Latest News

Sunday, August 20, 2017

Peringatan Wajib Santo Pius X, 21 Agustus

Santo Pius lahir dengan nama Guiseppe (Yosef) Sarto di desa kecil yang bernama Riese (Venesia, Italia bagian utara) pada tanggal 2 Juni 1835. Orangtuanya bukanlah orang penting atau ternama di mata masyarakat, namun mereka adalah orang-orang Katolik yang saleh. Mereka mengasuh dan membesarkan anak-anak mereka yang sepuluh orang itu dalam suatu zaman �susah�.

Pastor paroki sangat tertarik pada diri Guiseppe, sang pemimpin para putera altar yang berperilaku baik itu. Dia membantu Guiseppe dalam pendidikannya. Pada tahun 1858 Guiseppe ditahbiskan sebagai seorang imam praja. Sembilan tahun lamanya dia bertugas sebagai imam tentara di Tombolo. Tombolo terletak di provinsi Padua di kawasan Veneto, 45 km sebelah barat laut Venesia dan sekitar 25 km sebelah utara kota Padua.

Romo Guiseppe mempunyai seorang Fransiskan besar sebagai �idola�-nya, yaitu Santo Leonardus dari Port Maurice (1676-1751). Santo Leonardus ini adalah model bagi Romo Guiseppe dalam hidupnya dan juga pada mimbar ketika berkhotbah. Kesalehan Romo Guiseppe juga patut diteladani. Pada jam 4 pagi, dia sudah kelihatan berlutut di depan tabernakel.

Sembilan tahun lamanya Romo Guiseppe berkarya sebagai pastor paroki di Salzano (sekitar 15 km dari kota Venesia). Pada waktu ditugaskan si Salzano inilah Romo Guiseppe bergabung dengan Ordo Ketiga Santo Fransiskus (sekular) dan kemudian mendirikan dua persaudaraan Ordo Ketiga Sekular.[2] Sejak saat itu Romo Guiseppe berupaya serius agar kata-kata yang diucapkannya serta tulisan-tulisannya diwarnai dengan kesederhanaan dan keugaharian standar-standar kehidupan Fransiskan, semuanya demi pencapaian cita-cita dari Bapak Serafik.

Seusai penugasan di Salzano � untuk kurun waktu sembilan tahun lamanya � Romo Guiseppe diangkat menjadi Vikjen, kanon dan wali-pengawas seminari di keuskupan Treviso (di kawasan Veneta, dekat Venesia). Banyak orang mengatakan, bahwa Romo Guiseppe tidak akan mati di Treviso. Ternyata memang demikianlah, karena kemudian Romo Guiseppe diangkat menjadi uskup Mantua , sebuah kota di Lombardy, untuk sembilan tahun lamanya. Sebagai seorang uskup, tidak ada perubahan yang terjadi dalam kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Uskup Guiseppe tetap tidak menunjukkan toleransi samasekali terhadap pesta-pesta perjamuan yang mewah. Baginya kegiatan kerasulan dalam bidang pers sangatlah penting karena merupakan mimbar zaman modern. Oleh karena itu Uskup Guiseppe mendedikasikan dirinya pada kegiatan kerasulan pers ini. Sementara itu orang-orang miskin adalah favorit-favoritnya.

Uskup Guiseppe kemudian diangkat menjadi seorang kardinal dan Patriark/batrik Venesia, juga untuk sembilan tahun lamanya. Meskipun berada begitu dekat dengan pucuk pimpinan Gereja, Kardinal Guiseppe tetap menjadi anak-rohani yang setia dari bapak-rohaninya, Fransiskus � si kecil miskin dari Assisi.

Kematian Paus Leo XIII pada tahun 1903 membawa Kardinal Guiseppe ke Roma/Vatikan untuk mengikuti pemilihan paus. Siapakah yang akan terpilih? Kardinal Guiseppe Sarto menjawab: �Leo XIII, yang mencerahkan dunia dengan hikmat-kebijaksanaannya akan digantikan oleh seorang paus yang akan membuat dunia terkesan dengan kesucian hidupnya.� �Nubuat� ini digenapi: ternyata dalam konklaf Kardinal Guiseppe Sarto terpilih sebagai paus yang baru dengan nama Pius X.

Tidak lama setelah dipilih menjadi pemimpin tertinggi Gereja, Paus Pius X mengumumkan program kerjanya, yaitu �memperbaharui semua hal dalam Kristus�. Pius X melakukan banyak hal dalam hal kebangunan-rohani Gereja, misalnya mendorong penyambutan komuni sejak usia muda dan juga komuni harian. Ia menetapkan pokok-pokok yang diperlukan dalam rangka pencapaian kesucian hidup para klerus. Ia mendorong perkembangan Ordo Ketiga. Yang paling penting, lewat kesucian hidupnya, Paus Pius X membuat dirinya sendiri menjadi contoh bagi orang-orang untuk melakukan pembaharuan hidup rohani mereka.

