Latest News

Showing posts with label Masa Prapaskah. Show all posts
Showing posts with label Masa Prapaskah. Show all posts

Tuesday, February 25, 2020

PERWUJUDAN SPIRITUALITAS MASA PRAPASKAH

 

 [ stand-under.blogspot.com ]
Para sahabat terkasih, sebentar lagi kita akan memasuki masa Prapaskah. Masa Prapaskah  kita rayakan selama kurang lebih empat puluh hari dan kita mulai pada perayaan Rabu Abu tepat pada tanggal 26 Februari. Setiap merayakan masa Prapaskah kita diajak untuk menghayati beberapa  hal penting yakni PUASA, pantang, doa, dan aksi sosial. Tentang pantang dan puasa sudah jelas bagi kita garis pelaksanaannya. Satu hal perlu ditegaskan bahwa masa Prapaskah ini bukan soal makan dan minum tetapi ada hal yang lebih penting dan utama dari situ yakni semakin membarui diri untuk  lebih mengasah energy positif dalam diri kita yakni semakin beriman, berbelarasa dan berbelaskasih. Saya menyampaikan Beberapa poin dalam rangka mewujudkan spiritualitas masa Prapaskah

a. Sediakan waktu untuk membaca Kitab Suci dan Berdoa
Perwujudannya sebelum tidur malam dan setelah bangun. Bersyukur dan mohon berkat adalah sikap yang harus kita kembangakan selama masa Prapaskah ini.

b. Mengurangi pemakaian HP
Perwujudannya; no HP salam berada di Gereja, waktu setiap makan, waktu pertemuan dan belajar (untuk anak sekolah). Ciptakan quality time bagi keluarga dan sesama dengan berbincang dan sharing.

c. Kurangi makan di luar dan jajan.
Perwujudannya kalau selama ini sering makan di luar dan jajan, maka kurangi frekwensinya dan kurangi juga porsi makanananya serta kemahalannya

d. Pantang menggosip dan menyebarkan berita hohong (HOAX) Perwujudannya; cek kebenaran suatu berita (isu) sebelum kita menyebarkannya. Bila Perlu bertanya kepada teman.

e. Pantang marah
Perwujudannya, janganlah mengumbar amarah waktu makan, waktu berada di tengah khayalak ramai. Intinya jangan mempermalukan orang lain di depan umum.

f. Budayakan meminta maaf
Perwujudannya ketika kita menyakiti hati orang lain, jangan enggan meminta maaf. Ini adalah cara terbaik untuk saling menjaga perasaan dan membina relasi persaudaraan.

g. Perbanyak aksi kasih
Perwujudannya; semua yang kita sisihkan selama masa Prapaskah entah dari pengurangan jajan, makanan, pulsa, kita berikan kepada orang yang membutuhkan. Ingat para sahabat terkasih, hal kecil yang berikan dengan semangat kasih sungguh besar nilainya. Dan kalau setiap orang menyumbang nilai kecil maka seluruh dunia akan dihiasi denga aksi kasih ketulusan. Selamat mempersiapkan hati memasuki masa Prapaskah.

Catatan; Hal baik dalam semua poin di atas akan lebih indah kalau kita mewujudkannya sepanjang hidup. Jadi bukan hanya terbatas pada Masa Prapaskah saja.
[ stand-under.blogspot.com ]
Yos'Ivo OFMCAP
Untuk rekan-rekan umat Katolik.....
Selamat Hari Rabu Abu.
Selamat menjalankan *PUASA*di Masa Pra Paskah 2020 ini.
“Semakin Beriman,
Semakin Bersaudara, Semakin Berbela Rasa”.
....
💐💝🇮🇩


Saturday, March 17, 2012

Mengenal Masa Prapaskah

Masa Prapaskah dimulai dengan perayaan Rabu Abu di Gereja. Dengan menerima abu, setiap umat beriman diingatkan untuk kembali kepada Tuhan. �Kamu berasal dari abu dan akan kembali menjadi abu.� (Kej 2:7).

