generasi mendatang.

10. Dalam melakukan ziarah berbagi ke situs, di mana kita satu sama Tuhan Yesus Kristus disalibkan, dimakamkan dan bangkit kembali, kita dengan rendah hati memuji dengan perantaraan orang kudus dan Maria yang selalu perawan dalam langkah masa depan kita di jalan menuju kepenuhan kesatuan, mempercayakan kepada kasih Tuhan yang tak terbatas kepada seluruh umat manusia.

"TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; 6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera! " (Bil 6:25-26).


Yerusalem, 25 Mei 2014

Tuesday, April 29, 2014

Kanonisasi Paus Yohanes XXIII & Paus Yohanes Paulus II bagian II


Allah selalu memanggil manusia didalam kekudusan. �Menjadi kudus bukanlah keistimewaan beberapa orang namun panggilan bagi semua orang� demikianlah yang diungkapkan oleh Paus Fransiskus. Orang-orang yang telah menjaga kekudusan hidupnya dikukuhkan oleh Gereja sebagai saksi bahwa kesucian bukanlah suatu hal yang mustahil untuk di manifestasikan didalam hidup. Para kudus merupakan saksi dari semuanya itu. Bunda Gereja dengan sukacita menyambut dua putra agungnya yang semasa hidupnya telah duduk di Takhta St. Petrus dan kini diangkat menjadi santo: Yohanes XXIII & Yohanes Paulus II. Melihat begitu besarnya peran dua santo ini didalam hidup Gereja, dimana Paus Yohanes XXIII dalam karyanya yaitu Konsili Vatikan II dan Paus Yohanes Paulus II sebagai seorang yang mencoba menyebarkan pesan dari Konsili Vatikan II ditengah-tengah Gereja, dalam menyongsong Millenium III.

Berikut adalah sejarah hidup dari �Lolek� (panggilan sapaan masa kecil St. Yohanes Paulus II).
Karol Josef Wojtyla, beginilah nama asli dari sang santo, yang lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice, sebuah kota di sebelah barat daya Kota Krakow, Polandia. Ia dibaptis oleh Romo Franciszek Zak. Masa kecilnya dipenuhi dengan kedukaan yang mendalam. Ibunya yang bernama Emilia Kaczorowska meninggal saat usianya 8 tahun dan kakak tertuanya, Edmund Wojtyla meninggal pada saat ia berusia 12 tahun. Benih panggilannya mulai tumbuh saat ayahnya meninggal akibat serangan jantung. Waktu itu Lolek masih berusia 20 tahun. Sepeninggal ayahnya, saya semakin sadar akan jalan kebenaran. Saya yakin benar kalau Tuhan memanggil saya� urainya dalam sebuah memoir. Pengalaman unik pada masa kecil Lolek ialah ia pernah bekerja sebagai buruh penggalian batu. 

Hal lainnya yang merupakan memori mendebarkan dalam diri seorang Karol Wojtyla, yakni saat pihak Nazi Jerman mengejar-ngejar dan hendak menangkapnya. Sehingga ia memutuskan untuk mengungsi ke pastoran Keuskupan Agung Krakow hingga perang berakhir, inilah momen yang tepat bagi Wojtyla untuk memurnikan panggilannya.

Imannya sebagai Katolik semakin diuji manakalah kaum Nazi semakin gencarnya menjajah Polandia. Perang yang berkecamuk mengembleng pilihan kepada sebuah pilihan hidup khusus yakni menjadi seorang imam. Di sinilah ia merasakan dan memaknai panggilan hidup yang berasal dari Tuhan sendiri. Pada akhir musim gugur pada tahun 1942, Karol Wojtyla semakin sadar akan panggilan hidupnya untuk menjadi seorang imam, sehingga ia mulai belajar di seminari �bawah tanah� yang dicetus oleh Kardinal Adama Stefan Sapieha di Keuskupan Agung Krakow. Kemudian setelah menamatkan studinya di seminari tersebut, ia kemudia kembali studi teologi di Universitas Jaghellonica, Krakow dan ditahbiskan menjadi imam diosesan pada 1 November 1946 oleh Uskup Agung Krakow.

Kemudian Romo Karol ditahbiskan menjadi menjadi Uskup Agung Krakow oleh Paus Paulus VI. Mgr Karol merupakan salah seorang pemikir yang handal di Konsili Vatikan II sehingga cukup disegani oleh para Uskup yang hadir saat itu, karena keikutsertaannya pada Konsili Vatikan II, ia pun diangkat menjadi Kardinal. Saat Paus Yohanes Paulus I wafat; ia ikut serta dalam konklaf untuk memilih paus baru dan pilihan Tuhan jatuh padanya, sehingga Kardinal Karol menjadi Paus ke- 264 Gereja Katolik dengan nama Yohanes Paulus II.

Ensiklik pertama yang dikeluarkan oleh Paus Yohanes Paulus II adalah Redemptor Hominis pada 15 Maret 1979 dan yang terakhir ialah Ecclesia de Eucharistia pada 17 April 2003 dengan tujuan untuk menghidupkan kembali penyembahan terhadap Sakramen Ekaristi. Selama menjabat sebagai Paus, ia telah mengeluarkan 14 Ensiklik, 15 Nasihat Apostolik, 11 Konstitusi Apostolik, dan 45 Surat Apostolik. Selain itu tercatat, Yohanes Paulus II melakukan 482 kanonisasi dan memimpin 147 beatifikasi dari 1.338 beato-beata yang diangkatnya.

