Latest News

Sunday, November 24, 2013

GITA BAKTI HERKULANUS : Menyanyi Untuk Berbakti Kepada Tuhan

Oleh : Ign. Djoko Irianto

Dalam tradisi Perjanjian Lama ada kebiasaan tentang pembagian tugas atau pembentukan kelompok tugas dalam kegiatan di rumah Tuhan (Bait suci). Suku Lewi dipercaya dan ditetapkan sebagai petugas di rumah Tuhan. Kedudukan ini menimbulkan kesadaran bagi orang-orang Lewi untuk mengatur pembagian tugas supaya ibadat dapat berjalan lancar dan menyentuh. Salah satu kelompok yang dibentuk dan terlibat dalam ibadat adalah kelompok musik dan nyanyian (I Tawarikh 6:31- 32; I Tawarikh 23: 5; 25: 1- 8). Secara bertahap, kelompok musik dan nyanyian ini menata diri agar tidak menjadi kelompok yang ala kadarnya, tetapi menjadi kelompok yang memang amat serius dalam menjalankan tugasnya dalam setiap ibadat (I Tawarikh 25: 7).

Puji-pujian yang disampaikan oleh kelompok musik dan nyanyian ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ibadat. Bahkan mereka menempati kedudukan khusus dalam ibadat [I Tawarikh 6: 31; II Tawarikh 5: 11- 13]. Sekalipun tidak secara eksplisit menyebut jenis nyanyian dan cara menyanyikan, tetapi tersirat pemahaman bahwa puji-pujian ataupun nyanyian dalam ibadat harus dipersiapkan dengan baik, bukan hanya masalah teknik vokal maupun penampilan, tetapi juga suasana hati para pemujinya. Sehingga puji-pujian yang disampaikan itu benar-benar adalah ekspresi iman, bukan sekedar keindahan suara (Amos 5: 23).

Paroki Santo Herkulanus melalui koordinator seksi liturgi DPP telah melahirkan kelompok nyanyian untuk ibadat yang diberi nama �PS. Gita Bakti Herkulanus�. Gita Bakti Herkulanus mengandung makna �bernyanyi untuk berbakti kepada Tuhan dalam lindungan Santo Herkulanus�. Visi kelompok nyanyian ini adalah untuk mewujudkan pelayanan di bidang peribadatan, dengan lagu-lagu liturgis, serta memeriahkan suasana pertemuan gerejani dengan mengemban nama baik gereja paroki St. Herkulanus Depok.

Puji Tuhan, PS. Gita Bakti Herkulanus telah diresmikan dan diberkati oleh Pastor Paroki RD. Y. Dwi Karyanto pada hari Minggu malam tanggal 18 Agustus 2013. Dalam usianya yang relatif sangat muda, kurang lebih 3 bulan, PS. Gita Bakti Herkulanus telah beberapa kali bertugas melayani dalam Perayaan Ekaristi di Paroki sendiri yaitu Paroki St. Herkulanus, dan pada hari ini tanggal 24 November 2013 pada Perayaan Ekaristi Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam, PS Gita Bakti Herkulanus bertugas mengiringi nyanyian. Berikutnya, direncanakan pada Minggu Adven kedua, untuk pertama kalinya PS Gita Bakti Herkulanus akan bertugas melayani di luar Paroki sendiri. PS Gita Bakti Herkulanus akan bertugas dalam Perayaan Ekaristi di Paroki St. Paulus Depok pada tanggal 8 Desember 2013 pada Misa kedua yaitu pkl. 08.00.

Sesuai dengan visi dan misi yang diemban, PS. Gita Bakti Herkulanus senantiasa mendukung kegiatan liturgi di Paroki dan bekerja sama dengan kelompok-kelompok nyanyian dari paroki-paroki tetangga. Program kegiatan terdekat, selain latihan koor setiap minggu malam, berdasarkan undangan dari Sie Liturgi Paroki St. Matheus Depok II Tengah, pada tanggal 19 Januari 2014 PS. Gita Bakti Herkulanus akan menyanyi di Paroki St. Matheus. Kegiatan ini juga akan diikuti oleh kelompok nyanyian atau kelompok Paduan Suara Paroki se Dekenat Utara, Keuskupan Bogor. PS. Gita Bakti Herkulanus juga telah terjadwal bersama Panitia Pembangunan Sarana dan Prasarana Gereja (PPG) St. Herkulanus untuk bertugas di Paroki St. Fransiskus Asisi, Sukasari, Bogor pada tanggal 9 Februari 2014.

Sebagai kelompok Paduan Suara Paroki, keanggotaan PS Gita Bakti Herkulanus meliputi keempat wilayah yang ada di Paroki St. Herkulanus. Hingga hari ini tercatat 43 anggota PS Gita Bakti Herkulanus. Bagi bapak/ibu umat Paroki St. Herkulanus yang berminat bisa bergabung dalam latihan koor PS Gita Bakti Herkulanus yang diselenggarakan setiap minggu malam usai Misa.

Mohon doa dari seluruh umat Paroki St. Herkulanus agar tugas-tugas pelayanan PS. Gita Bakti Herkulanus dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Semoga para anggota PS Gita Bakti Herkulanus dianugerahi ketekunan, kedisiplinan, dan kerendahan hati; agar mampu setia pada komitmennya, bernyanyi untuk memuji Tuhan, dalam gereja dan masyarakat.