Paus Pius X terkadang dijuluki �Paus Ekaristi�. Beliau tercatat pernah mengucapkan kata-kata sebagai berikut: �Komuni Kudus adalah jalan yang paling singkat dan paling aman untuk menuju surga. Memang ada jalan-jalan lain: keadaan tidak bersalah (innnocence), namun hal ini diperuntukkan bagi anak-anak kecil; pertobatan, namun hal ini menakutkan kita; memikul banyak pencobaan-pencobaan hidup, namun begitu pencobaan-pencobaan itu tiba kita menangis dan mohon dikecualikan/diselamatkan. Jalan yang paling pasti, paling mudah, paling singkat, adalah Ekaristi.� Ucapan beliau ini tentunya mendukung pemberian gelar/ julukan sebagai �Paus Ekaristi�.

Meskipun paus, namun ia tetap romo paroki yang penuh pengertian dan cintakasih. Setiap Minggu ia berkhotbah secara sederhana menjelaskan Injil yang dibacakannya kepada hadirin di halaman Vatikan. Kebaikan hati dan kesederhanaannya sangat menonjol.

Kemudian pecah perang dunia yang pertama. Ketika menderita sakit, dari atas pembaringannya Paus Pius X berkata: �Saya ingin menderita. Saya ingin mati bagi para serdadu di medan tempur.� Pada tanggal 20 Agustus 1914 � enam belas hari setelah pecah Perang Dunia I � Paus Pius X dengan penuh kedamaian menghembuskan nafasnya yang terakhir. Wasiatnya mencerminkan jiwa Fransiskannya: �Saya dilahirkan miskin, saya telah hidup miskin, dan saya ingin mati secara miskin pula.�

Semasa hidupnya, Paus Pius X beberapa kali menyembuhkan secara ajaib orang-orang yang sakit jasmani maupun rohani. Setelah kematiannya, banyak terjadi mukjizat pada kuburannya. Proses beatifikasinya dimulai pada tahun 1923. Beatifikasinya dilakukan pada tahun 1951 dan kanonisasinya dilakukan pada tahun 1954.

Sumber : http://www.mirifica.net/2014/08/20/peringatan-wajib-santo-pius-x-21-agustus/

Saturday, August 19, 2017

Sakramen Tahbisan

Berkat Sakramen Pembabtisan semua orang diikutsertakan dalam imamat Kristus. Namun berkat Sakramen Tahbisan, orang beriman �atas caranya yang khas mengambil bagian dalam imamat Kristus� dan �diarahkan satu kepada yang lain�, walaupun �berbeda dalam kodratnya� (LG 10), untuk mengembangkan rahmat Pembaptisan; dalam penghayatan iman, harapan dan cinta; dalam hidup sesuai dengan Roh Kudus. Sakramen Sakramen Imamat diterima oleh seseorang sekali seumur hidup. Dengan sakramen ini maka seorang manusia diangkat untuk mengabdikan hidupnya sebagai citra Kristus. Gereja menyatakan ini dengan berkata bahwa seorang imam, berkat Sakramen Tahbisan, bertindak �atas nama Kristus, Kepala� [in persona Christi capitis]. Menjadi konfigurasi Kristus selaku Kepala Gereja dan Imam Agung, serta menganugerahkan baginya kuasa, sebagai asisten uskup setempat, untuk merayakan sakramen-sakramen dan kegiatan-kegiatan liturgis lainnya, teristimewa Ekaristi. Hanya uskup yang boleh melayani sakramen ini.

Imamat ini adalah satu pelayanan. �Adapun tugas yang oleh Tuhan diserahkan kepada para gembala umat-Nya itu, sungguh-sungguh merupakan pengabdian� (LG 24). Ia ada sepenuhnya untuk Allah dan manusia. Ia bergantung seutuhnya dari Kristus dan imamat-Nya yang satu-satunya dan ditetapkan demi kesejahteraan manusia dan persekutuan Gereja. Sakramen Tahbisan menyampaikan �satu kuasa kudus�, yang tidak lain dari kuasa Kristus sendiri. Karena itu, pelaksanaan kuasa ini harus mengikuti contoh Kristus, yang karena cinta telah menjadi hamba dan pelayan untuk semua orang.

Tiga Jenjang Tahbisan

Pelayanan Gereja yang ditetapkan oleh Allah dijalankan dalam berbagai pangkat oleh mereka, yang sejak kuno disebut Uskup, imam, dan diaken� (LG 28). Ajaran iman Katolik yang dinyatakan dalam liturgi, dalam magisterium dan dalam cara bertindak Gereja yang berkesinambungan, mengenal dua jenjang keikutsertaan dalam imamat Kristus: episkopat dan presbiterat. Diakonat mempunyai tugas untuk membantu dan melayani mereka. Karena itu istilah �sacerdos� dalam pemakaian dewasa ini menyangkut Uskup dan imam, tetapi bukan diaken. Meskipun demikian ajaran iman Katolik mengajarkan bahwa ketiga jenjang jabatan � kedua jenjang imamat (episkopat dan presbiterat) dan jenjang jabatan pelayanan (diakonat) � diterimakan oleh satu kegiatan sakramental, yang dinamakan �penahbisan�, artinya melalui Sakramen Tahbisan.

