Latest News

Monday, December 31, 2018

Selamat Tahun Baru 2019


Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” Yehezkiel 36:26
Satu tahun telah kita lalui dan kini tahun yang baru telah tiba. Banyak hal yang telah kita lalui, entah itu baik maupun yang buruk sekalipun. Sebagian doa-doa kita mungkin telah dijawab dan sebagian lagi belum ada jawabannya. Masalah yang lalu telah dilalui, tetapi ada masalah lain yang terus berdatangan.
Memasuki tahun yang baru, janji Tuhan bagi umatNya tetap berlaku. Dia senantiasa memberikan rancangan damai sejahtera bagi umatNya yang setia mengasihi Dia. Dan ketika kita sungguh-sungguh berbalik dari jalan-jalan kita yang jahat, Dia memberikan hati yang baru dan roh yang baru dalam hidup kita. Dia akan memberikan kemampuan bagi kita agar kita dapat hidup taat seturut dengan FirmanNya.
Tentunya hati yang baru dan roh yang baru harus diikuti dengan sikap dan perbuatan yang sesuai dalam kehidupan kita, agar hubungan dengan Tuhan dapat terus terjaga dan FirmanNya benar-benar membawa dampak yang luar biasa dalam kehidupan kita. Dan dalam tahun yang baru ini, kita semua juga pasti rindu untuk melihat janji-janji Tuhan digenapi, jawaban-jawaban doa dipenuhi, masalah-masalah dapat terselesaikan dan segala keinginan kita diberikan oleh Tuhan.
Oleh karena itu dengan hati yang baru, ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam menyambut tahun yang baru ini agar janji-janji Tuhan dapat digenapi dalam hidup kita:

1. Lakukan Segala Sesuatu Di Dalam Yesus

Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Kol 3:17
Ingatlah kepada Tuhan dalam setiap perbuatan kita, baik dalam pekerjaan, di kantor, di rumah, di jalan, di sekolah, dalam lingkungan sosial, keluarga, pergaulan dan lain-lain.
Keluarkan perkataan-perkataan yang positif dalam hidup kita, lakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Lakukan segala sesuatu, seperti kita melakukannya untuk Tuhan. Kita tidak akan berani berbuat kecurangan/dosa, jika kita ingat bahwa yang kita lakukan adalah untuk Tuhan.
Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku.
” Maz 91:14-16
.

2. Belajar Dari Pengalaman

Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.” Maz 119:71
Segala ujian dan pencobaan yang Tuhan ijinkan dalam hidup kita adalah untuk pembelajaran bagi kita agar kita dapat hidup lebih baik lagi di hadapan Tuhan.
Tuhan senantiasa membentuk hidup kita melalui segala keadaan maupun kondisi agar kita dapat menjadi kuat menghadapi masalah-masalah yang lebih besar lagi.
Dan ketika kita mau terbuka di hadapan Tuhan dan belajar dari setiap masalah yang kita hadapi, maka kita akan menjadi manusia yang semakin mendekati kepada kesempurnaan, karena hidup ini adalah proses menuju kepada kesempurnaan.
Belajarlah dari setiap pengalaman yang kita lalui, belajar dari tahun yang telah kita lalui dan evaluasi apa yang perlu kita perbaiki untuk menyongsong tahun yang baru.
Kesalahan yang pernah kita lakukan tidak perlu terulang lagi, dan kebaikan yang telah dilakukan biarlah dapat lebih lagi dikerjakan dalam tahun yang baru.
Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci.” Rom 15:4
.

3. Iman Disertai Perbuatan

Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” Yak 2:17
Keyakinan iman dan kehidupan doa harus selalu diimbangi dengan perbuatan. Karena iman tanpa perbuatan adalah iman yang mati, sedangkan iman yang disertai dengan perbuatan akan menghasilkan mujizat dalam kehidupan kita.
Seringkali ketakutan senantiasa menghalangi kita untuk dapat melangkah dengan iman. Pikiran dan logika selalu bertolak belakang dengan iman yang kita miliki. Tetapi ketika kita menyingkirkan segala ketakutan dan mulai melangkah dengan iman, maka kita akan melihat hasil yang luar biasa dari perbuatan yang kita lakukan.
Ketika kita takut untuk melangkah atau berbuat sesuatu, maka kita telah kehilangan kesempatan untuk berhasil. Mungkin juga ketika kita melangkah kita akan menemui kegagalan. Tetapi kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi ketika kita tidak mulai untuk melangkah.
Keberanian berbuat sesuatu akan mendatangkan kemungkinan untuk berhasil dalam kehidupan kita. Dan sesuatu yang dilakukan berkali-kali dengan tekun akan membuat kita menjadi mahir, sehingga persentase keberhasilan akan menjadi semakin besar. Ditambah lagi dengan iman yang kita pegang teguh, maka mujizat demi mujizat akan menyertai setiap langkah hidup yang kita jalani.
“Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.” Pkh 11:6
.
Sambutlah tahun yang baru dengan penuh keyakinan, karena Tuhan telah memberikan kita hati yang baru. Lakukan segala sesuatu di dalam Yesus, belajarlah dari pengalaman yang lalu dan melangkah dengan imanmu, maka kita akan melihat janji-janji Tuhan digenapi dalam hidup kita pada tahun yang baru ini. Haleluya!
.

