Latest News

Saturday, January 26, 2019

Yesus adalah Tuhan -1- Menghapus dosa


Silakan cari di seluruh Kitab Suci, tidak ada satu pun ayat di mana Yesus dengan gamblang berkata bahwa “Akulah Tuhan dan sembahlah Aku!”. Artikel ini adalah sekuel dari bukan pengemisDari mana kita dapat menarik kesimpulan bahwa Yesus adalah Tuhan bila Yesus sendiri tidak pernah mengatakan hal demikian?

Mari kita lihat Luk 5:17-26. Ini perikop yang akrab di mana karena terlalu banyak orang yang mengerumuni Yesus dalam sebuah rumah, seorang lumpuh tidak dapat dibawa masuk. Akhirnya teman-teman si lumpuh membongkar atap dan menurunkan si lumpuh tepat di depan Yesus. Si lumpuh tentunya ingin berjalan. Tetapi respon awal Yesus berbeda. Pada ayat 20, Yesus mengampuni dosa si lumpuh. Karena hanya Allah yang berkuasa menghapuskan dosa, perkataan Yesus ini mengejutkan setidaknya dalam hati para ahli Taurat dan orang Farisi langsung bertanya siapakah Yesus ini sehingga Ia dapat menghapus dosa si lumpuh? Alternatif jawaban dari pertanyaan ini ada 2. Kemungkinan pertama Yesus bukan Allah sehingga perkataannya yang barusan adalah hujatan. Kemungkinan lain adalah Yesus adalah Allah sehingga Ia memang mampu menghapus dosa. Hanya satu dari dua pilihan ini yang betul.

Jawabannya disediakan oleh Yesus sendiri. Ia bertanya manakah yang lebih mudah berkata bahwa dosa si lumpuh telah diampuni atau si lumpuh sudah sembuh sehingga dapat berjalan sekarang juga? (lih ayat 22-23).  Menurut saya, yang lebih sulit adalah menyatakan kesembuhan si lumpuh karena dengan segera pernyataan sembuh ini akan menuntut bukti yaitu si lumpuh harus berjalan. Kalau menyangkut pernyataan pengampunan dosa, kita lebih mudah berkelit dan memang buktinya akan abstrak. Tetapi tentang kesembuhan, buktinya akan dinantikan saat itu juga. Tidak ada waktu tunggu.

Christ heals the paralytic

Yesus kemudian menyuruh si lumpuh berdiri dan Lukas mencatat seketika itu juga si lumpuh berdiri (ayat 25). Yesus membuktikan bahwa Ia dapat melakukan sesuatu yang lebih sulit. Tentunya Ia juga mampu melakukan sesuatu yang lebih mudah yaitu menghapuskan dosa manusia dan itu ternyata memang tujuanNya (ayat 24). Oleh karena itu jawaban untuk pertanyaan para ahli Taurat dan orang Farisi pada ayat 21 adalah Yesus Kristus adalah sungguh Allah.

Yang menarik berikutnya adalah ayat penutup dari perikop ini yang menyatakan bahwa hal ini sangat mengherankan. Pertanyaan untuk kita semua: hal apa yang mengherankan? Yesus menyembuhkan orang lumpuh atau Yesus menghapus dosa orang lumpuh sehingga dengan demikian menyatakan DiriNya sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa? Cobalah pikirkan. 

Disiplin atau Doktrin ?

Apa pembeda doktrin dan disiplin? Mengapa Kitab Hukum Kanonik dapat berubah? Kedua hal ini, doktrin dan disiplin, dapat berubah. Dogma tidak dapat berubah. Dogma adalah ajaran iman yang final

Doktrin adalah ajaran Gereja mengenai moral dan iman. Doktrin dapat berubah dalam arti berkembang. Tidak ada satu kuasa di dunia yang mampu menganulir doktrin yang telah ada, bahkan Paus tidak memiliki kuasa ini. Doktrin berkembang tapi tidak bisa menyusut. 

Coba kita ambil contoh "Immaculate Conception". Sekarang ini adalah dogma yang tidak bisa diubah sama sekali karena sudah final. Tapi dulu ini adalah doktrin: Doktrin Immaculate Conception. St Thomas Aquinas sempat tidak percaya karena dia berdalih Maria tentunya diselamatkan (baca: dihapus dosanya) oleh Tuhan Yesus. Bagaimana mungkin menghapus sesuatu yang tidak ada? Pastilah untuk sesaat Maria dalam kandungan memiliki dosa yang kemudian segera dihapus oleh Allah. 

St. Francis of Asisi and Be. Duns Scotus
venerating Immaculate Conception
Beberapa tahun setelah kematian St. Thomas Aquinas, lahirlah Duns Scotus. Dia membela doktrin Immaculate Conception dengan analogi bila kita menyelamatkan seorang anak kecil dari kecelakaan, kita dapat dikatakan menyelamatkan anak itu. Mencegah mengandung aspek penyelamatan. Maria dicegah berdosa (Immaculate Conception). ini berarti Maria diselamatkan Allah.

Coba kita kembali ke masa St Thomas Aquinas. Dokter Gereja ini berpandangan bahwa Immaculate Conception salah, tetapi Gereja tidak serta merta menganulir doktrin ini. Doktrin tidak bisa menyusut. Gereja tetap pada pendirian bahwa Immaculate Conception adalah doktrin (yang kemudian jadi dogma). Beberapa saat kemudian lahirlah orang yang bisa mengembangkan doktrin ini dan Gereja menambahkan pandangan Don Scotus ke doktrin Immaculate Conception dan mengembangkannya.

