Latest News

Showing posts with label Berita Nasional. Show all posts
Showing posts with label Berita Nasional. Show all posts

Wednesday, January 22, 2020

Deklarasi Abu Dhabi, Vatikan dan Dunia Arab Sepakat Berhenti Bawa-bawa Tuhan dan Agama


Berhenti menggunakan nama Tuhan untuk menghalalkan kekerasan, terorisme dan pembunuhan, tetapi juga berhenti menginstrumentalisasi agama untuk kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.

SEBUAH kunjungan dan pertemuan bersejarah antara Pimpinan Gereja Katolik Roma dan dunia Arab telah terjadi di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Paus Fransiskus dan Paus-paus sebelumnya pernah melakukan kunjungan ke beberapa negara dan tempat dengan kekentalan Islam Arab tinggi, seperti Mesir, Marokko, Tunisia, Palestina dan Libanon, tetapi belum pernah terjadi dengan jazirah Arab yang dikenal sebagai tempat lahir agama Islam.
[https://stand-under.blogspot.com/2020/01/deklarasi-abu-dhabi-vatikan-dan-dunia.html]

Pada 3 Februari 2019 malam hari, Paus Fransiskus yang sudah cukup lama mengiyakan undangan Presiden Uni Emirat Arab (UAE) Syeikh Khalifa bin Zayed al-Nahyan dan komunitas Katolik di negeri ini, terbang menuju Abu Dhabi, Ibu Kota UAE.

Paus tiba di bandara kepresidenan UAE Pk 22.00 waktu Abu Dhabi dan diterima secara sangat hangat dan protokoler.

Dari situ, kegiatan demi kegiatan berlangsung dengan sangat rapi, indah, dan mengesankan hingga beliau tiba kembali di Vatikan, Selasa, 5 Februari, pukul 17.00 waktu Roma dalam keadaan selamat, dengan hati puas dan bahagia.

• Tanda Tangani Deklarasi Abu Dhabi Bersama Paus Fransiskus, Imam Besar Al Azhar: Anda Bukan Minoritas

• Ceramah di Forum Deklarasi Abu Dhabi, Quraish Shihab Bersalaman dengan Paus Fransiskus

Tak disangkal, lawatan ini diklaim bersejarah dan oleh berbagai alasan, mendapat antusiasme sangat besar di seantero jagat.

Di berbagai TV dan surat kabar serta jalur-jalur media sosial, berseliweran berita-berita kehadiran Paus dan berbagai kegiatan sejak tiba di bandara, dijemput dengan musik khas Arab, salute para serdadu, dan penjemputan di istana kepresidenan dengan atraksi jet-jet tempur di langit UAE dengan semburan asap berwarna kuning dan putih melambangkan bendera Vatikan.

Selain itu juga pertemuan dialog lintas agama di Masjid “Founder’s Memorial”, kunjungan pribadi ke Katedral hingga misa raya di Zayed Sports City yang dihadiri lebih dari 130.000 umat Katolik dan 4.000 umat Islam, hingga acara pamitan untuk kembali ke Vatikan.

Oleh karena kehistorisan lawatan Sri Paus ini, bukan saja untuk beliau dan Gereja Katolik di belakang beliau, tetapi juga untuk pihak UAE, Semenanjung Arab, dunia Arab, dan umat Islam sedunia, setiap momen dan peristiwa pertemuan yang sudah diagendakan di atas program menjadi momen-momen sangat istimewa dan berarti.

Setiap tatapan mata, setiap rangkulan, setiap gandengan tangan, setiap kata, setiap isyarat, setiap simbol menjadi tanda istimewa syarat makna, syarat pesan.

Perdamaian dunia
Paus Fransiskus (kiri) disambut oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Syeikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan (kanan) setibanya di Bandara Internasional Abu Dhabi di Uni Emirat Arah pada Minggu (3/2/2019).
Paus Fransiskus (kiri) disambut oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Syeikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan (kanan) setibanya di Bandara Internasional Abu Dhabi di Uni Emirat Arah pada Minggu (3/2/2019). (AFP/Andrew Medichini via Kompas.com)

Ada banyak klimaks selama kunjungan ini berlangsung. Tergantung dari konteks mana. Tak dipungkiri bahwa misi perdamaian dunia adalah salah satu tujuan utama Paus Fransiskus dalam lawatannya ke Semenanjung Arab kali ini.

Perhatiannya yang amat besar tentang perdamaian dunia, tentang dunia yang beradab, dunia yang lebih berperikemanusiaan, dunia yang bebas dari rasa sakit dan tetes-tetes air mata sudah beliau perjuangkan dari awal pontifikatnya tahun 2013 lalu.

Di berbagai kesempatan, beliau menyerukan keadilan sosial, pemerataan, pembangunan “jembatan“ dan bukan “tembok“, kerukunan, perdamaian, dan berbagai opsi kemanusiaan lainnya.

Paus Fransiskus tidak hanya berwacana. Dia juga melakukan aksi-aksi nyata untuk itu: mulai dari mencium kaki para pengungsi dan nara pidana dari berbagai latar belakang agama saat upacara Misa Kamis Putih setiap tahun, hingga membawa pengungsi Muslim masuk Vatikan dan makan bersama di satu meja makan di kediamannya yang sangat privat.

Berapa miliar umat Katolik ingin makan semeja makan dengan Paus, dan mereka tidak bisa. Jangankan makan bersama, bersalaman saja sulit bukan main.

