Latest News

Tuesday, April 30, 2019

Mungkin kamu tidak tahu bahwa apa yang kamu lakukan telah menjadikan mereka martir



ada tulisan bagus dari seorang Suster Srilanka yang ditujukan kepada Si Pembunuh (saya terjemahkan bebas):

Beautifully written by a Sri Lankan sister. (It is written to the killer who attacked Christians in SL)

(I) Appreciate that you made the effort to find out the timing of our mass.

(Saya hargai usahamu mencari tahu kapan misa diadakan)

Appreciate that you learnt more about our religion to know that Sundays are the days we go to Church for the congregational prayers and Mass.

(Saya hargai kamu belajar lebih banyak tentang agama kami untuk mengetahui bahwa hari Minggu adalah hari saat kami pergi ke gereja untuk misa dan doa bersama.)

But I guess there were some things you, rather unfortunately, didn’t get to learn.

(Tetapi sayangnya ada beberapa hal yang tidak kamu fahami)

Perhaps you didn’t know that what you did made them Martyrs.

(Mungkin kamu tidak tahu bahwa apa yang kamu lakukan telah menjadikan mereka martir)

And how you have single-handedly raised the statuses of our brothers and sisters in the eyes of their beloved Jesus with your actions. And how, through your actions, they will be raised as the most righteous and pious of Christian's.

(Dan dengan tanganmu sendiri, kamu telah meninggikan status saudari & saudara kami di mata Yesus yang mereka kasihi. Dan melalui perbuatanmu, mereka ditinggikan sebagai orang-orang Kristiani yang paling saleh dan beriman.)

Perhaps you didn’t know that doing what you did, at the time and place you chose, it actually meant that the last words that escaped their lips were probably words of remembrance and praise of Jesus. Which is a noble end many Christians could only dream of.

(Mungkin kamu tidak tahu dengan perbuatanmu, pada tempat dan waktu yang kamu pilih, sebenarnya berarti kata terakhir yang keluar dari bibir mereka barangkali adalah kata-kata pujian dan kenangan akan Yesus. Akhir yang pantas dipuji yang banyak orang Kristiani hanya bisa memimpikannya.)

And perhaps you didn’t know, but what you did would almost guarantee them paradise.

(Dan mungkin kamu tidak tahu, namun apa yang kamu perbuat hampir pasti mengantarkan mereka ke surga.)

Appreciate that you showed the world how Christian welcome, with open arms, even people like yourself into our Church, which is our second home.

(Saya hargai bahwa kamu telah menunjukkan kepada dunia bagaimana orang Kristiani menyambut dengan tangan terbuka bahkan orang seperti kamu ke gereja kami, yang adalah rumah kedua kami.

Appreciate you for showing that our Church have no locks or gates, and are unguarded because everyone and anyone is welcome to be with us.

(Saya hargai kamu tunjukkan Gereja kami tidak memiliki pintu gerbang atau gembok, dan tidak dijaga karena semua orang dan siapa saja diterima di tengah kami.)

Appreciate you for allowing the world to see the powerful image of men you injured, lying on back on the stretcher with his index finger raised high, as a declaration of his faith and complete trust in Jesus.

(Saya hargai kamu telah menunjukkan dunia melihat betapa kekuatan gambar orang yang kau lukai, telentang di tandu dengan jari telunjuk teracung tinggi, sebagai pernyataan iman dan percaya seutuhnya kepada Yesus.)

Appreciate how you brought the Churches,Government and communities together to stand with us.

(Saya hargai bagaimana kamu telah menyatukan Gereja-gereja, Pemerintah dan Komunitas-komunitas lain untuk mendukung kami.)

Appreciate that you made countless Srilankans come out of their homes to visit the Church nearest to them with flowers with beautiful messages of peace and love.

(Saya hargai kamu telah membuat banyak sekali penduduk Srilanka untuk datang mengunjungi gereja terdekat dengan bunga-bunga beserta pesan indah tentang kasih dan perdamaian.)

You have broken many many hearts and you have made the world weep. You have left a huge void.

