Latest News

Showing posts with label Hari Pesta / Feastum. Show all posts
Showing posts with label Hari Pesta / Feastum. Show all posts

Saturday, August 5, 2017

Sekilas Menjadi Saksi Kemuliaan Yesus

(Bacaan Injil Misa Kudus, Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya � Minggu, 6 Agustus 2017)

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Lalu tampaklah kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus, �Tuhan, alangkah baiknya kita berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia. Tiba-tiba sementara ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, �Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.� Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata, �Berdirilah, jangan takut!� Ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, �Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada siapa pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.�
(Mat 17:1-9)

Bacaan Pertama: Dan 7:9-10,13-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 97:1-2,5-6,9; Bacaan Kedua: 2Ptr 1:16-19

Petrus, Yakobus dan Yohanes (dua bersaudara anak Zebedeus) adalah tiga orang rasul �lingkaran dalam� Yesus. Mereka hadir ketika ibu mertua Petrus disembuhkan dari sakit demamnya oleh Yesus (Mrk 1:29-31); mereka hadir ketika Yesus membangkitkan puteri Yairus dari kematian (Mrk 5:37); dalam bacaan Injil hari ini mereka juga menyaksikan transfigurasi Yesus di atas sebuah gunung yang tinggi; dan mereka juga dibawa oleh Yesus dalam taman Getsemani ketika Dia mau berdoa( Mat 26:37).

Di sebuah gunung yang tinggi, ketiga rasul �lingkaran dalam� Yesus ini mengalami suatu penglihatan yang luarbiasa. Yesus, sahabat dan Guru mereka, terlihat sedang berdiri di depan mereka dalam kemuliaan ilahi, dan Ia didampingi oleh dua orang pahlawan terbesar bangsa Israel, yaitu Musa dan Elia. Tidak begitu mengherankanlah kalau dalam situasi seperi itu Petrus menjadi tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

Hanya satu pekan sebelum peristiwa transfigurasi yang penuh kemuliaan ini terjadi, Yesus memberitahukan untuk pertama kalinya bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem dan di sana menanggung banyak penderitaan dari para pemuka agama Israel, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga (lihat Mat 16:21). Sekarang Yesus mengajak ketiga orang rasul-Nya yang paling dekat untuk naik ke atas gunung dan memberikan kepada mereka bertiga kesempatan mencicipi alasan mengapa Dia harus menanggung penderitaan sedemikian. Untuk sekejab saja Yesus menunjukkan kepada mereka bagaimana kemanusiaan-Nya akan terlihat setelah ditransformasikan dalam kemuliaan.

Seringkali kita cenderung untuk memfokuskan diri pada upaya melakukan pertobatan, puasa, doa, pemberian derma dan sejenisnya. Kita mencoba mengkontemplasikan �Sang Tersalib� sesering mungkin. Kita berbicara mengenai �memikul salib kita� atau �mati terhadap kedosaan manusia kita�. Akan tetapi, sebagaimana Petrus, Yakobus dan Yohanes, yang melihat kemuliaan Yesus sebelum mereka mengalami salib-Nya dan salib mereka sendiri, maka kita pun perlu juga mengarahkan pandangan kita ke surga �di atas sana� agar dapat melihat pancaran cahaya Yesus yang bangkit dalam kemenangan dan ditransformasikan dalam kemuliaan.

Allah ingin agar kita merasa yakin, bahwa tujuan akhir kita bukanlah untuk mati, melainkan untuk hidup! Keberadaan kita bukanlah untuk sekadar menjalani hidup pertobatan, melainkan juga untuk hidup dengan Yesus dalam suatu ikatan kasih yang tak terpatahkan! Melalui transfigurasi-Nya, Yesus ingin memberikan kepada kita pandangan secara sekilas lintas tentang transfigurasi kita di masa depan, ketika kita akan hidup bersama-Nya dalam kemuliaan, tidak lagi di bawah beban dosa, melainkan ditinggikan oleh Roh Kudus.