Sunday, December 30, 2018

INI SURAT UCAPAN NATAL SOEKARNO UNTUK ISTRI YANG BIKIN NETIZEN BAPER


Ini Surat Ucapan Natal Soekarno Untuk Istri yang Bikin Netizen Baper
Siapa yang tak kenal Soekarno? Proklamator RI yang bergelar Sang Putra Fajar ini?
Lelaki bergelar Insinyur dari ITB ini tak hanya dikenal cerdas, tetapi juga rupawan. Penampilannya selalu rapi menambah daya tarik tersendiri.
Ada kisah tersendiri bagi Soekarno di kala peringatan Natal yang kini lagi menjadi perbincangan warganet.
Yah, surat ucapan Selamat Hari Natal dari Soekarno untuk sang istri.
Presiden Soekarno memiliki cara sendiri untuk mengucapkan hari Natal pada sang istri.
Yurike Sanger sendiri adalah istri ketujuh presiden pertama Indonesia.
Soekarno pertama kali bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963.
Kala itu Yurike yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.
Pada 6 Agustus 1964, Soekarno dan Yurike Sanger menikah secara Islam di rumah Yurike.
Namun mahligai rumah tangga keduanya harus kandas saat Soekarno menceraikan Yurike, karena kondisi Soekarno yang kurang stabil.



https://www.berita168.com/ini-surat-ucapan-natal-soekarno-untuk-istri-yang-bikin-netizen-baper/

INDAHNYA TOLERANSI WARGA LERENG MERBABU SAAT NATAL



Indahnya Toleransi Warga Lereng Merbabu saat Natal
Perayaan Natal di lereng Gunung Merbabu tepatnya di Dusun Thekelan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang berlangsung berbeda dari yang lainnya.
Pagi hari puluhan umat Kristiani dari beberapa gereja di Dusun Thekelan melakukan ibadah bersama di GPdi Thekelan, Rabu (26/12/18).
Tak lama berselang, sekitar pukul 08.00, umat Islam dan Budha berbondong-bondong menuju sekitar gereja dan menunggu para umat kristiani.
Usai umat Kristiani melaksanakan ibadah, mereka berjajar di samping kanan dan kiri jalan. Perwakilan dari setiap umat pun memberikan sambutan, mengucapkan selamat natal dan memberikan doa bagi para umat kristiani.
“Selamat natal. Semoga memberi kedamaian lahir dan batin,” tutur Sukhadhamma Sukarmin, seorang perwakilan tokoh agama buddha.
Perwakilan tokoh agama islam pun demikian. Mewakili umat islam, Satiman mengucapkan selamat natal kepada para umat kristiani.
“Selamat Natal bagi umat Kristiani. Semoga Natal ini membawa berkah,” tuturnya.
Umat Kristiani pun membalas dengan senyuman dan ucapan doa-doa.
“Terimakasih, semoga Gusti memberkati,” jawabnya.
Isak tangis pun tak terbendung ketika mereka saling bersalaman dan memberi ucapan.
Seorang pendeta GPdI Thekelan, Pdt Petrus Sukiman menyambut positif ucapan Natal dari umat Islam dan Buddha.
Kehadiran umat Islam dan Buddha membuat para jemaat dapat beribadah dengan tenang dan tidak ada hal yang ditakutkan.
“Indonesia sebagai negara yang beragam suku, ras, dan agama, cara ini positif sekali,” ungkapnya.
Menurutnya, adanya toleransi antarumat yang ada di Thekelan, masyarakat dapat membangun desa bersama-sama tanpa ada perselisihan.
Dusun Thekelan juga dapat menjadi miniatur negara Indonesia yang beragam agama namun toleransi tetap terjaga.
“Mungkin di tempat lain tidak ada hal semacam ini. Ini perlu menjadi contoh bentuk toleransi bagi masyarakat lain,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dusun Thekelan, Supriyo mengatakan, Dusun Thekelan berpenduduk sekitar 720 jiwa. Mereka menganut berbeda agama yang didominasi umat buddha.
“Satu rumah beda agama disini sudah biasa,” ungkapnya.
Meski berbeda, toleransi antar umat di Dusun Thekelan sangat terjaga.
Ucapan memberi selamat saat hari besar merupakan bentuk toleransi antar umat dalam rangka menjaga kerukunan warga Thekelan yang beragam agama.
Acara ini dilakukan oleh warga Thekelan tidak hanya saat Natal, namun setiap perayaan hari besar agama.
“Setiap hari besar, entah Natal, Waisak, Idul Fitri, kami selalu melakukan tradisi ini,” ungkapnya.
Menurutnya, meski berbeda keyakinan hubungan antar warga harus terus dijaga.
“Urusan kami sama Tuhan memang masing-masing, tapi urusan dengan sesama harus kita jaga,” tuturnya.
Toleransi di Dusun Thekelan tidak hanya ditunjukkan saat perayaan hari besar.
Saat ramadhan tiba, umat Islam juga mengundang umat non islam untuk berbuka bersama.
“Bahkan, ketika ada pengajian, yang mengaji tidak hanya satu umat saja. Semua ikut,” tambahnya.
Supriyo juga menanamkan tradisi tersebut kepada anak-anak Dusun Thekelan agar toleransi antar umat di Dusun Thekelan selalu terjaga.
“Kami tidak hanya menjalankan saja, tapi kami mengajari anak-anak generasi milenial karena era mereka berbeda dengan agar mereka menjaga toleransi,” katanya.
Sumber berita Indahnya Toleransi Warga Lereng Merbabu saat Natal : tribunjateng