Selama menjadi Paus,  telah terjadi berbagai peristiwa yang menggemparkan dunia, salah satu diantaranya ialah pada tanggal 13 Mei 1981, ia hampir tewas akibat ditembak Mehmet Ali Agca dan memberikan teladan yang mencengangkan, saat ia menjenguk Ali Agca di penjara Rebibbia dan seusai berbincang-bincang dengannya, ia berkata �Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya.�

Jejak Paus Yohanes Paulus II di Indonesia
Kebahagiaan besar menyelimuti hati umat Katolik Indonesia, yang 25 tahun lalu menjadi saksi hidup kehadiran Paus Yohanes Paulus II (YP II) di bumi Nusantara ini. Tepatnya 9-14 Oktober 1989. Begitu mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, YP II lansung mencium bumi Nusantara. Inilah tanda cinta, berkat dan penghormatannya kepada Indonesia.

YP II di Indonesia
Besarnya cinta YP II terhadap Indonesia mulai terbaca, sejak Bapa Suci itu mempersiapkan diri di Vatikan sebelum melawat ke Indonesia. Seorang imam Indonesia, yang saat itu terngah studi di Roma, RD Suratman Gito Wiratma dipanggil secara khusus. Bapa Suci memintannya untuk mengajari bahasa Indonesia yang akan dipakai dalam Liturgi Ekaristi selama di Indonesia. Menurut Romo Suratman, Paus menerimanya di studio Takhta Suci. �Saya mengajar liturgi ekaristi dalam bahasa Indonesia, prefasi, aklamasi, dan lain-lain, selama satu jam perhari. Saya mengajar hanya dua hari.�

Di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin 9 Oktober 1989, YP II disambut dengan upacara kenegaraan setelah turun dari pesawat Korean Airline yang menerbangkannya dari Seoul. Pada kesempatan pertama, YP II disambut oleh Presiden Soeharto di Istana Merdeka. Yang menarik, Bapa Suci memberikan souvenir berupa kotak kecil berisi Rosario kepada Ny. Tien Soeharto. Spontan Ibu Tien membukanya dan mengalungkan Rosario itu dilehernya selama pertemuan. Dalam pertemuan itu, Bapa Suci mengungkapkan kekagumannya akan falsafah Pancasila. Hal menarik dalam Pancasila menurut dia, adalah nilai toleransi sesama umat beragama.

Setelah itu, YP II memimpin Perayaan Ekaristi di Stadion Utama Senayan, Jakarta yang dihadiri sekitar 120 ribu umat Katolik dari Keuskupan Agung Jakarta, Bogor, Bandung, Lampung, Sumatra Selatan dan Kalimantan. Selama memimpin misa, Paus memakai bahasa Indonesia. Sementara, khotbah dalam bahasa Italia, diterjemahkan langsung oleh konselebran utamanya, Mgr Leo Soekoto SJ, Uskup Agung Jakarta. Dalam khotbahnya, Paus mengingatkan agar umat Katolik Indonesia menjadi putra-putri yang tangguh dan warga Indonesia sejati. �Dia juga menyerukan pentingnya kerukunan antar-umat beragama. (Dikutip dari tulisan Norben Syukur dengan beberapa pengubahan)

Memasuki awal tahun 2005, kesehatan Bapa Suci terus menurun dan pada akhirnya ia menghembuskan nafas yang terakhir 2 April 2005. Dunia merasakan kehilangan yang begitu mendalam, tak henti-hentinya umat Kristen dari seluruh dunia mendoakan Paus Yohanes Paulus II. Lapangan Santo Petrus menjadi penuh dengan pelayat dari penjuru dunia, yang masing-masing memiliki tujuan untuk melihat jasad Paus yang terakhir kalinya. Tak henti-hentinya massa yang berkumpul di lapangan karya Bernini tersebut meneriakkan �Santo subito! Santo subito! Santo subito!� agar sang Paus segera dinyatakan sebagai santo. Misa requiem dipimpin oleh Kardinal Joseph Ratzinger (Paus Emeritus Benediktus XVI). Dihadiri lebih dari 200 delegatus resmi, serta perwakilan dari semua agama besar di dunia. Pemakaman itu dihadiri langsung oleh 250.000 hingga 300.000 orang.


Tanda-tanda kekudusan dari Paus Yohanes Paulus II mulai menyerbak, salah satu diantaranya berkat perantaraan YP II, Sr Maria Pierre Simon sembuh dari penyakit Parkinson. Karena mukjizat ini, Paus Benedktus pun menandatangi dekrit yang diperlukan untuk beatifikasi dan menyebut YP II sebagai Venerabilis. Paus Yohanes Paulus II dinyatakan sebagai Beato pada 1 Mei 2011. Pada 5 Juli 2013, mukjizat terjadi pada Floribeth Mora Diaz dari kota San Jose Costa Rica, yang sembuh dari penyakit aneurisma celebral yang disebabkan oleh pelebaran dinding pembuluh arteri di otak, setelah berdoa lewat perantaraan YP II. Tidak sedikit orang yang menyebut Yohanes Paulus II, sebagai �Kristus� sendiri karena tindakannya yang benar-benar mencerminkan tindakan seorang Kristen, ia mengasihi begitu banyak orang dan bahkan ia mengampuni orang yang hampir membunuhnya. Sehingga melihat Paus Yohanes Paulus dinyatakan sebagai santo pada 27 April 2014, seakan membuat kita tidak perlu bertanya kembali.
Dominus illuminatio mea!

