Tuesday, January 21, 2020
TENTANG PERSAUDARAAN MANUSIA UNTUK PERDAMAIAN DUNIA DAN HIDUP BERAGAMA
Perjalanan Apostolik
Bapa Suci Paus Fransiskus
Ke Uni Emirat Arab (UEA)
3-5 Februari 2019
Dokumen Abu Dhabi 3
Dokumen Abu Dhabi 4
Paus Fransiskus telah mengadakan kunjungan
bersejarah ke Uni Emirat Arab (UEA) pada 3
Februari 2019. Hal ini menjadi tonggak sejarah
dalam dialog antaragama dan membuka pintupintu untuk pembicaraan tentang toleransi
yang perlu didengar oleh seluruh dunia.
Paus menegaskan bahwa “iman kepada Allah
mempersatukan dan tidak memecah belah.
Iman itu mendekatkan kita, kendatipun ada
berbagai macam perbedaan, dan menjauhkan
kita dari permusuhan dan kebencian.“
Selanjutnya, pada 4 Februari 2019 di Abu Dhabi
Paus Fransiskus bersama Imam Besar Al-Azhar,
Sheikh Ahmed el-Tayeb telah menandatangani
“The Document on Human Fraternity for World
Peace and Living Together.”
Dokumen Abu Dhabi 5
Dokumen Abu Dhabi ini menjadi peta jalan yang
sungguh berharga untuk membangun
perdamaian dan menciptakan hidup harmonis
di antara umat beragama, dan berisi beberapa
pedoman yang harus disebarluaskan ke seluruh
dunia. Paus Fransiskus mendesak agar
dokumen ini disebarluaskan sampai ke akar
rumput, kepada semua umat yang beriman
kepada Allah.
Departemen Dokpen KWI
Dokumen Abu Dhabi 6
PENDAHULUAN
Iman menuntun orang beriman untuk
memandang dalam diri sesamanya seorang
saudara lelaki atau perempuan untuk didukung
dan dikasihi. Melalui iman pada Allah, yang
telah menciptakan alam semesta, ciptaan, dan
seluruh umat manusia (setara karena rahmatNya), umat beriman dipanggil untuk menyatakan persaudaraan manusia ini dengan melindungi ciptaan dan seluruh alam semesta serta
mendukung semua orang, terutama mereka
yang paling miskin dan yang paling membutuhkan.
Nilai transendental ini berfungsi sebagai
titik awal untuk sejumlah pertemuan yang ditandai dengan suasana persahabatan dan persaudaraan di mana kami berbagi sukacita,
dukacita, dan berbagai masalah dunia kita saat
sekarang. Kami melakukan ini dengan mempertimbangkan kemajuan ilmiah dan teknik, keberhasilan terapeutik, era digital, media massa dan
komunikasi. Kami juga mempertimbangkan
tingkat kemiskinan, konflik dan penderitaan
begitu banyak saudara dan saudari di berbagai
Dokumen Abu Dhabi 7
belahan dunia sebagai akibat dari perlombaan
senjata, ketidakadilan sosial, korupsi, ketimpangan, kemerosotan moral, terorisme, diskriminasi, ekstremisme, dan banyak sebab lainnya.
Dari diskusi-diskusi kami yang penuh
persaudaraan dan terbuka, dan dari pertemuan
yang mengungkapkan harapan besar di masa
depan yang cerah bagi semua umat manusia,
lahirlah gagasan Dokumen tentang Persaudaraan Manusia ini. Ini adalah sebuah teks yang
telah dipikirkan secara jujur dan serius sehingga menjadi pernyataan bersama tentang
cita-cita yang baik dan tulus. Ini adalah dokumen yang mengundang semua orang yang
memiliki iman kepada Allah dan iman dalam
persaudaraan manusia untuk bersatu dan bekerja bersama sehingga dapat berfungsi sebagai panduan bagi generasi mendatang untuk
memajukan budaya saling menghormati dalam
kesadaran akan rahmat ilahi yang agung, yang
menjadikan semua manusia sebagai saudara
dan saudari.