Forma ini mengingatkan kita akan kematian dan/atau kedatangan Tuhan yang dapat terjadi sewaktu-waktu seumpama pencuri di waktu malam, oleh karena itu diperlukan sikap berjaga-jaga dan bertobat: �Bertobatlah dan percayalah pada Injil.� Abu merupakan tanda yang mengingatkan kepada kita bahwa kita berasal dari debu tanah dan akan kembali ke abu/ debu tanah. Kita ketahui bahwa manusia pertama diciptakan Allah dari debu tanah dan semua manusia akan meninggal, dan tubuhnya akan kembali terurai menjadi debu tanah. Pada saat kita menerima tanda salib dari abu di dahi kita pada hari Rabu Abu, kita diingatkan bahwa suatu saat nanti kita akan kembali ke tanah, yaitu bahwa hidup kita di dunia ini adalah sementara. Maka kita diajak untuk mengarahkan hati kepada Allah yang menciptakan kita, sebab Dia berada di atas kita dan segala kesenangan dunia sifatnya sementara.

Masa Prapaskah mempunyai dua ciri khas yaitu mengenangkan atau mempersiapkan pembaptisan dan membina pertobatan. Warna Liturgi secara Umum adalah Ungu: lambang pertobatan, kecuali Tri Hari Suci atau Perayaan Wajib Selama Masa Prapaskah.

Pada tahun 2011 ini, Hari Rabu Abu diperingati pada tanggal 9 Maret 2011, di setiap Gereja Katolik akan dilaksanakan Ekaristi Rabu Abu beberapa kali untuk menerimakan abu kepada Umat. Masa Prapaskah akan dilaksanakan selama 40 hari (di luar hari Minggu, yang dipandang sebagai Hari Tuhan) mulai tanggal 9 Maret 2011 sampai dengan Hari Sabtu Vigili tgl. 23 April 2011.

Angka 40 (hari) diperoleh dari beberapa referensi dari Alkitab, yaitu: hujan selama 40 hari pada jaman Nabi Nuh sebelum Tuhan membuat perjanjian pada keluarga Nuh dan keturunannya (Kej 7:4); selama 40 hari Musa berada di puncak gunung Sinai sebelum menerima kesepuluh perintah Allah yang menjadi tanda Perjanjian Lama dengan umat Israel (Kel 24:18); perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Terjanji selama 40 tahun (Bil 14:33). Kesemuanya menandai masa pertobatan menuju suatu �kelahiran� baru. Dalam Injil kitapun membaca bagaimana Yesus berpuasa 40 hari sebelum memulai pelayanan-Nya memberitakan kabar keselamatan (Mat 4:1-2; Mrk 1:12-13; Luk 4:1-2).

St. Leo (461) adalah Bapa Gereja yang menyatakan bahwa tradisi berpuasa selama 40 hari ini merupakan tradisi dari para rasul dan ahli sejarah Socrates (433) dan St. Hieronimus Agung (420) juga mengatakan hal serupa.

Dalam semangat pertobatan itulah ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama masa Prapaskah sebagai berikut :

1. MASA PRAPASKAH adalah MASA RETRET AGUNG UMAT

* Masa Prapaskah sering disebut sebagai Retret Agung Umat, maka dalam masa Prapaskah umat diharapkan mendalami iman, pribadi maupun dalam komunitas, serta membiasakan diri dengan doa/renungan serta ibadat yang lebih intens.

* Masa pembinaan pertobatan dan penerimaan kembali mereka yang telah berdosa berat. Mereka yang terkena ekskomunikasi dibina untuk dibimbing kembali ke pangkuan Gereja. Paroki perlu mempersiapkan seorang yang khusus yang bijaksana dan berpengalaman dalam mendampingi para petobat yang hendak kembali dan akan diterima kembali dalam Gereja Katolik.

* Penerimaan Sakramen Tobat bagi umat biasanya dilaksanakan sebelum Pekan Suci. Dianjurkan penerimaan Sakramen Tobat juga diadakan di lingkungan-lingkungan untuk melayani mereka yang sakit, lanjut usia atau yang cacat. Untuk hal ini perlu koordinasi antara Pastor Paroki setempat dan ketua lingkungan setempat untuk mempersiapkan tempat dengan memperhatikan situasi dan kondisi umat lingkungan.