Sunday, April 27, 2014

Deklarasi Penggelaran Kudus kepada Paus Yohanes XXIII & Yohanes Paulus II


Bahasa Latin
Ad honorem Sanct� et Individu� Trinitatis,
ad exaltationem fidei catholic�
et vit� christian� incrementum,
auctoritate Domini nostri Iesu Christi,
beatorum Apostolorum Petri et Pauli ac Nostra,
matura deliberatione pr�habita
et divina ope s�pius implorata,
ac de plurimorum Fratrum Nostrorum consilio,

Beatos Ioannem XXIII et Ioannem Paulum II

Sanctos esse decernimus et definimus,
ac Sanctorum Catalogo adscribimus,
statuentes eos in universa Ecclesia
inter Sanctos pia devotione recoli debere.
In nomine Patris et Filii et Spiritus Sancti.
AMEN! AMEN! AMEN!

Bahasa Inggris
For the honor of the Blessed Trinity, the exaltation of the Catholic faith and the increase of the Christian life, by the authority of our Lord Jesus Christ, and of the Holy Apostles Peter and Paul, and our own, after due deliberation and frequent prayer for divine assistance, and having sought the counsel of many of our brother Bishops, we declare and define

Blessed John XXIII and John Paul II

to be Saints and we enroll them among the Saints, decreeing that they are to be venerated as such by the whole Church. In the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit.
AMEN! AMEN! AMEN!

Bahasa Indonesia
Demi menghormati Allah Tritunggal Mahakudus, untuk membangkitkan Iman Katolik dan meningkatkan hidup Kristiani, dengan otoritas Tuhan kita Yesus Kristus, dan Para Rasul kudus, Petrus dan Paulus, dan dengan selalu memohon pertolongan Tuhan dan mempertimbangkan pendapat saudara-saudara Kami, para Uskup, Kami menyatakan dan menetapkan

Beato Yohanes XXIII dan Yohanes Paulus II

sebagai Santo, dan Kami mencantumkan namanya di daftar para Orang Kudus, supaya di seluruh Gereja Universal, ia dihormati di antara para Orang Kudus. Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.

AMIN! AMIN! AMIN!

Sancte Johannes XXIII, ora pro nobis!
Sancte Johannes Pauli II, ora pro nobis!
Saint John XXIII, pray for us!
Saint John Paul II, pray for us!
Santo Yohanes XXIII, doakanlah kami!
Santo Yohanes Paulus II, doakanlah kami!

Dominus illuminatio mea!

Berita Katolik: Kanonisasi Paus Yohanes XXIII & Yohanes Paulus II Bagian I

Umat Gereja Universal dengan penuh gegap gempita, berkumpul pada hari ini di lapangan Santo Petrus, Vatikan (27/04/2014) yang bertepatan dengan hari Minggu Kerahiman Ilahi. Paus Fransiskus akan menyematkan gelar santo kepada dua pendahulunya yaitu, Paus Yohanes XXIII dan Paus Yohanes Paulus II. Maka secara khusus, blog Katolisitas Indonesia akan membagikan riwayat hidup singkat dari dua Paus yang kudus ini.


Paus Yohanes XXIII yang bernama asli Angelo Giuseppe Roncalli ini lahir di Sotto I�ll Monte, kota kecil di Provinsi Bergamo, Italia, 25 November 1881. Ia merupakan anak keempat dari 13 saudara, yang juga anak laki-laki pertama dari pasangan Giovanni Battista Roncalli dan Marianna Giulia Mazzolla. Sejak masa kecilnya, hatinya sudah jatuh cinta pada panggilan imamat sehingga dengan menjalani studinya untuk mengabdikan diri sebagai imam, ia lalu ditahbiskan sebagai Imam Keuskupan Bergamo pada 10 Agustus 1904. Ia berkarya sebagai Pastor Paroki Santa Maria di Monte Santo, Italia.

Pada 1925, Paus Pius XI mengangkatnya menjadi Uskup Agung TitulerAreopolis. Ia memilih motto obedientia et pax, ketaatan dan kedamaian. Berselang enam tahun, Roncalli resmi menjadi Delegatus Apostolik Bulgaria. Pada 1934, Roncalli diutus menjadi Delegatus Apostolik untuk Negara Turki dan Yunani dan pada saat yang sama pula, gelar episkopalnya diubah menjadi Uskup Agung Tituler Mesembria. Setelah Paus Pius XII wafat, Roncalli mengikuti konklaf. Pada saat konklaf berlangsung, Roncalli bukanlah kandidat yang dianggap kuat untuk menduduki Takhta Petrus. Namun realita berkata lain, Roncalli terpilih sebaga paus pada 28 Oktober 1958, saat berusia 77 tahun dan memilih nama Yohanes XXIII. Selama masa pontifikalnya, Paus Yohanes XXIII membentuk Komisi untuk Revisi Kitab Hukum Kanonik dan begitu dekat dengan umat. Sebagai Uskup Agung Roma, ia kerap melakukan kunjungan pastoral ke paroki-paroki yang ada di wilayah Keuskupan Agung Italia.