Dokumen Abu Dhabi 8
DOKUMEN
Dalam nama Tuhan, yang telah menciptakan seluruh manusia yang setara dalam
hak, kewajiban, dan martabat, dan yang telah
dipanggil untuk hidup bersama sebagai saudara
dan saudari, untuk memenuhi bumi dan untuk
mengenali nilai-nilai kebaikan, cinta, dan kedamaian;
Atas nama hidup manusia yang tidak
bersalah, yang telah dilarang Allah untuk
dibunuh, dengan menegaskan bahwa siapa pun
yang membunuh seseorang, orang itu bagaikan
seseorang yang membunuh seluruh umat manusia, dan siapa pun yang menyelamatkan seseorang, orang itu bagaikan seseorang yang menyelamatkan seluruh umat manusia;
Atas nama orang miskin, orang melarat, orang yang terpinggirkan, dan mereka
yang paling membutuhkan, yang bagi mereka
Allah telah memerintahkan kita untuk membantu sebagai tugas yang dituntut dari semua
orang, terutama orang kaya dan berkecukupan;
Atas nama anak yatim, para janda, para
pengungsi dan mereka yang diasingkan dari
Dokumen Abu Dhabi 9
tanah air dan negara mereka; atas nama para
korban perang, penganiayaan dan ketidakadilan; atas nama mereka yang lemah, mereka
yang hidup dalam ketakutan, para tawanan
perang, dan mereka yang disiksa di setiap bagian dunia mana pun, tanpa perbedaan;
Atas nama orang-orang yang telah kehilangan keamanan, kedamaian, dan kemungkinan untuk hidup bersama, karena menjadi
korban kehancuran, malapetaka, dan perang;
Atas nama persaudaraan manusia yang
merangkul semua manusia, menyatukan mereka dan menjadikan mereka setara;
Atas nama persaudaraan ini yang terkoyak oleh kebijakan-kebijakan ekstremisme
dan perpecahan, oleh sistem keuntungan tak
terkendali atau oleh kecenderungan ideologis
penuh kebencian yang memanipulasi tindakan
dan masa depan perempuan dan laki-laki;
Atas nama kebebasan, yang telah dianugerahkan Allah kepada semua manusia
dengan menciptakan mereka secara bebas dan
menjadikan mereka berbeda berkat rahmat ini;
Dokumen Abu Dhabi 10
Atas nama keadilan dan belas kasihan,
fondasi kemakmuran dan landasan iman;
Atas nama semua orang yang berkehendak baik yang ada di setiap bagian dunia;
Dalam nama Allah dan segala sesuatu
yang dinyatakan sejauh ini; Al-Azhar al-Sharif
dan umat Muslim dari Timur dan Barat, bersama-sama dengan Gereja Katolik dan umat
Katolik Timur dan Barat, menyatakan untuk
menerima budaya dialog sebagai jalan; kerja
sama timbal balik sebagai kode etik; saling
pengertian sebagai metode dan kriteria.
Kami, yang percaya pada Allah dan pada
perjumpaan akhir dengan-Nya dan penghakiman-Nya, berdasarkan tanggung jawab agama
dan moral kami, dan melalui Dokumen ini,
menyerukan kepada diri kami sendiri, kepada
para pemimpin dunia serta para pembuat kebijakan internasional dan ekonomi dunia, untuk
bekerja keras me-nyebarkan budaya toleransi
dan hidup bersama dalam damai; untuk ikut
campur tangan selekas mungkin untuk menghentikan pertumpahan darah dari orang-orang
yang tidak bersalah serta mengakhiri pepe-
Dokumen Abu Dhabi 11
rangan, konflik, kerusakan lingkungan dan kemerosotan moral dan budaya yang dialami
dunia saat ini.
Kami menyerukan kepada kaum terpelajar, para filsuf, tokoh agama, seniman,
praktisi media dan para budayawan di setiap
bagian dunia, untuk menemukan kembali nilainilai perdamaian, keadilan, kebaikan, keindahan, persaudaraan manusia dan hidup berdampingan dalam rangka meneguhkan nilainilai ini sebagai jangkar keselamatan bagi semua, dan untuk memajukannya di mana-mana.
Deklarasi ini, yang berangkat dari pertimbangan mendalam atas realitas kita dewasa
ini, dengan menilai keberhasilannya dan dalam
solidaritasnya dengan penderitaan, bencana
dan malapetaka, meyakini dengan teguh bahwa
di antara penyebab utama dari krisis dunia
modern adalah ketidakpekaan hati nurani
manusia, penjauhan dari nilai-nilai agama dan
individualisme yang tersebar luas disertai dengan filsafat materialistis yang mendewakan
manusia dan memperkenalkan nilai-nilai duniawi dan material sebagai pengganti prinsipprinsip tertinggi dan transendental.