Jelas bahwa doktrin memiliki ciri: pertama, mengenai iman dan ajaran. Kedua doktrin dapat berubah dalam arti tidak dapat menyusut, hanya dapat berkembang. St Thomas Aquinas akhirnya meninggal dengan mempercayai Immaculate Conception meski tidak dapat menjelaskannya. Ingin mengetahui mengenai Immaculate Conception? Silakan membaca di 
sini.

Disiplin adalah aturan yang dibuat oleh manusia. Disiplin ditetapkan oleh Paus dengan kuasa mengikatnya. Dengan kuasa melepaskannya, Paus dapat mengubah disiplin. Disiplin dapat diubah seperti membolak-balikkan telapak tangan. Inilah alasan mengapa Kitab Hukum Kanonik dapat berubah. Ini juga alasan perubahaan jadwal perayaan Para Kudus. Bukan karena Gereja plintat plintut melainkan karena kitab itu mengandung aturan buatan manusia yang dapat diubah menyesuaikan keadaan. Ini juga alasan mengapa anggota Gereja Katolik tidak terikat kepada disiplin Yahudi yang tertuang dalam Taurat (dan surat St. Paulus) seperti larangan makan daging babi, larangan mengenakan pakaian dari dua macam bahan, larangan wanita mengepang rambut, larangan wanita mengenakan perhiasan emas dan mutiara, keharusan wanita untuk mengenakan kerudung ibadah (mantilla) dan perintah Hari Sabat. Mengenai Hari Sabat silakan lihat di sini.

Jelas keberadaan disiplin membutuhkan otoritas yang menentukan disiplin itu. Suatu disiplin dapat diterapkan bila ada otoritas yang “memaksa” dan sebaliknya. Kita sebagai anggota Gereja Katolik harus berpegang bahwa hirarki Gereja memiliki wewenang untuk mengajar doktrin, menetapkan disiplin dan membedakan keduanya.

Apakah ada lagi yang dapat memberikan contoh disiplin dalam Kitab Suci?

---

UPDATE: Saya mendapatkan informasi bahwa St. Catherine of Sienna mengklaim mendapatkan wahyu pribadi dari Bunda Maria, di mana dalam wahyu pribadi tersebut Bunda Maria menyatakan dirinya berdosa. Sehubungan dengan hal ini, saya ingin menekankan beberapa hal:
1. Dasar dogma Immaculate Conception adalah Kitab Suci, Tradisi Apostolik dan Magisterium Gereja Katolik, bukan wahyu pribadi Santo Santa. Wahyu pribadi tidak akan pernah membatalkan dogma.
2. St. Catherine of Sienna ditetapkan sebagai santa bukan karena beliau mendapatkan wahyu pribadi, melainkan karena semasa hidupnya, beliau menampakkan keutamaan Kristiani. Mendapatkan wahyu pribadi yang ternyata berlawanan dengan dogma tidak berarti gelar santa menjadi hangus.
3. St. Catherine termasuk seorang Dominikan yang saat itu sedang gencar-gencarnya menolak doktrin (masih doktrin kala itu) Immaculate Conception. Kemungkinan besar, wahyu pribadi yang diterima beliau terpengaruh oleh pandangan pribadi beliau mengenai Immaculate Conception. Hal ini cukup sulit  dan dalam. Mohon pembaca membaca artikel berikut. Uniknya, St Bernadette Soubirous, seorang gadis desa lugu yang tidak memiliki pengetahuan teologis (sehingga tidak memiliki prasangka/pandangan teologis tertentu, berbeda dengan St. Catherine of Sienna, seorang Pujangga Gereja) mendapatkan wahyu pribadi dari Bunda Maria di mana Bunda Maria memperkenalkan diri sebagai Yang Dikandung Tanpa Noda. Menurut saya, wahyu pribadi St. Bernadette mungkin lebih otentik.


---

Referensi

Anonymous. Is It A Doctrine or A Disipline? Catholic Answers.http://www.catholic.com/magazine/articles/is-it-a-doctrine-or-a-discipline 

Marshall T. Did Thomas Aquinas Deny the Immaculate Conception? (Garigou Lagrange). Canterbury Tales. 2010. http://www.taylormarshall.com/2010/12/did-thomas-aquinas-deny-immaculate.html

http://ipsaconteretcaputtuum.blogspot.com/2012/01/disiplin-atau-doktrin.html

Ekaristi adalah Kanibalisme ?

Menyambung artikel sebelumnya yang menyatakan bahwa Gereja Katolik zaman Romawi pagan sering dituduh “memakan Tubuh dan meminum Darah Penyelamat mereka”. Uniknya orang Protestan zaman sekarang sering mendengungkan kembali hinaan ini. beberapa menambahkan larangan Taurat untuk memakan darah. Apakah yang sebenarnya terjadi?


The Last Supper,
oleh Bouveret
Gereja Katolik mengajarkan sebagai kebenaran iman bahwa setelah konsekrasi terlaksana, substansi/hakikat roti akan berubah menjadi Tubuh Tuhan Yesus dan substansi/hakikat anggur akan berubah menjadi Darah Tuhan Yesus. Semua tampilan eksternal roti dan anggur tetap.

Hinaan kanibalisme dan larangan hukum Taurat benar bila Tubuh dan Darah Tuhan Yesus diterima secara fisik, menurut hukum alam (kodrati). Masalahnya bukan ini yang terjadi. Kita tidak memakan kaki dan tangan Tuhan Yesus. Kita menerima Tubuh dan DarahNya tidak secara hukum alam (kodrati, natural), melainkan secara spiritual, secara sakramental. Roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus secara adikodrati (supernatural). Konsekrasi dapat dikatakan sebagai pelanggaran hukum alam, tetapi Tuhan sendiri yang merencanakannya. Konsekrasi berlangsung secara adikodrati, secara sakramental. Kita pun menerima Tubuh dan Darah Kritus secara adikodrati. Tidak benar bila itu dikatakan sebagai kanibalisme karena kanibalisme merupakan tindakan alam. Ini dua peristiwa yang berbeda dunia. Satu adikodrati, satunya alami (kodrati).