Tuhan memberkati kita semua.

*) Penulis adalah Ketua PS. Gita Bakti Herkulanus

"Setelah Tahun Iman, bagaimana...?"

Mgr. Petrus Boddeng Timang
Paus Benediktus XVI dalam surat Apostolik Porta Fidei (Pintu kepada Iman) tertanggal 11 Oktober 2011 mencanangkan Tahun Iman yang berlanggsung dari tanggal 11 Oktober 2011 sampai tanggal 24 November 2013. Tanggal 11 Oktober 2012 adalah hari ulang tahun ke-50 Konsili Vatikan II juga ulang tahun ke-20 terbitnya buku Katekismus Gereja Katolik (KGK). 


Konsili Vatikan II menegaskan dan memberikan pengarahan kepada Gereja dalam proses Pembaharuan Diri (aggiornamento) yang sesungguhnya sudah dimulai sejak awal abad ke-20, sedangkan Katekismus Gereja Katolik (KGK), buah sejati Konsili Vatikan II, dimaksudkan sebagai saran bantu untuk katekese umat untuk membeberkan kepada segenap umat beriman gambaran tentang kekuatan dan keindahan iman kepercayaan kita.

Pada tahun 1976, untuk memperingati 1900 tahun wafatnya Rasul Petrus dan Paulus sebagai martir, Paus Paulus VI sudah memaklumkan Tahun Iman untuk mengajak seluruh Gereja memulihkan kembali pemahaman yang tepat atas iman kepercayaan Katolik sehingga dengan demikian juga menguatkan, memurnikan dan mengakuinya. Dengan demikian umat Katolik, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok, dapat memberikan kesaksian iman yang konsisten dalam situasi sosial.
Tahun Iman adalah pertama-tama panggilan untuk pertobatan sejati untuk kembali kepada Tuhan, satu-satunya Juruselamat dunia. 

Melalui wafat dan kebangkitan Kristus, Allah telah menyatakan sepenuh-penuhnya kasih-Nya yang menyelamatkan, yang memanggil manusia kepada pertobatan hidup melalui pengampunan dosa (Kis 5:31). �Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan selama kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru� (Rm 6:4). Sejauh manusia bersedia dengan bebas menanggapi uluran tangan dan panggilah kasih Allah itu, pikiran, persaaan, mentalitas dan perilakunya perlahan-lah dimurnikan dan diubah sedemikian sehingga �bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup didalam aku.� (Gal 2:20). Proses itu berjalan terus sepanjang hidup di dunia iini hingga tiba saatnya kita �sempurna, sama seperti Bapa yang di Surga adalah sempurna� (Mat 5:48; Porta Fidei n.6).

Iman pertama-tama anugerah Allah berkat daya dan penerangan Roh Kudus. Pada hari Pentakosta, Petrus mewartakan misteri Iman Kristiani yang paling inti dan paling dalam �bahwa Allah telah membuat Yesus yang disalibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus� (Kis 2:36). Iman adalah pengakuan �bahwa Yesus adalah Tuhan, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati� (Rm 10:9). Roh Kuduslah yang menganugerahkan iman kepada seseorang. Karena itu Rasul Paulus berani menyatakan �dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan� (Rm 10:10). Maka tahap-tahap dalam proses timbulnya iman adalah:

1. Tuhan dalam Roh-Nya membuka hati seseorang terhadap pewartaan Sabda Allah (Kis 16:14). 

2.Orang bersangkutan bertobat dan memberikan diri dibaptis untuk pengampunan dosa-dosanya (Kis 2:38).

3. Selanjutnya dia menerima anugerah-anugerah Roh Kudus untuk mewartakan dengan bibir dan perbuatan apa yang diimaninya (Rm 9:15).

Beriman bukalah suatu urusan pribadi belaka yang artinya hanya �rohani�. Beriman berarti dimanapun, kapanpun, dalam situasi apapun selalu berpihak pada Allah dan tetap bersama Allah �yang selalu setia dan tetap bersama kita� (1 Tim 2:13).

Pengakuan Iman, Credo, �Aku Percaya� yang diucapkan dengan bibir sesungguhnya adalah pertanggungjawaban, janji setia dan kesaksian bahwa Tuhan Yesus yang kita imani telah mengalahkan kejahatan dan kematian. Apapun juga yang terjadi, seberat apapun cobaan yang menimpa, kita tetap percaya bahwa Dia telah menghancurkan kekuatan si jahat dan dalam Gereja-Nya yang kudus, Dia hadir demi pengampunan dosa dan keselamatan kekal semua orang (Porta Fidei n.15).

Tiga setengah abad yang lalu, Pater Ventimiglia telah menjejakkan iman di bumi Kalimantan. Iman yang ditaburkan tiga setengah abad yang lalu, perlahan tapi pasti, bertumbuh dan berkembang berkat kehadiran para misionari yang mengikuti jejak iman Pater Ventimiglia hingga terbentuklah Vikariat Apostolik Kalimantan yang meliputi hampir seluruh pulau Kalimantan. Pada tahun 1938, Roma mendirikan Prefektur Apostolik Banjarmasin. Peristiwa itu menjadi sejarah bagi Gereja di Keuskupan Banjarmasin pada tahun 2013 ini genap berusia 75 tahun.