Pentahbisan uskup merupakan kegenapan sakramen Imamat. Menjadikannya anggota badan penerus (pengganti) para rasul, dan memberi misi untuk mengajar, menguduskan, dan menuntun, disertai kepedulian dari semua Gereja.

Orang-orang yang berkeinginan menjadi imam dituntut oleh Hukum Kanonik (Kanon 1032 dalam Kitab Hukum Kanonik) untuk menjalani suatu program seminari yang selain berisi studi filsafat dan teologi sampai lulus, juga mencakup suatu program formasi.

Sumber Naskah http://www.kaj.or.id/dokumen/sakramen-sakramen/sakramen-tahbisan

Tuesday, August 15, 2017

Metode Sharing INJIL 7 Langkah

PENJELASAN METODE SHARING 7 LANGKAH

1. Mengundang Kehadiran Tuhan
Mengundang Tuhan supaya membuka hati masing-masing peserta. Kita mengundang Tuhan untuk menciptakan suasana doa dan mengingatkan masing-masing bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah kita, sehingga terbuka bagi Sang Sabda yang sungguh hadir dalam iman.
Dimohon salah seorang mengantar doa.

2. Membaca Teks Kitab Suci
Fasilitator menyebut teks yang akan dibahas bersama kemudian minta kesediaan salah seorang untuk membacakan dengan jelas. Selama pembacaan, peserta mendengarkan dalam suasana meditasi.
Setelah teks dibaca, hening sejenak kemudian Fasilitator mengundang peserta ke dua untuk membacakan teks sekali lagi. Sementara itu peserta yang lain menutup Kitab Sucinya. Maksudnya : Firman Tuhan dapat meresap dalam hati.

3. Memperhatikan Teks
Peserta diajak masuk ke suasana hening, membaca kembali teks dalam hati. Memilih kata atau kalimat singkat yang menantang, menggugah kemudian Fasilitator mempersilahkan mengungkapkan kata, ungkapan atau kalimat singkat yang dipilih secara bergilir. Kata atau kalimat itu tidak boleh dikomentari.
Yang perlu : menikmati bersama-sama kehadiran Tuhan dalam Sabda-Nya.

4. Mendengarkan (hening)
Fasilitator mengajak peserta mendengarkan Sabda Tuhan dalam keheningan. Teks dibaca sekali lagi dalam hati sambil membiarkan Tuhan menyapa dan berbicara kepadanya. Dalam keheningan itu, peserta dapat mencari / menemukan apakah teks ini :
Menambah pengetahuan tentang Allah ; menunjukkan kesalahan / dosa.
Teguran / nasehat perbaiki kelakuan ; member hiburan / peneguhan.
Mendidik dalam kebenaran ; member janji-janji Tuhan.
Langkah ini membantu peserta untuk masuk dan tinggal di hadirat Allah, dan masuk lebih dalam ke dalam situasi teks.

5. Berbagi (sharing) � sharing iman bukan cerita pribadi
Peserta diajak membagikan apa yang diperoleh selama renungan. Kata ungkapan, kalimat mana yang menggugah saya secara pribadi. Disusul dengan mengungkapkan pengalaman rohani atau penghayatan pribadi sehubungan dengan kata / ungkapan / kalimat yang menggugah, menantang tadi.
Hendaknya hindari kesan menggurui, mengajar atau mengkhotbah orang lain. Pengungkapan diri ini bermaksud membantu teman lain agar semakin tumbuh dalam iman.Maka sebaiknya menggunakan kata �saya� bukan �kita� atau �kami�.Setiap orang punya pengalaman berbeda bagaimana Allah berkarya dalam diri saya.

6. Mencari pesan (tanggapan)
Pesan Tuhan dicari bersama. Ini merupakan saat bagi para anggota kelompok untuk memeriksa hidupnya masing-masing dalam terang Sabda Tuhan. Masalah yang dibicarakan perlu dibahas dan dipecahkan dalam suasana persaudaraan dan dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan.
Dapat juga dibahas apa yang baik dilakukan oleh peserta secara pribadi maupun kelompok. Hendaknya ditentukan siapa melakukan apa dan kapan.
Jika ini bukan pertemuan pertama, maka sebelum berbagi tugas diminta peserta memberikan laporan tugas yang telah dijalankan dalam minggu/periode sebelumnya.

7. Mengungkapkan dalam doa : tidak perlu panjang
Peserta diajak untuk berdoa secara spontan. Sabda Tuhan, berbagai pengalaman akan Tuhan dan macam-macam masalah yang sempat dibicarakan dapat menjadi landasan doa.

Kelompok sedapat mungkin mempersatukan ketiga unsur : Sabda Tuhan, Pengalaman Spiritual, masalah kehidupan dalam doa pribadi.

Diakhiri dengan doa Bapa Kami dan pujian / nyanyian untuk menutup pertemuan.