Tuduhan kanibalisme dari Protestan mencerminkan bahwa mereka tidak mengerti doktrin Gereja dengan baik. Gereja Katolik dengan rela akan menerima tuduhan ini sebagaimana yang telah terjadi dengan Romawi pagan. Gereja akan mempersatukan penghinaan dengan penyaliban Tuhan Yesus sendiri. Pesan moral yang lain adalah: setelah mengetahui perayaan Ekaristi berlangsung secara adikodrati, masihkah kita menghadirinya dengan tidak pantas? Misalnya bercanda di Gereja, bermain blackberry, mengenakan pakaian terbuka dan tidak pantas?

Mari kita lihat bukti bahwa orang Romawi pagan sering menuduh Gereja Katolik melakukan praktik kanibalisme secara berkelompok dan teratur dalam sebuah ritual. Berikut ini penggalan tuduhan Romawi pagan kepada Gereja Katolik sebagaimana yang dilaporkan oleh Minucius Felix dalam Octavius, yang kemudian disusul oleh laporan sebenarnya dari St. Hippolytus, Bapa Gereja.

And now, as wickeder things advance more fruitfully, and abandoned manners creep on day by day, those abominable shrines of an impious assembly are maturing themselves throughout the whole world. Assuredly this confederacy ought to be rooted out and execrated. They know one another by secret marks and insignia, and they love one another almost before they know one another; everywhere also there is mingled among them a certain religion of lust, and they call one another promiscuously brothers and sisters, that even a not unusual debauchery may by the intervention of that sacred name become incestuous: it is thus that their vain and senseless superstition glories in crimes.

Minucius Felix
Nor, concerning these things, would intelligent report speak of things so great and various, and requiring to be prefaced by an apology, unless truth were at the bottom of it. I hear that they adore the head of an ass, that basest of creatures, consecrated by I know not what silly persuasion, a worthy and appropriate religion for such manners. Some say that they worship the genitals of their pontiff and priest, and adore the nature, as it were, of their common parent. I know not whether these things are false; certainly suspicion is applicable to secret and nocturnal rites; and he who explains their ceremonies by reference to a man punished by extreme suffering for his wickedness, and to the deadly wood of the cross, appropriates fitting altars for reprobate and wicked men, that they may worship what they deserve. Now the story about the initiation of young novices is as much to be detested as it is well known. An infant covered over with meal, that it may deceive the unwary, is placed before him who is to be stained with their rites: this infant is slain by the young pupil, who has been urged on as if to harmless blows on the surface of the meal, with dark and secret wounds. Thirstily - O horror! they lick up its blood; eagerly they divide its limbs. By this victim they are pledged together; with this consciousness of wickedness they are covenanted to mutual silence. 
From Minucius Felix, Octavius, R. E. Wallis, trans. in The Ante-Nicene Fathers (Buffalo, N. Y.: The Christian Literature Publishing Co., 1887), Vol. 4, pp. 177-178.

Tidak ada yang dapat sedemikian jauh dari kenyataan selain tuduhan yang ada laporan ini. Saya cuma bisa geleng-geleng membaca tuduhan yang sangat tidak sesua kenyataan. Berikutnya laporan dari Bapa Gereja, St. Hippolytus. Perhatikan betapa miripnya liturgi Perjamuan Gereja Katolik saat itu dengan sekarang. Mengagumkan betapa ketatnya Gereja Katolik mempertahankan Tradisi Rasul.

When one has been consecrated bishop all give him the kiss of peace . . . and the deacons bring him the offering . . . he layshands upon it with all the priests and gives thanks, saying, "The Lord be with you." And all answer, "And with your spirit." "Lift up your hearts." "We have lifted them up to the Lord." "Let us give thanks to the Lord." "It is right and just."

Yesus menetapkan Ekaristi
And he thus continues, "We give thanks to you O God through your beloved son Jesus Christ whom in these last times you have sent to us as the redeemer and savior and messenger of your will. He is your inseparable Word, through whom you created all things and who was acceptable to you. You sent him from heaven into the Virgin's womb and in her womb he was made man and was manifested your son, born of the Holy Spirit and of the Virgin. Fulfilling your will and buying for you a holy people, he stretched forth his hands when he suffered, that by his Passion he might deliver those who believed in you. When he was delivered over to his Passion of his own will, to destroy death, to break the bonds of the devil, to trample upon Hell, to enlighten the just, and to manifest his resurrection, taking bread and giving thanks to you, he said: Take and eat, this is my body which shall be broken for you. And taking likewise the cup, he said: This is my blood which shall be shed for you; when you do this, do it in memory of me. "Mindful therefore of his death and resurrection, we offer you this bread and cup, giving thanks to you because you have found us worthy to stand before you and serve you. And we beg you to send the Holy Spirit upon the offering of the holy church and gather into one all who have received it . . . that we may praise and glorify you through your son Jesus Christ, through whom is glory and honor to the Father and the Son and the Holy Spirit, in your holy church both now and forever. Amen."
From H. Achelis, Die Canones Hippolyti (Leipzig, 1881), pp. 48-55.

Yah Memang Gereja Katolik selalu dan akan selalu menderita hinaan dan untuk hal itu kita dengan gembira menyambutnya. Terpujilah Tuhan selama-lamanya.