Dalam rasa syukur atas 75 tahun usia Keuskupan Banjarmasin, saya mengucapkan selamat melanjutkan Tahun Iman dengan tetap mendalami, menghayati serta mengamalkan iman dalam lingkup pribadi, keluarga, komunitas dan terutama dalam ranah publik.

Pada Pesta Salib Suci, 14 September 2013

+ Mgr. Petrus Boddeng Timang +

Uskup Keuskupan Banjarmasin

Saturday, November 23, 2013

Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam


Perayaan ini ditetapkan oleh Paus Pius XI tahun 1925 pada setiap hari Minggu  terakhir bulan Oktober, menjelas pesta segala orang kudus. Maksud utama perayaan ini sangat spiritual-pedagogis seperti terungkap melalui ensikliknya �Quas Primas�. Beliau sengaja menantang Atheisme dan Sekularisme di zamannya dengan menampilkan Kristus sebagai yang lebih tinggi dan lebih berkuasa daripada segala kekuatan dunia.

Sejak tahun 1970 perayaan ini mengalami perubahan penekanan: Kristus lebih bercorak kosmis dan eskatologis. Oleh karena itu, penempatan tanggalnya pun berubah: bukan lagi pada hari Minggu terakhir bulan Oktober, tetapi pada hari Minggu Biasa XXXIII/ XXXIV, menjelang Hari Minggu I Adventus. Jadi, jelas pula sebagai penutup tahun liturgi Gereja. Kristus adalah Alfa dan Omega.

Injil Tahun A (Mat 25:31-46): mewartakan kabar kedatangan Putra Manusia dengan kemuliaan untuk mengadili manusia dengan penuh kasih pada akhir zaman. Dimensi kosmis-eskatologis tampak jelas disini. Sedangkan Injil Tahun B (Yoh 18:33b-37) tentang Kristus di hadapan Pilatus: �Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini.� Tampak dimensi pengalaman mistik umat beriman. Tahun C (Luk 22:35-43): bahwa Kristus yang tersalib adalah Raja bangsa Yahudi. Dimesi penderitaan Kristus sampai wafat-Nya di kayu salib menampakkan sekaligus urapan imamat Sang Raja yang mengurbankan diri sebagai santapan keselamatan abadi.

Prefasi tetap berasal dari susunan tahun 1925, Kristus adalah Imam abadi dan Raja alam semesta, yang akan mempersembahkan segalanya kepada Bapa-nya: �Kerajaan abadi dan universal yakni: Kerajaan Kebenaran dan Kehidupan; Kekudusan dan Rahmat, Keadilan, Cinta Kasih dan Kedamaian.�

Ibadat Harian memuat dua madah yang disusun oleh imam Yesuit, berasal dari tahun 1925 juga. Ibadat Bacaan menyajikan renungan Origenes tentang Kerajaan Allah dalam Kristus yang tinggal didalam diri kita. Disadur oleh Katolisitas Indonesia dari buku Memaknai Perayaan Liturgi karya RP. Bosco Da Cunha O. Carm.

Tuesday, November 19, 2013

Ya, Kami Bersedia

Oleh : Ign. Djoko Irianto

Setiap kali kita mengikuti upacara pelantikan pengurus atau pelantikan pelayan gereja, selalu kita saksikan prosesi dialog antara imam dan para calon pengurus/pelayan gereja yang akan dilantik. Ketika imam bertanya tentang kesediaan para calon, dengan mantap para calon menjawab : �Ya, kami bersedia.� Dialog ini tentu saja bukan sekedar ritual atau formalitas belaka, tetapi sungguh suatu ungkapan sikap �bersedia� yang keluar dari hati yang penuh kesadaran. Jawaban �Ya, kami bersedia� adalah janji yang diucapkan, janji untuk bersedia melaksanakan tugas sebagai konsekuensi atas pelantikan tersebut.

Bulan ini semua lingkungan sedang mempersiapkan diri untuk memilih calon � calon pengurus lingkungan dan mengusulkan calon-calon pengurus Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Dewan Keuangan Paroki (DKP) Paroki Santo Herkulanus. Mereka adalah para calon-calon pengurus gereja atau calon-calon pelayan gereja untuk masa bakti 3 tahun ke depan. Mereka tentu juga akan menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh Imam di hadapan seluruh umat, �Ya, kami bersedia�. Seluruh umat akan menjadi saksi atas janji para calon untuk menjadi pengurus dan pelayan-pelayan gereja.

Gereja adalah kita semua, tua dan muda, pria dan wanita, dan apapun status sosial kita, kita semua adalah sama. Kita semua bertanggungjawab terhadap perkembangan gereja kita. Karena itu setiap orang dipanggil dan diutus untuk menjadi pelayan bagi yang lain. Tuhan kita Yesus Kristus telah mengajarkan kepada kita tentang hal ini seperti yang ditulis dalam Injil Markus 9:35. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."

Hari ini kita bergembira dan bersyukur karena pada hari ini tanggal 17 November 2013 akan dilakukan pelantikan atau pengukuhan calon anggota baru Misdinar Paroki Santo Herkulanus. Sebanyak 19 anak akan dikukuhkan menjadi anggota Misdinar yang baru. Dalam upacara pengukuhan mereka menjadi misdinar, mereka juga akan menjawab dengan mantap pertanyaan Imam, �Ya, kami bersedia�, bersedia menjadi misdinar Paroki Santo Herkulanus. Kita bersyukur dan bergembira karena mereka adalah anak-anak kita, mereka adalah sebagian dari anak-anak Paroki yang mau belajar untuk menjadi pelayan-pelayan gereja. Mereka semua adalah masa depan gereja.