* Cara-cara mendekatkan diri pada Tuhan selama Masa Retret Agung Umat ini dapat pula dilaksanakan dengan menyangkal diri dengan membiasakan diri melakukan hal-hal baik, misalnya: Mengikuti Misa Harian (di samping Misa hari Minggu, tentu saja). Menyangkal kemalasan bangun pagi dan mengikuti Misa dan menyambut Kristus dalam Ekaristi adalah bukti yang nyata bahwa kita sungguh menghargai apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita di kayu salib demi keselamatan kita. Dapat pula meluangkan waktu untuk doa Adorasi, di hadapan Sakramen Maha Kudus, atau kita dapat mulai berdoa Rosario setiap hari. Atau mulai dengan setia meluangkan waktu untuk merenungkan Kitab Suci atau mempelajari Katekismus Gereja Katolik.

* Diadakan pertemuan-pertemuan untuk sharing iman / ibadat / pendalaman iman di lingkungan setepat sejalan dengan tema yang telah ditetapkan oleh masing-masing keuskupan. Untuk Keuskupan Agung Jakarta telah ditetapkan tema APP Tahun 2011: �Mari Berbagi�, yang dijabarkan dalam 4 sub tema :

* Aku Diberi maka Aku Memberi
* Berbagi dalam Kekurangan
* Ekaristi Sumber Berbagi
* Komunitas Kristiani: Komunitas yang berbagi

2. PUASA DAN PANTANG sebagai bentuk MATI RAGA

* Pertama-tama perlu diketahui alasan mengapa kita berpuasa dan berpantang. Bagi kita orang Katolik, puasa dan pantang adalah tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa kita dan demi mendoakan keselamatan dunia. Jadi puasa dan pantang bagi kita tak pernah terlepas dari doa. Dalam masa prapaska, maka puasa, pantang dan doa disertai juga dengan perbuatan amal kasih bersama-sama dengan anggota Gereja yang lain. Dengan demikian, pantang dan puasa bagi kita orang Katolik merupakan latihan rohani yang mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama, dan bukan untuk hal lain, seperti diit/ supaya kurus, menghemat, dll. Dengan mendekatkan dan menyatukan diri dengan Tuhan, maka kehendak-Nya menjadi kehendak kita. Kita pun dapat mulai mendoakan keselamatan dunia dengan mulai mendoakan bagi keselamatan orang-orang yang terdekat dengan kita: orang tua, suami/ istri, anak-anak, saudara, teman, dan juga kepada para imam, pemimpin Gereja, pemimpin negara, dst.

* Pantang dan Puasa bukanlah alasan untuk malas atau segan untuk melakukan karya amal dan kebaikan bagi sesama. Justru pantang dan puasa seharusnya mengobarkan semangat untuk mulai peduli pada sesama, bekerja lebih giat dan rajin tanpa pamrih, tidak mudah mengeluh, tidak mudah putus asa, lebih memperhatikan tetangga/ kerabat yang kesusahan, menghibur mereka yang sedang sakit/ terkena musibah, semua hal ini juga dapat dilakukan. Selalu ada yang dapat kita lakukan sebagai bentuk pertobatan, (dan tidak terbatas pada tidak makan daging dan ikan), dan inilah esensi dari Masa Prapaska.

* Makna berpuasa dan berpantang : Secara kejiwaan, berpuasa memurnikan hati orang dan mempermudah pemusatan perhatian waktu bersemadi dan berdoa. Puasa juga dapat merupakan korban atau persembahan. Puasa pantas disebut doa dengan tubuh, karena dengan berpuasa orang menata hidup dan tingkah laku rohaninya. Dengan berpuasa, orang mengungkapkan rasa lapar akan Tuhan dan kehendakNya. Ia mengorbankan kesenangan dan keuntungan sesaat, dengan penuh syukur atas kelimpahan karunia Tuhan. Demikian, orang mengurangi keserakahan dan mewujudkan penyesalan atas dosa-dosanya di masa lampau. Dengan berpuasa, orang menemukan diri yang sebenarnya untuk membangun pribadi yang selaras. Puasa membebaskan diri dari ketergantungan jasmani dan ketidakseimbangan emosi. Puasa membantu orang untuk mengarahkan diri kepada sesama dan kepada Tuhan.

* Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.

* Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.

* Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya satu sehari, penulis menganjurkan makan kenyang pada waktu pagi atau siang hari, agar makanan dapat diolah menjadi tenaga untuk memenuhi aktifitas harian kita. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok.