Update 20 Mei 2012:
Tidak satu orang pun yang rela menjadi korban kanibalisme. Selalu ada unsur pemaksaan dalam kanibalisme di mana korban ditangkap, dibunuh dan dipotong sebelum akhirnya dimakan. Sebaliknya, Tuhan Yesus dengan rela memberikan Tubuh dan DarahNya bagi manusia. Ini juga menegaskan bahwa Ekaristi bukan kanibalisme.

Referensi

MacDonald D. Does Jesus Become the Eucharist (Bread), Why can’t Protestant receive Communion? http://www.davidmacd.com/catholic/eucharist.htm

Halsall P. The Ritual Cannibalism Charge againts Christians. Pamphlet 179. 1998. Pope John Paul II Society of Evangelist. Hesperia. Versi elektroniknya dapat dibaca di sini.

http://ipsaconteretcaputtuum.blogspot.com/2012/03/ekaristi-kanibalisme.html

YHWH haus Darah ?


Ada beberapa orang Kristen yang menunjukkan bahwa Tuhan yang disembah oleh orang Islam adalah Tuhan yang haus darah. Sebagai balasan, orang Islam menunjukkan bahwa Tuhan orang Kristen juga suka darah, sebagaimana yang ditulis dalam kitab Yoshua. Seluruh kitab Yoshua seperti kitab pembantaian. Nah bagaimana sanggahan kawan-kawan Kristenku?

Sebagai non-fundamentalis, saya dapat mengerti pemikiran mereka. Marilah kita melihat sejarah. Kitab Yoshua tidak ditulis segera setelah bangsa Israel measuk ke Tanah Perjanjian. Kitab Yoshua ditulis pada masa pembuangan Babel. Ingat, kitab Yoshua termasuk kelompok Deuteroministik. Ini bearti kita tidak dapat memandang kitab ini sebagai buku sejarah modern yang mencatat segala sesuatu dengan seakuratnya. Israel memiliki pasukan yang sedemikian hebatnya hingga dapat membantai sejumlah kota dalam selang waktu dekat? Mengapa setelah Yoshua mati, dan zaman hakim-hakim dimulai (Hak 1:1), kesan yang ditimbulkan beda? Coba baca kitab Hakim-hakim, terlukiskan bahwa Israel kadang dikuasai oleh bagsa asing, kadang merdeka di bawah pimpinan para Hakim. Suatu kenyataan yang sangat berbeda.


Gambaran yang diberikan oleh penulis kitab Hakim-hakim lebih dapat dipercaya dari pada Yoshua. Hubungan Israel dan bangsa asing sekitarnya dan kemudian penaklukan Israel terhadap bangsa asing berkembang dalam hitungan abad, di mana tiap episode muncullah pemimpin yang digelari hakim. Kitab Yoshua berisikan cerita yang merangkum perjuangan Israel meraih hegemoni di Tanah Perjanjian. Penulis kitab Yoshua merangkum perang yang terjadi dalam rentang abad menjadi hitungan tahun sehingga terlihat bangsa Israel menghapuskan satu bangsa dalam sekali perang. Sesuatu yang tidak mungkin, mengingat mereka adalah pendatang yang belum beradaptasi dengan medan sekitar Tanah Perjanjian.  

Genosida, Pencatutan Nama, atau Hiperbola?
Mari kita lihat keadaan yang dialami oleh bangsa Israel di pembuangan Babel  (550 SM). Deuteroministik disusun saat masa pembuangan Babel. Orang Israel saat itu dihadapkan pada persoalan sulit, bertahan hidup di negeri orang. Apakah mereka perlu untuk kawin mawin dengan orang setempat? Apakah mereka perlu menyerap kebudaan bangsa lain? Sejauh apa mereka harus bdradaptasi? Di tengah-tengah kegalauan inilah, penulis kitab Yoshua diinspirasi Allah dan mengayunkan kuasnya. Sang penulis dilingkupi oleh satu kekuatiran yaitu kaum bangsanya tunduk menyembah allah lain, menyalahi Perjanjian dengan YHWH, dan berakibat pada kemusnahan total bangsa Israel. Penulis yang gelisah ini mengajak orang sebangsanya untuk mengingat peperangan yang terjadi ketika leluhur mereka memasuki Tanah Perjanjian. Sang penulis ingin menunjukkan bahwa sebagaimana Yoshua membasmi bangsa asing agar praktik penyembahan berhala mereka tidak meracuni leluhur Israel, maka bangsa Israel yang ada di pembuangan pun tidak boleh dirasuki oleh praktik penyembahan berhala. Tidak tanggung-tanggung, demi menunjukkan tujuannya, penulis kitab Yoshua membesar-besarkan korban dan merangkum beberapa perang menjadi satu. Tujuannya jelas supaya bangsa Israel di pembuangan Babel yang mungkin sudah setengah meng-adopsi praktik penyembahan berhala terhenyak oleh fakta bahwa leluhur mereka tidak mau bergabung dengan bangsa kafir. Tema perang suci pun diangkat.

Bagi kita orang Perjanjian Baru, pesan yang dapat ditangkap adalah Tuhan adalah Allah yang setia, yang menepati perjanjianNya yaitu menyerahkan Tanah Perjanjian kepada Israel. Mengenai peperangan dan pemusnahan sistematik, kita yang diterangi oleh Perjanjian Baru secara intuisi akan menolak pandangan bahwa Tuhan adalah Allah yang haus darah karena Tuhan Yesus yang kita kenal pastilah bukan Allah yang macam begitu. Kitab Suci mencatat bagaimana Israel memaknai peperangan yang dilakukan leluhur mereka dalam meraih hegemoni, sesuatu yang akan dilakukan oleh bangsa lain, dan menggunakan makna ini untuk mempertahankan tradisi Yahudi dari serangan budaya kafir di pembuangan Babel. 