https://www.berita168.com/indahnya-toleransi-warga-lereng-merbabu-saat-natal/

KISAH SOEKARNO SAAT BERIKAN KATA SAMBUTAN PERAYAAN NATAL DI JAKARTA



Kisah Soekarno Saat Berikan Kata Sambutan Perayaan Natal di Jakarta
Bung Karno pernah diundang menghadiri perayaan Natal di Jakarta.
Hampir semua orang Kristen yang tinggal di wilayah DKI Jakarta menghadiri perayaan Natal tersebut.
Di atas mimbar terpampang dengan jelas tema natal “YESUS ADALAH GEMBALA YANG BAIK”.
Nah, pada saat Bung Karno diminta maju ke depan untuk memberikan sambutan, beliau melihat dan membaca tema natal tadi, “Yesus adalah gembala yang baik”.
Kemudian Bung Karno berkata, “Itu salah!”.
Tentu saja semua orang yang hadir menjadi tegang dan bingung, karena dalam perayaan natal beliau berkata begitu.
Lalu Bung Karno melanjutkan kembali, “Yesus adalah gembala yang baik. Itu keliru! Yesus bukan gembala yang baik, tetapi Yesus adalah gembala yang terbaik!”.
Setelah mendengar pernyataan ini, spontan dan serempak semua hadirin memberikan tepuk tangan dengan gegap gempita dan meriah sekali.
Berita ini dikutip dari FP FB Father of Nation: The Curious Case of Soekarno.
Ada juga foto Soekarno saat memberikan kata sambutan dalam perayaan Natal tahun 1947 di Yogyakarta :

Presiden soekarno saat berpidato di perayaan Natal Tahun 1947 di Yogyakarta
Dalam kapasitasnya sebagai kepala negara bagi semua penganut agama, Presiden Soekarno menghadiri perayaan Natal 1947 di Yogyakarta dan menyampaikan pidato di depan umat.
 Sumber berita Kisah Soekarno Saat Berikan Kata Sambutan Perayaan Natal di Jakarta : Father of Nation: The Curious Case of Soekarno

Pesan Natal Jokowi, dari Merayakan Keragaman hingga Memeluk si Miskin

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan ketika menghadiri Perayaan Natal Nasional 2018 di Medan, Sumatra Utara, Sabtu (29/12/2018). Dalam Perayaan Natal Nasional yang dihadiri 20 ribu orang itu presiden mengajak jemaat untuk selalu menjaga persatuan, kerukunan, persaudaraan serta merawat perdamaian. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/kye.(WAHYU PUTRO A)

Indonesia adalah negara majemuk. Sebanyak 260 juta penduduk yang hidup di 17.000 pulau terdiri dari 34 provinsi serta 514 kota dan kabupaten, terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda. Terdapat lima agama dan sejumlah aliran kepercayaan yang berbeda-beda meskipun mayoritas penduduknya memeluk Islam. Adat serta istiadatnya juga berbeda-beda. Ada 714 suku di Indonesia dengan 1.100 lebih bahasa lokal.

Dalam pidatonya di acara Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (29/12/2018) kemarin, Presiden Joko Widodo pun berpesan bahwa Natal harus menjadi momentum umat Kristiani untuk juga merayakan anugerah keragaman yang diberikan Allah tersebut. "Dalam perayaan Natal, kita perlu bersukacita atas anugerah-anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita, kepada bangsa Indonesia bahwa kita ini telah dianugerahi keragaman yang luar biasa banyaknya," ujar Presiden, menyampaikan pesan Natal. Merayakan takdir Tuhan itu, lanjut Jokowi, adalah dengan cara menghadirkan perdamaian antara sesama manusia. "Perayaan Natal adalah perayaan yang menghadirkan kedamaian sejati. Damai di hari kita semua, damai di Indonesia dan damai di bumi kita. Kedamaian harus terus kita rawat. Kedamaian harus terus kita jaga dengan selalu berdoa dan tulus dalam bekerja," lanjut dia. Sebab, perbedaan bukan sumber perpecahan. Namun merupakan potensi besar bangsa Indonesia.

Oleh sebab itu, Jokowi berpesan agar seluruh warga negara, khususnya umat Kristiani untuk menjaga persatuan, kerukunan dan persaudaraan. Di Indonesia, lanjut Jokowi, seluruh warganya merupakan saudara. Saudara sebangsa se-tanah air. "Sebagai anugerah Tuhan, keragaman dan persatuan harus terus kita jaga, terus kita rawat serta terus kita syukuri dengan saling menghormati, menghargai dan saling mengasihi. Karena, di mana ada sirungguk, di situ ada sitata. Di manapun kita duduk, di situ selalu ada Tuhan Yang Maha Esa," ujar Jokowi. "Kepada seluruh umat Kristiani yang saya cintai, saya ajak Bapak Ibu, saudara-saudara sekalian ini untuk selalu menjadi garam dan terang dunia," lanjut dia.

Memeluk si miskin Presiden sekaligus menyinggung tema Natal 2018, yakni "Yesus Kristus Adalah Hikmat Bagi Kita." Menurut Jokowi, berbahagialah bagi orang Kristiani yang menerima hikmat Tuhan. Keuntungannya melebihi emas, perak, dan permata. Dengan menerima hikmat Allah itu, lanjut Jokowi, umat akan dipenuhi dengan rasa kebahagiaan, kesejahteraan. Bahkan, hikmat Allah itu juga dapat diwujudkan dalam berkontribusi pada pembangunan bangsa. "Dengan hikmat, kita bersama-sama bekerja membangun negara kita Indonesia. Dengan hikmat, kita saling membantu sesama anak bangsa. Dengan hikmat, kita terus dan harus memeluk yang miskin, kecil, lemah dan membutuhkan," ujar Jokowi. "Dengan hikmat, kita persiapkan anak-anak kita untuk menghadapi masa depan dengan menjadi manusia yang unggul, berakhlak mulia dan dengan hikmat, kita hadirkan rasa keadilan sosial bagi seluruh penjuru Tanah Air. Dengan hikmat, mari kita majukan negara Indonesia," lanjut dia. Presiden Joko Widodo saat menghadiri perayaan Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna Kantor Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan, Sabtu (29/12/2018).(Fabian Januarius Kuwado) Perayaan Natal Nasional 2018 itu dihadiri lebih dari 25.000 umat Kristiani lintas gereja Kristen se- Indonesia. Umat yang hadir sampai membeludak ke luar gedung. Hadir dalam perayaan Natal itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly serta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Kehadiran Jokowi di sana mendapatkan antusiasme yang tinggi. Mengingat, sebelumnya Presiden sempat dikabarkan tidak jadi menghadiri acara itu dan diwakilkan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Baca juga: Jokowi Dikalungi Sorban oleh Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah Mereka berebut untuk menyapa Jokowi dan bersalaman dengannya. Presiden tentu tidak dapat melayani satu per satu sehingga ia hanya bersalaman, bahkan berfoto bersama dengan warga yang terjangkau dari segi jarak. Lidya Situmeang (38) warga Kota Medan mengaku senang Presiden menghadiri perayaan Natal kali ini. "Ini bukti bahwa Pak Jokowi milik semua umat beragama di Indonesia. Pak Jokowi menjadi simbol persatuan," ujar dia.