Dokumen Abu Dhabi 12
Seraya mengakui langkah-langkah positif yang diambil oleh peradaban modern kita di
bidang sains, teknologi, kedokteran, industri,
dan kesejahteraan, terutama di negara-negara
maju, kami ingin menekankan bahwa, terkait
dengan kemajuan bersejarah seperti itu, betapapun hebat dan bernilainya hal-hal tersebut,
terdapat kemerosotan moral yang mempengaruhi tindakan internasional dan melemahnya nilai-nilai dan tanggung jawab rohani. Semua ini berkontribusi pada perasaan frustrasi
umum, keterasingan, dan keputusasaan yang
membuat banyak orang jatuh ke dalam pusaran
ekstremisme ateistik, agnostik atau fundamentalisme agama, atau ke dalam ekstremisme
fanatik dan buta, yang pada akhirnya memicu
bentuk-bentuk ketergantungan dan penghancuran diri individual atau kolektif.
Sejarah menunjukkan bahwa ekstremisme agama, ekstremisme nasional, dan juga
intoleransi telah menimbulkan di dunia, baik itu
di Timur atau Barat, apa yang mungkin disebut
sebagai tanda-tanda "perang dunia ketiga yang
sedang berlangsung sedikit demi sedikit". Di
beberapa bagian dunia dan dalam banyak ke-
Dokumen Abu Dhabi 13
adaan tragis, tanda-tanda ini telah mulai
tampak menyakitkan, seperti dalam situasisituasi di mana jumlah persis korban, para
janda dan anak yatim tidak diketahui. Selain itu,
kami melihat daerah lain bersiap untuk menjadi
panggung konflik baru, dengan pecahnya
ketegangan dan penumpukan senjata dan
amunisi, dan semua ini dalam konteks global
yang dibayang-bayangi oleh ketidakpastian, kekecewaan, ketakutan akan masa depan, dan
dikendalikan oleh kepentingan ekonomi yang
berpikiran sempit.
Kami juga menegaskan bahwa krisis
politik besar, situasi ketidakadilan, dan kurangnya distribusi sumber daya alam yang adil -
yang hanya menguntungkan segelintir minoritas kaya, hingga merugikan mayoritas penduduk bumi - telah melahirkan, dan terus melahirkan, banyak sekali jumlah orang miskin,
sakit dan meninggal. Hal ini menyebabkan
krisis bencana yang telah menimbulkan korban
di berbagai negara, terlepas dari sumber daya
alam dan sumber daya orang muda yang
menjadi ciri bangsa-bangsa ini. Dalam menghadapi krisis seperti itu yang mengakibatkan
Dokumen Abu Dhabi 14
kematian jutaan anak-anak akibat kemiskinan
dan kelaparan ada kebungkaman yang tidak
dapat diterima di tingkat internasional.
Jelaslah dalam konteks ini bagaimana
keluarga sebagai inti dasar masyarakat dan
umat manusia sangat penting dalam melahirkan anak-anak ke dunia, membesarkan mereka,
mendidik mereka, dan membina mereka dengan pendidikan moral yang kuat dan rasa
aman di rumah. Menyerang lembaga keluarga,
meremehkan atau meragukan peran pentingnya, adalah salah satu kejahatan paling mengancam di zaman kita.
Kami juga menegaskan pentingnya
membangkitkan kesadaran beragama dan perlunya membangkitkan kembali kesadaran ini di
dalam hati generasi baru melalui pendidikan
yang sehat dan kepatuhan pada nilai-nilai moral
dan ajaran agama yang benar. Dengan cara ini,
kita dapat menghadapi kecenderungan yang
individualistis, egois, saling bertentangan, dan
juga mengatasi radikalisme dan ekstremisme
buta dalam segala bentuk dan ungkapannya.