Jejak Yohanes XXIII di Nusantara
Vtikan menyambut Presiden RI pertama Soekarno pada Kamis pagi, 14 Mei 1959. Ia bersua dan berbincang dengan Paus Yohanes XXIII di ruang Clement VIII Pax V. Sebelumnya, Soekarno juga pernah berkunjung ke Vatikan menemui Paus Pius XII, pada 13 Juni 1956. Hubungan Paus Yohanes XXIII dengan Indonesia tak sampai di situ. Melalui Dekrit Quod Christus Adorandus, 3 Januari 1961, Paus Yohanes XXIII meresmikan pendirian Hirarki Episkopal Gereja Katolik di Indonesia. Peresmian Hirarki Episkopal ini merupakan pengakuan Takhta Suci terhadap Gereja Katolik Indonesia, karena telah mampu berdikari. 


Sejak saat itu, 20 vikariat apostolik dan tujuh prefektur apostolik ditingkat menjadi keuskupan yang mempunyai wewenang penuh mengatur penggembalaan di wilayahnya, ke dalam enam provinsi gerejani; Keuskupan Agung Medan, Jakarta, Semarang, Pontianak, Makassar, dan Ende. Pada kemudian hari, dimekarkan menjadi Keuskupan Agung Merauke (1966), Kupang (1989), Palembang (2003), dan Samarinda (2004). Nama asli dari Paus Yohanes XXIII, Angelo Giuseppe Roncalli juga diabadikan sebagai nama rumah retret di Salatiga, Jawa Tengah. Rumah Retret Roncalli ini berdiri pada 1968. Rumah retret ini dirintis Br Carlo Hillenaar FIC dan Br Joachim van der Linden FIC. Selain itu, nama paus ini juga diabadikan oleh Seminari Tinggi Interdiosesan �Beato Giovanni XXIII� Malang, Jawa Timur. Sejak 15 Agustus 1988, seminari tinggi ini menjadi interdiosesan, artinya menjadi tanggungjawab beberapa keuskupan: Surabaya, Denpasar dan Malang. Selain tiga keuskupan ini, beberapa keuskupan juga mengirim para calon imamnya untuk dididik di seminari ini. (Y. Prayogo).

Napak tilas Pontifikal
Beato Yohanes XXIII selama masa kepausannya tercatat telah menerbitkan 47 konstitusi apostolik, 14 Motu Proprio dan delapan ensiklik: Ad Petri Cathedram (1959), Sacerdotii Nostri Primordia, Grata Recordatio (1959), Princeps Pastorum (1959), Mater et Magistra (1961), Aeterna Dei Sapientia (1961), Paenitentiam Agere (1962), Pacem in Terris (1963) dan salah satu karya besarnya ialah Konsili Vatikan II. Secara tidak terduga, pada 1959 sekitar tiga bulan menjalani masa pontifikalnya, Paus Yohanes XXIII mencetuskan Konsili Vatikan II. Melalui Konsili Vatikan II, Santo Yohanes XXIII telah membuka jendela-jendela Gereja, agar dunia dapat melihat kebenaran yang terdapat didalam Gereja Katolik dan sebaliknya Gereja diajak keluar untuk berdialog dengan perkembangan zaman, aneka budaya, agama dan kemiskinan. Ada tiga sasaran yang mau dicapai melalui konsili ini, yakni pembaruan rohani dalam terang Injil, penyesuaian Gereja dengan masa sekarang (aggiornamento) serta menanggapi tantangan-tantangan zaman, dan pemulihan persekuan umat Kristen.

Konsili yang dicetus oleh Santo Yohanes XXIII ini, berlangsung dalam empat sesi persidangan. Sesi pertama digelar pada 11 Oktober � 8 Desember 1962. Sesi kedua pada 29 September � 4 Desember 1963. Sesi ketiga diadakan pada 14 September � 21 November 1964. Dan sesi terakhir digelar 14 September � 8 Desember 1965, yang menghasilkan 16 Dokumen: empat konstitusi, sembilan dekrit dan tiga deklarasi.


Santo Yohanes XXIII tidak mengikuti Konsili Vatikan dari awal hingga akhir karena ia wafat saat memasuki persiapan sidang kedua, 3 Juni 1963. Paus Yohanes XXIII wafat pada usia 81 tahun. Seperti perkiraan banyak orang sebelumnya, masa pontifikalnya amatlah singkat. Ia wafat karena kanker perut yang telah di rahasiakannya. Sebelum ia wafat, dalam beberapa penampilan ia sudah terlihat pucat. Sehari setelah setelah Yohanes XXIII wafat, Vaticanista John L. Allen Jr. menulis di Koran Italia Gazzeta del Popolo �Suatu hari nanti sebutan Bapa Suci bagi Yohanes XXIII tak hanya melekat sebagai gelar Paus, melainkan secara kanonik. Kita berharap, tak seorang pun akan merasa menuntut pembuktian suatu mukjizat yang dibutuhkan untuk kanonisasinya, seperti dilansir ncronline.org�.