Saturday, December 29, 2018

Pesan Bapa Paus Fransiskus pada Perayaan Hari Perdamaian Dunia ke-52 (1 Januari 2019)


Politik yang baik adalah demi pelayanan perdamaian
1. “Damai sejahtera bagi rumah ini!”
Pada saat mengutus para murid-Nya, Yesus memberikan pesan, ”Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu, ‘Damai sejahtera bagi rumah ini.’ Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.”(Luk 10: 5-6).
Membawa damai adalah pusat dari misi para murid Kristus. Damai itu ditawarkan kepada semua pria dan wanita yang mendambakan perdamaian di tengah tragedi dan kekerasan yang menandai sejarah manusia. [1] “Rumah” yang Yesus bicarakan adalah setiap keluarga, komunitas, negara dan benua, dalam semua keberagaman dan sejarah. Ini adalah yang pertama dan terutama untuk setiap individu, tanpa perbedaan atau diskriminasi. Tetapi juga merupakan “rumah kita bersama”: dunia di mana Tuhan menempatkan kita dan memanggil kita untuk merawat dan mengolahnya.
Jadi izinkanlah ini menjadi salam saya di awal Tahun Baru: “Damai sejahtera bagi rumah ini!”
2. Tantangan untuk politik yang baik
Perdamaian adalah seperti harapan yang diungkapkan oleh penyair terkenal Charles Péguy. [2] Perdamaian seperti sekuntum bunga lembut yang berjuang untuk mekar di tanah keras berbatuan. Kita tahu bahwa rasa haus akan kekuasaan pada titik tertentu menyebabkan pelanggaran dan ketidakadilan. Politik adalah sebuah sarana dasar untuk membangun institusi dan komunitas manusia, tetapi ketika kehidupan politik tidak dilihat sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat secara keseluruhan, politik dapat menjadi sarana penindasan, marjinalisasi dan bahkan kehancuran.
Yesus memberi tahu kita bahwa, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Mrk 9:35). Dalam kata-kata Paus Paulus VI, “untuk berpolitik secara serius pada tingkat yang berbeda – lokal, regional, nasional dan dunia – merupakan tugas setiap individu untuk mengakui kenyataan dan nilai dari kebebasan yang ditawarkan kepadanya untuk bekerja pada masa yang satu dan sama untuk kebaikan bagi kota, bangsa dan seluruh umat manusia.” [3]
Jabatan politik dan tanggung jawab politik selalu menantang mereka yang dipanggil untuk melayani negara mereka. Mereka dipanggil untuk melakukan segala upaya untuk melindungi warganya dan untuk menciptakan situasi masa depan yang layak dan adil. Jika itu dilaksanakan dengan dasar menghormati kehidupan, kebebasan dan martabat setiap orang, sesungguhnya kehidupan politik dapat menjadi bentuk perbuatan amal yang luar biasa.
3. Amal dan Kebajikan manusia: dasar politik untuk melayani hak asasi manusia dan perdamaian
Paus Benediktus XVI mencatat bahwa “setiap umat Kristiani dipanggil untuk melakukan amal dengan cara yang sesuai dengan panggilannya dan sesuai dengan tingkat pengaruhnya dalam masyarakat. Ketika digerakkan oleh amal, komitmen terhadap kebaikan bersama memiliki nilai yang lebih besar daripada sekedar kedudukan politik dan sekular… Aktivitas duniawi manusia, ketika diilhami dan didukung oleh amal, berkontribusi pada pembangunan kota Tuhan yang universal, yang merupakan tujuan dari sejarah umat manusia.” [4] Ini adalah program di mana semua politisi, apa pun budaya atau agamanya, dapat setuju, jika mereka ingin bekerja bersama demi kebaikan umat manusia dan mempraktekkan kebajikan-kebajikan manusia yang menopang semua aktivitas politik yang sehat: keadilan, kesetaraan, saling menghormati, ketulusan, kejujuran dan kesetiaan.
Dalam hal ini, mungkin akan membantu untuk mengingat kembali “Sabda Bahagia para politisi,” yang diusulkan oleh Kardinal Vietnam, Francois-Xavier Nguyen Van Thuan, saksi yang setia kepada Injil yang meninggal pada tahun 2002;
Berbahagialah politisi yang memiliki kepekaan yang tinggi dan pemahaman mendalam tentang perannya.
Berbahagialah politisi yang secara pribadi mencontohkan kredibilitas.
Berbahagialah politisi yang bekerja untuk kebaikan bersama dan bukan untuk keuntungannya sendiri.
Berbahagialah politisi yang tetap konsisten.
Berbahagialah politisi yang bekerja untuk kesatuan.
Berbahagialah politisi yang bekerja untuk mencapai perubahan radikal.
Berbahagialah politisi yang mampu mendengarkan.
Berbahagialah politisi yang tidak memiliki rasa takut. [5]