Referensi


Lukefahr. A Catholic Guide to The Bible. Jakarta: Obor. 2008. 

http://ipsaconteretcaputtuum.blogspot.com/2012/01/yhwh-haus-darah.html

Filioque, benarkah? -1- Pertengkaran dan Usaha Damai


Setelah melakukan riset, saya mengambil kesimpulan bahwa perdebatan filioque tidak dapat dipisahkan dari sejarah. Perdebatan ini berlangsung antara Gereja Katolik yang menggunakan Tradisi Barat/ Latin, dengan Gereja Orthodox, yang menggunakan Tradisi Timur/ Yunani. Saya akan menggunakan istilah Gereja Katolik dan Gereja Orthodox. Konsili yang tidak diberi keterangan khusus merupakan Konsili Ekumenis yang diakui bersama antara Gereja Katolik dan Orthodox. Konsili lokal akan diberi keterangan khusus dan ini hanya diakui oleh Gereja yang membawahi wilayah di mana konsili tersebut dilaksanakan.

Banyak kekacauan dan bias yang terjadi dalam sejarah seputar filioque. Saya mengakui bahwa karena saya adalah anggota Gereja Katolik, sedikit banyak bias akan terjadi. Untuk memperkecil hal itu, salah satu sumber utama yang saya gunakan adalah pernyataan bersama Uskup Orthodox-Katolik yang saya ambil dari web site Gereja Orthodox. Saya juga menyediakan perbandingan pandangan Gereja Katolik dan Orthodox mengenai sejarah di sini.

Berikut ini kompendium sejarah sekitar Filioque.
Tahun
Kejadian
284
Kaisar Roma Diocletian membagi Kekaisaran Romawi menjadi dua yaitu Romawi Barat dengan ibukota Roma, dan Romawi Timur dengan ibukota di Bizantium.1
(±300)
Arianisme muncul dan meragukan Yesus sebagai Tuhan.2
307
Constantine menjadi Kaisar yang mempersatukan (lagi) kedua Kekaisaran bersaudara ini.1
324
Constantine mendirikan Constantinopel di atas kota Bizantium dengan sumber inspirasi kota Roma. Constantinopel disebut New Rome.3
325
Konsili Nicea I dilaksanakan, mengutuk Arianism, dan menekankan KeTuhanan Yesus sebagaimana tertulis dalam Kredo Nicea.4,5

We believe in one God, the Father, almighty, maker of all things visible and invisible; And in one Lord Jesus Christ, the Son of God, begotten from the Father, only-begotten, that is, from the substance of the Father, God from God, light from light, true God from true God, begotten not made, of one substance with the Father, through Whom all things came into being, things in heaven and things on earth, Who because of our salvation came down and became incarnate, becoming man, suffered and rose again on the third day, ascended to the heavens, will come to judge the living and the dead; And in the Holy Spirit. But as for those who say, There was when He was not, and, Before being born He was not, and that He came into existence out of nothing, or who assert that the Son of God is of a different hypostasis or substance, or is subject to alteration or change — these the Catholic and apostolic Church anathematises.5

Sayangnya Arianism tidak hilang. Paham ini secara bertahap bangkit dan diterima oleh suku-suku sekitar Kekaisaran Romawi.6
342
Macedonius menjadi Uskup Constantinople dan meragukan KeTuhanan Roh Kudus. Pengikutnya disebut Pneumatomachi.5
381
Konsili Constantinopel pun diadakan dan menjabarkan peran Roh Kudus yang sebelumnya telah disebutkan dalam Kredo Nicea. Hal ini untuk melawan Pneumatomachi dengan menekankan KeTuhanan Roh Kudus.6,7

Konsili Constantinopel menjelaskan lebih lanjut:5

And in the Holy Spirit, the Lord, the Giver of Life, who proceeds from the Father; who with the Father and the Son together is worshipped and glorified; who spoke by the prophets. In one Holy, Catholic, and Apostolic Church. I acknowledge one Baptism for the remission of sins. I look for the resurrection of the dead, and the life of the world to come. Amen.

Perhatikan bahwa Kredo Nicea berakhir di bagian berwarna biru. Konsili Constantinopel melanjutkan dengan bagian berwarna merah. Secara keseluruhan Kredo ini disebut Kredo Nicea-Constantinopel.
410
Konsili lokal di Persia (wilayah Gereja Timur) memakai filioque.6
431
Konsili Efesus I melarang pembentukan Kredo baru selain Kredo Nicea.6Tentang ini silakan klik .
441
Paus Leo I mengakui filioque secara dogmatic berdasarkan tradisi kuno Latin dan Alexandria.8
451
Konsili Chalcedon menegaskan Kredo Nicea-Constantinopel.6
476
Kekaisaran Romawi Barat berakhir. Kekaisaran Romawi dilanjutkan oleh Kekaisaran Romawi Timur dengan ibukota di Constantinopel.1

Ditinggalkan oleh pelindungnya, Gereja Roma harus berhadapan sendirian dengan suku Visigoth yang telah memeluk paham Arianism
(± 500)
Gereja Orthodox mulai mendaraskan Kredo dalam Misa. Gereja Katolik belum mendaraskan Kredo dalam Misa.
Sebuah Kredo baru muncul, Kredo Athanasius, dan cukup berpengaruh. Kredo Athanasius mengandung filioque.4
589
Suku Visigoth akhirnya mau mengakui iman Gereja sebagai ajaran yang benar dan bersedia melepaskan Arianism. Konsili Toledo III (Spanyol) mewajibkan suku Visigoth mengucapkan Kredo Nicea-Constantinopel. Konsili lokal Gereja Barat ini menambahkan kata filioque untuk menekankan Putra sehakikat dengan Bapa.4,6 Raja Visigoth, Reccared, memerintahkan Kredo didaraskan saat Misa, meniru praktik Gereja Orhtodox. Praktik ini beserta penambahan filioque menyebar dari Spanyol ke Gaul (Perancis).4

