Selamat Natal dan Tahun Baru...!!
Setiap Natal tiba, umat Kristiani di seluruh dunia bersuka cita merayakanya. Untuk menyambut Natal biasanya umat Kristiani sibuk menghiasi rumah dengan pernak-pernik atau asesoris Natal, antara lain hiasan Pohon Natal dan Gua Natal.
Saya pun demikian, biasanya saya diandalkan untuk membuat asesoris Natal. Asesoris Natal tersebut salah satunya adalah Gua Natal. Gua Natal selalu disandingkan dengan Pohon Natal. Gua Natal dibuat untuk mengenang kelahiran Yesus sebagai manusia, Tuhan yang datang ke dunia dalam kesederhanaan.
Bahan untuk membuat Gua Natal ini yaitu:
1. Kertas Semen
2. Cat Semprot
3. Staples dan Stapler
Langkah-langkah membuat Gua Natal yang pertama adalah sediakan kertas semen yang sudah dijemur sampai kering lalu kertas semen tersebut diremas-remas supaya ketika dibentuk akan menimbulkan kesan seperti batu.
Kemudian buatlah kerangka Gua Natal. Anda bisa menyusun kerangka dari kayu maupun kawat. Bentuklah kerangka Gua Natal sesuai dengan keinginan dan selera Anda. setelah kerangka tersusun mulailah tutup kerangka dengan lembaran-lembaran kertas semen yang sudah diremas-remas tadi. Gunakan staples dalam menyambung kertas semen yang satu dengan kertas semen yang lain. Ingat dalam menyambung kertas semen, lipatan harus ke arah dalam dan sambil menyambung kertas semen Anda juga harus membentuk dinding-dinding gua agar tampak dan berkesan keras.
Setelah kerangka tertutup semua dan bentuk gua mulai terlihat maka tambahkanlah tanaman hias atau tanaman di dalam pot sehingga Gua Natal Anda tidak gersang. Lalu untuk pewarnaan gunakan cat semprot atau pilox. saran saya gunakan warna coklat tanah, hijau rumput, hitam dan putih.
Setelah cat mengering tambahkan asesoris Natal yang lain, seperti patung kanak Yesus, Maria, Yusuf, tiga raja, gembala dan hewan ternak. Juga sandingkan Pohon Natal di dekat Gua Natal. Jangan lupa dengan lampu kelap-kelipnya. Gua Natal sudah jadi, Salam Sejahtera dan Selamat Natal.
http://alamcintadiri.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-gua-natal.html
Showing posts with label Gua Natal. Show all posts
Showing posts with label Gua Natal. Show all posts
Sunday, December 21, 2014
Sunday, December 23, 2012
St. Fransiskus dan Gua Natal
oleh: P. William Saunders *
Cerita tentang asal mula gua Natal berawal dari kisah seorang yang sangat kudus, St. Fransiskus dari Asisi.
Pada tahun 1223, St. Fransiskus - seorang diakon - mengunjungi kota Grecio untuk merayakan Natal. Grecio adalah sebuah kota kecil di lereng gunung dengan lembah yang indah terhampar di hadapannya. Masyarakat sekitar menanami daerah yang subur itu dengan pohon-pohon anggur. St. Fransiskus menyadari bahwa Kapel Pertapaan Fransiskan akan terlalu kecil untuk dapat menampung umat yang akan hadir pada Misa Natal tengah malam. Jadi, ia mendapatkan sebuah gua di bukit karang dekat alun-alun kota dan mendirikan altar di sana. Tetapi, Misa Natal kali ini akan sangat istimewa, tidak seperti Misa-misa Natal sebelumnya.