Setiap pemilihan umum dan pemilihan ulang dan setiap tahap kehidupan publik, adalah kesempatan untuk kembali ke titik awal acuan yang menginspirasi keadilan dan hukum. Satu hal yang pasti: politik yang baik adalah demi melayani perdamaian. Hal tersebut untuk menghormati dan menyerukan hak asasi manusia, yang pada saat yang sama merupakan kewajiban bersama, mengupayakan terjadinya sebuah ikatan kepercayaan dan rasa syukur yang ditempa antara generasi sekarang dan yang akan datang.
4. Kejahatan-kejahatan Politik
Sayangnya, bersamaan dengan kebajikan-kebajikannya, politik juga memiliki peranannya dalam kejahatan-kejahatan, karena ketidakmampuan pribadi atau kelemahan dalam sistem dan lembaga-lembaganya. Jelas, kejahatan ini mengurangi kredibilitas keseluruhan kehidupan politik, serta kewenangan, keputusan-keputusan dan tindakan mereka yang terlibat di dalamnya. Kejahatan-kejahatan ini, yang mengurangi idealnya demokrasi yang otentik, mempermalukan kehidupan publik dan mengancam harmoni sosial. Kita berpikir mengenai korupsi dalam bentuk yang bervariasi: penyalahgunaan sumber daya publik, eksploitasi secara individu, penolakan hak-hak, pengabaian aturan masyarakat, mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak jujur, pembenaran kekuasaan dengan kekerasan atau pembenaran kekuasaan yang memaksakan tindakan politik tidak adil yang sewenang-wenang dan penolakan untuk melepaskan kekuasaan. Di mana kita dapat menambahkan rasa takut berlebihan akan orang asing, rasisme, kurangnya kepedulian terhadap lingkungan alam, perampasan sumber daya alam demi keuntungan yang cepat dan penghinaan bagi mereka dipaksa ke pengasingan.
5. Politik yang baik mendorong partisipasi kaum muda dan mempercayai orang lain
Ketika pelaksanaan politik hanya bertujuan melindungi kepentingan-kepentingan beberapa orang yang diistimewakan, masa depan dikompromikan, maka orang muda dapat terpancing untuk kehilangan kepercayaan diri, karena mereka terlempar ke pinggiran masyarakat tanpa adanya kesempatan membantu membangun masa depan. Tetapi ketika politik secara konkret memupuk talenta kaum muda dan aspirasi mereka, damai tumbuh dalam pandangan dan wajah mereka. Hal ini menjadi jaminan kepercayaan diri yang mengatakan, “Saya percaya padamu dan denganmu saya percaya” bahwa kita semua dapat bekerja bersama demi kebaikan bersama. Politik adalah melayani perdamaian jika hal tersebut dapat diekspresikan dalam pengakuan atas karunia dan kemampuan masing-masing individu. “Apa yang bisa lebih indah daripada tangan yang diulurkan? Itu yang dimaksudkan oleh Tuhan untuk menawarkan dan untuk menerima. Allah tidak ingin hal tersebut untuk membunuh (lih. Kej 4: 1 dst) atau untuk menimbulkan penderitaan, tetapi untuk menawarkan kepedulian dan pertolongan dalam kehidupan. Bersama dengan hati dan kecerdasan kita, tangan kita juga bisa menjadi makna bagi dialog.” [6]
Setiap orang dapat berkontribusi memberikan sumbangsihnya untuk membantu membangun bumi kita. Kehidupan politik yang otentik, berdasarkan hukum dan hubungan yang jujur dan adil antar individu, mengalami pembaruan kapan pun ketika kita yakin bahwa setiap wanita, pria dan generasi membawa janji dari hubungan yang baru, intelektual, budaya dan energi spiritual. Kepercayaan semacam itu tidak pernah mudah dicapai, karena hubungan manusia itu rumit, terutama di zaman kita sendiri, ditandai oleh iklim ketidakpercayaan yang berakar pada ketakutan pada orang lain atau orang asing, atau kecemasan tentang keamanan pribadi seseorang. Sayangnya, hal ini juga terlihat pada tingkat politik, dalam sikap penolakan atau bentuk nasionalisme yang mempertanyakan persaudaraan yang mana sangat dibutuhkan oleh dunia global kita. Dewasa ini, lebih dari sebelumnya, masyarakat kita membutuhkan “pengrajin perdamaian” yang dapat menjadi pembawa pesan dan saksi-saksi otentik Allah Bapa, yang akan mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan umat manusia.
6. Tidak untuk perang dan strategi rasa takut