Selagi kita mendengarkan pembacaan Kitab Suci dalam Misa Kudus hari ini, baiklah kita memejamkan mata. Bayangkan diri kita bersama ketiga rasul di atas gunung itu. Biarlah Roh Kudus menunjukkan kemuliaan Yesus kepada kita. Cobalah membayangkan apa yang dibicarakan Yesus dengan Musa dan Elia di atas gunung itu. Apakah Yesus sendiri menarik kekuatan dari pengalaman transfigurasi-Nya untuk hari-hari terakhir-Nya di atas bumi? Marilah sekarang kita bertanya kepada Yesus bagaimana seharusnya kita menjaga mata hati kita agar tetap fokus pada kemuliaan yang dijanjikan-Nya, bukan pada segala kesulitan hari ini. Perkenankanlah Allah untuk syering dengan kita pemikiran surgawi apa saja yang Ia akan masukkan ke dalam pikiran dan hati kita masing-masing. Biarlah kebangkitan-Nya memberdayakan kita pada hari ini.

DOA: Yesus, Engkau adalah bintang terang yang menyinari jalanku. Bukalah mataku agar dapat melihat kemuliaan-Mu. Kuatkanlah imanku dalam kehadiran-Mu. Jagalah diriku agar senantia dekat di samping-Mu, sehingga dengan demikian aku pun dapat menjadi terang yang memberi pengharapan dan penghiburan bagi orang-orang lain yang kujumpai.Segala kemuliaan dan pujian bagi-Mu, ya Yesus! Amin.

Sumber: https://catatanseorangofs.wordpress.com/

Monday, September 14, 2015

Sejarah Pesta Salib Suci

Dalam penanggalan liturgi Gereja Katolik setiap tanggal 14 September dirayakan Pesta Salib Suci. Pesta Salib Suci (/In Exaltatione Sanctae Crucis/), sesuai namanya, termasuk kategori pesta (/festum/), wajib dirayakan oleh seluruh Gereja Katolik.

Pada awalnya Pesta Salib Suci dimaksudkan untuk memperingati penemuan salib Yesus oleh Santa Helena, ibu Kaisar Romawai Konstantinus pada tanggal 18 Agustus 320. Dikisahkan pada awalnya para penggali menemukan tiga salib, tetapi mereka tak bisa menentukan yang mana salib Yesus dan yang mana salib kedua penjahat yang disalibkan bersama dia. Akhirnya mereka mendapat ide yang cemerlang. Mereka membawa seorang wanita yang sakit dan satu mayat yang sudah akan dikuburkan. Ketiga salib tersebut diletakkan di atas wanita yang sakit dan mayat tersebut. Dua salib yang pertama tidak memiliki kekuatan apa-apa. Sementara ketika salib yang ketiga ditempatkan di atas wanita yang sakit tersebut, wanita itu segera sembuh. Dan ketika salib itu ditempatkan di atas mayat tersebut, ia memiliki hidup kembali. Dari dua kejadian luar biasa ini maka mereka dengan segera mengetahui salib yang mana yang suci. Berita langsung tersebar luas. Orang-orang datang menghormati salib suci tersebut.

Sejarah mencatat bahwa setelah penemuan salib Yesus itu oleh Santa Helena, sebuah basilika didirikan oleh Kaisar Konstantinus di atas Makan Kudus Yesus di Yerusalem. Dan kemudian basilika itu ditahbiskan pada tanggal 14 September 335 dengan sangat meriah dan khidmat. Pentahbisan tersebut dirayakan oleh para uskup yang baru selesai mengikuti Konsili Tirus, ditambah dengan sejumlah besar uskup yang lain.Satu hari setelah penahbisan basilika tersebut, kayu Salib Suci diperlihatkan kepada umat di Yerusalem. Kemudian salib itu dibagi-bagi menjadi potongan-potongan kecil untuk disimpan dalam batu altar gedung-gedung gereja di seluruh dunia sebagai relikui. Sejak saat itulah perayaan Salib Suci sudah menjadi kegiatan rutin di Gereja Timur. Tradisi ini terus berlanjut dan setiap tahun selalu dirayakan di Yerusalem. Ternyata perayaan ini menarik sejumlah besar biarawan dari Mesopotamia, Siria, Mesir dan dari provinsi-provinsi Romawi lainnya untuk datang ke Yerusalem. Tidak kurang dari 40 uskup rela menempuh perjalanan jauh dari keuskupan mereka untuk menghadiri perayaan ini. Di Yerusalem pesta ini berlangsung selama 8 hari berturut-turut dan, pada masa itu, pesta ini menjadi suatu perayaan yang hampir sama pentingnya dengan Paskah dan Epifani (Penampakan Tuhan). Pesta ini kemudian menyebar ke luar Yerusalem, mulai dari Konstantinopel (sekarang Istambul) hingga Roma pada akhir abad VII,dan akhirnya perayaan ini kemudian menjadi bagian dari liturgi Gereja Barat pada abad ketujuh, yang dikenal dengan Pesta Salib Suci.