Wednesday, August 9, 2017

Ibadat Tirakatan

Nyanyian Pembuka PS. No.712 (atau nyanyian lain yang sesuai)

P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kita dalam segala penderitaan.
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Bapak/ibu dan Sdr/sdri terkasih, Allah Sang Sumber dan tujuan hidup, telah memberikan kehidupan kepada saudara/i kita ������.., dan kini telah memanggil kembali saudara kita ini kepangkuan-Nya. Kita percaya bahwa seluruh hidup manusia ada di tangan Allah. Kita hanya bisa bersembah sujud kepada-Nya dan percaya penuh kepada penyelenggaran dan kehendak-Nya. Sekarang ini saudara/i kita ����� telah sampai pada akhir perjalanan hidupnya. Ia telah sampai kepada Sang Pencipta dan Penyelamat.
Maka marilah pada malam hari ini kita memberikan penghormatan kepadanya, dan merenungkan kerahiman Tuhan, asal dan tujuan hidup kita, sambil mohon agar saudara kita yang meninggal ini diterima dalam kemuliaan abadi.

------ hening sejenak -------

Doa Pembuka
P : Marilah berdoa :
Allah Bapa yang Maha baik, sumber segala penghiburan, kami mohon, bukalah hati kami, agar dapat mendengarkan dan merenungkan sabda-Mu. Kami sedih karena kematian saudara kami ......NN...... ini, kami mohon, semoga sabda-Mu dapat memberikan hiburan, dan memberikan terang dalam kegelapan, serta keteguhan iman dalam cobaan.
Demi Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa.
U : Amin

Bacaan Pertama
Pembacaan dari surat kedua Rasul Paulus kepada Timoteus
(2 Tim 2:8-13)
--------------------
L : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Syukur kepada Allah

Doa Renungan
P : Marilah berdoa:
Allah Bapa yang mahapengasih, perkenankanlah hambaMu ...... NN......, yang telah meninggal bersama Kristus berkat sakramen pembaptisan, ikut pula menikmati kebangkitan bersama-sama dengan Dia, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang segala masa.
U : Amin.

Nyanyian Antar Bacaan PS. No.713 (atau Nyanyian lain yang sesuai)
(Sedapat mungkin dapat dinyanyikan Mazmur)

Bacaan Injil
P : Semoga Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya
P : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Lukas. (7:11-24)
U : Dimuliakanlah Tuhan
-------------------
P : Demikianlah Sabda Tuhan
U : Terpujilah Kristus

Renungan Singkat

Doa Umat
P : Sdr/sdri, marilah kita berdoa kepada Allah, yang menguasai hidup dan mati, Bapa kita yang berbelas kasihan, dan sumber segala penghiburan.
P : Bagi saudara kita ...... NN....... Karena pembaptisan ia telah menjadi anak Allah. Semoga ia diperkenankan masuk ke rumah Bapanya.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami ya Tuhan
P : Semoga sesudah segala cobaan di dunia ini, ia diterima dalam kedamaian dan kebahagiaan kerajaan Allah.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga Tuhan mengganjar segala kebaikannya dengan anugerah berlimpah.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Untuk seluruh keluarganya : supaya Tuhan menghibur dan menguatkan mereka semua.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga kepercayaan kita jangan goncang karena cobaan tetapi semakin berakar dalam Kristus, kebangkitan dan kehidupan kita.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga kita yang ditinggalkan di dunia ini, kelak bertemu kembali dengan saudara kita di Surga.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Semoga saudara kita yang telah dipanggil Tuhan, menikmati kebahagiaan kekal dan kelak menjemput kita.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Untuk seluruh umat Allah: semoga semua warga memberi kesaksian tentang kebangkitan dengan sikap cinta kasih dan semangat berkurban.
Hening sejenak. Marilah kita mohon :
U : Kabulkanlah doa kami, ya Tuhan
P : Bapa yang baik hati, dengarkanlah doa kami yang penuh harapan. Kuatkanlah kami dalam duka cita ini dan terimalah kami juga dalam suka cita abadi.
Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin.
P : Saudara-saudara terkasih, Marilah kita satukan semua doa kita dengan doa yang diajarkan Kristus sendiri.
P + U : Bapa Kami��

Penutup
P : Ya Tuhan, anugerahilah dia istirahat kekal.
U : Dan sinarilah dia dengan cahaya abadi
P : Semoga ia beristirahat dalam damai
U : Amin.
P : Saudara-saudari sekalian. Dengan ini ibadat kita sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah
P : Semoga kita sekalian senantiasa diberkati oleh Allah, Bapa yang mahakuasa.
Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U : Amin

Nyanyian Penutup PS. No.714 (atau nyanyian lain yang sesuai)

Tuesday, August 8, 2017

Tentang St. Dominikus

Dominikus lahir pada tahun 1170 di Caleruega, Spanyol, dalam keluarga bangsawan terhormat. Ia dikirim belajar ke Universitas Palencia pada usia 14 tahun. Di Palencia ia tinggal selama 10 tahun untuk menempuh studi dengan penuh semangat dan ketekunan yang membuatnya dianggap sebagai mahasiswa teladan.