Seratus tahun setelah berakhirnya Perang Dunia Pertama, seperti yang kita ingat orang-orang muda yang terbunuh dalam pertempuran itu dan penduduk sipil tercerai berai, kita lebih sadar daripada sebelumnya tentang pelajaran mengerikan yang diajarkan oleh perang-perang saudara: damai tidak akan pernah dapat dikurangi sepenuhnya untuk menyeimbangkan kekuasaan dan rasa takut. Mengancam orang lain berarti menjadikan mereka obyek dan menolak martabat mereka. Inilah sebabnya mengapa kita membuat pernyataan sekali lagi bahwa peningkatan intimidasi dan pertumbuhan kepemilikan senjata secara bebas yang tidak terkendali, bertentangan dengan moralitas dan kerinduan akan perdamaian sejati. Teror yang dilakukan atas golongan paling rentan, berpengaruh pada pengasingan seluruh populasi yang mencari tempat yang aman.. Politik yang cenderung menyalahkan setiap kejahatan ke para pengungsi dan mencabut harapan orang miskin merupakan hal yang tidak dapat diterima. Sebaliknya, dibutuhkan penegasan kembali bahwa perdamaian didasarkan pada penghormatan terhadap setiap orang, apa pun latar belakangnya, penghormatan terhadap hukum dan kebaikan bersama, penghormatan terhadap lingkungan yang dipercayakan pada perawatan kita dan untuk kekayaan tradisi moral yang diwariskan dari generasi sebelumnya.
Dengan cara tertentu, pikiran kita beralih kepada semua anak yang saat ini tinggal di daerah konflik dan untuk semua orang yang bekerja untuk melindungi hidup mereka dan membela hak-hak mereka. Satu dari setiap enam anak di dunia dipengaruhi oleh dampak dari kekerasan perang,, bahkan ketika mereka tidak terdaftar sebagai tentara anak-anak atau disandera oleh kelompok-kelompok bersenjata. Kesaksian yang diberikan oleh orang-orang yang bekerja untuk membela mereka dan martabat mereka adalah hal yang paling berharga bagi masa depan umat manusia.
7. Sebuah proyek perdamaian yang hebat
Dalam beberapa hari ini, kita merayakan ulang tahun ketujuh puluh Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia, yang diangkat setelah Perang Dunia II. Dalam konteks ini, marilah kita juga mengingat pengamatan Paus Yohanes XXIII: “Kesadaran manusia akan hak-haknya pasti membawa dia pada pengakuan atas tugasnya. Kepemilikan hak melibatkan tugas untuk menerapkan hak-hak tersebut, karena itu adalah ekspresi martabat pribadi seseorang. Dan kepemilikan hak juga melibatkan pengakuan dan rasa hormat mereka oleh orang lain.” [7]
Perdamaian, pada dasarnya, adalah buah dari proyek politik hebat yang didasarkan pada tanggung jawab bersama dan kesalingtergantungan manusia. Tetapi itu juga merupakan tantangan yang menuntut pembaruan secara terus menerus. Ini melibatkan perubahan bentuk hati dan jiwa; itu bersifat interior dan komunal; dan ini memiliki tiga aspek yang tidak terpisahkan:
– damai dengan diri sendiri, menolak ketidakfleksibelan, kemarahan dan ketidaksabaran; dalam kata-kata Santo Fransiskus dari Sales, menunjukkan “sedikit rasa manis terhadap diri sendiri” untuk menawarkan “sedikit rasa manis kepada orang lain”;
– damai dengan orang lain: anggota keluarga, teman, orang asing, orang miskin dan yang menderita, tidak takut untuk bertemu dan mendengarkan apa yang harus mereka katakan;
– damai dengan semua ciptaan, menemukan kembali kemegahan karunia Tuhan dan pribadi kita serta tanggung jawab bersama sebagai penghuni dunia ini, warga negara dan para pembangun masa depan.
Politik perdamaian, kesadaran akan dan keprihatinan yang dalam akan setiap situasi mengenai kerentanan manusia, selalu dapat menarik inspirasi dari Magnificat, hymne yang oleh Maria, Bunda Kristus Juruselamat dan Ratu Perdamaian, dinyanyikan atas nama semua umat manusia: “Dia berbelas kasih pada orang-orang yang takut pada-Nya di setiap generasi. Dia telah menunjukkan kekuatan lengan-Nya; Dia telah meruntuhkan kebanggaan dalam kesombongan mereka. Dia telah menurunkan yang kuat dari takhta mereka, dan telah mengangkat yang rendah; …Karena dia telah mengingat janji belas kasih-Nya, janji yang Dia berikan kepada bapa-bapa kita, kepada Abraham dan anak-anaknya untuk selama-lamanya” (Luk 1: 50-55).
Vatikan, 8 Desember 2018
Fransiskus
[1] Cf. Lk 2:14: “Glory to God in the highest, and on earth peace among men with whom he is pleased”.
[2] Cf. Le Porche du mystère de la deuxième vertu, Paris, 1986.
[3] Apostolic Letter Octogesima Adveniens (14 May 1971), 46.
[4] Encyclical Letter Caritas in Veritate (29 June 2009), 7.
[5] Cf. Address at the “Civitas” Exhibition-Convention in Padua: “30 Giorni”, no. 5, 2002.
[6] BENEDICT XVI, Address to the Authorities of Benin, Cotonou, 19 November 2011.
[7] Encyclical Letter Pacem in Terris (11 April 1963), ed. Carlen, 24.
Sumber: Holy See