Dokumen Abu Dhabi 15
Tujuan pertama dan terpenting dari
agama adalah percaya pada Allah, untuk menghormati-Nya dan untuk mengundang semua
perempuan dan laki-laki untuk mempercayai
bahwa alam semesta ini bergantung pada Allah
yang mengaturnya. Dia adalah Pencipta yang
telah membentuk kita dengan kebijaksanaan
ilahi-Nya dan telah menganugerahi kita karunia
kehidup-an yang harus dilindungi. Ini adalah
anugerah yang tidak seorang pun berhak untuk
mengambil, mengancam atau memanipulasi
demi kepentingan dirinya. Sesungguhnya, setiap orang harus menjaga anugerah kehidupan
ini dari awal hingga akhir alamiahnya. Karena
itu kami mengutuk semua praktik yang mengancam kehidupan seperti genosida, aksi terorisme, pemindahan paksa, perdagangan manusia, aborsi, dan eutanasia. Kami juga mengutuk
kebijakan yang mendukung praktik-praktik ini.
Lebih-lebih lagi, kami dengan tegas
menyatakan bahwa agama tidak boleh memprovokasi peperangan, sikap kebencian, permusuhan, dan ekstremisme, juga tidak boleh
memancing kekerasan atau penumpahan darah.
Realitas tragis ini merupakan akibat dari pe-
Dokumen Abu Dhabi 16
nyimpangan ajaran agama. Hal-hal tersebut
adalah hasil dari manipulasi politik agamaagama dan dari penafsiran yang dibuat oleh
kelompok-kelompok agama yang, dalam perjalanan sejarah, telah mengambil keuntungan
dari kekuatan sentimen keagamaan di hati para
perempuan dan laki-laki agar membuat mereka
bertindak dengan cara yang tidak berkaitan
dengan kebenaran agama. Hal ini dilakukan
untuk mencapai tujuan yang bersifat politis,
ekonomi, duniawi dan picik. Karena itu, kami
menyerukan kepada semua pihak untuk berhenti menggunakan agama untuk menghasut
(orang) kepada kebencian, kekerasan, ekstremisme dan fanatisme buta, dan untuk
menahan diri dari menggunakan nama Allah
untuk mem-benarkan tindakan pembunuhan,
peng-asingan, terorisme, dan penindasan. Kami
meminta ini berdasarkan kepercayaan bersama
kami pada Allah yang tidak menciptakan
perempuan dan laki-laki untuk dibunuh atau
saling berkelahi, atau tidak untuk disiksa atau
dihina dalam kehidupan dan keadaan mereka.
Allah, Yang Maha-kuasa, tidak perlu dibela oleh
siapa pun dan tidak ingin nama-Nya digunakan
untuk meneror orang-orang.
Dokumen Abu Dhabi 17
Dokumen ini, selaras dengan Dokumen
Internasional sebelumnya yang telah menekankan pentingnya peran agama-agama dalam
membangun perdamaian dunia, menjunjung
tinggi hal-hal berikut:
Keyakinan yang teguh bahwa ajaranajaran autentik agama mengundang kita
untuk tetap berakar pada nilai-nilai
perdamaian; untuk mempertahankan
nilai-nilai pengertian timbal-balik, persaudaraan manusia dan hidup bersama
yang harmonis; untuk membangun
kembali kebijaksanaan, keadilan dan
kasih; dan untuk membangkitkan kembali kesadaran beragama di kalangan
orang-orang muda sehingga generasi
mendatang dapat dilindungi dari ranah
pemikiran materialistis dan dari kebijakan berbahaya akan keserakahan dan
ketidakpedulian tak terkendali berdasarkan pada hukum kekuatan dan
bukan pada kekuatan hukum;
Dokumen Abu Dhabi 18
Kebebasan adalah hak setiap orang:
setiap individu menikmati kebebasan
berkeyakinan, berpikir, berekspresi dan
bertindak. Pluralisme dan keragaman
agama, warna kulit, jenis kelamin, ras,
dan bahasa dikehendaki Tuhan dalam
kebijaksanaan-Nya, yang melaluinya Ia