(Kamu telah melukai hati banyak orang dan membuat dunia menangis. Kamu telah membuat kehampaan besar.)

But what you also have done have brought us closer together. And it has strengthened our faith and resolve.

(Namun apa yang telah kamu lakukan juga telah membuat kami semakin dekat. Dan membuat iman dan tekad kami lebih kuat.)

In the coming weeks, more people will turn up in the Church, a place you hate so much, fortified by the strength in our faith, and inspired by our fallen brothers and sisters.

(Beberapa minggu ke depan, lebih banyak orang yang akan datang ke Gereja, sebuah tempat yang begitu kamu benci, dibentengi kekuatan iman kami, dan terinspirasi oleh saudari dan saudara kami yang telah menjadi korban.)

In the coming weeks, more non Christians will turn up at the gates of Churches with fresh flowers and beautifully handwritten notes. They may not have known where the Church in their area was. But now, they do. All because of you.

(Dalam beberapa minggu ke depan, lebih banyak orang non-Kristiani akan datang ke pintu gerbang Gereja-gereja dengan bunga segar dan pesan indah bertulisan tangan. Mungkin mereka tidak pernah tahu di mana ada gereja di sekitar mereka. Tetapi sekarang mereka tahu. Semua berkatmu.)

You may have achieved your aim of intended destruction, but I guess you failed to incite hatred, fear and despair in all of us.

(Kamu mungkin telah mencapai tujuanmu mengadakan kerusakan yang disengaja, tetapi saya kira kamu gagal menghasut kebencian, ketakutan, dan keputusasaan dalam diri kami semua.)

And while I understand that it may have been your objective, I hate to say that after all of that elaborate planning, and the perverse and wretched efforts on your part, you still failed to drive a divide among the the Catholics and non-Christians in the world.

(Dan sementara saya mengerti itu mungkin adalah tujuanmu, aku benci mengatakan bahwa setelah semua perencanaan rumit itu, dan usaha jahat dan mencelakakan dari pihakmu, kamu tetap saja gagal mendorong perpecahan antara orang2 Katholik dan non-Kristiani di dunia.)

For that, I can’t say that I’m sorry.

(Untuk itu, aku hanya bisa mengatakan saya menyesal.)

GitaPudjo

PENUH INSPIRASI Hukum yang terutama


PENUH INSPIRASI
Hukum yang terutama

Pernahkah kita Temukan "Hukum yang Terutama" dalam kitab suci lain?
Jawabannya jelas:
Tidak Pernah ada dan Tidak Ada!!!
Hanya di Alkitab yang Mengajarkan "Hukum yang Terutama" seperti yang tercantum dalam Matius 22:34-40.
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
(Matius 22:37-39)
Wow...
Tuhan Yesus dahsyat. Kasih itu Kristian sangat...
Orang Kristian itu Terkenal dengan Kasih.
Mau tahu kenapa orang Kristian terkenal dengan Kasih?
Hanya Alkitab yang mengatakan Allah adalah Kasih.
“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.”
(1Yohanes 4:8)
Kasih berbicara tentang Pengampunan,
oleh kerana itu orang Kristian itu selalu Mengampuni..
Kasih berbicara tentang larangan untuk menghakimi,
oleh kerana itu orang Kristian di larang Menghakimi sesamanya,
kerana Penghakiman itu milik TUHAN.
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, iaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.”
(Yohanes 13:34)
TUHAN YESUS MEMBERKATI

Saturday, April 20, 2019

Apa Jadinya Jika Yesus Kristus Tiba-tiba Pergi dan Menghilang

gambar ilustrasi

PASKAH - Bayangkan apa yang akan dialami para murid-murid Yesus jika pada akhir pekerjaan-Nya di bumi, Yesus Kristus tiba-tiba menghilang, mengabaikan hal yang paling ditakutkan dalam peradaban manusia, maut.

Mungkin tiba-tiba firman-Nya hanya akan menjadi sekadar kata-kata tidak berarti, dan makna agung dari pengorbanan-Nya di kayu salib mungkin hilang.