Ajaran kasih Yesus Kristus diejawantahkan Paus Fransiskus secara sangat to the point melalui cara hidupnya yang sederhana, lugas, dan lurus.

Inilah jalan hidup yang tepat untuk seorang pemimpin yang datang untuk melayani dan membawa kebahagiaan untuk semua orang, dan bukan sebaliknya untuk dilayani dan untuk bermegah-megah di atas kekayaan yang sering merupakan hasil curian dan rampasan dari keringat rakyat jelata.

Dengan roh dan semangat kesahajaan, seorang pemimpin lebih bisa bersolider dengan manusia-manusia yang ia pimpin.

PUTRA Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan ketika bertemu Paus Fransiskus di Vatikan pada 2016.
PUTRA Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan ketika bertemu Paus Fransiskus di Vatikan pada 2016. (thenational.ae)

Dengan semangat itu pula, dia lebih mudah mengosongkan diri seraya memberi ruang terlebih dahulu kepada kepentingan umum daripada kepentingan ego.

Itulah sebabnya, mengapa Paus Fransiskus memutuskan untuk memilih perikop Injil Kotbah di Bukit dari Injil Matius, khususnya Sabda Bahagia (Mat. 5,1-12) untuk perayaan misa akbar di stadion Zayed Sports City yang diklaim sebagai misa raya pertama kali dalam sejarah di semenanjung Arab dengan khalayak sebanyak itu.
[https://stand-under.blogspot.com/2020/01/deklarasi-abu-dhabi-vatikan-dan-dunia.html]
Dalam kesempatan emas itu, beliau tidak hanya ingin menyirami jiwa-jiwa umat di wilayah itu yang oleh karena kondisi tertentu, tidak bisa menghidupi imannya dengan cara semestinya, tetapi juga secara global ingin mengajak semua orang dari berbagai latar belakang iman dan agama untuk menghidupi semangat kesederhanaan dan kesahajaan untuk bisa memberikan lebih banyak ruang kepada kuasa Tuhan.

Tekanan khusus beliau berikan kepada urgensi membawa dan menyebarkan perdamaian (Mat.5:7). Orang yang membawa dan menyebarkan perdamaian, dia bukan saja akan menjadi bahagia, tetapi dia saat ini pula sudah menjadi bahagia.

Orang yang berjiwa damai dan bahagia dengan dirinya, akan bisa membuat orang lain damai dan bahagia. Inilah urgensinya.

This is the point! Perdamaian dan kebahagiaan bersama kita butuhkan sekarang dan di sini. Bukan besok, bukan lusa, bukan tahun berikutnya.

Persaudaraan manusia universal
Selaras dengan misi perdamaian ini, pada hari kedua, Paus Fransiskus yang sudah cukup lama bersahabat kental dengan Imam Besar al-Azhar, Ahmad al-Tayyib, dalam pertemuan lintas agama di Masjid Founder’s Memorial di Abu Dhabi dan di hadapan petinggi UAE serta wakil-wakil dunia Islam dan Katolik, menandatangani sebuah deklarasi dan dokumen bersama tentang Persaudaraan Manusia Universal demi kerukunan dan perdamaian manusia sejagad.

Arti penting penandatanganan dokumen bersejarah ini, bukan saja karena fakta kita bersama bahwa relasi antara umat Islam dan umat Kristiani sejak abad ke-6 Masehi sudah dibayang-bayangi oleh kesalahpahaman dan konflik yang sayangnya masih berlangsung di banyak tempat hingga saat ini, tetapi juga karena adanya kesadaran, malah keyakinan, bahwa kalau umat Islam dan umat Kristiani bisa saling menerima satu sama lain sebagai saudara dan saudari dan dengan itu bisa hidup bersama secara rukun dan damai, maka perdamaian dunia pasti akan dialami.

Mengapa tidak?

Menurut statistik terakhir, umat Kristiani dan Islam seluruhnya, termasuk berbagai macam denominasi yang berafiliasi di bawah nama Kristen dan Islam, bersama-sama membentuk lebih dari setengah keseluruhan populasi dunia (7 miliar).

Umat Kristiani seluruhnya berjumlah 2,2 miliar (32.5 persen dari keseluruhan populasi dunia). Umat Islam seluruhnya berjumlah 1,5 miliar (21,5 persen dari keseluruhan populasi dunia).

Artinya, kedua-duanya berjumlah total sebanyak 3,7 miliar orang dari 7 miliar penduduk dunia saat ini.

Berhenti Gunakan Nama Tuhan
Paus Fransiskus disambut Putra Mahkota Abu Dhabi Pangeran Syeikh Mohammed bin Zayed dan imam Al Alzhar Kairo, Syeikh Ahmed al-Tayeb saat tiba di Bandara Internasional Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, Minggu (3/2/2019). Paus Fransiskus mencetak sejarah sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma pertama yang menginjakkan kakinya di daratan Arab.
Paus Fransiskus disambut Putra Mahkota Abu Dhabi Pangeran Syeikh Mohammed bin Zayed dan imam Al Alzhar Kairo, Syeikh Ahmed al-Tayeb saat tiba di Bandara Internasional Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, Minggu (3/2/2019). Paus Fransiskus mencetak sejarah sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma pertama yang menginjakkan kakinya di daratan Arab. (Handout via Reuters)

Dokumen Persaudaraan Manusia Universal dari berbagai latar belakang, termasuk agama, merupakan sebuah panggilan mendesak saat ini.

