Latest News

Showing posts with label Tujuan dan Makna Devosi. Show all posts
Showing posts with label Tujuan dan Makna Devosi. Show all posts

Saturday, February 3, 2018

Mengenal Devosi Kerahiman Ilahi

APA ITU DEVOSI KERAHIMAN ILAHI ? 
 Devosi Kerahiman Ilahi adalah pengabdian total kepada Allah yang Maharahim, yaitu keputusan untuk percaya penuh kepada-Nya, untuk menerima belas kasih-Nya dengan ucapan syukur dan untuk berbelas kasih kepada sesama, sebab Ia penuh belas kasih. Bentuk Devosi Kerahiman Ilahi ini didasarkan pada catatan-catatan St Faustina Kowalska, seorang biarawati Polandia tak terpelajar yang, dalam ketaatan kepada pembimbing rohaninya, menuliskan sebuah Buku Catatan Harian setebal kurang lebih 600 halaman dengan mana ia mencatat penampakan-penampakan yang dianugerahkan kepadanya mengenai kerahiman Allah. Bahkan sebelum wafatnya pada tahun 1938, Devosi kepada Kerahiman Ilahi telah mulai disebarluaskan.

APA PESAN UTAMA KERAHIMAN ILAHI ? 
 Pesan utama Kerahiman Ilahi adalah bahwa Allah mengasihi kita - semuanya, tak peduli betapa berat dosa kita. Tuhan ingin kita tahu bahwa belas kasih-Nya jauh lebih besar daripada segala dosa kita; Tuhan mengundang kita untuk datang kepada-Nya dengan penuh kepercayaan, menerima belas kasih-Nya dan membiarkannya mengalir melalui kita kepada sesama. Dengan demikian segenap umat manusia akan ikut ambil bagian dalam sukacita-Nya. Pesan ini dapat dengan mudah kita ingat melalui ABC Kerahiman:
  • Ask for His Mercy ~ Mohon Belas Kasih Allah Tuhan menghendaki kita datang kepada-Nya dalam doa secara terus-menerus, menyesali dosa-dosa kita dan mohon kepada-Nya untuk mencurahkan belas kasih-Nya atas kita dan atas dunia. 
  • Be Merciful ~ Berbelas Kasih kepada Sesama Tuhan menghendaki kita menerima belas kasih-Nya dan membiarkannya mengalir melalui kita kepada sesama. Tuhan menghendaki kita memperluas kasih serta pengampunan kepada sesama seperti yang Ia lakukan kepada kita. 
  • Completely Trust ~ Percaya Penuh kepada-Nya Tuhan ingin kita tahu bahwa rahmat-rahmat belas kasih-Nya tergantung pada besarnya kepercayaan kita. Semakin kita percaya kepada-Nya, semakin berlimpah rahmat yang kita terima. lebih lanjut tentang ABC Kerahiman Ilahi 
APA PESAN KHUSUS LAINNYA DALAM DEVOSI KERAHIMAN ILAHI ? 
Tak ada yang baru dalam pesannya, hanya mengingatkan apa yang telah senantiasa diajarkan Gereja, yaitu bahwa Allah penuh belas kasih dan pengampunan, sehingga kita pun harus menunjukkan belas kasih dan pengampunan kepada sesama.
Namun demikian, dalam Devosi Kerahiman Ilahi, pesan ini diserukan dengan lebih kuat dan tegas; kita dihantar untuk sampai pada pemahaman yang lebih mendalam bahwa kasih Allah tak terbatas dan tersedia bagi setiap orang - teristimewa mereka yang berdosa, �Semakin berat dosanya, semakin ia berhak mendapatkan belas kasih-Ku (723).�

MENGAPA DEVOSI KERAHIMAN ILAHI DILARANG GEREJA ? 
Catatan-catatan St Faustina Kowalska, seorang biarawati Polandia dari Kongregasi Suster-suster Santa Perawan Maria Berbelas Kasih, merupakan sumber pesan dan devosi kepada Kerahiman Ilahi. Selama masa perang tahun 1939-1945, Devosi Kerahiman Ilahi berkembang pesat, teristimewa karena umat beriman di Polandia dan Lithuania yang menderita berpaling kepada Juruselamat yang berbelas kasih sebagai sumber penghiburan dan pengharapan. Kemudian, pada tahun 1958 dan 1959, nubuat St Faustina mengenai adanya hambatan dalam karya Kerahiman Ilahi mulai digenapi.
Akibat banyaknya kekeliruan dalam terjemahan Buku Catatan Harian St Faustina yang disampaikan ke Tahta Suci, sementara situasi politik di Polandia selama dan sesudah masa perang menyulitkan Gereja melakukan verifikasi atas keotentikan catatan-catatan St Faustina, maka pada tanggal 6 Maret 1959 Vatican mengeluarkan keputusan untuk melarang disebarluaskannya Devosi Kerahiman Ilahi dalam bentuk seperti yang diajarkan dalam tulisan-tulisan St Faustina.

BAGAIMANA AKHIRNYA LARANGAN DICABUT ? 
Duapuluh tahun kemudian, yaitu pada tahun 1978, larangan tersebut sepenuhnya dicabut; terima kasih atas campur tangan Uskup Agung Krakow, Kardinal Karol Wojtyla. Melalui daya upaya beliau, suatu Proses Informatif sehubungan dengan kehidupan dan keutamaan Sr Faustina dimulai pada tahun 1965. Hasilnya yang gemilang menghantar pada dibukanya proses beatifikasi Sr Faustina pada tahun 1968.
Dalam surat �Notifikasi� tertanggal 15 April 1978, Kongregasi Kudus untuk Ajaran Iman, setelah meninjau kembali berbagai dokumen asli yang tak tersedia pada tahun 1959, merevisi keputusan sebelumnya dan memaklumkan bahwa larangan yang dibuat pada tahun 1959 �tidak berlaku lagi�.
Enam bulan berselang, Kardinal Karol Wojtyla dipilih menjadi Paus Yohanes Paulus II.

HATI-HATI DENGAN DEVOSI KERAHIMAN ILAHI ! 
Ada dua ayat Kitab Suci yang perlu kita ingat baik-baik sementara kita mempraktekkan Devosi Kerahiman Ilahi, ataupun bentuk-bentuk praktek devosi lainnya:
  1. �Bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku. � (Yes 29:13) 
  2. �Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.� (Mat 5:7) 
Apabila kita memandang lukisan Juruselamat yang Maharahim, atau berhenti sejenak dari rutinitas untuk berdoa pada jam tiga siang, atau mendaraskan Koronka - adakah hal-hal ini mendekatkan kita kepada hidup sakramental Gereja yang sejati dan membiarkan Yesus mengubah hati kita? Ataukah devosi tersebut menjadi sekedar kebiasaan religius belaka? Dalam kehidupan sehari-hari apakah kita semakin dan semakin bertumbuh menjadi orang-orang yang berbelas kasih? Ataukah kita hanya menawarkan �doa bibir� kepada Allah yang Maharahim?

PENTINGNYA MENGAMALKAN PESAN KERAHIMAN 
Devosi Kerahiman Ilahi seperti yang dinyatakan Tuhan kita melalui St Faustina, dianugerahkan kepada kita sebagai �sarana belas kasih� dengan mana kasih Allah dapat dicurahkan atas dunia, tetapi devosi itu sendiri tidaklah cukup. Tidak cukup kita menggantungkan Lukisan Kerahiman di rumah kita, mendaraskan Koronka setiap hari setiap jam tiga siang, dan menerima Komuni Kudus pada hari Minggu pertama sesudah Paskah. Kita juga harus menunjukkan belas kasih kepada sesama. Mengamalkan belas kasih bukan suatu pilihan dari praktek Devosi Kerahiman Ilahi ini, melainkan suatu keharusan!
�Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.� (Mat 5:16)