Semua hal yang dilakukan-Nya, selain kematian-Nya, mungkin akan membuat firman-Nya dianggap palsu, sedangkan Tuhan tidak memberikan segala sesuatu yang palsu kepada kita.

Yesus Kristus, Pribadi Kedua dari Trinitas Allah, bersedia meninggalkan surga, menjadi manusia, dan turun ke bumi. Dia datang bukan karena kebetulan. Dia memiliki suatu tujuan saat datang dan menyatakan diri dalam beberapa kesempatan di bumi.

Kepada para murid-Nya, Dia berkata bahwa Dia "datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Markus 10:45).

Dia berkata kepada Zakheus bahwa tujuan kedatangan-Nya adalah "untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" (Lukas 19:10). Kepada orang-orang Farisi, Dia menyatakan diri sebagai gembala yang baik yang "memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya" (Yohanes 10:11, 14, 18).

Jelas bahwa tujuan utama dari kedatangan-Nya ke bumi adalah untuk menebus dosa. Dia datang ke dunia di mana hubungan antara Allah dan umat-Nya terputus karena dosa, sehingga Dia bisa memberikan pengampunan dan mengembalikan kita ke dalam hubungan kasih yang semula Allah inginkan.

Menurut Roma 3:23, "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." Kemudian, Roma 6:23 mengatakan bahwa "upah dosa ialah maut".

Namun demikian, Pribadi Kedua dari Trinitas Allah, Yesus, menjadi manusia sehingga Dia bisa memberikan nyawa-Nya dan menggantikan kita di bukit Kalvari -- untuk menebus dosa kita. Kematian-Nya membuat orang yang percaya pada-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat dapat berdamai dengan Allah, dan dosanya diampuni.

Karya penebusan-Nya yang menyelamatkan kita dari hukuman kekal dosa dan menyatukan kita kembali dengan Allah, tidak dapat dipisahkan dari sifat-Nya, baik sebagai Allah maupun manusia. Hanya Allah yang dapat mengampuni dosa. Oleh karena itu, jika Yesus bukan benar-benar Allah, Dia tidak dapat menjadi Juru Selamat dan mengampuni dosa kita.

Jika Dia tidak benar-benar menjadi manusia, Dia tidak dapat mati demi dosa kita. Menjadi Allah membuat-Nya memenuhi syarat untuk menjadi Juru Selamat kita, namun pengorbanan-Nya bagi kita dalam kemanusiaan-Nya benar-benar membuat-Nya menjadi Juru Selamat kita.

Pemahaman yang benar akan pribadi manusia Yesus Kristus penting agar dapat memahami dengan baik karya penebusan-Nya. Fakta bahwa Yesus adalah Tuhan berarti karya penebusan-Nya semata-mata karya dan kehendak Tuhan.

"Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus." (2 Korintus 5:19) Karena ini adalah karya Allah, maka tidak dapat menjadi karya manusia. Karya-Nya bukanlah karya penebusan Allah ditambah dengan karya lainnya, tetapi semata-mata hanyalah karya penebusan-Nya saja.

Pemahaman yang benar dari pribadi Yesus Kristus -- sifat dan karakter-Nya -- penting untuk memahami keefektifan karya penebusan-Nya. Fakta bahwa Yesus adalah Tuhan berarti karya keselamatan-Nya tidak hanya untuk satu kali, satu tempat, atau satu situasi saja. Nilainya tak terbatas dan kekal. Karya penebusan itu ada bagi semua orang dalam segala zaman. Penebusan yang sifatnya kekal memerlukan pengorbanan yang kekal, pengorbanan besar yang hanya bisa diberikan oleh Allah-Manusia.

Pemahaman yang benar akan pribadi Yesus Kristus juga penting agar kita dapat menerima dan mengalami karya tebusan-Nya. Fakta bahwa Yesus adalah Tuhan berarti seseorang tidak bisa mendapat keselamatan apabila dia pada saat yang sama tidak mengakui keilahian Yesus.