St. Bonaventura (wafat tahun 1274) dalam bukunya �Riwayat St. Fransiskus dari Asisi� menceritakannya dengan sangat baik:
�Hal itu terjadi tiga tahun sebelum wafatnya. Guna membangkitkan gairah penduduk Grecio dalam mengenangkan kelahiran Bayi Yesus dengan devosi yang mendalam, St. Fransiskus memutuskan untuk merayakan Natal dengan sekhidmat mungkin. Agar tidak didakwa merayakan Natal dengan tidak sepatutnya, ia minta dan memperoleh ijin dari Bapa Uskup. Kemudian St. Fransiskus mempersiapkan sebuah palungan, mengangkut jerami, juga menggiring seekor lembu jantan dan keledai ke tempat yang telah ditentukannya. Para biarawan berkumpul, penduduk berhimpun, alam dipenuhi gema suara mereka, dan malam yang kudus itu dimeriahkan dengan cahaya benderang dan merdunya nyanyian puji-pujian. St. Fransiskus berada di depan palungan, bersembah sujud dalam segala kesalehan, dengan bercucuran air mata dan berseri-seri penuh sukacita; Kitab Suci dikidungkan oleh Fransiskus, Utusan Tuhan. Kemudian ia menyampaikan khotbah kepada umat di sekeliling tempat kelahiran sang Raja miskin; tak sanggup menyebutkan nama-Nya oleh karena kelembutan kasih-Nya, ia menyebut-Nya sang Bayi dari Betlehem.
Seorang prajurit yang gagah berani lagi saleh, Yohanes dari Grecio, yang karena kasihnya kepada Kristus telah meninggalkan kemapanan dunia ini dan menjadi sahabat orang kudus kita, menegaskan bahwa ia melihat Bayi yang sungguh menawan luar biasa, sedang tidur dalam palungan. Dengan sangat hati-hati, St. Fransiskus menggendong-Nya dalam pelukannya, seolah-olah takut membangunkan sang Bayi dari tidur-Nya. Penglihatan prajurit yang saleh ini dapat dipercaya, tidak saja karena kesalehan ia yang melihatnya, tetapi juga karena mukjizat-mukjizat yang terjadi sesudahnya meneguhkan kebenaran itu. Sebagai contoh St. Fransiskus, jika dianggap oleh dunia cukup meyakinkan, dapat menggairahkan segenap hati yang tak peduli akan iman kepada Kristus, dan jerami dari palungan, yang disimpan oleh penduduk, secara ajaib menyembuhkan segala macam penyakit ternak, dan juga wabah-wabah lainnya. Dengan demikian, Tuhan dalam segala hal memuliakan hamba-Nya dan meneguhkan kemanjuran doa-doa kudusnya yang luar biasa dengan mengadakan keajaiban-keajaiban serta mukjizat-mukjizat.�
Meskipun kisah di atas cukup kuno, pesannya bagi kita jelas. Gua Natal yang kita tempatkan di bawah pohon Natal merupakan tanda pengingat yang kelihatan akan malam itu ketika Juruselamat kita dilahirkan. Semoga kita senantiasa ingat untuk melihat dalam hati kita, sang Bayi mungil dari Betlehem yang datang untuk membebaskan kita dari dosa. Semoga kita senantiasa ingat bahwa kayu palungan yang membuai-Nya dengan nyaman dan aman, suatu hari kelak akan menyediakan kayu salib bagi-Nya. Semoga kita juga senantiasa memeluk Dia dengan segala cinta dan kasih sayang seperti yang dilakukan St. Fransiskus. Kepada segenap pembaca, saya mengucapkan Selamat Hari Natal yang kudus.
* Fr. Saunders is president of Notre Dame Institute and pastor of Queen of Apostles Parish, both in Alexandria.
sumber : �Straight Answers from Fr. William Saunders: St. Francis and the Christmas Creche�; Copyright (c) 1996 Arlington Catholic Herald, Inc. All rights reserved.
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�
Cerita tentang asal mula gua Natal berawal dari kisah seorang yang sangat kudus, St. Fransiskus dari Asisi.
Pada tahun 1223, St. Fransiskus - seorang diakon - mengunjungi kota Grecio untuk merayakan Natal. Grecio adalah sebuah kota kecil di lereng gunung dengan lembah yang indah terhampar di hadapannya. Masyarakat sekitar menanami daerah yang subur itu dengan pohon-pohon anggur. St. Fransiskus menyadari bahwa Kapel Pertapaan Fransiskan akan terlalu kecil untuk dapat menampung umat yang akan hadir pada Misa Natal tengah malam. Jadi, ia mendapatkan sebuah gua di bukit karang dekat alun-alun kota dan mendirikan altar di sana. Tetapi, Misa Natal kali ini akan sangat istimewa, tidak seperti Misa-misa Natal sebelumnya.