Para calon Misdinar yang akan dilantik adalah anak-anak yang telah menerima �komuni pertama�. Setelah mendaftar menjadi calon Misdinar, selama 4 bulan mereka dipersiapkan, dibimbing dan diberi pelajaran oleh kakak-kakak misdinar senior dan juga oleh pembina misdinar agar siap melayani altar Tuhan dalam perayaan Ekaristi. Mereka belajar tentang doa, tentang Tata Perayaan Ekaristi, tentang peralatan liturgi, tentang warna liturgi, tahun liturgi dan hal-hal lain yang terkait dengan liturgi Gereja Katolik.

Sebagai ungkapan syukur, disampaikan ucapkan selamat dan terima kasih kepada para orang tua yang putra-putrinya pada hari ini dikukuhkan menjadi Misdinar Paroki Santo Herkulanus yang baru. Ucapan selamat dan terima kasih disampaikan juga kepada para misdinar senior atau para pendamping di bawah koordinasi Syahril Parlindungan Marbun, SH yang dengan tekun membimbing para calon Misdinar hingga mereka siap menjadi Misdinar. Kiranya kerjasama dalam pelayanan di gereja ini dapat terus ditumbuh-kembangkan dalam bidang-bidang pelayanan yang lain mulai dari anak-anak hingga dewasa nanti.

Terima kasih kepada Pastor Paroki, seksi liturgi Paroki, seluruh anggota Misdinar dan seluruh umat atas perhatian dan dukungannya, semoga Misdinar Paroki Santo Herkulanus semakin kompak dan semakin bertekun dalam pelayanan. Tuhan memberkati kita semua.

*) Penulis adalah Pembina Misdinar Paroki Santo Herkulanus.

Friday, November 15, 2013

Ex Cathedra dan dogma Infallibilitas

Paus Fransiskus pada kursi Keuskupannya di Katedral Agung Basilika Lateran
Istilah ex cathedra  berasal dari kata-kata bahasa Latin yang berarti �dari takhta Uskup�. Dari kata ini munculah kata Katedral, yang berarti kursi Uskup Diosesan/takhta Uskup yang berada di salah satu gedung gereja di sebuah Keuskupan. Istilah Katedral sudah ada sejak zaman Gereja perdana. Istilah ini sebenarnya hendak menggambarkan wewenang mengajar tertinggi didalam Gereja yang dimiliki oleh Paus selaku pemimpin dari para Uskup sedunia.

Dengan bertindak sebagai imam agung didalam Gereja, Paus adalah yang pertama dari antara yang sederajat (Primus Inter Pares) dan jabatan Paus sebagai penerus Apostolik dari St. Petrus meneruskan jabatan Petrus sendiri selaku pemimpin dari para Rasul. Sehingga ketika Paus mendeklarasikan ajaran iman dan moral secara ex cathedra maka ajaran ini harus dilindungi dengan karunia Infallibilitas Paus. Infallibilitas Paus adalah ketidakdapatan sesat Paus selaku Wakil dari Yesus Kristus (Vicarius Christi) dan Imam Agung dari Gereja Universal dalam mendeklarasikan ajaran iman dan moral kepada umat beriman.

Karunia agung ini tidak hanya terletak pada jabatan Paus namun juga pada Magisterium (Kuasa Mengajar Gereja) salah satu dari pilar iman Gereja Katolik. Kristus sendirilah yang menganugerahkan karunia ini kepada GerejaNya. Kristus memberikan karunia ini secara istimewa untuk melindungi GerejaNya dari alam maut/kesesatan kepada Petrus dan para Rasul dengan kuasa �mengikat dan melepaskan� (Mat 16:18).

Infabillitas Paus menurut definisi dari Konsili Vatikan I dan II
Ungkapan ex cathedra digunakan oleh Konsili Vatikan  I dalam merumuskan Infallibilitas Paus: �Oleh karena itu, dengan setia berpegang pada tradisi yang diterima dari awal agama Kristiani � kami mengajarkan dan merumuskan bahwa adalah suatu dogma yang diwahyukan Allah bahwa, apabila berbicara ex cathedra, Imam Agung Romawi memiliki Infabillitas yang dijanjikan kepadanya dalam diri Santo Petrus dan dengan itu Penebus ilahi mau membantu GerejaNya dalam merumuskan ajaran iman dan moral. Imam Agung Romawi ini berbicara ex cathedra apabila ia mengamalkan tugasnya sebagai gembala dan guru semua orang Kristiani dan dengan wewenang apostolic tertinggi serta bantuan ilahi, merumuskan suatu ajaran iman dan moral yang harus dipatuhi oleh seluruh Gereja. Oleh karena itu pernyataan-pernyataan Imam Agung Romawi seperti itu sedari hakikatnya tidak dapat diubah dan tidak tunduk pada persetujuan Gereja. � (Konstitusi Dogmatis, Pastor Aeternus, Bab IV, paragraph 11).