TIGA TINGKATAN BELAS KASIH DALAM DEVOSI KERAHIMAN ILAHI 
Pertama-tama: perbuatan belas kasih, apa pun jenisnya. Kedua: ucapan belas kasih, yaitu belas kasih kata, bila kita tak dapat mewujudkannya dalam perbuatan. Ketiga: doa; kita selalu dapat menunjukkan belas kasih dengan doa. �Dalam tiga tingkatan belas kasih ini,� demikian Yesus mengatakan kepada St Faustina, �terkandung kepenuhan belas kasih (742).�
Kita semua dipanggil untuk mengamalkan ketiga tingkatan belas kasih ini, tetapi tidak semua kita dipanggil dengan cara yang sama. Kita perlu datang dan bertanya kepada Tuhan, yang memahami pribadi dan situasi kita masing-masing yang unik, untuk menolong kita mengenali berbagai macam cara dengan mana kita masing-masing dapat menyatakan belas kasih-Nya dalam hidup kita sehari-hari.
Baiklah kita melihat kembali apa yang telah diajarkan Gereja mengenai karya-karya belas kasih kepada sesama.

Karya-karya Belas Kasih Jasmani:
1. memberi makan kepada yang lapar
2. memberi minum kepada yang haus
3. memberi tumpangan kepada tunawisma
4. mengenakan pakaian kepada yang telanjang
5. mengunjungi orang miskin
6. mengunjungi orang tahanan
7. menguburkan orang mati

Karya-karya Belas Kasih Rohani:
1. mengajar
2. memberi nasehat
3. menghibur
4. membesarkan hati
5. mengampuni
6. menanggung dengan sabar hati
7. mendoakan mereka yang hidup dan mati

BAGAIMANA MEMPRAKTEKKAN DEVOSI KERAHIMAN ILAHI ? 
  •  Menghormati Lukisan Kerahiman Ilahi 
  • Mendaraskan Koronka Kerahiman Ilahi 
  • Merayakan Minggu Kerahiman Ilahi 
  • Mendoakan Jam Kerahiman Ilahi 
  • Menyebarluaskan Devosi Kerahiman Ilahi 
Sumber:  �disarikan dan diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya�

Tuesday, July 21, 2015

Menyelaraskan Devosi dengan Liturgi

Malam itu, tas Pastor Bernard Boli Ujan SVD hilang. Isinya beberapa barang berharga, termasuk kamera. Lena Abdi, pemandu acara, meminta peserta yang mengetahui agar mengembalikan barang itu.

Esok paginya, ternyata tas itu sudah kembali utuh ke tangan pemiliknya. Itu karena devosi kepada Santo Antonius dari Padua. Orang bisa saja mengatakan peristiwa itu hanya kebetulan. Tetapi, hal yang kebetulan ini menjadi bukan hal biasa bagi orang-orang yang setiap hari berkutat mengenai devosi dan liturgi.

Lebih dari 100 orang perwakilan Komisi Liturgi dari 37 keuskupan se-Indonesia, para dosen liturgi se-Indonesia, pengurus Komisi Liturgi KWI, memperbincangkan devosi yang dirasakan semakin kebablasan. Mereka berkumpul untuk mencari cara bagaimana umat Katolik bisa kembali menghormati liturgi yang merupakan puncak iman Katolik.

Graha Wacana, sebuah tempat pertemuan milik SVD di Ledug, Prigen, menjadi tempat mereka berkumpul pada medio Juli lalu. Tempat berhawa sejuk di wilayah Keuskupan Malang itu menjadi saksi bisu pertemuan nasional lima tahunan Komisi Liturgi seluruh Indonesia tersebut.

Melalui bimbingan para pakar di bidang liturgi, spiritualitas, dan Kitab Suci, peserta mengembalikan porsi devosi dan liturgi seperti semula. Para pakar tersebut adalah Pastor Bernardus Boli Ujan SVD, Pastor Gerardus Majella Bosco da Cunha OCarm, Pastor Agustinus Lie CDD, Pastor Thomas Aquino Deshi Ramadhani SJ, dan Pastor Jacobus Tarigan Pr.