Suasana kota pelajar Palencia yang semarak tidak mempengaruhi Dominikus; ia setia menjaga dengan ketat hidup jasmani dan rohaninya. Ia bahkan sering bermatiraga dengan tidur di lantai yang keras. Dominikus juga memiliki hati yang lembut dan mudah tersentuh oleh penderitaan sesama: satu kali ia menjual buku-bukunya yang mahal dan uang hasil penjualannya dibagikan kepada kaum miskin Palencia yang kelaparan.

Dominikus muda terus bertumbuh dalam kebajikan, dan namanya mulai dikenal oleh uskup di Osma. Sang uskup memanggil Dominikus dan menjadikannya imam kanon reguler. Di bawah pimpinan Diego de Acebo, Dominikus pun mendalami kehidupan religius dan kontemplatif. Setelah Diego diangkat menjadi uskup Osma yang baru, ia mengundang Dominikus untuk ikut bepergian bersamanya menyebarkan Injil. Pada tahun 1206, mereka berdua bersama-sama menawarkan diri kepada Paus Innocentius III untuk pelayanan menyelamatkan jiwa-jiwa. Sri Paus mengutus mereka ke Languedoc, Prancis selatan, untuk menginjili kaum sesat Albigensian.

Pada waktu itu, biarawan-biarawan Cistercian sudah berkarya di tengah kaum Albigensian. Akan tetapi, gaya hidup mereka yang penuh foya-foya membuat mereka dan Gereja Katolik pada umumnya dicemooh oleh orang-orang Albigens. Dominikus melihat bahwa gaya hidup yang demikian membuat pewartaan menjadi gagal, maka ia dan Diego pun berkeliling desa-desa di Languedoc dengan berjalan kaki sambil mengemis. Karya mereka pun mulai menampakkan buah-buahnya: satu persatu orang-orang Albigens bertobat kembali kepada iman Katolik.

Setelah Diego meninggal, Dominikus masih melanjutkan pewartaan, kali ini dengan dibantu komunitas wanita ex-Albigens yang melarikan diri dari daerah tempat tinggal mereka dan menetap di Prouilles. Di bawah bimbingan Dominikus, wanita-wanita tersebut pun menjadi komunitas biarawati Dominikan pertama yang berciri kontemplatif tertutup. Pada waktu itu, nama Dominikus mulai populer di kalangan awam maupun klerus; beberapa kali ia ditawari jabatan sebagai uskup, namun ia selalu menolak karena tetap ingin melanjutkan karyanya berkeliling mewartakan Injil.

Tahun 1215, Dominikus berangkat ke Toulouse ditemani beberapa pengikutnya yang telah terkumpul. Pierre Seilan, seorang kaya warga Toulouse yang menjadikan Dominikus pembimbing rohaninya, memberikan salah satu rumahnya sebagai tempat kediaman mereka: di situlah biara Ordo Pewarta yang pertama didirikan, pada tanggal 25 April 1215. Ordo Pewarta kemudian mengadopsi regula St. Agustinus dan Dominikus mempresentasikannya kepada Sri Paus demi memperoleh pengakuan kanonik. Tanggal 22 Desember 1216, Paus Honorius III menerbitkan Bulla peneguhan Ordo Pewarta; tanggal tersebut kini diperingati sebagai hari lahirnya Ordo.

Tahun 1217, Dominikus memutuskan untuk menyebar para biarawannya berdua-dua ke seluruh penjuru negeri. Biarawan-biarawan yang paling cemerlang dikirimnya ke kota-kota universitas terbesar, yaitu Paris dan Bologna. Dominikus sendiri melanjutkan bepergian keliling Spanyol dan Roma untuk makin memantapkan keberadaan Ordonya. Tahun 1220, para perwakilan biarawan Dominikan, yang kini telah berlipat ganda jumlahnya, berkumpul di Bologna untuk menetapkan konstitusi Ordo yang pertama.

Dominikus meninggal di Bologna tahun 1221 dan dikanonisasi oleh Paus Gregorius IX tanggal 13 Juli 1234.

Sumber: https://dominikanawambogor.wordpress.com/tentang-st-dominikus/

Saturday, August 5, 2017

Sekilas Menjadi Saksi Kemuliaan Yesus

(Bacaan Injil Misa Kudus, Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya � Minggu, 6 Agustus 2017)

Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Lalu tampaklah kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus, �Tuhan, alangkah baiknya kita berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia. Tiba-tiba sementara ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata, �Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.� Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata, �Berdirilah, jangan takut!� Ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri.
Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, �Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada siapa pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.�
(Mat 17:1-9)

Bacaan Pertama: Dan 7:9-10,13-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 97:1-2,5-6,9; Bacaan Kedua: 2Ptr 1:16-19

Petrus, Yakobus dan Yohanes (dua bersaudara anak Zebedeus) adalah tiga orang rasul �lingkaran dalam� Yesus. Mereka hadir ketika ibu mertua Petrus disembuhkan dari sakit demamnya oleh Yesus (Mrk 1:29-31); mereka hadir ketika Yesus membangkitkan puteri Yairus dari kematian (Mrk 5:37); dalam bacaan Injil hari ini mereka juga menyaksikan transfigurasi Yesus di atas sebuah gunung yang tinggi; dan mereka juga dibawa oleh Yesus dalam taman Getsemani ketika Dia mau berdoa( Mat 26:37).