And in the Holy Spirit, the Lord, the Giver of Life, who proceeds from the Father; who with the Father and the Son together is worshipped and glorified; who spoke by the prophets. In one Holy, Catholic, and Apostolic Church. I acknowledge one Baptism for the remission of sins. I look for the resurrection of the dead, and the life of the world to come. Amen.5

Gereja Timur juga mengalami masalah dengan Arianism dan melawannya dengan menggunakan formula “Christ, our God” untuk menekankan KeTuhanan Yesus Kristus yang dengan demikian sehakikat dengan Bapa.6
680
Konsili Lokal Hatfield (Gereja Katolik) menegaskan Kredo Nicea-Constantinopel dengan filioque. Konsili ini dipimpin oleh seorang Uskup yang berasal dari Constantinopel (wilayah Gereja Orthodox) tetapi ditugaskan oleh Paus ke Inggris.4
796
St. Paulinus II, Patriarch of Aquileia dalam Konsili Friaul menyetujui penambahan filioque. Ini adalah konsili lokal Gereja Barat.4,9 Patriarch di sini adalah Uskup, bukan Patriarch dalam artian Gereja Orthodox.Patriarchate of Aquileia merupakan wilayah Gereja Katolik yang telah dihapuskan karena saat ini berada langsung di bawah kuasa Tahta Suci Vatikan.10

Tujuan Konsili ini menggunakan filioque adalah untuk melawan Adoptianisme, yang meragukan KeTuhanan Yesus.4
800
Charles Agung naik tahta, menjadi raja atas suku Frankis (yang mendiami daerah Gaul). Raja baru ini mendirikan Kekaisaran baru yang disebut Kekaisaran Romawi Suci (Holy Roman Empire)Dalam usahanya untuk mengklaim bahwa Kekaisaran Romawi Suci adalah kelanjutan Kekaisaran Romawi dan mengungguli Kekaisaran Romawi Timur, Charles Agung menuduh Kaisar Romawi Timur sesat karena tidak menggunakan Kredo yang mengandung filioque. Sebagai justifikasi, Charles Agung mendukung penggunaan filioque dalam wilayah Kekaisarannya. Lebih jauh, Charles Agung mendesak Paus untuk menerima filioque.5,6
809
Konsili lokal Aachen menerima penggunaan filioque. Ini adalah konsili lokal Gereja Barat.Konsili ini berlangsung di daerah kekuasaan Kaisar Charles Agung. Setelah Konsili berakhir, sang kaisar mengirim petisi ke Paus Leo III untuk menyelipkan filioque dengan resmi ke Kredo.11
810
Karena ditantang mengenai penggunaan filioque oleh biarawan Gereja Orthodox sewaktu di Yerusalem, sejumlah biarawan Gereja Katolik meminta Paus Leo III memeriksa Konsili Aachen.4

Dekrit dari Konsili Aachen diperiksa oleh Paus Leo III yang kemudian menyatakan hal ini benar secara doktrin tetapi menolak mencantumkannya dalam Kredo secara resmi dengan alasan mempertahankan Tradisi dan menjaga keutuhan Gereja. Saat pemerintaan Leo III, Kredo tidak wajib didaraskan dalam Misa.4,6,11

Karena Kaisar Charles Agung terus memaksa, Paus Leo III menegaskan keputusannya dengan menuliskan Kredo Nicea-Constantinopel tanpa filioque di atas dua perisai perak, satu dengan bahasa Latin dan satu dengan bahasa Yunani. Charles Agung tetap mendukung penggunaan filioque dalam wilayah kekuasaannya.4,5,6,11
Photian Schism
842
Kekaisaran Romawi Timur dipimpin oleh Michael III, yang diwali oleh Theodora. Saat naik tahta, Michael III baru berusia 3 tahun dan tumbuh menjadi pemuda yang kacau dan diberi panggilan Sang Pemabuk.12
856
Setelah Theodora pensiun, perwalian ini dilanjutkan oleh Bardas, saudaranya. Badras hidup bersama secara incest dengan saudara iparnya, Eudocia.12
857
Partiarch Ignatus of Constantinople menolak memberikan Komuni pada Badras karena perilaku berdosanya. Patriarch ini diturunkan dari tahtanya oleh Kaisar Romawi Timur, Michael III. Photius ditunjuk olehKaisar sebagai pengganti.4,12
861
Photius mengadakan Konsili lokal Gereja Orthodox yang menurunkan Ignatus.14,15
862
Ignatus dan Photius membawa masalah mereka ke  Roma. Paus Nicholas I menetapkan Ignatus sebagai Patriarch resmi, menurunkan Photius dan memerintahkan Patriarch lainnya untuk menghormati hak Ignatus dan menentang Photius. Rupanya surat Paus ini tidak dilaksanakan.4,12
863
Paus Nicholas I mengadakan Konsili lokal di Lateran yang menolak Photius.4,14
864
Boris, raja Bulgaria dibaptis oleh Photius dengan Kaisar Michael III sebagai wali baptis. Gereja Orthodox mengirim missionaris ke Bulgaria.14