* Karena begitu ringannya, kewajiban berpuasa dan berpantang, sesuai dengan semangat tobat yang hendak dibangun, umat beriman, baik secara pribadi, keluarga, atau pun kelompok, dianjurkan untuk menetapkan cara berpuasa dan berpantang yang lebih berat. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya. Artinya setiap orang Katolik sangat dianjurkan untuk memilih wujud pantangnya yang lebih tepat dan bermanfaat untuk membangun sikap tobat yang berguna untuk pengembangan imannya. Dengan demikian kita dijauhkan dari semangat legalistis dan minimalistis, dan dengan kesadaran pribadi berusaha mewujudkan hidup pertobatan kita, serta mengarahkan diri menuju hidup seorang beriman yang lebih berkualitas.

* Pantang tidak terbatas hanya makanan, namun pantang makanan dapat dianggap sebagai hal yang paling mendasar dan dapat dilakukan oleh semua orang. Namun jika satu dan lain hal tidak dapat dilakukan, terdapat pilihan lain, seperti pantang kebiasaan yang paling mengikat, seperti pantang nonton TV, pantang �shopping�, pantang ke bioskop, pantang �gossip�, pantang main �game� dll. Jika memungkinkan tentu kita dapat melakukan gabungan antara pantang makanan/ minuman dan pantang kebiasaan ini.

* Waktu berpuasa, kita makan kenyang satu kali, dapat dipilih sendiri pagi, siang atau malam. Harap dibedakan makan kenyang dengan makan sekenyang-kenyangnya. Karena maksud berpantang juga adalah untuk melatih pengendalian diri, maka jika kita berbuka puasa/ pada saat makan kenyang, kita juga tetap makan seperti biasa, tidak berlebihan. Juga makan kenyang satu kali sehari bukan berarti kita boleh makan snack/ cemilan berkali-kali sehari. Ingatlah tolok ukurnya adalah pengendalian diri dan keinginan untuk turut merasakan sedikit penderitaan Yesus, dan mempersatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib demi keselamatan dunia.

* Maka pada saat kita berpuasa, kita dapat mendoakan untuk pertobatan seseorang, atau mohon pengampunan atas dosa kita. Doa-doa seperti inilah yang sebaiknya mendahului puasa, kita ucapkan di tengah-tengah kita berpuasa, terutama saat kita merasa haus/ lapar, dan doa ini pula yang menutup puasa kita/ sesaat sebelum kita makan. Di sela-sela kesibukan sehari-hari kita dapat mengucapkan doa sederhana,�Ampunilah aku, ya Tuhan. Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Mohon selamatkanlah �..� (sebutkan nama orang yang kita kasihi)

3. PENYISIHAN DERMA dalam KOTAK APP (Aksi Puasa Pembangunan)

* Sejalan dengan semangat makna Masa Prapaskah ialah bermatiraga dalam rangak pertobatan yang diwujudnyatakan dalam semangat doa dan kepedulian pada sesama, maka dalam Masa Prapaskah dibagikan kotak APP untuk menunjukkan kepedulian kepada sesama. Kotak APP akan didistribusikan melalui ketua lingkungan masing-masing, atau melalui kelompok-kelompok kategorial atau komunitas-komunitas yang lain, misalnya sekolah, bina iman, kelompok katekumen dan lain-lain.

* Kotak APP dapat diperoleh untuk setiap keluarga (1 kotak untuk tiap keluarga) atau dapat juga perorangan (1 kotak APP untuk setiap orang), semuanya tergantung dari besarnya semangat berkorban, semangat berbagi dalam menjalankan APP dalam keluarga atau pribadi masing-masing. Bila kotak APP sudah penuh sementara masa Prapaskah masih berjalan dan dibutuhkan kotak APP lagi, silahkan menghubungi ketua lingkungan setempat atau pemimpin komunitas/kelompok ketegorial yang bersangkutan. Para ketua lingkungan harus dengan bijaksana memenuhi kebutuhan umat akan Kotak APP.