Di sebuah gunung yang tinggi, ketiga rasul �lingkaran dalam� Yesus ini mengalami suatu penglihatan yang luarbiasa. Yesus, sahabat dan Guru mereka, terlihat sedang berdiri di depan mereka dalam kemuliaan ilahi, dan Ia didampingi oleh dua orang pahlawan terbesar bangsa Israel, yaitu Musa dan Elia. Tidak begitu mengherankanlah kalau dalam situasi seperi itu Petrus menjadi tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

Hanya satu pekan sebelum peristiwa transfigurasi yang penuh kemuliaan ini terjadi, Yesus memberitahukan untuk pertama kalinya bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem dan di sana menanggung banyak penderitaan dari para pemuka agama Israel, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga (lihat Mat 16:21). Sekarang Yesus mengajak ketiga orang rasul-Nya yang paling dekat untuk naik ke atas gunung dan memberikan kepada mereka bertiga kesempatan mencicipi alasan mengapa Dia harus menanggung penderitaan sedemikian. Untuk sekejab saja Yesus menunjukkan kepada mereka bagaimana kemanusiaan-Nya akan terlihat setelah ditransformasikan dalam kemuliaan.

Seringkali kita cenderung untuk memfokuskan diri pada upaya melakukan pertobatan, puasa, doa, pemberian derma dan sejenisnya. Kita mencoba mengkontemplasikan �Sang Tersalib� sesering mungkin. Kita berbicara mengenai �memikul salib kita� atau �mati terhadap kedosaan manusia kita�. Akan tetapi, sebagaimana Petrus, Yakobus dan Yohanes, yang melihat kemuliaan Yesus sebelum mereka mengalami salib-Nya dan salib mereka sendiri, maka kita pun perlu juga mengarahkan pandangan kita ke surga �di atas sana� agar dapat melihat pancaran cahaya Yesus yang bangkit dalam kemenangan dan ditransformasikan dalam kemuliaan.

Allah ingin agar kita merasa yakin, bahwa tujuan akhir kita bukanlah untuk mati, melainkan untuk hidup! Keberadaan kita bukanlah untuk sekadar menjalani hidup pertobatan, melainkan juga untuk hidup dengan Yesus dalam suatu ikatan kasih yang tak terpatahkan! Melalui transfigurasi-Nya, Yesus ingin memberikan kepada kita pandangan secara sekilas lintas tentang transfigurasi kita di masa depan, ketika kita akan hidup bersama-Nya dalam kemuliaan, tidak lagi di bawah beban dosa, melainkan ditinggikan oleh Roh Kudus.

Selagi kita mendengarkan pembacaan Kitab Suci dalam Misa Kudus hari ini, baiklah kita memejamkan mata. Bayangkan diri kita bersama ketiga rasul di atas gunung itu. Biarlah Roh Kudus menunjukkan kemuliaan Yesus kepada kita. Cobalah membayangkan apa yang dibicarakan Yesus dengan Musa dan Elia di atas gunung itu. Apakah Yesus sendiri menarik kekuatan dari pengalaman transfigurasi-Nya untuk hari-hari terakhir-Nya di atas bumi? Marilah sekarang kita bertanya kepada Yesus bagaimana seharusnya kita menjaga mata hati kita agar tetap fokus pada kemuliaan yang dijanjikan-Nya, bukan pada segala kesulitan hari ini. Perkenankanlah Allah untuk syering dengan kita pemikiran surgawi apa saja yang Ia akan masukkan ke dalam pikiran dan hati kita masing-masing. Biarlah kebangkitan-Nya memberdayakan kita pada hari ini.

DOA: Yesus, Engkau adalah bintang terang yang menyinari jalanku. Bukalah mataku agar dapat melihat kemuliaan-Mu. Kuatkanlah imanku dalam kehadiran-Mu. Jagalah diriku agar senantia dekat di samping-Mu, sehingga dengan demikian aku pun dapat menjadi terang yang memberi pengharapan dan penghiburan bagi orang-orang lain yang kujumpai.Segala kemuliaan dan pujian bagi-Mu, ya Yesus! Amin.

Sumber: https://catatanseorangofs.wordpress.com/

Thursday, August 3, 2017

Asal usul, Awal, dan Makna Ekaristi Jumat Pertama

1. PERAYAAN JUMAT PERTAMA
Cukup banyak umat yang terpanggil untuk menghadiri misa Jumat pertama sebagaimana mereka merasa wajib untuk menghadiri misa pada hari Minggu. Apakah latar belakang di balik perayaan Jumat pertama?

2. ASAL-USUL JUMAT PERTAMA.
Perayaan Jumat pertama menunjuk pada devosi kepada Hati Kudus Yesus yang sebenarnya sudah dimulai pada abad 11 dan 12 Masehi di lingkungan biara Benediktin dan Sistersian. Pada abad 13-16 Masehi, devosi ini menurun dan mulai hidup lagi pada pertengahan akhir abad 16, salah satunya oleh Yohanes dari Avila (1569).Pada abad 17, berbagai praktek devosi kepada Hati Kudus Yesus dari beberapa tokoh spiritual mulai menjamur, di antaranya Santo Fransiskus Borgia, Santo Aloysius Gonzaga dan Beato Petrus Kanisius. Namun semuanya itu hanyalah devosi yang bersifat pribadi.