http://katekesekatolik.blogspot.co.id/2013/09/sejarah-pesta-salib-suci.html

Saturday, January 10, 2015

Pesta Pembaptisan Tuhan, 11 Januari 2015

Markus 1:7-11
7 Inilah yang diberitakannya: �Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.
8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.� Yesus dibaptis Yohanes.
9 Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes.
10 Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya.
11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: �Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.�

Renungan:
Gereja Katolik secara khusus merayakan satu hari Minggu sebagai Pesta Pembaptisan Tuhan. Betapapun Yesus itu Putera Allah, Dia juga dibaptis oleh Yohanes yang diutus Tuhan membuka jalan bagiNya. Ini membuktikan bahwa pembaptisan itu sangatlah penting.

1. Ayat 7-8
Beberapa waktu lalu kita telah mendengar kata-kata Yohanes ini. Sebuah pernyataan pribadi yang menunjukkan kerendahan hati dari seorang tokoh besar. Pada masa itu Yohanes dikenal sebagai nabi oleh rakyat Yahudi. Dalam kenabiannya itu dia menyatakan bahwa Yesus lebih besar daripada dirinya, bahkan Yohanes merasa dirinya tidak layak untuk membungkuk di hadapan Yesus untuk sekadar membuka tali kasutNya. Luar biasa.
Tetapi pernyataannya yang lebih penting adalah tentang pembaptisan. Yohanes Pembaptis masih membaptis dengan air, itu diakuinya sendiri, tetapi dia menyatakan bahwa Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus (Yoh 1:26). Kesaksian ini membuktikan bahwa Yesus berkuasa menurunkan Roh Kudus, Roh Allah sendiri, untuk membersihkan orang-orang yang percaya dan bertobat. Dengan kata lain, mereka yang percaya dan dibaptis telah dikaruniai kuasa Roh Kudus yang mampu membimbing mereka di Jalan Kebenaran Tuhan. Maka, maka melalui umat Korintus, Paulus mengingatkan kita bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus (1Kor 3:16, 1Kor 6:19) yang tentu saja tidak boleh kita jadikan budak duniawi.

2. Ayat 9
Di sini tertulis: ��datanglah Yesus�dan Ia dibaptis�. Yesus datang untuk dibaptis! Ini seharusnya menjadi pertanyaan bagi kita semua. Dia datang dengan kesadaran sendiri ke tempat Yohanes untuk minta dibaptis. Dari dalam DiriNya ada suatu kesadaran penuh bahwa pembaptisan itu perlu bagiNya. Mengapa? Ada 3 alasan:
� Di ayat 15 ditulis: �menggenapkan seluruh kehendak Allah� (bdk Im 16:4; Gal 4:4-5). Pada masa itu, Yohanes melakukan pembaptisan di muka umum. Melalui pembaptisan itu, Yesus ingin menggenapi ramalan para nabi di masa lampau dan Dia �menyerahkan diri di depan umum kepada Allah dan kerajaan-Nya� sehingga dengan demikian menggenapi tuntutan Allah yang benar.
� Pembaptisan Yohanes adalah lambang pertobatan (Mat 3:11, Luk 3:3). Orang yang �mau� dibaptis sadar akan kedosaan dirinya. Dengan mau dibaptis, Yesus melakukan pengingkaran Diri dengan menempatkan diri-Nya setara dengan orang berdosa sekalipun Ia tidak berdosa dan oleh karenanya Ia sendiri tidak perlu bertobat dari dosa (2Kor 5:21; 1Pet 2:24).
� Yohanes mengundang orang untuk bertobat sebagai tugas yang diembannya dari Allah sendiri (Mrk 1:4). Dengan dibaptis Yohanes, maka Yesus menghubungkan diri-Nya dengan keinginan Allah yang memanggil setiap orang untuk bertobat untuk masuk dalam hidup yang baru. Ini bisa kita lihat dalam pesan Yohanes Pembaptis sebagai pendahulu Mesias (Yoh 1:23,32-33).