Yesus menyampaikan hal tersebut secara terus terang pada orang Yahudi: "Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." (Yohanes 8:24)

Di sini kita melihat bahwa karya penebusan Yesus tidak dapat dipahami secara terpisah dari sifat-Nya sebagai Allah dan manusia.

Yesus, Korban Kita atas Dosa

Untuk memahami arti dan tujuan kematian Yesus, kita harus merujuk pada sistem korban pada Perjanjian Lama. Pada masa Perjanjian Lama, seekor hewan disembelih dan darahnya diletakkan di atas altar. Itu adalah cara manusia, yang terpisah dari Allah karena dosa, untuk mendapat pengampunan dan berdamai dengan Allah.

Namun demikian, darah binatang tidak dapat menghapus dosa, seperti penulis Ibrani katakan, "Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapuskan dosa." (Ibrani 10:4) Mengorbankan hewan untuk Tuhan juga tidak dapat menghapus dosa manusia: "Selanjutnya setiap imam melakukan tiap-tiap hari pelayanannya dan berulang-ulang mempersembahkan korban yang sama, yang sama sekali tidak dapat menghapuskan dosa." (Ibrani 10:11)

Kalau begitu apa tujuan dilakukannya pengorbanan itu? Pengorbanan hewan itu memberikan pengampunan dosa sementara yang diterima manusia dengan iman, dan memungkinkan mereka diterima Allah. Namun lebih daripada itu, cucuran darah dan ketentuan kehidupan yang ada di antara para pendosa, menekankan perlunya korban pengganti.

Yesus Kristus melakukan pengorbanan darah kekal di kayu salib, demi semua dosa dengan memberikan diri-Nya sebagai korban pengganti. Penulis Ibrani mengatakan bahwa kedatangan-Nya adalah "untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya" (Ibrani 9:26).

"Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, ..., tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa." (Ibrani 10:12,18)

Karena pengorbanan Yesus, dosa yang memisahkan kita dengan Allah, dihapuskan jika kita percaya pada Yesus, dan kita bisa berdamai dengan Allah -- artinya, kita dapat menjalin hubungan baik dengan-Nya lagi.

Jadi, mereka yang dengan iman memberikan persembahan korban dalam Perjanjian Baru menanti-nantikan kayu salib dan percaya bahwa seseorang akan datang untuk menebus dosa mereka. Kita dengan iman mengingat kembali kayu salib dan Pribadi yang mati di atasnya untuk menggantikan dan menebus dosa kita.

Yesus, Anak Domba Paskah Kita

Untuk memahami arti dan tujuan kematian Yesus, kita harus merujuk pada Paskah, yang dirayakan pada zaman Keluaran. Orang Israel tinggal di Mesir selama empat ratus tahun, dari menjadi budak sampai warga negara Mesir. Allah, untuk memaksa Firaun mengizinkan umat Israel kembali ke tanahnya sendiri, mengirim sembilan wabah, menunjukkan kuasa-Nya pada Firaun. Wabah terakhir adalah kematian anak sulung di Mesir.

Agar tidak terkena wabah itu, umat Israel harus mengorbankan seekor domba tak bercela (Keluaran 12:5), membunuhnya (Keluaran 12:6), dan membubuhkan darahnya pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas (Keluaran 12:7). Darah itu adalah tanda. Saat Allah melihat tanda itu di pintu rumah, Dia melewati rumah itu dan tidak mengambil nyawa anak sulung yang ada di dalamnya (Keluaran 12:13).

Dalam Paskah, kita sekali lagi dapat melihat korban pengganti dan manfaatnya dengan iman (Ibrani 11:28). Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Yesus memenuhi kriteria sebagai anak domba Paskah.

Rasul Paulus mengatakan bahwa Dia adalah Anak domba Paskah kita (1 Korintus 5:7). Petrus menyatakan-Nya sebagai "Anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat" (1 Petrus 1:19) dan Yohanes Pembaptis, saat melihat Yesus, menggambarkan-Nya dengan berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia." (Yohanes 1:29). Karena kita, oleh iman dalam Yesus, dibasuh oleh darah-Nya, malaikat maut tidak akan mendatangi kita (Yohanes 11:26).