* Cara pengisian Kotak APP yang benar adalah dengan menyisihkan uang hasil dari berpantang dan berpuasa. Misalnya: bagi yang berpantang rokok, pada hari berpantang uang yang sedianya dipergunaka untuk membeli rokok maka dalam hari berpantang uang tersebut dimasukkan ke dalam kotak APP, atau misalnya dalam keluarga memutuskan makan daging, karena hari berpantang, maka uang belanja pastinya ada kelebihan karena tidak membeli daging, kelebihan inilah yang dimasukkan ke dalam Kotak APP. Para orangtua, guru, ketua lingkungan dan ketua komunitas harus memberikan penjelasan yang baik kepada anak-anak sehubungan dengan pengumpulan dana APP dalam kotak APP. Saya pribadi yakin anak-anak memiliki ketulusan dan semangat berbagi yang lebih besar bila diberi pengertian untuk menyisihkan uang jajan atau uang saku selama masa Prapaskah ini.

* Kotak APP akan dikumpulkan di akhir Masa Prapaskah, atau di awal Masa Paskah, tergantung kebijaksanaan masing-masing Paroki, untuk nantinya Dana APP dari seluruh paroki dikumpulkan ke Keuskupan, untuk dipergunakan bagi pelayanan warga miskin dan/atau pengembangan umat basis.

4. AMAL DAN KARYA SOSIAL selama MASA PRAPASKAH

* Dengan merenungkan sengsara Tuhan Yesus, maka kita diajak untuk lebih peka terhadap kebutuhan sesama, dalam hal ini semangat berbagi kepada yang miskin sangat dianjurkan untuk menjadi kegiatan prbadi atau kelompok. Pertama-tama memang harus mengevaluasi sikap pribadi kita kepada yang paling dekat misalnya pembantu rumah tangga dan supir. Kepedulian kepada sesama dapat pula diwujudkan dengan membagikan rejeki kita kepada orang miskin secara pribadi. Kegiatan amal pribadi ini sangat baik bila dilakukan tanpa diketahui oleh orang lain. Sabda Yesus dapat menjadi pedoman di sini: �Apa yang diperbuat oleh tangan kananmu janganlah diketahui oleh tangan kirimu.� Juga kutipan dari Nabi Yesaya tentang Kesalehan yang sejati dapat menjadi pedoman : �

* Secara komunitas, kegiatan amal dan karya sosial kepada orang miskin sangat dianjurkan pada masa Prapaskah. Misalnya sebuah komunitas atau lingkungan melakukan karya sosial kepada yang miskin dalam Masa Prapaskah ini.

* Banyak sekali sesungguhnya yang dapat kita lakukan, jika kita sungguh ingin bertumbuh di dalam iman. Namun seungguhnya, mulailah saja dengan langkah kecil dan sederhana. St. Theresia dari Liseux pernah mengatakan tipsnya, yaitu, �Lakukanlah perbuatan-perbuatan yang kecil dan sederhana, namun dengan kasih yang besar.�

5. IBADAT JALAN SALIB selama MASA PRAPASKAH

* Jalan Salib disusun berdasarkan meditasi St. Bernard, St. Fransiskus Asisi dan St. Bonaventura di abad pertengahan, yang kemudian dituangkan dalam 14 pemberhentian seperti yang kita kenal sekarang dari komunitas Fransiskan di abad ke 17. Tujuan renungan/ meditasi ini adalah supaya umat dapat merenungkan kisah sengsara Yesus dari saat sebelum wafat-Nya sampai Ia dikuburkan.

* Ibadat Jalan Salib diadakan setiap Hari Jumat selama Masa Prapaskah, Ibadat ini dapat dilaksanakan di Gereja atau dapat juga dilaksanakan di di setiap lingkungan di tempat yang sesuai. Doa jalan Salib pribadi atau bersama keluarga juga dianjurkan untuk dilaksanakan selama Masa Prapaskah.

* Doa Jalan Salib biasanya disesuaikan dengan tema APP di setiap Keuskupan.

* Jalan Salib juga dapat diadakan dengan sedikit improvisasi dan modifikasi agar lebih menghasilkan buah-buah kebaikan selama Masa Prapaskah atau lebih menguatkan tujuan tentang makna sebenarnya dari Masa Prapaskah. Satu hal yang pernah kami laksanakan ialah Jalan Salib dengan perhentian rumah-rumah orang sakit dan lansia. Dlam setiap rumah yang kami �pandang� sebagai sebuah perhentian Jalan Salib, kami bertemu Yesus yang sengsara dalam diri mereka yang sakit dan jompo, disitulah kami �membalut luka-luka Tuhan� dengan menghibur dan mendoakan orang-orang sakit dan jompo tersebut.