Peserta pertama-tama diajak untuk menelaah hasil penelitian yang dilakukan Komisi Liturgi KWI untuk menjajaki sejauh mana devosi berkembang di antara umat di seluruh Tanah Air. Pastor Christophorus Harimanto Suryanugraha OSC, Ketua Institut Liturgi Sang Kristus Indonesia yang menjadi Ketua Panitia Pengarah, membeberkan hasil penelitian. Berpijak pada empat pertanyaan yang diajukan kepada Komisi-Komisi Liturgi dari 37 keuskupan, jawaban yang kembali memperlihatkan betapa devosi yang berkembang pada masyarakat Katolik sudah begitu marak.

Beraneka ragam

Pertanyaan-pertanyaan itu meliputi jenis devosi dan kesalehan umat di masing-masing keuskupan; motivasi yang mendasari praktik devosi dan kesalehan tersebut; hal-hal positif dari kegiatan dan penghayatan devosi; dan permasalahan yang muncul akibat dari devosi dan kesalehan umat tersebut.

Dari 33 keuskupan yang memberikan jawaban, ternyata ditemukan sedikitnya 55 jenis/bentuk dan kelompok umat yang berdevosi kepada pribadi-pribadi kudus seperti Allah Bapa, Yesus, Maria, orang kudus, dan jenis devosi lain. Tampak ada jenis devosi yang unik, seperti Ikatan Tenaga Dalam Murni, Misa Ayam Berkokok, dan Lucernarium.

Motivasi yang mendorong umat berdevosi juga bermacam-macam. Mulai dari keperluan pribadi sampai kepentingan masyarakat. Dari melanjutkan kebiasaan dalam keluarga sampai melanjutkan pengembangan devosi dari daerah asal misionaris. Tapi, ada juga yang hanya ikut-ikutan dan sekadar ingin tahu.

Apa pun alasan umat berdevosi, ternyata muncul dampak positif yang membawa angin segar dari segi iman umat. Dampak positif ini meliputi hidup eklesial, hidup spiritual, hidup sosial, dan hidup individual. Mulai dari perubahan hidup menjadi tahan menderita sampai muncul semangat bela rasa.

Namun, ibarat dua sisi mata uang, tetap muncul permasalahan berkaitan dengan sikap berdevosi umat. Masalah yang muncul meliputi adanya perpecahan, karena sebagian umat belum menerima kehadiran kelompok devosi, hirarki/paroki kurang mendampingi dan/atau tidak peduli terhadap praktik devosi yang dianggap meresahkan, devosi dalam liturgi menggeser peran utama Yesus, pemahaman yang keliru sehingga jatuh pada takhyul dan mencari kesaktian jimat, penekanan berlebihan pada aspek emosional (doa penyembuhan), praktik liturgi digunakan sembarangan dalam devosi, dan ada pribadi tertentu yang giat berpromosi untuk suatu devosi yang belum jelas statusnya.

Sekolah iman

Proses diskusi dimulai oleh pembicara pertama, Pastor Bosco da Cunha OCarm. Ia memberikan materi �Liturgi dan Devosi�. Menurut lulusan Lisensiat Liturgi San Anselmo Roma ini, devosi mengandung komitmen untuk setia bakti dalam semangat cinta kepada �Yang di Atas� sampai mati. Sedangkan liturgi merupakan suatu kegiatan memuliakan keagungan Allah Tritunggal yang Mahakuasa.

Peserta mengungkapkan beberapa tren yang muncul. Misalnya, di Keuskupan Denpasar banyak orang menikah di hotel atau pantai, tetapi jarang yang menikah di gereja. Atau di Keuskupan Timika, umat biasa mengadakan Perayaan Ekaristi di rumah adat yang menjadi rumah tinggal keluarga. Diakui, orang lebih menghargai devosi daripada liturgi.