Untuk memahami arti dan tujuan kematian Yesus, kita harus merujuk pada penderitaan Mesias dalam Yesaya 53. Di sini, kita melihat bahwa Mesias "menyerahkan diri-Nya sebagai korban penebus salah" (Yesaya 53:10). Dia mengorbankan diri-Nya. Dia menjadi penanggung dosa. Kita bisa juga melihat bahwa kematian-Nya adalah kematian pengganti, satu kematian yang menggantikan kematian banyak orang.

Dia tidak mati demi dosa-Nya sendiri, tapi demi dosa orang lain. Yesaya mengatakan, "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, ... Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita ... TUHAN telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita sekalian ... kejahatan mereka dia pikul."(Yesaya 53:4-6, 11)

Dari hal itu, kita bisa simpulkan bahwa Perjanjian Lama jelas-jelas menunjuk pada perlunya pengorbanan agung demi dosa, karena pengorbanan dalam Perjanjian Lama tidak akan pernah dapat menebus dosa kita.

Perjanjian Lama juga mengatakan tentang Pribadi yang akan memberikan pengorbanan agung dan penebusan itu sekali dan untuk selamanya dengan kematian-Nya: Yesus Kristus, yang "menggantikan kita sebagai persembahan dan korban kepada Allah" (Efesus 5:2). Adalah Dia yang "memikul dosa kita dalam tubuh-Nya di kayu salib" (1 Petrus 2:24), mendamaikan kita dengan Allah "melalui darah-Nya di kayu salib" (Kolose 1:20).

Yesus, Sang Penebus Agung

Meskipun kita tidak bisa benar-benar memahami karya penebusan Yesus Kristus, Perjanjian Baru menyajikan beragam pikiran untuk menjelaskan dan mengilustrasikan makna kematian-Nya di bukit Kalvari.

Kita dapat melihat elemen pengorbanan dalam karya penebusan-Nya. Karena dosa, kita pantas mati (Roma 3:23; 6:23). Tapi Yesus berkorban bagi kita. "Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah." (1 Petrus 3:18).

Kita dapat melihat elemen pemulihan hubungan dalam karya penebusan-Nya. Karena dosa, kita telah terpisah dari Allah yang kudus. Tapi Yesus mati untuk menghapus sebab dari perpisahan itu -- dosa -- dan mendamaikan kita kepada Allah. Sebab "ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya" (Roma 5:10).

Kita dapat melihat elemen tebusan dalam karya penebusan-Nya. Kita telah jatuh ke dalam dosa dan dikuasai olehnya. Tapi Yesus mati untuk menebus dosa kita, memenuhi semua persyaratan kudus hukum Allah dan kutukan-Nya, dan menebus kita dari kuasa dosa (1 Timotius 2:6).

Karena dosa, kita telah melawan Allah dan membangkitkan angkara-Nya. Namun dalam karya penebusan-Nya, Yesus mati untuk menghindarkan kita dari angkara murka Allah dengan mengorbankan diri-Nya. Yesus adalah "pendamai dosa-dosa kita" (1 Yohanes 4:10).

Kita dapat melihat elemen penyelesaian dalam karya penebusan-Nya. Di kayu salib Yesus berkata, "Sudah selesai!" (Yohanes 19:30) Yesus telah melakukan apa pun yang perlu untuk menyelamatkan kita. Dia telah menjalani hidup yang tidak akan pernah kita bisa jalani, dan kematian-Nya menebus dosa kita.

Seperti yang dikatakan Yohanes, "Darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa." (1 Yohanes 1:7) Benar adanya jika kita masih memerlukan penyucian dan pengampunan dosa setiap hari (1 Yohanes 1:9) selama kita hidup, namun kita menerima pengampunan itu atas dasar apa yang telah diselesaikan oleh Yesus Kristus. Kematian-Nya yang sekali dan untuk selamanya menebus semua dosa -- dahulu, sekarang, dan selamanya.

Dalam Perjanjian Baru, kita melihat kasih Allah ditunjukkan melalui Yesus Kristus. "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita" (1 Yohanes 3:16).