Menurut Paus Fransiskus dan Imam al-Tayyib yang berbicara atas nama al-Azhar, sebuah institusi prestisius dan ternama di dunia Islam, jalan menuju persaudaraan manusia universal, seperti yang dirumuskan di dalam dokumen itu, bukan saja dilakukan melalui langkah-langkah penting seperti berhenti menggunakan nama Tuhan untuk menghalalkan kekerasan, terorisme dan pembunuhan, tetapi juga berhenti menginstrumentalisasi agama untuk kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.

Berhenti pula menekan orang lain dengan menggunakan kuasa yang bekedok agama. Lebih lugas, lebih jelas dan lebih terang dari ungkapan-ungkapan seperti ini tidak ada lagi.

Anak-anak kecil hingga kakek dan nenek, orang bersekolah dan orang buta huruf bisa memahaminya. Tidak butuh interpretasi, tidak butuh penjelasan.

Berhenti artinya berhenti.

Kalau dua tokoh besar dunia sudah sepakat seperti itu dan dimeterai pula hitam di atas putih, dan mereka berbicara atas nama begitu banyak orang, disaksikan petinggi-petinggi kedua agama, dan ini dimaksudkan semata-mata untuk kebaikan bersama, tinggal saja kita ikuti.

Mari kita mulai bersama. Mari kita sejukan dunia ini bersama-sama. (Markus Solo Kewuta SVD, Imam Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD). Ahli Islamologi. Kini bertugas sebagai Sekretaris Pribadi Kardinal Jean-Lous Turan, Kepala Kantor Hubungan Antaragama Vatikan di Roma)
[https://stand-under.blogspot.com/2020/01/deklarasi-abu-dhabi-vatikan-dan-dunia.html]
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vatikan dan Dunia Arab Sepakat Berhenti Membawa-bawa Tuhan dan Agama"
https://wartakota.tribunnews.com/2019/02/07/deklarasi-abu-dhabi-vatikan-dan-dunia-arab-sepakat-berhenti-bawa-bawa-tuhan-dan-agama?page=all.
Editor: Fred Mahatma TIS

Tuesday, January 21, 2020

TENTANG PERSAUDARAAN MANUSIA UNTUK PERDAMAIAN DUNIA DAN HIDUP BERAGAMA


Perjalanan Apostolik
Bapa Suci Paus Fransiskus
Ke Uni Emirat Arab (UEA)
3-5 Februari 2019
Dokumen Abu Dhabi 3
Dokumen Abu Dhabi 4

Paus Fransiskus telah mengadakan kunjungan
bersejarah ke Uni Emirat Arab (UEA) pada 3
Februari 2019. Hal ini menjadi tonggak sejarah
dalam dialog antaragama dan membuka pintupintu untuk pembicaraan tentang toleransi
yang perlu didengar oleh seluruh dunia.
Paus menegaskan bahwa “iman kepada Allah
mempersatukan dan tidak memecah belah.
Iman itu mendekatkan kita, kendatipun ada
berbagai macam perbedaan, dan menjauhkan
kita dari permusuhan dan kebencian.“
Selanjutnya, pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi
Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al-Azhar,
Sheikh Ahmed el-Tayeb telah menandatangani
“The Document on Human Fraternity for World
Peace and Living Together.”
Dokumen Abu Dhabi 5
Dokumen Abu Dhabi ini menjadi peta jalan yang
sungguh berharga untuk membangun
perdamaian dan menciptakan hidup harmonis
di antara umat beragama, dan berisi beberapa
pedoman yang harus disebarluaskan ke seluruh
dunia. Paus Fransiskus mendesak agar
dokumen ini disebarluaskan sampai ke akar
rumput, kepada semua umat yang beriman
kepada Allah.

Departemen Dokpen KWI
Dokumen Abu Dhabi 6
PENDAHULUAN
Iman menuntun orang beriman untuk
memandang dalam diri sesamanya seorang
saudara lelaki atau perempuan untuk didukung
dan dikasihi. Melalui iman pada Allah, yang
telah menciptakan alam semesta, ciptaan, dan
seluruh umat manusia (setara karena rahmatNya), umat beriman dipanggil untuk menyatakan persaudaraan manusia ini dengan melindungi ciptaan dan seluruh alam semesta serta
mendukung semua orang, terutama mereka
yang paling miskin dan yang paling membutuhkan.
Nilai transendental ini berfungsi sebagai
titik awal untuk sejumlah pertemuan yang ditandai dengan suasana persahabatan dan persaudaraan di mana kami berbagi sukacita,
dukacita, dan berbagai masalah dunia kita saat
sekarang. Kami melakukan ini dengan mempertimbangkan kemajuan ilmiah dan teknik, keberhasilan terapeutik, era digital, media massa dan
komunikasi. Kami juga mempertimbangkan
tingkat kemiskinan, konflik dan penderitaan
begitu banyak saudara dan saudari di berbagai

Dokumen Abu Dhabi 7
belahan dunia sebagai akibat dari perlombaan
senjata, ketidakadilan sosial, korupsi, ketimpangan, kemerosotan moral, terorisme, diskriminasi, ekstremisme, dan banyak sebab lainnya.
Dari diskusi-diskusi kami yang penuh
persaudaraan dan terbuka, dan dari pertemuan
yang mengungkapkan harapan besar di masa
depan yang cerah bagi semua umat manusia,
lahirlah gagasan Dokumen tentang Persaudaraan Manusia ini. Ini adalah sebuah teks yang
telah dipikirkan secara jujur dan serius sehingga menjadi pernyataan bersama tentang
cita-cita yang baik dan tulus. Ini adalah dokumen yang mengundang semua orang yang
memiliki iman kepada Allah dan iman dalam
persaudaraan manusia untuk bersatu dan bekerja bersama sehingga dapat berfungsi sebagai panduan bagi generasi mendatang untuk
memajukan budaya saling menghormati dalam
kesadaran akan rahmat ilahi yang agung, yang
menjadikan semua manusia sebagai saudara
dan saudari.