Pembicara kedua, Pastor Deshi Ramadhani SJ mengajak peserta memfokuskan diri pada devosi Katolik Roma. Dengan makalahnya, �Membangun Teologi Biblis tentang Devosi Katolik Roma�, doktor Teologi Suci dari Sekolah Tinggi Yesuit Berkeley, California AS ini menekankan bahwa devosi berarti sesuatu yang mengalir dari sebuah janji. Dalam devosi ada paradoks. Penghayatan relasi dengan Allah sebagai Pribadi yang sangat tinggi (hubungannya tidak setara), tetapi sekaligus sangat dekat dengan manusia.

Berdasarkan hasil survei, menurut pakar Kitab Suci ini, tampak dalam devosi ada unsur permohonan, unsur pembentukan kesalehan, tegangan antara pengalaman dan format, dan tegangan antara publik(asi) dan pribadi.

Ia banyak melemparkan pertanyaan kritis untuk �menggedor� pemikiran peserta agar tidak terjebak pada hal-hal yang baku, tetapi juga membuka mata untuk hal-hal personal seperti unsur �kegilaan� (madness) seperti yang dilakukan Hana dalam Perjanjian Lama.

Sedangkan Pastor Agustinus Lie CDD membahas devosi dan liturgi dengan lebih menekankan pada waktu, subjek kultus, dan tempat devosional. Dosen Liturgi di STFT Widya Sasana Malang ini banyak mendapat pertanyaan mengenai liturgi yang sudah berinkulturasi dengan budaya Tionghoa. Pertanyaan mengenai tempat hio yang diletakkan berdampingan dengan patung Maria dan salib Yesus, atau keluarga yang menolak mengadakan Misa karena di rumah tersebut terdapat tempat sembahyang dewa-dewi, menjadi bahan pembicaraan.

Omong Kosong!

Setelah peserta mendapatkan pemahaman mengenai perbedaan antara devosi dan liturgi, Pastor Bernardus Boli Ujan SVD mengajak untuk melihat kemungkinan penyerasian antara keduanya. Dengan makalah �Kesalehan Umat dan Liturgi, Kemungkinan Penyerasian�, doktor Liturgi lulusan San Anselmo Roma ini mengungkapkan beberapa contoh upaya penyelarasan antara devosi dan liturgi.

Narasumber terakhir, Pastor Jacobus Tarigan Pr, menghentak peserta dengan mengatakan bahwa semua pembicaraan yang berlangsung itu sebenarnya tidak perlu! Lulusan Lisensiat Teologi Spiritualitas Universitas Gregoriana Roma ini mengeluarkan makalah �Spiritualitas Devosi Menuju Hakikat Liturgi�.

Ia mengajak peserta untuk meneladan sikap Bunda Teresa dari Kolkata. Beata ini menjadikan Ekaristi sebagai sumber kekuatan, berdevosi kepada Sakramen Mahakudus, berdoa rosario secara penuh, membaca Litani Santa Perawan Maria dan Litani Orang Kudus. Tetapi, yang lebih penting, ia melakukan karya nyata, memberikan sentuhan kasih kepada orang-orang yang menghadapi ajal. Bunda Teresa dan para susternya mengantarkan Tuhan ke dalam hidup orang-orang tersebut dan mengantarkan mereka kepada Tuhan.

Dosen Luar Biasa Liturgika di STF Driyarkara Jakarta ini mengingatkan, praktik ziarah dan novena yang bergandengan tangan dengan turisme perlu diwaspadai. �Misalnya, para pemilik toko devosionalia di Lourdes membuat patung dan rosario dengan sekian banyak variasi, bukan karena cinta mereka akan Maria, tetapi karena mereka mengharapkan bertambahnya rezeki lewat peziarahpeziarah,� ujarnya mengutip Jan van Paassen MSC dalam �Devosi dan Deviasi� (Jakarta: Cahaya Pineleng, 2007).

Apa yang dibicarakan dalam pertemuan nasional ini tidak ada artinya kalau tidak ada tindak lajutnya. Kita nantikan angin perubahan yang terjadi pada umat dalam berdevosi.

Sylvia Marsidi - See more at: http://www.hidupkatolik.com/2011/09/20/menyelaraskan-devosi-dengan-liturgi#sthash.yKxVlyaq.dpuf

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)