Boris, takut missionaris Gereja Orthodox bertindak sebagai mata-mata Kaisar Romawi Timur, meminta status independen bagi Gereja Bulgaria. Hal ini ditolak oleh Photius.14
866
Boris mengirim utusan ke Paus. Paus merespon dengan mengirim missionaris ke Bulgaria. Boris mengusir missionaris Gereja Orthodox dan menerima missionaris Gereja Katolik.14 Suatu tindakan yang memperuncing masalah.
867
Missionaris Gereja Orthodox melaporkan bahwa missionaris Gereja Katolik mengajarkan Kredo dengan peambahan filioque. Tanpa mengetahui Latin dan Tradisi Gereja Katolik, Photius menulis surat kepada Paus mempertanyakan penggunaan filioque. Selain itu, Photius juga mengirimkan surat yang menggunakan kata-kata tajam mengenai masalah Bulgaria ke Patriarch lain.4,12 Lalu Photius mengadakan Konsili lokal Gereja Orthodox di Constantinopel yang menurunkan Paus Nicholas I dari jabatannya.4,15 Selain itu Photius meng-ekskomunikasi Paus Nicholas I dan Gereja Katolik dengan alasan selibat, puasa Sabtu, penggunaan roti tak beragi, dan penambahan filioque.12

Beberapa saat kemudian, Kaisar Romawi Timur, Michael III, dibunuh oleh Basil, yang kemudian mengangkat diri menjadi Kaisar Romawi Timur berikutnya. Basil menurunkan Photius dan memanggil Ignatus kembali menduduki jabatannya.4,12
869-870
Ignatus meminta Paus Adrian II, pewaris Paus Nicholas I, mengadakan Konsili di Constantinopel. Konsili ini menegaskan keputusan Paus,menurun dan meng-ekskomunikasi-kan Photius.4,12

Masalah muncul di sini. Sebelum konsili tahun 869-870 ini ada 7 Konsili sebelumnya. Ketujuh Konsili ini disebut Ekumenis karena diakui oleh Gereja Timur dan Barat. Konsili tahun 869-870 diakui oleh Gereja Barat sebagai sah dan diberi nama Konsili Constantinopel IV. Konsili tahun 869-870 ini tidak diakui oleh Gereja Timur. Bagi Gereja Timur, Konsili Constantinopel IV adalah Konsili yang berlangsung di Constantinopel pada 879-880. Bagi Gereja Barat Konsili 879-880 tidak dihitung Konsili.4,13 Kedua pertentangan ini menandai berakhirnya hubungan baik Gereja Timur dan Barat.

Photius berhasil kembali ke Constantinopel dan mengajar anak Kaisar Basil I.12,14
877
Patriarch Ignatus meninggal dan disuksesi oleh Photius.12
878
Photius menduduki Tahta Constantinopel dengan sah. Oleh alasan ini dan karena ingin mempertahankan keutuhan Gereja, Paus John VIII mengakui Photius.4,12
879-880
Kedua Gereja bertemu di Constantinopel atas undangan Photius. Sebenarnya Photius ingin membalikkan hasil Konsil 869-880, memasukkan Bulgaria di bawah wilayah Tahta Constantinopel, dan melarang penambahan lebih lanjut, termasuk filioque, ke  dalam Kredo Nicea-Constantinopel.12

Hasil Konsili Constantinopel 879-880 ini adalah:
a.   Membatalkan Konsili Constantinopel 869-870
b.   Mengakui Photius sebagai Patriarch of Constantinopel yang sah
c.   Masalah Bulgaria diserahkan ke Kaisar Basil I
d.   Menegaskan Kredo Nicea-Constantinopel, meski tidak ada diskusi ekstensif mengenai filioque
e.   Menentang iconoclasm

Hasil Konsili ditanda tangani oleh delegasi Paus John VIII,  para patriarch Gereja Orthodox dan Kaisar Romawi Timur (Basil I).4 Tetapi Paus Yohanes VIII menolak dan meng-ekskomunikasi Photius. Photius meninggalkan kesan anti-Roma yang dalam pada Gereja Timur.12

Pertemuan 879-880 diakui oleh Gereja Timur sebagai Konsili Ekumenis Ke-8 (tepatnya, Contantinopel IV).4 Tetapi nampaknya Gereja Barat tidak mengakui sebagaimana tidak tercantumnya pertemuan ini dalam daftar Konsili Gereja Barat.11 Yang dihitung sebagai Konsili Constantinopel IV oleh Gereja Barat adalah sebuah Konsili di Constantinopel pada tahun 869-870.4,11
883
Photius menulis surat kepada Patriarch of Aquileia dengan tetap tidak memperlihatkan pemahaman tentang Tradisi Latin mengenai filioque.4
886
Kaisar Romawi Timur Basil disuksesi oleh anaknya, kaisar Leo VI. ini menurun Photius dan mengangkat saudaranya, Stephanus menjadi Patriarch of Constantinopel. Hal ini sama dengan tindakan tahun 857. Paus tidak setuju.12
893
Antony II naik Tahta Constantinopel dengan sah dan memperbaiki hubungan dengan Gereja Barat.12
Akhir dari Photian Schism
1014
Hendry II naik tahta sebagai kaisar Romawi Suci dan diberkati oleh Paus Benedict VIII. Kaisar meminta agar Kredo disertakan dalam Misa Penobatan, tentu saja Kredo yang memakai filioque. Begitu lemah dan bergantung pada perlindungan Kekaisaran Romawi Suci, Paus setuju. Saat inilah dengan resmi filioque memasuki Gereja Roma dan Gereja Barat secara keseluruhan.6
1136
Setelah debat publik mengenai faktor pembelah Gereja, termasuk filioque, Uskup Anselm of Havelberg mengakui bersama Metropolitan Nicetas of Nicomedia bahwa ternyata banyak kesamaan.4 
1274
Konsili lokal Gereja Katolik (Lyons II) mengekskomunikasikan siapapun yang menetang penambahan filioque. Paus Paulus VI telah mengatakan bahwa hal ini tidak berlaku lagi.16
1285
Konsili lokal Gereja Orthodox (Constantinopel) dipimpin oleh Patriarch Gregory of Cyprus. Sambil menolak “double spiration of The Holy Spirit”, Konsili menyatakan “eternal manifestation of Holy Spirit from The Father through The Son”.4
1439
Pada Konsili Ferrara-Florence, utusan Gereja Timur, delegasi Yunani, mengatakan dapat menerima filioque sebagai ekspresi berbeda dari iman yang sama serta menyanyikan Kredo Nicea-Constantinopel dengan penambahan filioque. Supremasi Paus juga diterima. Tetapi keputusan delegasi Yunani ini tidak diterima oleh Gereja Timur.4
1453