Sedangkan Konsili Vatikan II didalam dokumen Lumen Gentiumnomor 25 mengajarkan:

�Adapun ciri tidak dapat sesat itu, yang atas kehendak Penebus Ilahi dimiliki Gereja-Nya dalam menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan, meliputi seluruh perbendaharaan Wahyu Ilahi, yang harus dijagai dengan cermat dan diuraikan dengan setia. Ciri tidak dapat sesat itu ada pada Imam Agung di Roma, Kepala Dewan para Uskup, berdasarkan tugas beliau, bila selaku gembala dan guru tertinggi segenap Umat beriman, yang meneguhkan  saudara-saudara beliau dalam iman (lih. Luk 22:32), menetapkan ajaran tentang iman atau kesusilaan dengan tindakan definitif.�

�Akan tetapi, bila Imam Agung di Roma atau badan para Uskup bersama dengan beliau menetapkan ajaran, itu mereka kemukakan sesuai dengan Wahyu sendiri, yang harus dipegang teguh oleh semua orang yang menjadi pedoman hidup mereka. Wahyu itu secara tertulis atau melalui secara tradisi secara utuh diteruskan melalui pergantian para Uskup yang sah, dan terutama berkat usaha Imam Agung di Roma sendiri. Berkat cahaya Roh Kebenaran wahyu itu dalam Gereja dijaga dengan cermat dan diuraikan dengan setia.�

Secara sederhana, ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar suatu pernyataan Paus dapat dipandang ex cathedra dan dilindungi oleh Infallibilitas Paus yaitu:
1. Pernyataan tersebut harus universal, yakni dibuat oleh Paus sebagai gembala agung dan guru untuk seluruh Gereja, bukan hanya untuk sebagian dari Gereja.
2. Pernyataan tersebut harus berkaitan dengan masalah iman dan moral.
3. Pernyataan tersebut harus diajarkan secara definitif.

Beberapa kesalahpahaman dalam memahami dogma Infallibilitas
Infallibilitas bukanlah suatu ajaran yang beraliran tenang dalam artian bahwa setiap orang menerimanya, tidak jarang bahwa Infallibilitas sering kali disalahartikan bahkan disalahgunakan oleh sejumlah pihak yang membenci Gereja Katolik. Infallibility (ketidakdapatan sesat) seringkali disalahartikan dengan impeccability (ketidakdapatan berdosa). Mereka mengartikan bahwa Paus yang tidak dapat salah dalam mengajarkan dogma iman dan moral didalam Gereja maka secara otomatis ia pun tidak dapat berdosa atau dilindungi dari dosa karena jabatannya sebagai seorang Paus. Kesalahpahaman ini sebenarnya menyinggung masa kegelapan yang pernah dilintasi oleh Gereja Katolik di masa lalu dimana tidak sedikit Paus, yang berbuat buruk dan tidak bermoral. Sebagai contoh yaitu Paus Alexander VI yang dikenal sebagai Paus yang hidup berfoya-foya, memperkaya dirinya sendiri dan keponakannya Alexander Borgia bahkan sampai memiliki istri dan memperoleh beberapa anak.

Gereja Katolik secara terbuka mengakui dan sadar akan perbuatan buruk yang dilakukan oleh beberapa Paus namun apabila ditelaah kembali, ketika beberapa Paus yang berbuat bejat tersebut mendeklarasikan ajaran iman dan moral, tak pernah sekalipun ajaran tersebut jatuh dalam kesesatan atau didalamnya tercantum suatu kalimat yang salah sehingga mengacu pada konsep pemahaman yang keliru. Ini semua sebagai bukti bahwa Paus itu bisa salah contohnya salah menghitung, berkata-kata dan terutama berbuat dosa karena Paus bukanlah Tuhan, beliau adalah manusia. 

Namun ketika Paus mengumumkan suatu ajaran tentang iman dan moral secara ex cathedra maka perbuatannya itu berada dibawah naungan dari Roh Kudus sendiri, sehingga ajaran tersebut tidak dapat salah. Dilain kesempatan pula, dogma ini tak luput juga dari serangan beberapa kaum yang sebenarnya tidak memahami secara keseluruhan dari dogma ini. Salah satu diantaranya adalah penentangan St. Paulus terhadap St. Petrus (Galatia 2:11-15) harus diperhatikan bahwa sikap Paulus dalam menentang St. Petrus ini bukanlah karena ajaran Petrus yang tidak sesuai dengan Iman Kristen, tetapi sikapnya yang tidak konsisten dalam menerapkan keputusan Konsili Yerusalem mengenai kesamaan kedudukan kaum Yahudi yang bersunat dan sebaliknya. Sebab sebagai manusia Petrus dan penerusnya (para Paus) bisa salah, namun yang tidak bisa salah adalah ketika ia mendeklarasikan ajaran iman dan moral secara definitif yang berlaku untuk Gereja Universal.

Perlu diketahui pula bahwa tidak seluruhnya dari semua pernyataan ex cathedra dimaklumkan sebagai dogma, dalam beberapa dekade terakhir hanya ada dua dogma yang dirumuskan oleh Paus yaitu dogma Maria Dikandung Tanpa Noda oleh Paus Pius IX pada tahun 1854 dan dogma Maria Diangkat Ke Surga, yang ditetapkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1950. Dengan demikian sebagai umat Katolik, kita tidak perlu ragu dalam mempercayai seluruh dogma yang ada didalam Gereja Katolik, karena seluruh dogma yang ada didalam Gereja Katolik berasal dari inspirasi dari Roh Kudus sendiri dan kita harus percaya pula bahwa Kristus tidak akan pernah membiarkan Gereja yang didirikan-Nya sendiri jatuh dalam kesesatan (Mat 16:18) karena Ia akan membimbing Gereja-Nya sampai pada akhir zaman (Mat 28:20).