Dokumen Abu Dhabi 8
DOKUMEN
Dalam nama Tuhan, yang telah menciptakan seluruh manusia yang setara dalam
hak, kewajiban, dan martabat, dan yang telah
dipanggil untuk hidup bersama sebagai saudara
dan saudari, untuk memenuhi bumi dan untuk
mengenali nilai-nilai kebaikan, cinta, dan kedamaian;
Atas nama hidup manusia yang tidak
bersalah, yang telah dilarang Allah untuk
dibunuh, dengan menegaskan bahwa siapa pun
yang membunuh seseorang, orang itu bagaikan
seseorang yang membunuh seluruh umat manusia, dan siapa pun yang menyelamatkan seseorang, orang itu bagaikan seseorang yang menyelamatkan seluruh umat manusia;
Atas nama orang miskin, orang melarat, orang yang terpinggirkan, dan mereka
yang paling membutuhkan, yang bagi mereka
Allah telah memerintahkan kita untuk membantu sebagai tugas yang dituntut dari semua
orang, terutama orang kaya dan berkecukupan;
Atas nama anak yatim, para janda, para
pengungsi dan mereka yang diasingkan dari

Dokumen Abu Dhabi 9
tanah air dan negara mereka; atas nama para
korban perang, penganiayaan dan ketidakadilan; atas nama mereka yang lemah, mereka
yang hidup dalam ketakutan, para tawanan
perang, dan mereka yang disiksa di setiap bagian dunia mana pun, tanpa perbedaan;
Atas nama orang-orang yang telah kehilangan keamanan, kedamaian, dan kemungkinan untuk hidup bersama, karena menjadi
korban kehancuran, malapetaka, dan perang;
Atas nama persaudaraan manusia yang
merangkul semua manusia, menyatukan mereka dan menjadikan mereka setara;
Atas nama persaudaraan ini yang terkoyak oleh kebijakan-kebijakan ekstremisme
dan perpecahan, oleh sistem keuntungan tak
terkendali atau oleh kecenderungan ideologis
penuh kebencian yang memanipulasi tindakan
dan masa depan perempuan dan laki-laki;
Atas nama kebebasan, yang telah dianugerahkan Allah kepada semua manusia
dengan menciptakan mereka secara bebas dan
menjadikan mereka berbeda berkat rahmat ini;

Dokumen Abu Dhabi 10
Atas nama keadilan dan belas kasihan,
fondasi kemakmuran dan landasan iman;
Atas nama semua orang yang berkehendak baik yang ada di setiap bagian dunia;
Dalam nama Allah dan segala sesuatu
yang dinyatakan sejauh ini; Al-Azhar al-Sharif
dan umat Muslim dari Timur dan Barat, bersama-sama dengan Gereja Katolik dan umat
Katolik Timur dan Barat, menyatakan untuk
menerima budaya dialog sebagai jalan; kerja
sama timbal balik sebagai kode etik; saling
pengertian sebagai metode dan kriteria.
Kami, yang percaya pada Allah dan pada
perjumpaan akhir dengan-Nya dan penghakiman-Nya, berdasarkan tanggung jawab agama
dan moral kami, dan melalui Dokumen ini,
menyerukan kepada diri kami sendiri, kepada
para pemimpin dunia serta para pembuat kebijakan internasional dan ekonomi dunia, untuk
bekerja keras me-nyebarkan budaya toleransi
dan hidup bersama dalam damai; untuk ikut
campur tangan selekas mungkin untuk menghentikan pertumpahan darah dari orang-orang
yang tidak bersalah serta mengakhiri pepe-

Dokumen Abu Dhabi 11
rangan, konflik, kerusakan lingkungan dan kemerosotan moral dan budaya yang dialami
dunia saat ini.
Kami menyerukan kepada kaum terpelajar, para filsuf, tokoh agama, seniman,
praktisi media dan para budayawan di setiap
bagian dunia, untuk menemukan kembali nilainilai perdamaian, keadilan, kebaikan, keindahan, persaudaraan manusia dan hidup berdampingan dalam rangka meneguhkan nilainilai ini sebagai jangkar keselamatan bagi semua, dan untuk memajukannya di mana-mana.
Deklarasi ini, yang berangkat dari pertimbangan mendalam atas realitas kita dewasa
ini, dengan menilai keberhasilannya dan dalam
solidaritasnya dengan penderitaan, bencana
dan malapetaka, meyakini dengan teguh bahwa
di antara penyebab utama dari krisis dunia
modern adalah ketidakpekaan hati nurani
manusia, penjauhan dari nilai-nilai agama dan
individualisme yang tersebar luas disertai dengan filsafat materialistis yang mendewakan
manusia dan memperkenalkan nilai-nilai duniawi dan material sebagai pengganti prinsipprinsip tertinggi dan transendental.