6. LITURGI YANG BERBEDA selama MASA PRAPASKAH

* Kemuliaan dan Alleluia tidak dinyanyikan selama masa Prapaskah, kecuali pada hari raya wajib selama masa Prapaskah, yaitu HR St. Yusuf (tgl. 19 Maret) dan HR Kabar Sukacita (tgl. 25 Maret)

* Ikon-ikon kudus ditutupi, menandakan masa �umat di padang gurun�, hiasan-hiasan sebaiknya tidak dibuat mewah, hiasan bunga ditiadakan selama masa Prapaskah. Alat-alat musik hanya boleh dimainkan secara sederhana untuk mengiringi nyanyian dan yang menggarisbawahi ciri tobat.

* Sejalan dengan itu, maka Perayaan-perayaan atau pesta-pesta dan resepsi tidak dianjurkan selama masa Prapaskah. Demikian biasanya penerimaan Sakramen Perkawinan dan Imamat ditiadakan selama masa Prapaskah. Tetapi pemberesan perkawinan bagi mereka yang terkena ekskomunikasi sangat dianjurkan selama Masa Prapaskah (lihat poin di atas). Pastor paroki dimohon secara bijaksana mencermati dan mengambil kebijakan sebaik mungkin dalam situasi dan kebutuhan pelayanan umat ini.

* Hari Minggu Palma : Mengenangkan Sengsara Tuhan. Liturgi dimulai dengan upacara di luar Gereja, dilanjutkan perarakan menuju Gereja sambil membawa daun-daun palma yang telah diberkati. Dalam Bacaan terdapat Kisah Sengsara Yesus, untuk tahun 2011 (Tahun Liturgi A), dibacakan Kisah Sengsara menurut St. Matius

Liturgi Tri Hari Suci.

* Kamis Putih: Penetapan Perjamuan Suci / Peringatan Perjamuan Malam Terakhir.
Pagi hari di Katedral: Misa Krisma
warna liturgi : Putih, ada pembasuhan kaki, perarakan dan pentahtaan Sakramen Mahakudus, hiasan altar �dilucuti� setelah Ekaristi (terakhir).
ibadat tuguran: satu jam bersama Yesus, ibadat ini dapat dilaksanakan secara umum setiap jam atau bergiliran tiap lingkungan.

* Jumat Agung : Peringatan Sengsara dan Wafat Tuhan Yesus Kristus.
Altar polos dan bersih dari segala hiasan, tabernakel kosong dan terbuka.
Warna liturgi: Merah, tidak ada Ekaristi, tidak ada Tanda Salib, tidak ada nyanyian, kecuali Bait Pengantar Injil, langsung pembacaan KS, Pasio (Kisah Sengsara Tuhan) dari Injil Yohanes, Penghormatan Salib, Doa Umat meriah, Berkat meriah.
Dapat diterimakan komuni setelah penghormatan Salib.

* Sabtu Vigili: Malam Tirakatan Kebangkitan Tuhan: Merenungkan Tuhan yang Bangkit dan mengalahkan maut, membawa Terang dan memperbaharui hidup umat manusia.
Liturgi Cahaya: Upacara Lilin Paskah dan Pujian Paskah
Liturgi Bacaan: Dibacakan 9 Bacaan Kitab Suci : 7 dari PL dan 1 Surat St Paulus dan Kutipan Injil Matius (Tahun A)
Liturgi Baptis: Pemberkatan Air dan Pembaharuan Janji Baptis, Pemercikan Air Baptis kepada seluruh umat, malam paling tepat bila mau mengadakan pembaptisan.
Liturgi Ekaristi dan Berkat Paskah meriah dengan Alleluia.