Dominus illuminatio mea!

Sunday, November 10, 2013

Pemberkatan Gereja-Gereja Basilika St. Petrus dan Paulus

Dalam kalender liturgi gereja Katolik, tanggal 18 November 2013 adalah peringatan Pemberkatan Gereja-gereja Basilika St. Petrus dan Paulus. Berikut sedikit ulasan tentang Basilika Santo Petrus dan Basilika Santo Paulus Roma. Postingan kesempatan ini dimaksudkan sebagai penambah pengetahuan demi memperkokoh iman kita yang bernaung di bawah panji Gereja Katolik, yang mana kedua Rasul besar ini, St. Petrus dan St. Paulus tetap mendapatkan tempat istimewa.

Basilika SANTO PETRUS

Basilika Santo Petrus (Bahasa Italia San Pietro in Vaticano) adalah sebuah basilika utama Katolik di Kota Vatikan, dikelilingi oleh Roma. Bangunan ini digambarkan sebagai gereja terbesar yang pernah dibangun (dia meliputi area 23.000 m� dan memiliki kapasitas lebih dari 60.000) dan salah satu situs tersuci dalam Kekristenan. Konstruksi basilika ini dimulai pada 1506 dan rampung pada 1626.

Basilika Santo Petrus dibangun atas perintah Kaisar Kristen pertama Konstantin I, pada tahun 326 di tempat Santo Petrus menjadi martir. Seribu tiga ratus tahun kemudian bangunan ini mulai runtuh perlahan-lahan, dan oleh karena itu Paus Nikolas V memerintahkan agar dibangun sebuah basilika yang baru. Tetapi pembangunannya baru dimulai pada tahun 1506 pada masa jabatan Paus Julius II. Pembangunan basilika ini memakan waktu 120 tahun. Michelangelo diminta sumbangan karyanya dengan pieta-nya yang sangat terkenal itu. Waktu itu ia telah berusia 72 tahun. Basilika ini merupakan basilika terbesar di dunia dengan panjang 193 meter dan tinggi 132 meter.

Tradisi mengatakan bahwa tempat bangunan ini merupakan tempat Santo Petrus, salah satu rasul Yesus dan dianggap sebagai Paus pertama, disalibkan dan dikuburkan. Gereja ini merupakan tempat penguburan St Petrus di bawah altar utama. Paus lainnya juga dikubur di basilika ini.

BASILIKA SANTO PAULUS ROMA

Di Roma terdapat empat basilika agung: Basilika St. Petrus, St. Yohanes Lateran, Maria Maggiore dan Basilika Santo Paulus. Yang terakhir ini biasa disebut dengan nama resmi: Basilica di San Paolo fuori le Mura (Basilika Santo Paulus di luar tembok). Disebut demikian karena terletak di luar tembok kota Roma.

Menurut ceritera, Santo Paulus dieksekusi dengan cara dipenggal kepalanya di Roma. Hal itu terjadi saat kaisar Nero berkuasa. Para pengikut Paulus menguburkan jenasahnya serta membuat suatu peringatan di atas makamnya, cella memoriae. Orang-orang kristiani purba kerap berjiarah ke makam rasul besar ini.

Di atas makam inilah Kaisar Konstantinus mendirikan gereja Santo Paulus yang pertama (Nopember 324). Pada tahun 386, Kaisar Theodosius membangun basilika yang lebih besar, setelah sebelumnya meruntuhkan gereja pertama. Menurut catatan yang tertulis dalam tiang utama, basilika ini diberkati pada tahun 390 namun pembangunannya sendiri baru selesai tahun 395 pada masa Kaisar Honorius memerintah.

Gereja megah ini dalam perjalanan sejarah, mengalami beberapa kali renovasi. Gereja ini juga beberapa kali mengalami kerusakan. Pada abad ke-sembilan, saat terjadi penyerbuan Saracen, basilika mengalami kerusakan berat. Namun, kerusakan paling parah terjadi pada tanggal 15 Juli 1823. Saat itu basilika nyaris musnah dilahap si jago merah. Hal ini disebabkan kelalaian seorang pekerja yang sedang memperbaiki atap gereja. Selain gereja, turut juga terbakar barang-barang bersejarah yang telah tersimpan selama 1.435 tahun di dalamnya.

Paus Leo XII menunjuk sebuah komisi untuk membangun kembali basilika dengan ukuran yang sama dengan sebelumnya. Seluruh dunia bahu membahu mendirikan kembali basilika bersejarah ini. Viceroy dari Mesir mengirim pilar-pilar batu pualam, Kaisar Rusia menyumbang barang-barang berharga untuk tabernakel sementara bagian utama diselesaikan atas bantuan pemerintah Italia.

Basilika Santo Paulus dibuka kembali pada tahun 1840. Kendati demikian, pemberkatan serta peresmiannya baru dilakukan limabelas tahun kemudian oleh Paus Pius IX. Saat itu hadir sekurangnya lima puluh kardinal.