Pembukaan proses beatifikasi Paus Yohanes XXIII didahului oleh persetujuan Vatikan atas mukjizat yang dialami Suster Caterina Capitani. Sr Caterina ialah seorang biarawati asal Italia berusia 22 tahun dan tergabung dalam Kongregasi Putri Kasih (PK), yang mendadak menderita sakit dibagian perut dan ulu hatinya. Dokter yang saat itu merawatnya telah memberi peringatan keras agar menjaga kondisi badan dan menyuruh dia beristirahat total. Namun, Sr Caterna justru semakin giat dalam karya kerasulan dan melayani orang sakit. Dua tahun kemudian, dokter menyatakan, pancreas dan limpanya tidak berfungsi baik, sehingga harus dilakukan operasi. Sr Caterina pun menjalani operasi dengan didampingi oleh gambar Paus Yohanes XXIII. Sembilan hari setelah operasi, kondisi Sr. Caterina membaik. Namun, selang beberapa hari kondisi kesehatannya malah memburuk. Pada saat-saat kritis itu, seorang suster yang merupakan rekan dari Sr Caterina membawakan relikwi Paus Yohanes XXIII berupa kain. Lalu, kain tersebut diletakkan di perut Sr Caterina. Pada suatu ketika, Sr Caterina merasakan ada sebuah tangan yang menjamah perutnya. Saat kesadarannya menurun, ia juga melihat sosok seperti Paus Yohanes XXIII berdiri dan tersenyum didekatnya. Setelah peristiwa itu, Sr Caterina dinyatakan sembuh total.

Melalui mukjizat yang dialami oleh Sr Caterina inilah proses beatifikasi Paus Yohanes XXIII dibuka. Pada 3 September 2000, Paus Yohanes Paulus II memberikan gelar beato kepada pendahulunya in. Setelah upacara beatifikasi, jenasah Paus Yohanes XXIII dipindahkan dari pemakaman di ruang bawah tanah Basilika St. Petrus ke makam baru yang juga berada dalam basilika besar ini.

Tiga belas tahun kemudian, Jumat 5 Juli 2013, Paus Fransiskus merestui kanonisasi Paus Yohanes XXIII, tanpa mukjizat. Bila didengar berita ini sangat mengherankan, karena pada umumnya, proses kanonisasi harus disertai denan mukjizat. Juru bicara Vatikan, Pater Federico Lombardi SJ mengatakan, kanonisasi paus ini berkaitan dengan peringatan 50 tahun Konsili Vatikan II dan kesucian paus ini juga �tidak diragukan lagi�. Maka Paus Fransiskus akan menggelar upacara kanonisasi pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi, 27 April 2014. Bersamaan dengan Paus Yohanes Paulus II.
Dominus illuminatio mea!

Tuesday, April 1, 2014

Sudahkah Vatikan II Secara Sempurna Mengikat Setiap Katolik?

Oleh: William Doino JR.
Diterjemahkan bebas oleh: Gerhand Wang

Diluncurkannya sebuah karya baru saat Konsili Vatikan II di Roma, Kardinal Walter Brandmuller, Presiden Emeritus Komite Kepausan untuk Sejarah Sains, mengumumkan bahwa dekrit Vatikan II tentang agama-agama non-Kristen (Nostra Aetate) dan Kebebasan Beragama (Dignitatis Humanae) "tidak memiliki kandungan doktrin yang mengikat, sehingga seseorang dapat berdialog tentang mereka."



Sebuah komentar- yang dilihat sebagai isyarat kepada Serikat Santo Pius X (SSPX), yang sekarang dalam perundingan dengan Takhta Suci perihal kemungkinan rekonsiliasi � kontroversi prov. Beberapa tradisionalis menyambutnya sebagai tanda bahwa kritik mereka tentang dokumen-dokumen selalu benar, sedangkan Budayawan Katolik; Dr. Jeff Mirus segera memperingatkan: "Meskipun memang benar bahwa 'Konstitusi Dogmatis' adalah dokumen yang lebih berbobot ketimbang sebuah 'deklarasi' dan lebih memungkinkan untuk menangani secara ekstensif berkaitan dengan isu-isu doktrinal, ini tidak berarti bahwa suatu deklarasi tidak dapat memiliki konten doctrinal, yang mana umat beriman harus menyetujuinya." Dia kemudian secara persuasif menjelaskan mengapa, yang berkaitan dengan ajaran Vatikan II tentang agama-agama non-Kristen dan kebebasan beragama .

Dalam keadilan kepada Kardinal Brandmuller, ia juga menegaskan bahwa semua dokumen konsili "harus ditanggapi secara serius sebagai ungkapan Magisterium hidup, "dan salah satu rekan-penulis, yaitu Uskup Agung Agostino Marchetto, menambahkan pentingnya: "Disana harus ada penerimaan oleh Konsili bagi mereka yang ingin bersatu kembali dengan Gereja. Saya tidak berpikir SSPX bisa mengatakan, 'Ya, kita akan mengatur ini atau dokumen yang disamping."

Menggarisbawahi poin tersebut ialah sebuah essay di Osservatore Romano; Desember 2011 lalu. Ditulis oleh Mgr. Fernando Ocariz, yang telah terlibat langsung dalam perundingan dengan SSPX, dengan berhati-hati mengikuti pelaku yang ditata oleh Paus Benediktus dalam pembicaraan yang terkenal tentang "Hermeneutika Reformasi, Pembaharuan dalam Kontinuitas." Analisis Ocariz, mencatat Mirus, "mengatakan hal yang persis sama " bahwa umat beriman Katolik telah mengatakan selama bertahun-tahun tentang Vatikan II , yaitu :

Sejak, itu merupakan sebuah konsili ekumenis, pertemuan dan menyebarkan tindakan untuk segenap Gereja di bawah otoritas Paus, kalimat doktrin Konsili Vatikan II menuntut persetujuan dengan cara berikut :

1. Setiap kali sebuah Konsili mengajarkan sesuatu tentang iman dan moral, apa yang diajarkan adalah benar, baik melalui catatan khusus infalibilitas atau dari pengajuan agama pikiran dan akan berutang kepada Magisterium Ordinari.