menciptakan umat manusia. Kebijaksanaan ilahi ini adalah sumber dari mana
hak atas kebebasan berkeyakinan dan
kebebasan untuk menjadi berbeda berasal. Oleh karena itu, fakta bahwa orang
di-paksa untuk mengikuti agama atau
budaya tertentu harus ditolak, demikian juga juga pemaksaan cara hidup
budaya yang tidak diterima orang lain;
Keadilan yang berlandaskan belas kasihan adalah jalan yang harus diikuti untuk mencapai hidup bermartabat yang
setiap manusia berhak atasnya;
Dialog, pemahaman dan promosi luas
terhadap budaya toleransi, penerimaan
sesama dan hidup bersama secara
damai akan sangat membantu untuk
mengurangi pelbagai masalah ekonomi,
Dokumen Abu Dhabi 19
sosial, politik dan lingkungan yang sangat membebani sebagian besar umat
manusia;
Dialog antar umat beragama berarti
berkumpul bersama dalam ruang luas
nilai-nilai rohani, manusiawi, dan sosial
bersama dan, dari sini, meneruskan
keutamaan-keutamaan moral tertinggi
yang dituju oleh agama-agama. Hal ini
juga berarti menghindari perdebatanperdebatan yang tidak produktif;
Perlindungan tempat ibadah –sinagoga,
gereja dan masjid– adalah kewajiban
yang dijamin oleh agama, nilai-nilai kemanusiaan, hukum dan perjanjian internasional. Setiap upaya untuk menyerang tempat-tempat ibadah atau
mengancam mereka dengan serangan
kekerasan, pemboman atau perusakan,
merupakan penyimpangan dari ajaran
agama-agama serta pelanggaran jelas
terhadap hukum internasional;
Terorisme menyedihkan dan mengancam keamanan orang, baik mereka di
Dokumen Abu Dhabi 20
Timur atau Barat, Utara atau Selatan,
dan menyebarkan kepanikan, teror dan
pesimisme, tetapi ini bukan karena agama, bahkan ketika para teroris memperalatnya. Ini lebih disebabkan oleh
akumulasi penafsiran yang salah atas
teks-teks agama dan oleh kebijakan
yang terkait dengan kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, penindasan, dan
kesombongan. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menghentikan
dukungan terhadap gerakan teroris
dalam penyediaan dana, penyediaan
senjata dan strategi, dan dengan upaya
untuk membenarkan gerakan ini bahkan dengan menggunakan media.
Semua ini harus dianggap sebagai kejahatan internasional yang mengancam
keamanan dan perdamaian dunia. Terorisme semacam itu harus dikutuk
dalam segala bentuk dan ekspresinya;
Konsep kewarganegaraan berlandaskan
pada kesetaraan hak dan kewajiban, di
mana semua menikmati keadilan. Karena itu, pentinglah untuk membentuk
Dokumen Abu Dhabi 21
dalam masyarakat kita konsep kewarganegaraan penuh dan menolak penggunaan istilah minoritas secara diskriminatif yang menimbulkan perasaan
terisolasi dan inferioritas. Penyalahgunaannya melicinkan jalan bagi permusuhan dan perselisihan; hal itu mengurangi setiap keberhasilan dan menghilangkan hak-hak agama dan sipil dari
beberapa warga negara yang terdiskriminasi karenanya;
Hubungan baik antara Timur dan Barat
tidak dapat disangkal diperlukan bagi
keduanya. Keduanya tidak boleh diabaikan, sehingga masing-masing dapat
diperkaya oleh budaya yang lain melalui
pertukaran dan dialog yang bermanfaat.
Barat dapat menemukan di Timur obat
bagi penyakit rohani dan agama yang
disebabkan oleh materialisme yang tersebar luas. Dan Timur dapat menemukan banyak unsur di Barat yang dapat
membantu membebaskannya dari kelemahan, perpecahan, konflik dan kemunduran pengetahuan, teknik dan budaya.