Memeroleh Faedahnya

Seperti yang telah kita lihat, melalui kematian Anak-Nya di kayu salib, Allah menebus dosa kita. Dia sudah melakukannya. Pertanyaannya untuk kita sekarang adalah bagaimana kita mengaplikasikan karya penebusan-Nya dan bagaimana mengalami keuntungan dari penebusan itu.

Alkitab jelas mengatakan bahwa penebusan itu tidak diberikan bagi semua orang. Yesus sendiri mengatakan, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 7:21)

Yesus juga mengatakan, "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya." (Matius 25:41) Tidak ada seorang pun yang akan selamat.

Yesus Kristus, Pribadi Kedua dari Trinitas Allah, bersedia meninggalkan surga, menjadi manusia, dan turun ke bumi.

Alkitab mengatakan bahwa segala usaha dan kemampuan kita tidak akan dapat membuat kita pantas untuk ditebus. Paulus mengatakan bahwa itu "bukan hasil usahamu ... bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri" (Efesus 2:8-9).

Alkitab juga jelas menyatakan bahwa kita akan pantas ditebus jika kita melaksanakan Sepuluh Perintah Allah. Paulus mengatakan, "Tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, ... Sebab: "tidak ada seorang pun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat." (Galatia 2:16).

Lalu apa yang akan membuat kita pantas ditebus jika usaha, prestasi, dan kemampuan kita tidak mampu membuat kita pantas ditebus? Alkitab jelas menyatakan bahwa kita pantas ditebus karena "iman pada Yesus Kristus" (Galatia 2:16).

Karena iman kita pada-Nya, kita dibenarkan dan pantas mendapatkan pengampunan-Nya Galatia 2:16; (Efesus 2:8-9).

Perhatikan penekanan yang diulang-ulang pada iman dalam Kristus. Sifat dan karakter Yesus Kristus tidak dapat dipahami terpisah dari karya penebusan-Nya. Adalah iman terhadap Sang Penebus -- Pribadi yang menyerahkan diri-Nya menjadi korban tebusan -- yang menyelamatkan.

Kesimpulannya, keselamatan adalah anugerah yang diberikan secara cuma-cuma, yang pantas diterima siapa pun yang mau dengan iman menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Kisah Para Rasul 16:31; (Roma 6:23).

Iman tidak hanya berarti mengakui penebusan yang telah dilakukan-Nya, tapi juga menyerahkan hidup kita di tangan-Nya.

Yesus berkata, "Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yohanes 3:36)

Menentukan Kehidupan Kekal Seseorang

Sudah atau belumnya seseorang mendapatkan karya penebusan karena iman-Nya pada Tuhan dan Juru Selamat, menentukan kehidupan kekal seseorang. Mereka yang menerima-Nya pasti akan memeroleh hidup kekal.

Mereka yang menolak-Nya akan selamanya terpisah dari-Nya dan akan dilempar ke lautan api, tempat penyiksaan Matius 8:11-12, 13:40-42,49-50; 2 Petrus 2:17; Yudas 13; (Wahyu 20:13-14).

Dalam Lukas 16:19-31,Yesus dengan jelas mengungkapkan perbedaan kehidupan setelah kematian antara orang-orang yang dengan iman menerima-Nya dan yang menolak-Nya.

Keselamatan kekal untuk orang-orang yang percaya bertentangan dengan hukuman kekal untuk orang-orang yang tidak percaya (Matius 25:46), dan hal itu ditentukan oleh penerimaan atau penolakan akan pribadi dan karya Yesus Kristus.

Kesimpulannya, Yesus Kristus adalah Pribadi Kedua dalam Trinitas Allah, Pribadi yang sangat mencintai kita sampai-sampai Dia mau meninggalkan surga, menjadi manusia untuk menebus dosa kita agar kita, melalui iman kepada-Nya, memeroleh hidup kekal dan tinggal bersama-Nya.

"Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kisah Para Rasul 4:12) Dia adalah "Allah Mahabesar dan Juru Selamat kita" (Titus 2:13).