2. Jika ajaran tersebut tentang iman atau moral, yang tampaknya beberapa hal bertentangan dengan ajaran-ajaran sebelumnya, masalahnya bukan dengan kredibilitas pernyataan Konsili, tetapi dengan pemahaman kita tentang ajaran penuh Gereja, yang mana pernyataan Konsili adalah bagian yang tak terelakkan .

3. Metode yang tepat menuntut, bahwa pemahaman tentang hal-hal yang bersangkutan akan menemukan, penerimaan kebenaran dari semua pernyataan yang relevan. Kemudian pernyataan dapat diterangi oleh orang-orang yang sebelumnya, dan pernyataan sebelumnya dapat diterangi oleh yang kemudian, hingga pemahaman yang lebih lengkap dan tepat pun terbentuk.

4. Ketika Konsili tidak mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan iman dan moral, seperti ketika Konsili menggambarkan kondisi kontemporer atau menawarkan rekomendasi untuk perpanjangan, laporan harus diterima dengan hormat dan rasa terima kasih tetapi tidak selalu sempurna baik akurasi faktual atau kehati-hatian mereka penghakiman .

5. Ini mengikuti bahwa setiap argumen yang melemahkan pemahaman tersebut, baik berdasarkan kepentingan pastoral Konsili atau faktor lainnya, bermuka dua.

Menangani seluruh isu tersebut telah berhasil dengan SSPX (atau umat Katolik lainnya yang memiliki pertanyaan tentang Vatikan II) akan bertindak baik, kesabaran dan doa. Namun untuk umat beriman Katolik, dengan ditekankan oleh Mgr . Ocariz, hanya ada satu suara yang handal dalam analisis akhir: "Sebuah interpretasi otentik dari teks Konsili hanya dapat dilakukan oleh Magisterium Gereja sendiri." 

William Doino Jr adalah seorang kontributor Majalah Vatikan, di antara banyak terbitan lainnya, dan sering menulis tentang agama, sejarah dan politik, ia juga adalah seorang admin website First Things. Dia berkontribusi secara ekstensif pada bibliografi kerja Paus Pius XII untuk The Pius War: Responses to the Critics of Pius XII.

Vivit Dominus in cuius conspectu sto.

Wednesday, February 26, 2014

Cara Mengirim Surat Ke Sri Paus


VatikanPaus Fransiskus mendapatkan begitu banyak surat� sekitar 30 karung besar berisi surat setiap minggunyasehingga Vatikan mendirikan kantor khusus untuk menyortir tumpukan surat yang masuk. Mgr. Giuliano Gallorini (Sekretariat Negara Vatikan) ialah yang bertanggung jawab terhadap �Kantor Korespondensi Kepausan� dan dibantu oleh seorang biarawati dan dua orang wanita awam.

Karung-karung surat dibawa dari Kantor Post Vatikan ke Terza Loggia di Istana Apostolik dimana para diplomat Vatikan bekerja. Disana, tim surat Kepausan menyeleksi semuanya, memasukkan surat-surat ke kardus tanpa penutup diatasnya yang sudah dilabeli �Portugis,� �Spanyol,� �Perancis� dan bahasa-bahasa lainnya.

Terkadang ada hadiah-hadiah seperti syal buatan tangan, patung-patung, gambar, namun Mgr. Gallorini mengatakan bahwa sebagian besar surat berupa permohonan doa dan dukungan. �Ini mungkin saja terjadi pada zaman kita, namun banyak orang yang berjuang dalam kesulitan, terutama dalam hal penyakit. Mereka memohon doa untuk anak-anak dan mereka menceritakan situasi ekonomi mereka yang sulit,� ujar beliau. Tim korespondensi membaca semua surat berbahasa Italia dan mengirimkan surat-surat tersebut ke pihak-pihak yang tepat yang menawarkan bantuan. Sebagai contoh, permintaan bantuan ekonomi akan dikirim ke kantor Caritas paroki yang tepat, ujar Monsinyur.

Beliau berkata bahwa mereka berusaha melakukan apa yang diinginkan oleh Paus Fransiskus, yaitu mendengarkan sesama dengan hati dan pikiran, berbagi dalam penderitaan mereka dan mencoba untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk membalas surat mereka (Mereka mengirimkan balasan kepada semua orang!).

Foto dari video CTV yang menampilkan ruang surat untuk korespondensi Kepausan
Surat seperti apa yang akan sampai di meja Sri Paus sendiri?

Mgr. Gallorini menjawab, �Kasus-kasus yang lebih rumit� atau sensitif. Surat-surat seperti ini akan diteruskan ke sekretaris-sekretaris Paus yang selanjutnya dapat dipastikan bahwa sri Paus sendiri yang akan membacanya dan memutuskan bagaimana mereka sebainya menyelesaikannya.
Paus Fransiskus �selalu berkata bahwa seorang Pastor harus hidup dengan umatnya, dengan dombanya, untuk merasakan dan menghidupi pengalaman mereka bersama mereka,� kata Monsinyur. Namun, karena tidak mungkin bagi Sri Paus untuk membaca surat yang diterimanya, Paus meminta tim korespondensinya untuk melakukan pendekatan dengan rasa solidaritas dan kasih seperti dia sendiri.

Berikut alamat dari Paus Fransiskus dan Paus Emeritus Benediktus XVI:

Pope Francis                                                                                           Pope Emeritus Benedict XVI
Domus Sanctae Martae                                                                               Mater Ecclesia Monastery
00120 Vatican City State                                                                             00120 Vatican City State

Vivit Dominus in cuius conspectu sto. 