Beato Yohanes Eudes (1602-1680) membuat devosi ini menjadi devosi umat, yang dirayakan dalam peribadatan. Ia bahkan menetapkan pesta liturgi khusus untuk devosi kepada Hati Kudus Yesus ini. Pada tanggal 31 Agustus 1670, pesta liturgis pertama untuk menghormati Hati Kudus Yesus dirayakan dengan begitu agung di Seminari Tinggi Rennes, Perancis. Walaupun demikian, perayaan Hati Kudus Yesus pada masa itu belum menjadi perayaan resmi gereja sedunia, tetapi merupakan awal devosi kepada Hati Kudus Yesus untuk seluruh Gereja.

3. AWAL JUMAT PERTAMA
Istilah Jumat pertama sebagai devosi kepada Hati Kudus Yesus berawal dari penampakan Yesus kepada Santa Maria Margaretha Alacoque (1647-1690) di Perancis. Dalam penampakan-Nya, Yesus mengungkapkan rupa-rupa misteri rohani dan permintaan untuk penghormatan khusus kepada Allah. Pada penampakan ketiga (1674), Yesus menampakkan diri dalam kemuliaan dengan kelima luka penderitaan- Nya yang bersinar bagaikan mentari, dan dari Hati Kudus Yesus tampaklah Hati Kudus Yesus yang mencinta. Yesus mengungkapkan, bahwa banyak orang tak menghormati dan menyangkal-Nya. Oleh karena itu, sebagai silih dan pemulih atas dosa-dosa manusia, melalui Maria Margaretha, Yesus meminta untuk menghormati-Nya secara khusus dengan menerima Sakramen Mahakudus sesering mungkin. Secara khusus pula, Yesus meminta untuk menerima Komuni Kudus pada Hari Jumat pertama setiap bulan, dan pada setiap Kamis malam di mana Yesus membagikan penderitaan yang dirasakan-Nya di Taman Getsemani.

Hari Jumat Pertama itulah yang dirayakan oleh segenap umat sampai sekarang ini. Dan peringatan Hari Kamis malam masih dirayakan sampai sekarang ini di biara-biara dan oleh sebahagian umat dengan perayaan devosional yang disebut Hora Sancta atau Jam Suci. Kita tidak mengetahui mengapa Yesus meminta untuk menerima Komuni Kudus pada hari Jumat Pertama. Jika dikaitkan dengan Hari Kamis malam sebagai kenangan akan derita Yesus di Taman Getsemani, tentu Hari Jumat yang dimaksud Yesus adalah hari wafat-Nya di kayu salib. Mengapa harus hari Jumat Pertama dan bukan setiap hari Jumat? Kita juga tidak menemukan alasannya. Mungkin hari Jumat pada bulan baru menunjuk pada permulaan yang baik untuk kehidupan Kristen sepanjang bulan itu.Setelah penampakan Yesus pada Maria Margaretha Alacoque, devosi kepada Hati Kudus Yesus berkembang pesat. Pada tahun 1856, Paus Pius IX menetapkan Pesta Hati Kudus Yesus pada Hari Jumat sesudah Pesta Tubuh dan Darah Kristus. Hal ini berkaitan langsung dengan permintaan Yesus pada Maria Margaretha Alacoque saat penampakan keempat (1675) untuk menghormati Hati Kudus-Nya secara khusus. Itulah pesta liturgis yang sampai sekarang ini dirayakan oleh gereja kita secara resmi.

4. MAKNA JUMAT PERTAMA
Adalah hal yang baik bagi umat untuk meneruskan devosi kepada Hati Kudus Yesus pada hari Jumat pertama setiap bulan, karena anugerah khusus akan diberikan kepada mereka yang menerima komuni pada sembilan hari Jumat pertama berturut-turut. Sebelum meninggal, orang tersebut tidak akan mati dalam dosa, karena diberi pengampunan dosa dan akan mengalami kebahagiaan dalam keluarga dan penghiburan dalam derita.