Dokumen Abu Dhabi 12
Seraya mengakui langkah-langkah positif yang diambil oleh peradaban modern kita di
bidang sains, teknologi, kedokteran, industri,
dan kesejahteraan, terutama di negara-negara
maju, kami ingin menekankan bahwa, terkait
dengan kemajuan bersejarah seperti itu, betapapun hebat dan bernilainya hal-hal tersebut,
terdapat kemerosotan moral yang mempengaruhi tindakan internasional dan melemahnya nilai-nilai dan tanggung jawab rohani. Semua ini berkontribusi pada perasaan frustrasi
umum, keterasingan, dan keputusasaan yang
membuat banyak orang jatuh ke dalam pusaran
ekstremisme ateistik, agnostik atau fundamentalisme agama, atau ke dalam ekstremisme
fanatik dan buta, yang pada akhirnya memicu
bentuk-bentuk ketergantungan dan penghancuran diri individual atau kolektif.
Sejarah menunjukkan bahwa ekstremisme agama, ekstremisme nasional, dan juga
intoleransi telah menimbulkan di dunia, baik itu
di Timur atau Barat, apa yang mungkin disebut
sebagai tanda-tanda "perang dunia ketiga yang
sedang berlangsung sedikit demi sedikit". Di
beberapa bagian dunia dan dalam banyak ke-

Dokumen Abu Dhabi 13
adaan tragis, tanda-tanda ini telah mulai
tampak menyakitkan, seperti dalam situasisituasi di mana jumlah persis korban, para
janda dan anak yatim tidak diketahui. Selain itu,
kami melihat daerah lain bersiap untuk menjadi
panggung konflik baru, dengan pecahnya
ketegangan dan penumpukan senjata dan
amunisi, dan semua ini dalam konteks global
yang dibayang-bayangi oleh ketidakpastian, kekecewaan, ketakutan akan masa depan, dan
dikendalikan oleh kepentingan ekonomi yang
berpikiran sempit.
Kami juga menegaskan bahwa krisis
politik besar, situasi ketidakadilan, dan kurangnya distribusi sumber daya alam yang adil -
yang hanya menguntungkan segelintir minoritas kaya, hingga merugikan mayoritas penduduk bumi - telah melahirkan, dan terus melahirkan, banyak sekali jumlah orang miskin,
sakit dan meninggal. Hal ini menyebabkan
krisis bencana yang telah menimbulkan korban
di berbagai negara, terlepas dari sumber daya
alam dan sumber daya orang muda yang
menjadi ciri bangsa-bangsa ini. Dalam menghadapi krisis seperti itu yang mengakibatkan

Dokumen Abu Dhabi 14
kematian jutaan anak-anak akibat kemiskinan
dan kelaparan ada kebungkaman yang tidak
dapat diterima di tingkat internasional.
Jelaslah dalam konteks ini bagaimana
keluarga sebagai inti dasar masyarakat dan
umat manusia sangat penting dalam melahirkan anak-anak ke dunia, membesarkan mereka,
mendidik mereka, dan membina mereka dengan pendidikan moral yang kuat dan rasa
aman di rumah. Menyerang lembaga keluarga,
meremehkan atau meragukan peran pentingnya, adalah salah satu kejahatan paling mengancam di zaman kita.
Kami juga menegaskan pentingnya
membangkitkan kesadaran beragama dan perlunya membangkitkan kembali kesadaran ini di
dalam hati generasi baru melalui pendidikan
yang sehat dan kepatuhan pada nilai-nilai moral
dan ajaran agama yang benar. Dengan cara ini,
kita dapat menghadapi kecenderungan yang
individualistis, egois, saling bertentangan, dan
juga mengatasi radikalisme dan ekstremisme
buta dalam segala bentuk dan ungkapannya.

Dokumen Abu Dhabi 15
Tujuan pertama dan terpenting dari
agama adalah percaya pada Allah, untuk menghormati-Nya dan untuk mengundang semua
perempuan dan laki-laki untuk mempercayai
bahwa alam semesta ini bergantung pada Allah
yang mengaturnya. Dia adalah Pencipta yang
telah membentuk kita dengan kebijaksanaan
ilahi-Nya dan telah menganugerahi kita karunia
kehidup-an yang harus dilindungi. Ini adalah
anugerah yang tidak seorang pun berhak untuk
mengambil, mengancam atau memanipulasi
demi kepentingan dirinya. Sesungguhnya, setiap orang harus menjaga anugerah kehidupan
ini dari awal hingga akhir alamiahnya. Karena
itu kami mengutuk semua praktik yang mengancam kehidupan seperti genosida, aksi terorisme, pemindahan paksa, perdagangan manusia, aborsi, dan eutanasia. Kami juga mengutuk
kebijakan yang mendukung praktik-praktik ini.
Lebih-lebih lagi, kami dengan tegas
menyatakan bahwa agama tidak boleh memprovokasi peperangan, sikap kebencian, permusuhan, dan ekstremisme, juga tidak boleh
memancing kekerasan atau penumpahan darah.
Realitas tragis ini merupakan akibat dari pe-

Dokumen Abu Dhabi 16
nyimpangan ajaran agama. Hal-hal tersebut
adalah hasil dari manipulasi politik agamaagama dan dari penafsiran yang dibuat oleh
kelompok-kelompok agama yang, dalam perjalanan sejarah, telah mengambil keuntungan
dari kekuatan sentimen keagamaan di hati para
perempuan dan laki-laki agar membuat mereka
bertindak dengan cara yang tidak berkaitan
dengan kebenaran agama. Hal ini dilakukan
untuk mencapai tujuan yang bersifat politis,
ekonomi, duniawi dan picik. Karena itu, kami
menyerukan kepada semua pihak untuk berhenti menggunakan agama untuk menghasut
(orang) kepada kebencian, kekerasan, ekstremisme dan fanatisme buta, dan untuk
menahan diri dari menggunakan nama Allah
untuk mem-benarkan tindakan pembunuhan,
peng-asingan, terorisme, dan penindasan. Kami
meminta ini berdasarkan kepercayaan bersama
kami pada Allah yang tidak menciptakan
perempuan dan laki-laki untuk dibunuh atau
saling berkelahi, atau tidak untuk disiksa atau
dihina dalam kehidupan dan keadaan mereka.
Allah, Yang Maha-kuasa, tidak perlu dibela oleh
siapa pun dan tidak ingin nama-Nya digunakan
untuk meneror orang-orang.