Wednesday, January 29, 2014

Gelar Patriark Barat-Paus Roma


Dalam membahas gelar �Patriarkh Barat�, perlu ditelaah kembali beberapa latar belakang historis yang berhubungan dengan primasi dan supremasi yang ada didalam diri seorang Paus, sebagai suksesor rasul Petrus. Sehubungan dengan otoritas Paus yang dipandang lebih tinggi daripada seluruh Uskup, meski Paus juga seorang Uskup Agung dari Keuskupan Agung Roma. Namun, tetaplah Paus memiliki otoritas yang unik dan tidak dimiliki oleh Uskup lainnya. Paus dalam segala tetek bengeknya memiliki beberapa gelar: Uskup Roma, Wakil Yesus Kristus, Suksesor Santo Petrus-Sang Pangeran para Rasul, Imam Agung Gereja Universal, Patriarkh Barat, Primat Italia, Uskup Agung Metropolit Provinsi Roma, Pemegang kedaulatan Negara Vatikan, Hamba dari Hamba Allah.

Gelar Patriarkh Barat ini muncul dalam dokumen-dokumen sepanjang sejarah. Gelar ini memberikan fakta bahwa Gereja perdana mengakui suatu kepemimpinan tertentu di antara para Uskup dari lima kota paling bergengsi di wilayah mediterania kuno; Roma, Antiokhia, Alexandria, Konstantinopel (salah satu kota dengan para Uskup Byzantine yang berusaha setengah mati untuk merebut urutan nomor dua setelah Roma) dan Yerusalem. Gelar ini diresmikan oleh Paus Theodorus I (642-649) saat Kekaisaran Romawi terbagi menjadi dua yaitu Roma di barat dan Konstantinopel di timur. Namun kisah dari gelar ini pupus saat Paus Benediktus XVI menanggalkannya pada bulan Februari 2006. Tindakan sri Paus dalam menanggalkan gelar ini memunculkan reaksi panas dari kalangan umat, kebingungan bahkan kekhawatiran.

Annuario Pontificio, buku tahunan resmi Vatikan, pada edisi terbarunya tahun 2006 silam, tidak lagi menyebutkan gelar Patriarkh Barat kepada Paus Benediktus XVI yang kala itu baru saja menjabat sebagai seorang Paus. Tindakan yang terbilang ekstrim ini dilakukan oleh Paus Benediktus bukanlah tanpa alasan, Paus Benediktus XVI yang kabarnya membuat keputusan sendiri untuk melepas gelar ini, berharap untuk menghilangkan konsep pemikiran bahwa Takhta Suci yang menggambarkan kemuliaan Gereja Barat maka seolah-olah terpisah dari Gereja Timur entah dalam tradisi ataupun hal lainnya. Gelar yang muncul secara tradisional sebelum �Primat Italia� yang jarang sekali digunakan setelah Skisma Besar 1054, ketika Gereja-gereja Orthodoks memisahkan diri dari Takhta Suci, ini sempat menghadapi beberapa rintangan. Beberapa teolog Katolik seperti Kardinal Yves Congar�berpendapat bahwa istilah �Patriarkh Barat� tidak memiliki dasar sejarah dan teologi yang jelas. Ini diperkenalkan kepada Nomenklatur Kepausan pada 1870 tepat pada saat Konsili Vatikan I.  "Menurut saya, Paus ingin menghilangkan sejenis komparasi dan sikapnya tersebut untuk merangsang lancarnya perjalanan ekumenis , " tandas Kardinal Silvestrini.

Paus Benediktus memilih untuk menghapus gelar ini pada saat diskusi ekumenis dengan Gereja-gereja Ortodoks untuk menekankan pelayanan Uskup Roma kepada seluruh komunitas Kristen, sebagai fokus persatuan dalam Gereja universal. Gelar-gelar yang ada melekat pada Paus ini telah berkembang selama berabad-abad, sebutan yang berbeda ini mencerminkan kuasa Paus dan otoritas Apostolik. Istilah "Paus" pada awalnya tidak selalu digunakan secara eksklusif untuk Uskup Roma. Hal ini diterapkan bagi uskup lain sampai abad ke-11, hingga Paus Gregorius VII mengeluarkan perintah bahwa gelar �Paus� hanya dikenakan oleh penerus Santo Petrus.

Gelar pertama untuk Paus ialah, " Uskup Roma" yang merupakan tampilan asli seorang Paus, yang dipilih oleh para Kardinal. Selanjutnya yaitu gelar "Wakil Yesus Kristus" dan �Suksesor Santo Petrus-Sang Pangeran Para Rasul� yang secara eksplisit dan implisit menyatakan peran Petrus sebagai pemegang kunci Kerajaan Surga yang telah ditunjuk oleh Kristus sendiri untuk menggembalakan Gereja-Nya. Gelar ini mulai digunakan pada abad ke-5 dan ke-6.