Source :
Judul buku : Conterfeits at Your Door
Judul asli bab : Jesus Death and Saving Sacrifice
Penulis : James Bjornstad
Penerbit : G/L Publications, California 1979
Halaman : 38 - 46
Diterjemahkan  : Tribun Pontianak.co.id

Wednesday, April 3, 2019

JANGAN UNGKIT LAGI



JANGAN UNGKIT LAGI

Bacaan firman Tuhan hari ini
: Mazmur 103

Apakah Tuhan sungguh melupakan dosa saya? Benarkah Dia telah mengampuni saya sepenuhnya? Pertanyaan demikian ada kalanya muncul begitu saja di benak kita.

Mungkin ada ketakutan yang besar setelah kita melakukan dosa. Atau ada rasa tidak layak yang menyiksa.

Bisa juga rasa bersalah menindas dan melenyapkan sukacita kita.

Namun Tuhan kita adalah Tuhan yang baik dan pengampun.

Itulah yang dialami dan dikisahkan kembali oleh Daud. Gambaran mengenai "sejauh timur dari barat" menunjukkan bahwa Tuhan benar-benar tidak pernah mengungkit kembali dosa yang kita akui dan telah kita tinggalkan.

Memang dosa Daud tercatat dalam Kitab Suci dan tidak pernah dapat dihapus sepanjang sejarah umat manusia.

Tetapi oleh kebaikan Tuhan, dosa itu sudah Tuhan ampuni. Kalaupun Dia membalas tindakan salah kita, balasan itu sungguh ringan dan tidak sepadan dengan kesalahan kita (ay. 10).

Tanpa kasih dan kesetiaan Tuhan, kita sebetulnya tidaklah ada harganya (ay. 14-16). Namun Tuhan sangat menghargai kita.

Kasih setia-Nya memelihara kita (ay. 17-18). Terpujilah Tuhan!

Rasa bersalah dan takut berlebihan dapat menghalangi kita melihat kasih dan anugerah Tuhan.

Pengalaman dan pengetahuan kita yang terbatas sering membuat kita meragukan pengampunan tuntas Bapa yang menerima kembalinya anak terhilang.

Dalam keadaan demikian, seharusnya imanlah yang berbicara. Jika Tuhan tidak lagi mengingat dosa kita, masihkah perlu kita terus mengungkit kesalahan dan dosa masa lalu kita sendiri.

Selamat pagi, selamat beraktifitas, semoga sukses aktifitas nya, semoga kita sehat2 sekeluarga dan apabila ada yang sakit kita doakan agar sembuh, haleluya, Tuhan Yèsus selalu memberkati kita semuanya....amin.

Tuesday, April 2, 2019

Perjanjian Dalam Permandian



Sungguh menyedihkan,sewaktu kita dipermandikan di bahu kita disematkan kain putih lambang kesucian dan lilin menyala lambang terang diberikan kepada kita agar kita pertahankan sampai akhir hayat hidup kita !.Tapi dengan berjalannya waktu semua bisa jadi berubah karena perhelatan kekuasaan dlm politik.Selain itu dengan kasat mata sering terjadi "kericuhan" dalam satu keluarga,Gereja,persekutuan orang orang beriman sbg contoh dalam wag ini.Ini merupakan bahan refleksi yang berharga.

Mencoblos Yes, Golput No



Millennial Festival "Stand for Nation"

Pemilu tinggal menghitung hari lagi nih Sobat Muda, Saatnya generasi millennial ikut menentukan nasib bangsa 5 tahun kedepan, dengan datang ke TPS dan mencoblos tanggal 17 April 2019.😄

Sobat Muda, tentang Millennial Festival itu apa? 🤔

🤩 Millennial Festival itu merupakan kesempatan untuk menggelorakan rasa cinta terhadap bangsa  dan  mengajak kita sebagai orang muda Katolik siap untuk menjadi pemilih yang cerdas.

Oh iya belum lama ini, ada research dari CSIS mensurvey bahwa 13 juta pemilih pada tgl. 17 April berencana untuk liburan atau tidak akan nyoblos dan dari jumlah itu 21,4%  dari kalangan Kristen dan Katolik.