3. Ayat 10-11
Gaya pembaptisan yang dilakukan pada waktu itu adalah masuk ke dalam sungai Yordan. Tubuh masuk menyelam ke dalam air sungai yang jernih. Yesus melakukan hal yang sama. Peristiwa Yesus masuk ke dalam air sungai Yordan membawa kekuatan baru bagi air yang mulanya tawar biasa menjadi memiliki kekuatan untuk membersihkan dosa. Air pembaptisan membawa keselamatan. Untuk itu, upacara pembaptisan dalam gereja Katolik sangatlah penting sebagai tanda (meterai) keselamatan.
Ketika Dia keluar dari air, langit pun terbuka, dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Roh Allah menyertai �tubuh manusia� Yesus itu. Ini menandakan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh Yesus yakni mengajar, menyembuhkan, menderita, dan pada akhirnya memperoleh kemenangan atas dosa setelah mengalahkan kuasa maut selalu dilakukan-Nya dengan kuasa Roh Kudus. Jikalau Yesus saja tidak dapat melakukan apa-apa tanpa kuasa Roh Kudus, apalagi kita manusia berdosa ini (bdk. Luk 4:1,14,18; Yoh 3:34; Kis 1:2; 10:38). Jadi, turunnya Roh Kudus dalam pembaptisan ini menunjukkan bahwa Roh Kudus memperlengkapi Yesus dengan kuasa untuk melaksanakan karya penebusan-Nya (lih Luk 3:22). Seperti yang dikatakan Yohanes Pembaptis, kemudian Yesus sendiri akan membaptis para pengikut-Nya dengan Roh Kudus supaya mereka juga mendapatkan kuasa untuk melayani Dia (Kis 1:5,8; Kis 2:4; Mat 3:11).

Sabda Allah yang menyatakan DiriNya berkenan kepada Yesus, Sang Putera, memberikan legitimasi kekuasaan kepada Yesus untuk mulai karya keselamatanNya. Di sini dengan jelas bisa kita lihat ketiga �pribadi� Allah yang esa itu yakni: Allah Bapa, Yesus Kristus yang dikatakan Allah Bapa sebagai �AnakKu yang Kukasihi� dan Roh Kudus yang turun ke atas Yesus. Ketiga �pribadi� itu setara dalam satu Diri yang sama (Yoh 10:30, Kis 5:3-4). Berdasarkan inilah dalam upacara pembaptisan Katolik, sambil menyiramkan air suci ke kepala sang terbaptis, imam berkata, �Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. Amin.� Dengan pembaptisan ini, maka sang terbaptis itu dimeteraikan Allah dengan tanda keselamatan yang berlaku kekal sampai ke kesudahannya.

http://www.parokituka.com/pesta-pembaptisan-tuhan-11-januari-2015/

Tuesday, November 5, 2013

Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran

Dalam Bahasa Latin, basilika (berasal dari Bahasa Yunani, Basilik� Sto�, yang berarti Stoa Kerajaan), pada mulanya digunakan untuk menggambarkan sebuah bangunan publik Romawi (seperti juga di Yunani, umumnya sebuah tempat pertemuan), biasanya terletak di pusat sebuah kota Romawi (forum). Di kota-kota Yunani kuno, basilika umum mulai muncul pada abad ke-2 sebelum masehi.