Patut dicatat, bersebelahan dengan basilika dibangun sebuah beranda oleh keluarga Vassalletti (1208-1235). Sebuah puisi tertulis dalam beranda tersebut yang menggambarkan kehidupan para rahib. Para rahib memang tinggal di biara sekaligus menjadi penjaga basilika.

Sebagai daya tarik pengunjung, di kompleks basilika, terdapat juga museum serta toko souvenir. Bila sekedar ingin membeli barang-barang religius seperti rosario atau salib, tidak disarankan membeli di tempat ini.

Basilika Santo Paulus di luar tembok merupakan gereja terbesar kedua sesudah basilika Santo Petrus di Vatikan. Basilika St. Paulus memiliki panjang 131.66 meter, lebar 65 dan tinggi nyaris 30 meter. Dengan 80 tiang-tiang besar yang terdapat di bagian depan gereja, basilika ini terasa megah. Di bagian depan kanan basilika, terdapat pintu suci yang hanya dibuka pada tahun-tahun jubileum saja atau setiap 25 tahun sekali. Sementara di sayap pintu utama terdapat patung St. Petrus dan Paulus hasil karya Gregorio Zappala (abad 19).

Ada yang unik dalam gedung basilika ini. Di sekeliling basilika, bagian atas, terdapat lukisan mosaik setiap Paus. Sejak Paus pertama, yaitu Santo Petrus, hingga Paus yang kini bertahta, Benediktus XVI terdapat gambarnya. Dengan demikian, sudah ada 265 gambar Paus terdapat di dalam tempat khusus tersebut. Kalau kita perhatikan, hanya tinggal beberapa tempat saja yang tersisa. Konon, bila semua tempat telah terisi, maka duniapun akan kiamat�.

Paulus adalah rasul besar yang amat berjasa menyebarkan ajaran Kristus. Basilika megah yang kokoh berdiri adalah bukti penghormatan nyata atas jasa-jasa Paulus. Berjiarah ke tempat ini mengingatkan kita akan perjuangan serta pengorbanan Paulus yang luar biasa demi gereja, demi kita semua.

Sumber dari internet

Friday, November 8, 2013

Doa bagi Jiwa-jiwa di Api Penyucian


Allah Bapa yang Maharahim, kami mempersembahkan kepadaMu Darah Tersuci dari PuteraMu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus, Juruselamat dunia, dalam kesatuan dengan semua Misa Kudus yang dipersembahkan di seluruh dunia pada hari ini bagi jiwa-jiwa  kaum beriman yang telah meninggal dan masih berada di Api Penyucian. Kami mohon belas kasihanMu dan ringankanlah penderitaan mereka. Ampunilah segala kesalahan dan dosa mereka, terlebih atas mereka yang meninggal secara mendadak, tanpa persiapan dan tidak sempat bertobat.

Pada saat ini kami juga berdoa bagi mereka yang arwahnya tidak pernah mendapat perhatian dan doa-doa dari pihak keluarganya. Kami juga berdoa bagi jiwa-jiwa anggota keluarga kami yang telah meninggal, khususnya atas � (sebutkan nama-nama mereka). Pada waktunya mereka yang merindukan �tanah air sorgawi� (Ibr 11:16) akhirnya Engkau perkenankan masuk dan menikmati kebahagiaan kekal serta sukacita abadi bersama para malaikat dan semua orang kudus. Semua ini kami mohon kepadaMu, dalam nama Yesus Kristus, PuteraMu, Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, Allah, se0panjang segala masa. Amin.

Bapa Kami �
Salam Maria � (3x)                                                 
Kemuliaan �
Terpujilah �

Bunda Maria, perlindungan orang berdosa doakanlah jiwa-jiwa kaum beriman yang telah meninggal, khususnya mereka yang masih ada di Api Penyucian. Amin.

Bawalah kepadaKu jiwa-jiwa yang dipenjarakan di Api Penyucian, dan benamkanlah mereka dalam lubuk kerahimanKu, biarlah banjir DarahKu menyejukkan mereka yang kepanasan. Semua jiwa ini sangat Kukasihi. Mereka sedang melunasi hukumanKu yang adil. Engkau memiliki kekuatan untuk meringankan mereka. Ambilla segala indulgensi dari khazanah GerejaKu dan persembahkanlah semua itu demi mereka.� [Buku Catatan Harian St. Faustina, no. 1226]

Tuesday, November 5, 2013

Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran

Dalam Bahasa Latin, basilika (berasal dari Bahasa Yunani, Basilik� Sto�, yang berarti Stoa Kerajaan), pada mulanya digunakan untuk menggambarkan sebuah bangunan publik Romawi (seperti juga di Yunani, umumnya sebuah tempat pertemuan), biasanya terletak di pusat sebuah kota Romawi (forum). Di kota-kota Yunani kuno, basilika umum mulai muncul pada abad ke-2 sebelum masehi.