Monday, December 24, 2018

Selamat Natal 25 Des'18 Saudara,Teman,Di manapun Berada,Slm Damai

"MEJUAH-JUAH KITA KERINA"
Selamat Natal Kepada Saudara dan Teman-teman Semua
Di mana saja pun kalian berada sekarang ini.
Semoga kita dapat menyambut kelahiran Yesus Kristus 
di dalam hati kita masing-masing.

Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juru selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud...." [Lukas 2:10-11]

Kata "Natal" berasal dari bahasa Latin, yang berarti: "Lahir". Ketika kita merayakan natal setiap tahunnya maka kita sedang merayakan hari lahirnya Tuhan kita Yesus Kristus, dua ribu tahun yang lalu. Natal bukanlah sekedar rutinitas perayaan keagamaan yang harus dijalani setiap tahunnya. Namun inti natal adalah memperingati dan merenungkan kembali makna kelahiran Yesus Kristus bagi kita, umatNya.

Dalam kutipan ayat firman Tuhan di atas dijelaskan bahwa bayi natal yang kita rayakan bukanlah manusia biasa. Dia adalah Juru selamat, yang akan menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Selain itu dia juga adalah Tuhan/Raja, yang menjadi penguasa tunggal dalam setiap aspek hidup umatNya.

Sekalipun perayaan natal (kelahiran Tuhan Yesus) tidak pernah diperintahkan Tuhan Yesus atau dirayakan oleh orang Kristen di alkitab sebagaimana halnya Paskah (kebangkitan Tuhan Yesus), namun mengingat natal adalah hari kelahiran Tuhan dan Juru selamat kita, maka layaklah kita merayakannya.

Hari natal, yang puncaknya biasa dirayakan umat kristiani di seluruh dunia pada tanggal 24-25 Desember setiap tahun, tinggal beberapa hari lagi. Oleh karena itu marilah kita mempersiapkan hati kita untuk menyambut natal. Sebab orang yang kelahiranNya kita rayakan adalah Tuhan, Raja dan Juru selamat kita.

Makna Natal Bagi Orang Orang Percaya
Natal adalah kesukaan besar bagi segala bangsa

Manusia yang sedang terbelenggu oleh dosa akan diselamatkan oleh seorang Juru selamat yang baru lahir, Yesus Kristus, serta memberikan kita hidup kekal. Karena itu kita patut bersukacita seperti para bala tentara sorga yang bersukacita dengan nyanyian/puji-pujian saat peristiwa natal (Luk. 2:13-14). Dan sukacita natal adalah bagi semua orang dari segala bangsa yang percaya kepadaNya.(Luk.2:10). Kita dapat mengundang setiap orang untuk menerima kasih natal tersebut.

Natal adalah kesederhanaan
Walaupun natal adalah sukacita, namun natal bukanlah kemewahan. Anak Allah yang kudus lahir bukan di ibukota Israel, Yerusalem, namun di kota kecil Betlehem (Luk. 2:4-6). Dia juga tidak lahir di istana, namun di kandang domba (Luk. 2:7). KelahiranNya diberitakan bukan kepada raja, nabi atau orang besar, namun kepada para gembala domba yang sederhana (Luk. 2:8-12). Kita patut merayakan natal secara sederhana, sebab peristiwa natal yang pertama adalah sederhana.

Natal adalah pengorbanan
Karena kasihNya kepada manusia yang berdosa, Allah rela mengorbankan anakNya yang tunggal,Yesus Kristus, agar manusia terbebas dari dosa. Manusia yang telah jatuh dalam dosa seharusnya akan mati menanggung dosa-dosanya, namun Allah yang pengasih dan penyayang mengorbankan anakNya yang tunggal untuk mati meggantikan kita (Yoh.3:16). Allah berkorban dalam natal. Karena itu kita juga sepatutnya berkorban dalam natal, seperti para majus yang mengorbankan persembahan-persembahan mereka (Mat. 2:11), sebagai "kado natal" kita kepadaNya.

Natal adalah kemenangan
Melalui kelahiran Tuhan Yesus, maka kesudahan iblis dan kejahatan semakin dekat. Manusia akan dibebaskan dari dosa, itulah sebabnya bayi natal itu diberi nama "Yesus", (Mat. 1:21), yang artinya: Allah menyelamatkan. Kemenangan telah tiba bagi manusia. Melalui peristiwa natal orang berdosa telah menang, kuasa iblis telah dihancurkan. Memang kita masih hidup di dunia yang penuh dosa, kejahatan, penderitaan. Kemenangan kita yang sesungguhnya baru terjadi saat kedatangan Tuhan Yesus kali kedua, di mana tidak ada lagi dosa, kejahatan dan penderitaan. Namun melalui peristiwa natal (kedatanganNya kali pertama) kita telah mencapai sebuah tahapan kemenangan.

Natal adalah penggenapan dan pembuktian kasih Allah.
Para nabi sebelumnya berulang-ulang telah menubuatkan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini, dan yang akhirnya tergenapi pada peristiwa natal tersebut (Mat. 1:22-23). Melalui peristiwa natal, kasih Allah dibuktikan/digenapi bahwa Ia adalah Allah yang memegang janjiNya dan yang tidak akan pernah berdusta kepada manusia. Melalui peristiwa natal kita juga diingatkan untuk tetap percaya pada firman, janji dan kasih Allah yang tidak pernah berubah bagi kita umatNya.






Sumber : http://www.pondokrenungan.com/

Sunday, December 23, 2018

Dolores Hart di cium untuk pertama kalinya oleh seorang pria dalam usia 18 tahun.


Dolores Hart, Gadis Yang Menolak Elvis Presley

Dolores Hart di cium untuk pertama kalinya oleh seorang pria dalam usia 18 tahun.

Bukan dicium oleh sembarang pria, melainkan oleh Elvis Presley.

Pada saat itu, ia turut berperan dalam film Loving You bersama dengan Elvis.

Setelah adegan ciuman tersebut, Elvis ngebet banget dan jatuh cinta abis kepada Dolores.

Sehingga Elvis mengajak Dolores untuk turut main film lagi dalam film berikutnya, King Creole.

Elvis juga pernah mencoba merayunya, agar dia bersedia menjadi istrinya, tetapi Dolores menolak.

Bukan hanya sekali itu saja Dolores beradu peran dalam film, dengan pria-pria papan atas yang hebat-hebat.

Dia pernah berakting bersama Robert Wagner, George Hamilton, maupun Montgomery Clift , tetapi tidak ada satupun yang bisa membuat dia tertarik.

Pada tahun 1961, ia turut bermain dalam film Francis of Assisi.