Setelah Kekaisaran Romawi resmi menjadi negara kristen, kata tersebut berkembang untuk merujuk pada sebuah gereja yang besar dan penting yang telah diberikan ritus upacara khusus oleh paus. Oleh karena itu, basilika hari ini memiliki dua pengertian: satu dari segi arsitektur dan satu lagi dari segi kegerejaan.
Dalam kalender liturgi, pada tahun 2013 pesta pemberkatan Gereja Basilika Lateran dirayakan pada tanggal 9 November 2013. Basilik Agung ini didirikan oleh Kaisar Konstantinus Agung, putera Santa Helena, pada tahun 324. Dalam konteks sejarah Gereja Kristen, basilik ini merupakan basilik agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan dan perdamaian di dalam Gereja setelah tiga abad lebih berada dalam kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang kafir. Pemberkatannya yang diperingati hari ini merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian itu.
Sejak zaman para rasul, sudah ada tempat-tempat berkumpul untuk merayakan ekaristi serta mendengarkan firman Allah. Namun karena ketenteraman Gereja selalu diselingi dengan aksi-aksi pengejaran dan penganiayaan terhadap orang kristen, maka gereja-gereja pada waktu itu hanyalah berupa sebuah ruangan di dalam rumah-rumah tinggal orang kristen. Selama berkobarnya penganiayaan, upacara-upacara keagamaan biasanya dirayakan di katakombe-katakombe, yaitu kuburan bawah tanah di luar kota.

Tahun 313, setelah bertobat, Kaisar Konstantinus bersama Lisinus mengumumkan edik Milano. Edik Milano adalah suatu keputusan dari kaisar yang memberikan kebebasan pada rakyatnya dalam beragama dan beribadah, secara khusus kepada orang-orang kristen. Motivasi Kaisar Konstantinus Agung mengeluarkan keputusan ini adalah karena perpecahan politik yang sedang terjadi di Romawi, yaitu perang saudara selama lebih dari setengah abad. Dengan keputusan tersebut, dia melihat bahwa kekuatan agama Kristen sanggup mempersatukan berbagai kekuatan yang berselisih saat pemerintahannya. Edik Milano juga dianggap merupakan titik balik sejarah di Eropa dalam hal kebebasan peradaban. Kemerdekaan dan jaminan kepada rakyat dalam berdemokrasi sesuai dengan prinsip-prinsipnya menjadi diakomodasi oleh negara.
Sesudah Kaisar Konstantinus bertobat dan mengumumkan edik Milano, ia memusatkan perhatiannya pada pembangunan gereja-gereja yang indah. Ibunya Santa Helena menjadi salah seorang pendorong dan pembantu dalam usaha mendirikan gereja-gereja itu. Gereja pertama yang dibangun ialah Basilik Agung Penebus Mahakudus di Lateran. Letaknya di atas bukit Goelius dan tergabung dengan istana kekaisaran, Lateran. Gereja ini diberkati dengan suatu upacara agung dan meriah oleh Paus Silvester I (314 � 335) pada tahun 324. Karena basilik itu merupakan gereja katedral untuk Uskup Roma yang sekaligus menjabat sebagai paus, maka basilik itu pun disebut �induk semua gereja�, baik di Roma maupun di seluruh dunia. Karena itu juga basilik Lateran merupakan gereja paroki bagi seluruh umat Katolik sedunia. Basilik itu sekarang disebut Gereja Santo Yohanes Lateran.

Awalnya pesta ini hanya dirayakan di Roma, namun kemudian menjadi pesta bagi seluruh gereja. Dalam pesta ini, selain dikenangkan dan diperingati kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, juga mau diungkapkan cinta kasih dan kesatuan umat dengan Uskup Roma, yang sekaligus menjabat sebagai paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta kasih Kristus.

Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan lambang Gereja, Umat Allah. Gereja yang sebenarnya tidak dibangun dari kayu dan batu yang mati, melainkan dari batu yang hidup. Kitalah batu hidup yang membentuk rumah Allah itu, kediaman Roh Kudus yang indah berseri karena hidup suci. Apakah kita dalam hidup sehari-hari ikut membangun Gereja yang hidup itu?