Dokumen Abu Dhabi 17
Dokumen ini, selaras dengan Dokumen
Internasional sebelumnya yang telah menekankan pentingnya peran agama-agama dalam
membangun perdamaian dunia, menjunjung
tinggi hal-hal berikut:
 Keyakinan yang teguh bahwa ajaranajaran autentik agama mengundang kita
untuk tetap berakar pada nilai-nilai
perdamaian; untuk mempertahankan
nilai-nilai pengertian timbal-balik, persaudaraan manusia dan hidup bersama
yang harmonis; untuk membangun
kembali kebijaksanaan, keadilan dan
kasih; dan untuk membangkitkan kembali kesadaran beragama di kalangan
orang-orang muda sehingga generasi
mendatang dapat dilindungi dari ranah
pemikiran materialistis dan dari kebijakan berbahaya akan keserakahan dan
ketidakpedulian tak terkendali berdasarkan pada hukum kekuatan dan
bukan pada kekuatan hukum;

Dokumen Abu Dhabi 18
 Kebebasan adalah hak setiap orang:
setiap individu menikmati kebebasan
berkeyakinan, berpikir, berekspresi dan
bertindak. Pluralisme dan keragaman
agama, warna kulit, jenis kelamin, ras,
dan bahasa dikehendaki Tuhan dalam
kebijaksanaan-Nya, yang melaluinya Ia
menciptakan umat manusia. Kebijaksanaan ilahi ini adalah sumber dari mana
hak atas kebebasan berkeyakinan dan
kebebasan untuk menjadi berbeda berasal. Oleh karena itu, fakta bahwa orang
di-paksa untuk mengikuti agama atau
budaya tertentu harus ditolak, demikian juga juga pemaksaan cara hidup
budaya yang tidak diterima orang lain;
 Keadilan yang berlandaskan belas kasihan adalah jalan yang harus diikuti untuk mencapai hidup bermartabat yang
setiap manusia berhak atasnya;
 Dialog, pemahaman dan promosi luas
terhadap budaya toleransi, penerimaan
sesama dan hidup bersama secara
damai akan sangat membantu untuk
mengurangi pelbagai masalah ekonomi,
Dokumen Abu Dhabi 19
sosial, politik dan lingkungan yang sangat membebani sebagian besar umat
manusia;
 Dialog antar umat beragama berarti
berkumpul bersama dalam ruang luas
nilai-nilai rohani, manusiawi, dan sosial
bersama dan, dari sini, meneruskan
keutamaan-keutamaan moral tertinggi
yang dituju oleh agama-agama. Hal ini
juga berarti menghindari perdebatanperdebatan yang tidak produktif;
 Perlindungan tempat ibadah –sinagoga,
gereja dan masjid– adalah kewajiban
yang dijamin oleh agama, nilai-nilai kemanusiaan, hukum dan perjanjian internasional. Setiap upaya untuk menyerang tempat-tempat ibadah atau
mengancam mereka dengan serangan
kekerasan, pemboman atau perusakan,
merupakan penyimpangan dari ajaran
agama-agama serta pelanggaran jelas
terhadap hukum internasional;
 Terorisme menyedihkan dan mengancam keamanan orang, baik mereka di

Dokumen Abu Dhabi 20
Timur atau Barat, Utara atau Selatan,
dan menyebarkan kepanikan, teror dan
pesimisme, tetapi ini bukan karena agama, bahkan ketika para teroris memperalatnya. Ini lebih disebabkan oleh
akumulasi penafsiran yang salah atas
teks-teks agama dan oleh kebijakan
yang terkait dengan kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, penindasan, dan
kesombongan. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menghentikan
dukungan terhadap gerakan teroris
dalam penyediaan dana, penyediaan
senjata dan strategi, dan dengan upaya
untuk membenarkan gerakan ini bahkan dengan menggunakan media.
Semua ini harus dianggap sebagai kejahatan internasional yang mengancam
keamanan dan perdamaian dunia. Terorisme semacam itu harus dikutuk
dalam segala bentuk dan ekspresinya;
 Konsep kewarganegaraan berlandaskan
pada kesetaraan hak dan kewajiban, di
mana semua menikmati keadilan. Karena itu, pentinglah untuk membentuk

Dokumen Abu Dhabi 21
dalam masyarakat kita konsep kewarganegaraan penuh dan menolak penggunaan istilah minoritas secara diskriminatif yang menimbulkan perasaan
terisolasi dan inferioritas. Penyalahgunaannya melicinkan jalan bagi permusuhan dan perselisihan; hal itu mengurangi setiap keberhasilan dan menghilangkan hak-hak agama dan sipil dari
beberapa warga negara yang terdiskriminasi karenanya;
 Hubungan baik antara Timur dan Barat
tidak dapat disangkal diperlukan bagi
keduanya. Keduanya tidak boleh diabaikan, sehingga masing-masing dapat
diperkaya oleh budaya yang lain melalui
pertukaran dan dialog yang bermanfaat.
Barat dapat menemukan di Timur obat
bagi penyakit rohani dan agama yang
disebabkan oleh materialisme yang tersebar luas. Dan Timur dapat menemukan banyak unsur di Barat yang dapat
membantu membebaskannya dari kelemahan, perpecahan, konflik dan kemunduran pengetahuan, teknik dan budaya.