5. 12 JANJI YESUS KEPADA ST MARGARETA MARIA ALACOQUE dan bagi mereka yang berdevosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus
1. "Aku akan memberikan semua rahmat yang diperlukan sepanjang hidup mereka."
2. "Aku akan memberikan damai sejahtera dalam keluarga-keluarga mereka."
3. "Aku akan menghibur mereka dalam kesukaran-kesukaran mereka."
4. "Aku akan menjadi tempat perlindungan yang aman sepanjang hidup mereka dan terutama saat kematian mereka."
5. "Aku akan mencurahkan rahmat berlimpah pada semua usaha mereka."
6. "Para pendosa akan menemukan dalam Hati Kudus-Ku sumber lautan belas kasihan yang tak terbatas."
7. "Jiwa-jiwa yang suam-suam kuku akan dikuatkan."
8. "Jiwa-jiwa yang kuat akan segera mencapai kesempurnaan yang tinggi."
9. "Aku akan memberkati rumah-rumah di mana lukisan Hati Kudus-Ku ditempatkan dan dihormati. "
10. "Aku akan memberikan kepada imam karunia menggerakkan hati yang paling keras sekalipun."
11. "Siapa saja yang menganjurkan devosi ini, namanya akan tertulis di Hati-Ku, dan tidak akan pernah dihapuskan."
12. "Aku berjanji demi Hati-Ku yang penuh belas kasihan, bahwa kuasa kasih-Ku akan menganugerahkan kepada mereka yang menerima Komuni pada hari Jumat Pertama selama sembilan bulan berturut-turut, rahmat pertobatan terakhir; mereka tidak akan meninggal dalam keadaan melukai Hati-Ku, pun tanpa menerima Sakramen-sakramen terakhir; Hati-Ku akan menjadi tempat perlindungan yang aman pada saat kematian mereka."

Sumber: Komkep KAJ & indocell.net/yesaya

Wednesday, August 2, 2017

Sakramen Pengurapan Orang Sakit

Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua setelah Sakramen Tobat. Dalam sakramen ini seorang imam mengurapi si sakit dengan minyak yang khusus diberkati untuk upacara ini. "Pengurapan orang sakit dapat diberikan bagi setiap umat beriman yang berada dalam bahaya maut yang disebabkan sakit atau usia lanjut" (Kanon 1004; KGK 1514). Baru menderita sakit atau pun makin memburuknya kondisi kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh seseorang.

Dengan pengurapan orang sakit, Gereja dalam keseluruhannya menyerahkan si sakit kepada kemurahan Tuhan, agar Ia menguatkan dan meluputkannya. Jika si sakit telah melakukan dosa, maka dosanya itu diampuni. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni (Yak 5:15).

Dalam bahaya maut, pengurapan orang sakit menguatkan manusia dalam menghadapi perjuangan terakhir dan menghantarnya kepada persatuan dengan Tuhan, yang melalui kematian telah masuk ke dalam kehidupan.

Dalam tradisi Gereja Barat, sakramen ini diberikan hanya bagi orang-orang yang berada dalam sakratul maut, sehingga dikenal pula sebagai "Pengurapan Terakhir", yang diberikan sebagai salah satu dari "Ritus-Ritus Terakhir". "Ritus-Ritus Terakhir" yang lain adalah pengakuan dosa (jika orang yang sekarat tersebut secara fisik tidak memungkinkan untuk mengakui dosanya, maka minimal diberikan absolusi, yang tergantung pada ada atau tidaknya penyesalan si sakit atas dosa-dosanya). Sekaligus juga diberikan Ekaristi. Bila diberikan kepada orang yang sekarat dikenal dengan sebutan "Viaticum", sebuah kata yang arti aslinya dalam bahasa Latin adalah "bekal perjalanan".

Tata Cara Pengurapan Orang Sakit

(I: Imam, U: Umat)

Tanda Salib
I: Semoga damai sejahtera dari Allah meliputi tempat ini dan semua yang tinggal di dalamnya.
U: Sekarang dan selama-lamanya.

Percikan Air Suci:
I: Semoga air suci ini mengingatkan saudara akan Sakramen Baptis yang telah saudara terima dan mengingatkan pula akan Yesus Kristus yang telah menebus kita melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Amin

Tobat (kalau perlu dan bisa, si sakit dapat mengaku dosa)

Doa Pembukaan:
Ya Bapa yang maha pengasih, kami berkumpul disini ikut merasakan penderitaan Saudara-kami berharap Engkau berkenan melepaskan kami dari beban hati ini dan memberikan ketenangan, ketabahan, serta keselamatan kepada saudara kami. Kami mohon dengan sangat, sudilah Engkau mendengarkan keluh kesah dan kerinduan hati kami semua. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin

Bacaan (Mat 8: 5-8. 10.13; Yak 5: 14-16, atau yang sesuai) dilanjutkan Homili singkat.

Pengurapan:
I: Semoga dengan pengurapan suci ini, Allah yang maha rahim menolong Saudara dengan rahmat Roh Kudus.
U: Amin
I: Semoga Ia membebaskan Saudara dari dosa, menganugerahkan keselamatan dan berkenan menabahkan hati Saudara.
U: Amin
I: Marilah berdoa, Ya Allah, hamba-Mu yang sedang terbaring sakit ini telah menerima Sakramen Pengurapan. Ia sangat mendambakan rahmatMu untuk keselamatan jiwa dan raganya. Tunjukkanlah kasih sayang-Mu dan tabahkanlah hatinya dengan Roh-Mu. Semoga ia menjadi teladan kesabaran dan kebahagiaan oleh karena imannya yang teguh dan pengharapannya yang tak tergoncangkan. Semua ini kami mohonkan demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U: Amin

Bapa Kami-(Doa Bapa Kami)

Komuni Bekal Suci (Viaticum) fakultatif

Sumber : http://pendalamanimankatolik.com/tag/sakramen-pengurapan-orang-sakit/

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)