St. Bonaventura (wafat tahun 1274) dalam bukunya �Riwayat St. Fransiskus dari Asisi� menceritakannya dengan sangat baik:
�Hal itu terjadi tiga tahun sebelum wafatnya. Guna membangkitkan gairah penduduk Grecio dalam mengenangkan kelahiran Bayi Yesus dengan devosi yang mendalam, St. Fransiskus memutuskan untuk merayakan Natal dengan sekhidmat mungkin. Agar tidak didakwa merayakan Natal dengan tidak sepatutnya, ia minta dan memperoleh ijin dari Bapa Uskup. Kemudian St. Fransiskus mempersiapkan sebuah palungan, mengangkut jerami, juga menggiring seekor lembu jantan dan keledai ke tempat yang telah ditentukannya. Para biarawan berkumpul, penduduk berhimpun, alam dipenuhi gema suara mereka, dan malam yang kudus itu dimeriahkan dengan cahaya benderang dan merdunya nyanyian puji-pujian. St. Fransiskus berada di depan palungan, bersembah sujud dalam segala kesalehan, dengan bercucuran air mata dan berseri-seri penuh sukacita; Kitab Suci dikidungkan oleh Fransiskus, Utusan Tuhan. Kemudian ia menyampaikan khotbah kepada umat di sekeliling tempat kelahiran sang Raja miskin; tak sanggup menyebutkan nama-Nya oleh karena kelembutan kasih-Nya, ia menyebut-Nya sang Bayi dari Betlehem.
Seorang prajurit yang gagah berani lagi saleh, Yohanes dari Grecio, yang karena kasihnya kepada Kristus telah meninggalkan kemapanan dunia ini dan menjadi sahabat orang kudus kita, menegaskan bahwa ia melihat Bayi yang sungguh menawan luar biasa, sedang tidur dalam palungan. Dengan sangat hati-hati, St. Fransiskus menggendong-Nya dalam pelukannya, seolah-olah takut membangunkan sang Bayi dari tidur-Nya. Penglihatan prajurit yang saleh ini dapat dipercaya, tidak saja karena kesalehan ia yang melihatnya, tetapi juga karena mukjizat-mukjizat yang terjadi sesudahnya meneguhkan kebenaran itu. Sebagai contoh St. Fransiskus, jika dianggap oleh dunia cukup meyakinkan, dapat menggairahkan segenap hati yang tak peduli akan iman kepada Kristus, dan jerami dari palungan, yang disimpan oleh penduduk, secara ajaib menyembuhkan segala macam penyakit ternak, dan juga wabah-wabah lainnya. Dengan demikian, Tuhan dalam segala hal memuliakan hamba-Nya dan meneguhkan kemanjuran doa-doa kudusnya yang luar biasa dengan mengadakan keajaiban-keajaiban serta mukjizat-mukjizat.�
Meskipun kisah di atas cukup kuno, pesannya bagi kita jelas. Gua Natal yang kita tempatkan di bawah pohon Natal merupakan tanda pengingat yang kelihatan akan malam itu ketika Juruselamat kita dilahirkan. Semoga kita senantiasa ingat untuk melihat dalam hati kita, sang Bayi mungil dari Betlehem yang datang untuk membebaskan kita dari dosa. Semoga kita senantiasa ingat bahwa kayu palungan yang membuai-Nya dengan nyaman dan aman, suatu hari kelak akan menyediakan kayu salib bagi-Nya. Semoga kita juga senantiasa memeluk Dia dengan segala cinta dan kasih sayang seperti yang dilakukan St. Fransiskus. Kepada segenap pembaca, saya mengucapkan Selamat Hari Natal yang kudus.
* Fr. Saunders is president of Notre Dame Institute and pastor of Queen of Apostles Parish, both in Alexandria.
sumber : �Straight Answers from Fr. William Saunders: St. Francis and the Christmas Creche�; Copyright (c) 1996 Arlington Catholic Herald, Inc. All rights reserved.
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.