Dokumen Abu Dhabi 22
Pentinglah memperhatikan perbedaan
agama, budaya dan sejarah yang
merupakan unsur vital dalam membentuk karakter, budaya, dan peradaban
Timur. Juga penting untuk memperkuat
ikatan hak asasi manusia mendasar
demi membantu menjamin hidup yang
bermartabat bagi semua perempuan
dan laki-laki di Timur dan Barat, dengan
meng-hindari politik standar ganda;
 Adalah sebuah keharusan untuk mengakui hak perempuan atas pendidikan
dan pekerjaan, dan untuk mengakui
kebebasan mereka untuk menggunakan
hak politik mereka sendiri. Selain itu,
berbagai upaya harus dilakukan untuk
membebaskan perempuan dari pengkondisian historis dan sosial yang bertentangan dengan prinsip-prinsip iman
dan martabat mereka. Juga penting
untuk melindungi perempuan dari
eksploitasi seksual dan dari diperlakukan sebagai barang dagangan atau
objek kesenangan atau keuntungan finansial. Oleh karena itu, harus di-

Dokumen Abu Dhabi 23
hentikan praktik-praktik yang tidak
manusiawi dan vulgar yang merendahkan martabat perempuan. Harus dilakukan berbagai upaya untuk mengubah undang-undang yang mencegah
perempuan menikmati sepenuhnya
hak-hak mereka;
 Perlindungan hak-hak dasar anak untuk
bertumbuh kembang dalam lingkungan
keluarga, untuk memperoleh gizi baik,
pendidikan dan dukungan, adalah tugas
keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas
semacam itu harus dijamin dan dilindungi agar tidak diabaikan atau ditolak
untuk anak mana pun di belahan dunia
mana pun. Semua praktik yang melanggar martabat dan hak anak harus
dikecam. Sama pentingnya untuk waspada terhadap bahaya yang mereka
hadapi, khususnya di dunia digital, dan
untuk menganggap sebagai kejahatan
perdagangan manusia tidak bersalah
dan semua pelanggaran masa muda
mereka;

Dokumen Abu Dhabi 24
 Perlindungan hak-hak orang lanjut usia,
mereka yang lemah, penyandang difabilitas, dan mereka yang tertindas
adalah kewajiban agama dan sosial yang
harus dijamin dan dibela melalui undang-undang yang ketat dan pelaksanaan perjanjian internasional yang
relevan.
Untuk tujuan ini, melalui kerja sama
timbal balik, Gereja Katolik dan Al-Azhar mengumumkan dan berjanji untuk menyampaikan
Dokumen ini kepada pihak-pihak berwenang,
pemimpin yang berpengaruh, umat beragama
di seluruh dunia, organisasi regional dan internasional yang terkait, organisasi dalam masyarakat sipil, lembaga keagamaan dan para
pemikir terkemuka. Mereka selanjutnya berjanji untuk menyebarluaskan prinsip-prinsip
yang terkandung dalam Deklarasi ini di semua
tingkat regional dan internasional, seraya meminta agar prinsip-prinsip ini diterjemahkan ke
dalam kebijakan, keputusan, teks legislatif,
program studi dan materi yang akan diedarkan.
Al-Azhar dan Gereja Katolik meminta
agar Dokumen ini menjadi objek penelitian dan

Dokumen Abu Dhabi 25
refleksi di semua sekolah, universitas dan lembaga pembinaan, sehingga dengan demikian
membantu mendidik generasi baru untuk
membawa kebaikan dan kedamaian bagi
sesama, dan untuk menjadi pembela hak-hak di
mana pun mereka berada dari mereka yang
tertindas dan yang terkecil dari saudarasaudari kita.
Akhirnya, cita-cita kami adalah:
Deklarasi ini bisa menjadi undangan
untuk rekonsiliasi dan persaudaraan di antara
semua umat beriman, juga di antara umat
beriman dan yang tidak beriman, dan di antara
semua orang yang berkehendak baik;
Deklarasi ini dapat menjadi seruan bagi
setiap hati nurani yang jujur yang menolak
kekerasan dan ekstremisme buta; seruan bagi
mereka yang menghargai nilai-nilai toleransi
dan persaudaraan yang dikembangkan dan
didorong oleh agama-agama;

Dokumen Abu Dhabi 26
Deklarasi ini dapat menjadi saksi keagungan iman kepada Allah yang mempersatukan hati yang terpecah dan mengangkat
jiwa manusia;
Deklarasi ini dapat menjadi tanda
kedekatan antara Timur dan Barat, antara Utara
dan Selatan, dan antara semua yang percaya
bahwa Allah telah menciptakan kita untuk
saling memahami, saling bekerja sama dan
hidup sebagai saudara dan saudari yang saling
mengasihi.
Inilah yang kami harapkan dan ingin
capai dengan tujuan menemukan perdamaian
universal yang dapat dinikmati semua orang
dalam hidup ini.