Santo Teodorus Tiro, Martir

Teodorus Tiro-yang juga dikenal dengan nama 'Teodoros Amasea' adalah prajurit Romawi yang beragama Kristen. Bersama rekan-rekannya yang ada di dalam divisi Tyronum, ia ditugaskan untuk menjaga keamanan di wilayah Pontus, Asia Kecil sekitar Laut Hitam. Menurut legenda, sementara ia berada dalam kedudukan sebagai seorang prajurit `tiro' (= yang direkrut), ia dipaksa untuk turut serta. di dalam upacara korban kepada dewa-dewa kafir Romawi; namun karena imannya ia dengan tegas menolak untuk turut serta di dalam praktek kekafiran itu. Ia tetap berpegang teguh pada imannya dan hanya Ingin menyembah Kristus sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah oleh manusia. Oleh karena itu ia ditangkap, disiksa secara bengis oleh pasukan kafir lainnya. Akhirnya pada tahun 306, ia dibakar hidup-hidup hingga mati.

Di kaki bukit Palatium, Roma, didirikan sebuah gereja untuk menghormati dia sebagai martir Kristus yang berani mati karena mempertahankan imannya. Makamnya sendiri terdapat di Euchaita, Asia Kecil. Kemungkinan ia dan Teodorus Stratelates, yang juga disebut Teodoros dari Heraclea adalah orang yang sama.

Sumber :
http://www.imankatolik.or.id/
http://kasihilahsesamamumanusia.blogspot.com/

Wednesday, December 5, 2012

Pesta kelahiran Santa Perawan Maria

Tanggal 8 September, Gereja seluruh dunia merayakan �Pesta kelahiran Santa Perawan Maria�. Pesta ini sesungguhnya menunjukkan betapa Gereja mengasihi dan menghormati Bunda Maria sebagai wanita yang punya peranan besar di dalam karya keselamatan Allah. Sehubungan dengan pesta ini mungkin terlintas dalam benak kita pertanyaan berikut: �Landasan pemikiran apa yang melatarbelakangi pesta ini?�

Kita tidak bisa langsung menjawab pertanyaan ini dengan membeberkan peristiwa kelahiran Maria secara lengkap dan obyektif berdasarkan informasi dari dokumen � dokumen terpercaya Gereja seperti Alkitab. Yang mungkin bagi kita ialah melihat peranan dan kedudukan Maria di dalam rencana dan karya keselamatan Allah di dalam sejarah.

Tentang hal ini Gereja mengajarkan bahwa Allah � setelah kejatuhan manusia � menjanjikan seorang Penebus bagi umat manusia. Penebus itu adalah AnakNya sendiri. Untuk maksud luhur itu Allah membutuhkan kerjasama manusia; Allah membutuhkan seorang perempuan untuk mengandungkan dan melahirkan AnakNya. Kebeneran iman ini dikatakan Santo Paulus dalam suratnya kepada Galatia: ��Setelah genap waktunya, maka Allah mengutus AnakNya, yang lahir dari seorang perempuan�� (Gal 4:4).

Siapa perempuan itu? Perempuan itu adalah Maria, seorang puteri keturunan Abraham. Dari sini Gereja mengajarkan bahwa Maria telah ditentukan Allah sedari kekal untuk mengandung dan melahirkan AnakNya. Untuk itu ia suci sejak lahirnya dan diperkandungkan tanpa noda dosa asal.

Dalam konteks pengakuan iman inilah, Gereja merasa perlu menentukan suatu hari khusus (yaitu: 8 September) untuk merayakan peristiwa kelahiran Maria. Dasar pertimbangan disini � barangkali sangat sederhana � ialah bahwa sebagai manusia, Maria tentu pernah lahir pada waktu dan tempat tertentu, dari orangtua dan suku tertentu. Injil � injil sendiri tidak mengatakan secara jelas bahwa Maria juga adalah keturunan Daud, sebagaimana Yusuf suaminya. Yang penting disini bukanlah ketepatan hari kelahiran itu tetapi ungkapan iman Gereja akan Maria sebagai perempuan yang ditentukan Allah untuk mengandungkan dan melahirkan AnakNya.

Seturut sejarah, mulanya pesta ini dirayakan di lingkungan Gereja Timur berdasarkan ilham dari tulisan � tulisan apokrif pada abad ke � 6; pada akhir abad ke � 7, barulah pesta ini diterima dan dirayakan di dalam Gereja Barat Roma.

Sumber : http://www.ekaristi.org/doa/sejarah2.php?subaction=showfull&id=1186696154&archive=1260281414&start_from=&ucat=8&

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)