Dimulai pada abad ke-12, Paus menyatakan diri memiliki kewenangan yang lebih besar atas para uskup lainnya. Gelar �Imam Agung Gereja Universal� diresmikan. Kedudukan Petrus sebagai �Primus Inter Pares�, yang pertama dari antara yang lain, bukanlah suatu yang asing dari pewartaan Perjanjian Baru. Dia adalah pribadi yang mewakili Gereja menyatakan iman akan Yesus sebagai Putra Allah sehingga kemudian Petrus ditetapkan sebagai batu karang Gereja (bdk. Mat 16:13-20). Pilihan akan Petrus bukanlah karya manusia, melainkan buah rahmat ilahi, yang akannya manusia bisa taat. (Paus Benediktus XVI)

Gelar "Primat Italia�, " Uskup Agung Metropolit Provinsi Roma" dan "Pemegang Kedaulatan Negara Vatikan" adalah referensi otoritas hukum dan kanonik Paus seperti yang didefinisikan oleh hukum Gereja dan Perjanjian Lateran tahun 1929. Gelar terakhir yaitu, "Hamba dari Hamba Allah" menjadi penutup dari keseluruhan gelar Paus yang sangat jelas memberikan realitas bahwa Paus adalah seorang hamba. Sama seperti manusia biasa dengan segala sifat baik dan jahat, nafsu seksual dan dosa.


Dengan demikian, yang perlu digarisbawahi ialah, dengan melepas gelar Patriarkh Barat, Paus Benediktus XVI bukan seolah-olah takut bahwa gereja-gereja yang berada diluar Gereja Katolik tidak akan kembali ke rumah mereka, persatuan gereja-gereja itu pasti terjadi sesuai dengan doa Yesus sendiri, �Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, didalam Aku dan Aku didalam Engkau, agar mereka juga didalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.� (Yoh 17:21). Sehingga, setiap orang Katolik terpanggil untuk membawa mereka semua pulang ke pangkuan Bunda Gereja melalui doa, dengan menjadi saudara mereka--bersaudara sebagai murid-murid Kristus.

Dominus illuminatio mea!
Vivit Dominus in cuius conspectu sto.

Monday, January 13, 2014

[Pengumuman] Paus Fransiskus Umumkan 19 Nama Kardinal Baru (22 Februari 2014)


(Radio Vatikan) setelah doa Angelus (Malaikat Tuhan) pada hari Minggu, Paus Fransiskus mengumumkan nama-nama mereka yang akan menjadi Kardinal pada Konsistori mendatang.

Seperti yang telah diumumkan sebelumnya, pada tanggal 22 Februari, Pesta Takhta St. Petrus, saya senang untuk memimpin Konsistori, selama itu saya akan mengumumkan 16 Kardinal baru, yang berasal dari 12 negara dari berbagai belahan dunia, mewakili hubungan gerejawi yang mendalam antara Gereja Roma dan gereja lain di seluruh dunia . Hari berikutnya [23 Februari] saya akan memimpin sebuah konselebrasi meriah (Misa Kudus) dengan Kardinal baru, sementara itu pada tanggal 20 Februari dan 21 saya akan mengadakan konsistori dengan seluruh Kardinal untuk merefleksikan tema keluarga.

Berikut adalah nama-nama para Kardinal baru:
1. Pietro Parolin, Uskup Agung Tituler Acquapendente, Sekretaris Negara Vatikan.
2. Lorenzo Baldisseri, Uskup Agung Tituler Diocleziana, Sekretaris Jenderal Sinode Para Uskup.
3. Gerhard Ludwig Mulle , Uskup Agung - Uskup emeritus Regensburg, Prefek Kongregasi Ajaran Iman.
4. Beniamino Stella, Uskup Agung Tituler Midila, Prefek Kongregasi Para Imam.
5. Vincent Nichols, Uskup Agung Westminster (Inggris).
6. Leopoldo Jos� Brenes Solorzano, Uskup Agung Managua (Nikaragua).
7. G�rald Cyprien Lacroix, Uskup Agung Qu�bec (Canada).
8. Jean - Pierre Kutwa , Uskup Agung Abidjan (Pantai Gading) .
9. Orani Jo�o Tempesta, O.Cist . , Uskup Agung Rio de Janeiro (Brazil).
10. Gualtiero Bassetti, Uskup Agung Perugia - Citt� della Pieve (Italia).
11. Mario Aurelio Poli, Uskup Agung Buenos Aires (Argentina).
12. Andrew Yeom Soo jung , Uskup Agung Seoul (Korea).
13. Ricardo Ezzati Andrello, SDB, Uskup Agung Santiago del Cile (Chile).
14. Philippe Nakellentuba Ou�draogo, Uskup Agung Ouagadougou (Burkina Faso).
15. Orlando Quevedo B. , OMI, Uskup Agung Cotabato (Filipina).
16. Chibly Langlois, Uskup Les Cayes (Ha�ti).

Bersama dengan mereka, saya akan memasukkan anggota kedalam kolese Para Kardinal, tiga Uskup Agung Emeritus yang mahsyur karena pelayanan mereka kepada Takhta Suci dan Gereja .
Mereka adalah:
1. Loris Francesco Capovilla, Uskup Agung Tituler Mesembria.
2. Fernando Sebasti�n Aguilar, CMF, Uskup Agung Emeritus Pamplona.
3. Kelvin Edward Felix, Uskup Agung Emeritus Castries.

Marilah kita berdoa untuk Para Kardinal yang baru, yang dianugerahkan oleh kebajikan dan kepekaan oleh Tuhan Yesus, Gembala yang Baik, supaya mereka dapat membantu Uskup Roma secara efektif dalam pelayanan kepada Gereja Universal.

Vivit Dominus in cuius conspectu sto.
Diterjemahkan oleh Katolisitas Indonesia dari News. va English (Facebook)

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)