Di situ ia memerankan Santa Klara dari Asisi, putri seorang bangsawan yang kaya raya, tetapi memilih untuk hidup dalam kemiskinan dan mengabdikan dirinya untuk jadi pengikut Santo Fransiskus Asisi.

Pada saat pembuatan film tersebut di Roma, Dolores bertemu dengan Paus Yohanes XXII.

Di situ ia memperkenalkan dirinya kepada Paus, “Saya adalah Dolores yang memerankan Klara”.

Paus menjawab dengan lembut dalam bahasa Itali : “Tu sei Chiara” = Tidak, Anda adalah Klara.

Ucapan dari Paus tersebut mempengaruhi dirinya sedemikian rupa, seakan-akan ia mendapat panggilan untuk mengabdikan dirinya buat Tuhan.

Oleh sebab itulah ia memilih judul "The Ear of the Heart, An Actress’ Journey From Hollywood to Holy Vows" sebagai judul dari otobiographinya.

Dua tahun kemudian, setelah ia merampungkan film terakhirnya, “Come Fly With Me”, dalam usia 24 tahun ia meninggalkan kariernya sebagai bintang film.

Ia memilih untuk menjadi biarawati dan hidup dalam kesederhanaan.

Bahkan penawaran terakhir yang ia dapatkan untuk menjadi partner dalam film bersama Marlon Brando, ditolaknya.

Pada saat itu Dolores Hart merupakan pemain film dengan honor tertinggi.

Maka tidaklah heran apabila Dolores Hart sering disamakan dengan Grace Kelly.

Bukan saja dari segi kecantikkannya, tetapi juga kepiawaiannya dalam bermain film.

Grace Kelly meninggalkan dunia perfilman untuk menjadi ratu di Monaco, sedangkan Dolores mengabdikan dirinya menjadi biarawati.

Dengan menjadi seorang biarawati, Dolores memilih bukannya untuk dilayani melainkan untuk melayani dan hidup dalam penuh kesederhanaan.

Di tahun 1970 ia melakukan sumpahnya yang terakhir (kaul kekal) untuk menjadi suster dengan nama Mother Dolores.

Hingga kini ia masih sering ditanya kenapa ia memilih Tuhan daripada Elvis ?

Ia menjawab ringan, "God is bigger than Elvis.”

Untuk ini telah dibuatkan film dokumenter mengenai Mother Dolores dengan judul tersebut diatas.

Film ini pernah dinominasikan sebagai pemenang Oscar.

Di samping itu masih saja banyak orang yang tetap penasaran untuk mengetahui bagaimana rasanya dicium untuk pertama kalinya oleh Elvis ?

Ia menjawab, "Itu hanya pengalaman tidak lebih dari 15 detik saja dari kehidupan saya, jadi tidak ada istimewanya yang perlu dikenang."

Dolores Hart yang memilih untuk menjadi mempelai Kristus daripada mempelai Elvis.

Sungguh luar biasa....👍👍
Jesus Blessed You🙏🙏 Bro n Sis n Family

Monday, December 3, 2018

Dikunjungi KPK, Sekjen PSI Sebut Fahri Hamzah Keliru soal OTT

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menerima kunjungan sejumlah pejabat KPK di kantor DPP PSI, Jumat 30 November 2018. Rombongan KPK dipimpin Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI), Sujarnarko.
Kunjungan ini untuk menyampaikan undangan resmi KPK kepada PSI terkait Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi Nasional (KNPK) ke-13 pada 4-5 Desember 2018. Pelaksanaan KNPK tahun ini terkait erat dengan partai politik karena mengambil tema “Mewujudkan Sistem Integritas Partai Politik di Indonesia.”
Pada kesempatan itu, Sekjen PSI, Raja Juli Antoni, menyatakan, “Kami menyambut baik undangan tersebut dan, Insya Allah, akan hadir.”
Toni menambahkan, masih maraknya operasi tangkap tangan (OTT) KPK, memperlihatkan kegagalan internal partai politik.
“Saya berbeda pandangan dengan anggota DPR RI Fahri Hamzah, yang menyatakan bahwa salah satu contoh kegagalan KPK ditandai kian tingginya OTT terhadap para politisi. Menurut saya, itu pemahaman yang keliru. OTT yang menjaring politisi korup merupakan kegagalan parpol dalam mengurusi internal organisasi itu sendiri,” lanjut Toni.
Sejak awal, PSI membangun sistem rekrutmen untuk mencegah masuknya sosok-sosok tidak bersih sebagai calon legislatatif. Komitmen itu dinyatakan dalam proses seleksi.
“PSI satu-satunya partai yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan tokoh bangsa berintegritas, seperti Bibit Samad Rianto (mantan pimpinan KPK) dan Mahfud MD (mantan ketua MK) dalam proses rekrutmen calon legislatif untuk tingkat DPR RI dan DPRD,” kata Toni.
Pada kesempatan yang sama, Sujanarko mengatakan, KPK menagih komitmen PSI sebagai partai baru untuk berani melakukan perbaikan tata kelola internal. “Dorongan kelembagaan ini menjadi penting mengingat 60,9 % penghuni hotel prodeo KPK merupakan politisi dengan latar belakang partai politik dan berstatus anggota DPR RI dan DPRD,” kata Sujanarko.
KPK juga memberikan laporan berjudul “Sistem Integritas Partai Politik” kepada setiap partai politik peserta pemilu. Laporan merupakan hasil kajian KPK bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Di dalamnya memuat panduan bagi parpol untuk membenahi kode etik, demokrasi internal partai, kaderisasi, rekrutmen, serta mewujudkan keuangan partai yang transparan dan akuntabel.
https://psi.id/berita/2018/12/01/dikunjungi-kpk-sekjen-psi-sebut-fahri-hamzah-keliru-soal-ott/

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)