Setelah Kekaisaran Romawi resmi menjadi negara kristen, kata tersebut berkembang untuk merujuk pada sebuah gereja yang besar dan penting yang telah diberikan ritus upacara khusus oleh paus. Oleh karena itu, basilika hari ini memiliki dua pengertian: satu dari segi arsitektur dan satu lagi dari segi kegerejaan.
Dalam kalender liturgi, pada tahun 2013 pesta pemberkatan Gereja Basilika Lateran dirayakan pada tanggal 9 November 2013. Basilik Agung ini didirikan oleh Kaisar Konstantinus Agung, putera Santa Helena, pada tahun 324. Dalam konteks sejarah Gereja Kristen, basilik ini merupakan basilik agung yang pertama, yang melambangkan kemerdekaan dan perdamaian di dalam Gereja setelah tiga abad lebih berada dalam kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang kafir. Pemberkatannya yang diperingati hari ini merupakan peringatan akan kemerdekaan dan perdamaian itu.
Sejak zaman para rasul, sudah ada tempat-tempat berkumpul untuk merayakan ekaristi serta mendengarkan firman Allah. Namun karena ketenteraman Gereja selalu diselingi dengan aksi-aksi pengejaran dan penganiayaan terhadap orang kristen, maka gereja-gereja pada waktu itu hanyalah berupa sebuah ruangan di dalam rumah-rumah tinggal orang kristen. Selama berkobarnya penganiayaan, upacara-upacara keagamaan biasanya dirayakan di katakombe-katakombe, yaitu kuburan bawah tanah di luar kota.

Tahun 313, setelah bertobat, Kaisar Konstantinus bersama Lisinus mengumumkan edik Milano. Edik Milano adalah suatu keputusan dari kaisar yang memberikan kebebasan pada rakyatnya dalam beragama dan beribadah, secara khusus kepada orang-orang kristen. Motivasi Kaisar Konstantinus Agung mengeluarkan keputusan ini adalah karena perpecahan politik yang sedang terjadi di Romawi, yaitu perang saudara selama lebih dari setengah abad. Dengan keputusan tersebut, dia melihat bahwa kekuatan agama Kristen sanggup mempersatukan berbagai kekuatan yang berselisih saat pemerintahannya. Edik Milano juga dianggap merupakan titik balik sejarah di Eropa dalam hal kebebasan peradaban. Kemerdekaan dan jaminan kepada rakyat dalam berdemokrasi sesuai dengan prinsip-prinsipnya menjadi diakomodasi oleh negara.
Sesudah Kaisar Konstantinus bertobat dan mengumumkan edik Milano, ia memusatkan perhatiannya pada pembangunan gereja-gereja yang indah. Ibunya Santa Helena menjadi salah seorang pendorong dan pembantu dalam usaha mendirikan gereja-gereja itu. Gereja pertama yang dibangun ialah Basilik Agung Penebus Mahakudus di Lateran. Letaknya di atas bukit Goelius dan tergabung dengan istana kekaisaran, Lateran. Gereja ini diberkati dengan suatu upacara agung dan meriah oleh Paus Silvester I (314 � 335) pada tahun 324. Karena basilik itu merupakan gereja katedral untuk Uskup Roma yang sekaligus menjabat sebagai paus, maka basilik itu pun disebut �induk semua gereja�, baik di Roma maupun di seluruh dunia. Karena itu juga basilik Lateran merupakan gereja paroki bagi seluruh umat Katolik sedunia. Basilik itu sekarang disebut Gereja Santo Yohanes Lateran.

Awalnya pesta ini hanya dirayakan di Roma, namun kemudian menjadi pesta bagi seluruh gereja. Dalam pesta ini, selain dikenangkan dan diperingati kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, juga mau diungkapkan cinta kasih dan kesatuan umat dengan Uskup Roma, yang sekaligus menjabat sebagai paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta kasih Kristus.

Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan lambang Gereja, Umat Allah. Gereja yang sebenarnya tidak dibangun dari kayu dan batu yang mati, melainkan dari batu yang hidup. Kitalah batu hidup yang membentuk rumah Allah itu, kediaman Roh Kudus yang indah berseri karena hidup suci. Apakah kita dalam hidup sehari-hari ikut membangun Gereja yang hidup itu?

Santo Teodorus Tiro, Martir

Teodorus Tiro-yang juga dikenal dengan nama 'Teodoros Amasea' adalah prajurit Romawi yang beragama Kristen. Bersama rekan-rekannya yang ada di dalam divisi Tyronum, ia ditugaskan untuk menjaga keamanan di wilayah Pontus, Asia Kecil sekitar Laut Hitam. Menurut legenda, sementara ia berada dalam kedudukan sebagai seorang prajurit `tiro' (= yang direkrut), ia dipaksa untuk turut serta. di dalam upacara korban kepada dewa-dewa kafir Romawi; namun karena imannya ia dengan tegas menolak untuk turut serta di dalam praktek kekafiran itu. Ia tetap berpegang teguh pada imannya dan hanya Ingin menyembah Kristus sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah oleh manusia. Oleh karena itu ia ditangkap, disiksa secara bengis oleh pasukan kafir lainnya. Akhirnya pada tahun 306, ia dibakar hidup-hidup hingga mati.

Di kaki bukit Palatium, Roma, didirikan sebuah gereja untuk menghormati dia sebagai martir Kristus yang berani mati karena mempertahankan imannya. Makamnya sendiri terdapat di Euchaita, Asia Kecil. Kemungkinan ia dan Teodorus Stratelates, yang juga disebut Teodoros dari Heraclea adalah orang yang sama.

Sumber :
http://www.imankatolik.or.id/
http://kasihilahsesamamumanusia.blogspot.com/

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)