Abu Dhabi, 4 Februari 2019
Bapa Suci
Paus Fransiskus
Imam Besar A-Azhar
Ahmad Al-Tayyeb

Sunday, December 30, 2018

Pesan Natal Jokowi, dari Merayakan Keragaman hingga Memeluk si Miskin

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan ketika menghadiri Perayaan Natal Nasional 2018 di Medan, Sumatra Utara, Sabtu (29/12/2018). Dalam Perayaan Natal Nasional yang dihadiri 20 ribu orang itu presiden mengajak jemaat untuk selalu menjaga persatuan, kerukunan, persaudaraan serta merawat perdamaian. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/kye.(WAHYU PUTRO A)

Indonesia adalah negara majemuk. Sebanyak 260 juta penduduk yang hidup di 17.000 pulau terdiri dari 34 provinsi serta 514 kota dan kabupaten, terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda. Terdapat lima agama dan sejumlah aliran kepercayaan yang berbeda-beda meskipun mayoritas penduduknya memeluk Islam. Adat serta istiadatnya juga berbeda-beda. Ada 714 suku di Indonesia dengan 1.100 lebih bahasa lokal.

Dalam pidatonya di acara Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (29/12/2018) kemarin, Presiden Joko Widodo pun berpesan bahwa Natal harus menjadi momentum umat Kristiani untuk juga merayakan anugerah keragaman yang diberikan Allah tersebut. "Dalam perayaan Natal, kita perlu bersukacita atas anugerah-anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita, kepada bangsa Indonesia bahwa kita ini telah dianugerahi keragaman yang luar biasa banyaknya," ujar Presiden, menyampaikan pesan Natal. Merayakan takdir Tuhan itu, lanjut Jokowi, adalah dengan cara menghadirkan perdamaian antara sesama manusia. "Perayaan Natal adalah perayaan yang menghadirkan kedamaian sejati. Damai di hari kita semua, damai di Indonesia dan damai di bumi kita. Kedamaian harus terus kita rawat. Kedamaian harus terus kita jaga dengan selalu berdoa dan tulus dalam bekerja," lanjut dia. Sebab, perbedaan bukan sumber perpecahan. Namun merupakan potensi besar bangsa Indonesia.

Oleh sebab itu, Jokowi berpesan agar seluruh warga negara, khususnya umat Kristiani untuk menjaga persatuan, kerukunan dan persaudaraan. Di Indonesia, lanjut Jokowi, seluruh warganya merupakan saudara. Saudara sebangsa se-tanah air. "Sebagai anugerah Tuhan, keragaman dan persatuan harus terus kita jaga, terus kita rawat serta terus kita syukuri dengan saling menghormati, menghargai dan saling mengasihi. Karena, di mana ada sirungguk, di situ ada sitata. Di manapun kita duduk, di situ selalu ada Tuhan Yang Maha Esa," ujar Jokowi. "Kepada seluruh umat Kristiani yang saya cintai, saya ajak Bapak Ibu, saudara-saudara sekalian ini untuk selalu menjadi garam dan terang dunia," lanjut dia.

Memeluk si miskin Presiden sekaligus menyinggung tema Natal 2018, yakni "Yesus Kristus Adalah Hikmat Bagi Kita." Menurut Jokowi, berbahagialah bagi orang Kristiani yang menerima hikmat Tuhan. Keuntungannya melebihi emas, perak, dan permata. Dengan menerima hikmat Allah itu, lanjut Jokowi, umat akan dipenuhi dengan rasa kebahagiaan, kesejahteraan. Bahkan, hikmat Allah itu juga dapat diwujudkan dalam berkontribusi pada pembangunan bangsa. "Dengan hikmat, kita bersama-sama bekerja membangun negara kita Indonesia. Dengan hikmat, kita saling membantu sesama anak bangsa. Dengan hikmat, kita terus dan harus memeluk yang miskin, kecil, lemah dan membutuhkan," ujar Jokowi. "Dengan hikmat, kita persiapkan anak-anak kita untuk menghadapi masa depan dengan menjadi manusia yang unggul, berakhlak mulia dan dengan hikmat, kita hadirkan rasa keadilan sosial bagi seluruh penjuru Tanah Air. Dengan hikmat, mari kita majukan negara Indonesia," lanjut dia. Presiden Joko Widodo saat menghadiri perayaan Natal Nasional 2018 di Gedung Serbaguna Kantor Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan, Sabtu (29/12/2018).(Fabian Januarius Kuwado) Perayaan Natal Nasional 2018 itu dihadiri lebih dari 25.000 umat Kristiani lintas gereja Kristen se- Indonesia. Umat yang hadir sampai membeludak ke luar gedung. Hadir dalam perayaan Natal itu, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly serta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Kehadiran Jokowi di sana mendapatkan antusiasme yang tinggi. Mengingat, sebelumnya Presiden sempat dikabarkan tidak jadi menghadiri acara itu dan diwakilkan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Baca juga: Jokowi Dikalungi Sorban oleh Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah Mereka berebut untuk menyapa Jokowi dan bersalaman dengannya. Presiden tentu tidak dapat melayani satu per satu sehingga ia hanya bersalaman, bahkan berfoto bersama dengan warga yang terjangkau dari segi jarak. Lidya Situmeang (38) warga Kota Medan mengaku senang Presiden menghadiri perayaan Natal kali ini. "Ini bukti bahwa Pak Jokowi milik semua umat beragama di Indonesia. Pak Jokowi menjadi simbol persatuan," ujar dia.

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)