Yuk Sobat Muda, mari bergabung bersama Orang Muda Katolik dari Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor dan Keuskupan Bandung dalam Millennial Festival itu dan siap untuk mencoblos.

Millenial Festival akan diadakan pada:
Sabtu, 6 April 2018 Jam pkl 13.00 di Hall Basket Senayan.

So, bagi kamu Millenial dan pemuda yang peduli terhadap nasib bangsa Indonesia ke depan wajib datang dan mendaftar melalui
http://bit.ly/MillennialFestival

Atau silakan menghubungi Sie-kepemudaan setiap paroki kalian.

Kontak person
Ferlan : +62852-1909-5999
Linda : +62899-9150-338

Jangan sampai ketinggalan yah, See you...

 Mencoblos Yes, Golput No

Kumpulan Tulisan Di WAG



Keliru besar kalau wag hanya diartikan sebagai wilayah tempat promosi atau tempat mempengaruhi seseorang pemilih.Wag lebih luas dari itu,wag fungsinya sebagai powerbank charger,tempat mengumpulkan tenaga n informasi ,sbg tempat mengisi amumisi sblm berperang ke lapangan.Dgn kt lain, persiapan bahan menjinakkan lawan di arena/lokasi pertandingan.Otak kita diisi terlebih dahulu sebelum mengisi otak orang lain.Kita hrs lebih pintar terlebih dahulu sebelum mengajari orang lain lebih pintar.Kita terlebih dahulu sehat akal dan jasmani sebelum menyehatkan akal n jasmani orang lain.Begicuuu.Slmt pagi.

Tidak ada maksud bully-membully sobat,membully bagi sy merendahkan martabat manusia juga.Jadi itu jauh dari pikiran kita.Kita ini pejuang dan pembela iman yang diajarkan oleh Guru kita Yesus Kristus,tak ada alasan apapun yang terbesar dan terpenting kita berkumpul di sini hanya karena sebagai ranting di dalam satu pohon Anggur yang satu dan sama.Tidak ada juga alasan, karena mayoritas atau minoritas kita membela A dan B. Tidak.Mayoritas dan minoritas tidak menjadi alasan menentukan keberpihakan.Sewaktu Musa berdoa dan berbicara ke atas Gunung,dia membawa 10 perintah Allah,dia menemukan mayoritas pengikutnya sudah menyembah berhala.Musa marah sekali...Musa tidak memihak...kelompok mayoritas,tapi memihak kebenaran....

Inilah model2 premanisme yang mengenakan pakaian identitas yang harus menjadi perhatian para caleg,dan DPRD setempat.Kalau bukan ke wakil rakyat, kpd siapa harus rakyat mengadu ? Dalam hal inilah sy melihat ketidak jelasan fungsi dan tugas wakil rakyat dalam negeri kita ini.Namanya wakil rakyat,tapi mereka hanya berkoar-koar dan muncul saat pileg.Hwa hwaaaaaa.Capeeeek deh bicara soal wakil rakyat....mulai mual perut saya.😁😆😁

Kesimpulan saya begini!(mungkin beda kesimpulan Anda). Kalau saya jalan-jalan keluar rumah,saya bertemu dengan orang.Saya ajak bicara,tidak nyambung,saya tanyak A dia jawab B, bila ajukan pertanyaan A di jawab pertanyaan Z, ajak diskusi tapi dia lari-lari meninggalkan kita...Naaah,bisa jadi teman kita, yang kita ajak bicara itu kurang waras.Dan kalau kita ajak terus bicara dan bicara,....lama-lama bukan lawan bicara kita saja tidak waras...kita pun ikut jadi tidak waras.Dkl jangan sampai Anda melihat ular, Anda ikut jadi ular.Dengan melihat kezoliman kita emosi kezoliman .Kita dapat mengenal seseorang dari perkataannya dan perbuatannya.Kasih,Kesabaran,dan Waktu dapat mengubah segalanya....Selamat siang.

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)