* HR Paskah Kebangkitan Tuhan: Bersukacita karena Tuhan telah bangkit,
Ekaristi Pagi : Resurrexit, Kabar Sukacita karena Tuhan telah bangkit (Yoh 20:1-9)
Ekaristi Sore : Kebangkitan Tuhan Mengobarkan Semangat bagi yang Putus Asa (Luk 24:13-35)

Sumber : http://parokiyakobus.wordpress.com/2011/03/11/3774/

Saturday, March 12, 2011

Asal-mula Masa Prapaskah

oleh: P. William P. Saunders *

Bagaimanakah asal-mula Masa Prapaskah? Apakah Gereja selalu merayakannya sebelum Paskah?
~ seorang pembaca di Falls Church

Masa Prapasakah merupakan masa istimewa untuk berdoa, bertobat, bermatiraga dan melakukan karya belas kasihan sebagai persiapan menyambut perayaan Paskah. Dalam kerinduannya untuk memperbaharui praktek-praktek liturgi Gereja, Konstitusi tentang Liturgi Kudus Konsili Vatikan II menyatakan, �Dua ciri khas Masa Prapaskah - mengenang atau mempersiapkan pembaptisan, dan membina tobat - haruslah diberi penekanan yang lebih besar dalam liturgi dan dalam katekese liturgi. Masa Prapaskah merupakan sarana Gereja dalam mempersiapkan umat beriman untuk merayakan Paskah, sementara mereka mendengarkan Sabda Tuhan dengan lebih sering dan meluangkan lebih banyak waktu untuk berdoa.� (no. 109).

Sejak masa awal Gereja, terdapat bukti akan adanya semacam masa persiapan menyambut Paskah. Sebagai contoh, St. Ireneus (wafat 203) menulis kepada Paus St. Victor I, perihal perayaan Paskah dan perbedaan-perbedaan dalam perayaannya antara Timur dan Barat, �Perbedaan tidak hanya sebatas hari, tetapi juga ciri puasa yang sesungguhnya. Sebagian berpendapat bahwa mereka wajib berpuasa selama satu hari, sebagian berpuasa selama dua hari, lainnya lebih lama lagi; sebagian menetapkan 'masa' mereka selama 40 jam. Berbagai perbedaan dalam perayaan tersebut bukan berasal dari masa kita, melainkan jauh sebelumnya, yaitu sejak masa para leluhur kita.� (Eusebius, Sejarah Gereja, V, 24). Ketika Rufinus menerjemahkan bagian berikut ini dari bahasa Yunani ke bahasa Latin, tanda baca yang dibubuhkan antara �40� dan �jam� menjadikan maknanya tampak seperti �40 hari, dua puluh empat jam sehari.� Namun demikian, maksud pernyataan di atas adalah bahwa sejak masa �para leluhur kita� - sebutan bagi para rasul - suatu masa persiapan selama 40 hari telah ada. Tetapi, praktek nyata dan lamanya Masa Prapaskah masih belum seragam di seluruh Gereja.

Masa Prapaskah diatur secara lebih mantap setelah legalisasi agama Kristen pada tahun 313. Konsili Nicea (tahun 325), dalam hukum kanonnya, mencatat bahwa dua sinode provincial haruslah diselenggarakan setiap tahun, �satu sebelum Masa Prapaskah selama 40 hari.� St. Atanasius (wafat 373) dalam �Surat-surat Festal� meminta umatnya melakukan puasa selama 40 hari sebelum puasa yang lebih khusuk selama Pekan Suci. St. Sirilus dari Yerusalem (wafat 386) dalam Pelajaran Katekese, mengajukan 18 instruksi sebelum pembaptisan yang diberikan kepada para katekumen selama Masa Prapaskah. St. Sirilus dari Alexandria (wafat 444) dalam serial �Surat-surat Festal� juga mencatat praktek dan lamanya Masa Prapaskah dengan menekankan masa puasa selama 40 hari. Dan akhirnya, Paus St. Leo (wafat 461) menyampaikan khotbahnya bahwa umat beriman wajib �melaksanakan puasa mereka sesuai tradisi Apostolik selama 40 hari�. Orang dapat menyimpulkan bahwa pada akhir abad keempat, masa persiapan selama 40 hari menyambut Paskah yang disebut sebagai Masa Prapaskah telah ada, dan bahwa doa dan puasa merupakan latihan-latihan rohaninya yang utama.

Tentu saja, angka �40� selalu mempunyai makna spiritual khusus sehubungan dengan persiapan. Di gunung Sinai, sebagai persiapan untuk menerima Sepuluh Perintah Allah, �Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air� (Kel 34:28). Elia berjalan selama �40 hari dan 40 malam� ke gunung Allah, yakni gunung Horeb (nama lain Sinai) (1 Raj 19:8). Dan yang terutama, Yesus berpuasa dan berdoa selama �40 hari dan 40 malam� di padang gurun sebelum Ia memulai pewartaan-Nya di hadapan orang banyak (Mat 4:2).