Dokumen Abu Dhabi 22
Pentinglah memperhatikan perbedaan
agama, budaya dan sejarah yang
merupakan unsur vital dalam membentuk karakter, budaya, dan peradaban
Timur. Juga penting untuk memperkuat
ikatan hak asasi manusia mendasar
demi membantu menjamin hidup yang
bermartabat bagi semua perempuan
dan laki-laki di Timur dan Barat, dengan
meng-hindari politik standar ganda;
Adalah sebuah keharusan untuk mengakui hak perempuan atas pendidikan
dan pekerjaan, dan untuk mengakui
kebebasan mereka untuk menggunakan
hak politik mereka sendiri. Selain itu,
berbagai upaya harus dilakukan untuk
membebaskan perempuan dari pengkondisian historis dan sosial yang bertentangan dengan prinsip-prinsip iman
dan martabat mereka. Juga penting
untuk melindungi perempuan dari
eksploitasi seksual dan dari diperlakukan sebagai barang dagangan atau
objek kesenangan atau keuntungan finansial. Oleh karena itu, harus di-
Dokumen Abu Dhabi 23
hentikan praktik-praktik yang tidak
manusiawi dan vulgar yang merendahkan martabat perempuan. Harus dilakukan berbagai upaya untuk mengubah undang-undang yang mencegah
perempuan menikmati sepenuhnya
hak-hak mereka;
Perlindungan hak-hak dasar anak untuk
bertumbuh kembang dalam lingkungan
keluarga, untuk memperoleh gizi baik,
pendidikan dan dukungan, adalah tugas
keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas
semacam itu harus dijamin dan dilindungi agar tidak diabaikan atau ditolak
untuk anak mana pun di belahan dunia
mana pun. Semua praktik yang melanggar martabat dan hak anak harus
dikecam. Sama pentingnya untuk waspada terhadap bahaya yang mereka
hadapi, khususnya di dunia digital, dan
untuk menganggap sebagai kejahatan
perdagangan manusia tidak bersalah
dan semua pelanggaran masa muda
mereka;
Dokumen Abu Dhabi 24
Perlindungan hak-hak orang lanjut usia,
mereka yang lemah, penyandang difabilitas, dan mereka yang tertindas
adalah kewajiban agama dan sosial yang
harus dijamin dan dibela melalui undang-undang yang ketat dan pelaksanaan perjanjian internasional yang
relevan.
Untuk tujuan ini, melalui kerja sama
timbal balik, Gereja Katolik dan Al-Azhar mengumumkan dan berjanji untuk menyampaikan
Dokumen ini kepada pihak-pihak berwenang,
pemimpin yang berpengaruh, umat beragama
di seluruh dunia, organisasi regional dan internasional yang terkait, organisasi dalam masyarakat sipil, lembaga keagamaan dan para
pemikir terkemuka. Mereka selanjutnya berjanji untuk menyebarluaskan prinsip-prinsip
yang terkandung dalam Deklarasi ini di semua
tingkat regional dan internasional, seraya meminta agar prinsip-prinsip ini diterjemahkan ke
dalam kebijakan, keputusan, teks legislatif,
program studi dan materi yang akan diedarkan.
Al-Azhar dan Gereja Katolik meminta
agar Dokumen ini menjadi objek penelitian dan
Dokumen Abu Dhabi 25
refleksi di semua sekolah, universitas dan lembaga pembinaan, sehingga dengan demikian
membantu mendidik generasi baru untuk
membawa kebaikan dan kedamaian bagi
sesama, dan untuk menjadi pembela hak-hak di
mana pun mereka berada dari mereka yang
tertindas dan yang terkecil dari saudarasaudari kita.
Akhirnya, cita-cita kami adalah:
Deklarasi ini bisa menjadi undangan
untuk rekonsiliasi dan persaudaraan di antara
semua umat beriman, juga di antara umat
beriman dan yang tidak beriman, dan di antara
semua orang yang berkehendak baik;
Deklarasi ini dapat menjadi seruan bagi
setiap hati nurani yang jujur yang menolak
kekerasan dan ekstremisme buta; seruan bagi
mereka yang menghargai nilai-nilai toleransi
dan persaudaraan yang dikembangkan dan
didorong oleh agama-agama;
Dokumen Abu Dhabi 26
Deklarasi ini dapat menjadi saksi keagungan iman kepada Allah yang mempersatukan hati yang terpecah dan mengangkat
jiwa manusia;
Deklarasi ini dapat menjadi tanda
kedekatan antara Timur dan Barat, antara Utara
dan Selatan, dan antara semua yang percaya
bahwa Allah telah menciptakan kita untuk
saling memahami, saling bekerja sama dan
hidup sebagai saudara dan saudari yang saling
mengasihi.
Inilah yang kami harapkan dan ingin
capai dengan tujuan menemukan perdamaian
universal yang dapat dinikmati semua orang
dalam hidup ini.
Abu Dhabi, 4 Februari 2019
Bapa Suci
Paus Fransiskus
Imam Besar A-Azhar
Ahmad Al-Tayyeb
TENTANG PERSAUDARAAN MANUSIA UNTUK PERDAMAIAN DUNIA DAN HIDUP BERAGAMA
Reviewed by JMG
on
January 21, 2020
Rating: 5