The Fall of Constantinopel. Gereja Orthodox, terdesak dan ditekan oleh penguasamuslim mereka untuk tidak bersatu dengan Gereja Katolik.6
1484
Konsili lokal Gereja Orthodox (Constantinopel) menolak dengan tegas sikap delegasi Yunani pada Konsili Ferrera-Florence. 4
1979
The Joint International Commission for Theological Dialogue between The Orthodox and Catholic Church terbentuk.4
1982
Badan yang didirikan pada tahun 1979 mengeluarkan Yhe Mystery of The Church and of Eucharist in The Light of The Mystery of The Holy Trinity, yang menyatakan:

“Without wishing to resolve yet the difficulties which have arisen between the East and the West concerning the relationship between the Son and the Spirit, we can already say together that this Spirit, which proceeds from the Father (Jn. 15:26) as the sole source of the Trinity, and which has become the Spirit of our sonship (Rom. 8:15) since he is already the Spirit of the Son (Gal.4:6), is communicated to us, particularly in the Eucharist, by this Son upon whom he reposes in time and eternity (Jn. 1:32).”
1987
Patriarch Dimitrios I of Constantinopel  mengunjungi Vatikan dan mengadakan Misa bersama dengan Paus Yohanes Paulus II, di mana Kredo Nicea-Constantinopel disebutkan dalam bahasa Yunani tanpa filioque. 4
1995
Kunjungan kedua Patriarch Dimitrios I, Misa bersama dengan Kredo dalam bahasa Yunani tanpa filioque. 4
1995
Patriarch Batholomew I bertemu Paus Yohanes Paulus II

Vatikan menerbitkan dokumen “The Greek and Latin tradition Regarding The Procession of The Holy Spirit”4 Silakan  klik , dalam dokumen ini terdapat pendirian Gereja Katolik tentang makna kata filioque, hubungannya dengan pandangan Gereja Orthodox dan mengapa Gereja Katolik tidak menggunakan, bahkan melarang, filioque saat mendaraskan Kredo dalam bahasa Yunani.
2002
Misa bersama antara Paus Yohanes Paulus II dengan Patriarch Teoctist of Romania di mana digunakan Kredo dalam bahasa Yunani tanpa filioque. 4


Referensi

1.   Trueman C. The Fall of Rome. History Learning Site.http://www.historylearningsite.co.uk/fall_of_ancient_rome.htm
2.   Belloc H. The Great Heresies: The Arian Heresy. Eternal World Television Network.http://www.ewtn.com/library/HOMELIBR/HERESY3.TXT
3.   Anonim. Constantinople. Illutrated History of Roman Empire. http://www.roman-empire.net/constant/constant-index.html
4.   The North American Orthodox-Catholic Theological Consultation.The Filioque: A Church Dividing issue? An Agreed Statement of The North American Orthodox-Catholic Theological Consultation Saint Paul’s Collage, ashington, DC, October,2003.http://www.scoba.us/resources/orthodox-catholic/2003filioque.html
5.   Valentine. History of Filioque. http://aggreen.net/filioque/filioque.html
6.   Gilligan M. Filioque clause. American Catholic Press.http://www.americancatholicpress.org/Father_%20Gilligan_Filioque_clause_page1.html
7.   Arendzen, John. "Pneumatomachi." The Catholic Encyclopedia. Vol. 12. New York: Robert Appleton Company, 1911. 30 Dec. 2011 http://www.newadvent.org/cathen/12174a.htm
8.   Katekismus Gereja Katolik no. 247
9.   Maas, Anthony. "Filioque." The Catholic Encyclopedia. Vol. 6. New York: Robert Appleton Company, 1909. 28 Dec. 201128 Dec. 2011 http://www.newadvent.org/cathen/06073a.htm
10.                Shahan, Thomas. "Aquileia." The Catholic Encyclopedia. Vol. 1. New York: Robert Appleton Company, 1907. 30 Dec. 2011http://www.newadvent.org/cathen/01661c.htm
11.                Saunders W. The Wording of Nicene Creed. Straight Answers.http://www.ewtn.com/library/ANSWERS/FILIOQUE.HTM
12.                Fortescue, Adrian. "Photius of Constantinople." The Catholic Encyclopedia. Vol. 12. New York: Robert Appleton Company,1911. 30 Dec. 2011 http://www.newadvent.org/cathen/12043b.htm
13.                http://www.newadvent.org/library/almanac_14388a.htm.  Dalam  daftar ini tidak ada Konsili antara tahun 879-1123
14.                http://www.onearthasinheaven.com/photius.html
15.                “Photian Synods of Constantinople”. The Catholic Encyclopedia. Vol 4. New York: Robert Appleton Company, 1908. 1 Jan. 2012.http://www.newadvent.org/cathen/043126.htm
16.                Gilligan M. Filioque clause. American Catholic Press.http://www.americancatholicpress.org/Father_%20Gilligan_Filioque_clause_page2.html

http://ipsaconteretcaputtuum.blogspot.com/2011/12/pertengkaran-filioque-perebutan.html

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)