Begitu Masa Prapaskah selama 40 hari ditetapkan, perkembangan berikutnya adalah menyangkut berapa banyak puasa yang harus dilakukan. Di Yerusalem, misalnya, orang berpuasa selama 40 hari, mulai hari Senin hingga hari Jumat, tetapi tidak pada hari Sabtu dan hari Minggu, dengan demikian Masa Prapaskah berlangsung selama delapan minggu. Di Roma dan di Barat, orang berpuasa selama enam minggu, mulai hari Senin hingga hari Sabtu, dengan demikian Masa Prapaskah berlangsung selama enam minggu. Akhirnya, diberlakukan praktek puasa selama enam hari dalam satu minggu, selama masa enam minggu, dan Rabu Abu ditetapkan untuk menggenapkan hari-hari puasa sebelum Paskah menjadi 40 hari. Peraturan-peraturan puasa bervariasi pula.

Pertama, sebagian wilayah Gereja berpantang dari segala bentuk daging dan produk hewani, sementara yang lain berpantang makanan tertentu seperti ikan. Sebagai contoh, Paus St. Gregorius (wafat 604), menulis kepada St. Agustinus dari Canterbury, perihal peraturan berikut: �Kami berpantang lemak, daging, dan segala makanan yang berasal dari hewan seperti susu, keju dan telur.�

Kedua, peraturan umum adalah orang makan satu kali dalam satu hari, yaitu pada sore hari atau pada pukul 3 petang.

Peraturan-peraturan puasa Masa Prapaskah juga mengalami perkembangan. Pada akhirnya, makan sedikit pada waktu siang diperbolehkan guna menjaga daya tahan tubuh selama melakukan pekerjaan sehari-hari. Makan ikan diperbolehkan, dan akhirnya makan daging juga diperbolehkan sepanjang minggu kecuali pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat. Dispensasi diberikan untuk mengkonsumsi produk-produk hewani jika orang melakukan kerja berat, dan akhirnya peraturan ini pun sepenuhnya dihapuskan.

Selama bertahun-tahun perubahan-perubahan terus dilakukan dalam merayakan Masa Prapaskah, menjadikan praktek kita sekarang tidak saja sederhana, tetapi juga ringan. Rabu Abu masih menandai dimulainya Masa Papaskah, yang berlangsung selama 40 hari, tidak termasuk hari Minggu. Peraturan-peraturan pantang dan puasa yang berlaku sekarang amatlah sederhana: Pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung, umat beriman berpuasa (makan kenyang hanya satu kali dalam sehari, ditambah makan sedikit untuk menjaga daya tahan tubuh) dan berpantang setiap hari Jumat selama Masa Prapaskah. Umat masih dianjurkan untuk �merelakan sesuatu� sesuatu selama Masa Prapaskah sebagai mati raga. (Catatan menarik adalah bahwa pada hari Minggu dan hari-hari raya, seperti Hari Raya St. Yusuf (19 Maret) dan Hari Raya Kabar Sukacita (25 Maret), orang bebas dan diperbolehkan makan / melakukan apa yang telah dikorbankan sebagai mati raga selama Masa Prapaskah).

Namun demikian, senantiasa diajarkan kepada saya, �Jika kamu berpantang sesuatu demi Tuhan, teguhkan hatimu. Janganlah berlaku seperti orang Farisi yang suka mencari-cari kesempatan.� Lagipula, penekanan haruslah dititikberatkan pada melakukan kegiatan-kegiatan rohani, seperti ikut serta dalam Jalan Salib, ambil bagian dalam Misa, adorasi di hadapan Sakramen Mahakudus, meluangkan waktu untuk berdoa secara prbadi, membaca bacaan-bacaan rohani, dan yang terutama menerima Sakramen Tobat dengan baik dan memperoleh absolusi. Meskipun praktek perayaan dapat berubah dan berkembang dari jaman ke jaman, namun fokus Masa Prapaskah tetap sama: yaitu menyesali dosa, memperbaharui iman, serta mempersiapkan diri menyambut perayaan sukacita misteri keselamatan kita.

* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls.
sumber : �Straight Answers: History of Lent� by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright �2002 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)