Latest News

Showing posts with label Bapa Gereja. Show all posts
Showing posts with label Bapa Gereja. Show all posts

Friday, July 12, 2013

Surat Dari Biara St. Maron Kepada Paus Hormisdas

Pada tahun 517 AD, sejumlah besar biarawan meninggalkan biara St. Maron, dan pergi ke Biara St. Simon sang Stylite murid St. Maron dekat Alepo. Dalam perjalanan menuju biara itu mereka diangkap oleh sejumlah tentara pendukung bidaah monofisitisme (Kristus hanya memiliki satu kodrat, bertentangan pengajaran Katolik bahwa Kristus memiliki dua kodrat tak terpisah tak tercamput). Tiga ratus lima puluh biarawan dibunuh. Hanya sedikit yang selamat dan terluka dan berhasil melarikan diri. Kemudian Alexander pemimpin biara St. Maron dan pemimpin biara-biara di sekitarnya menulis kepada Paus Hormisdas dan memberitakan kepada Paus mengenai pembantaian oleh kaum Monofisit ini. Mereka juga mengatakan bahwa banyak biara dibakar dan meyakinkan Paus bahwa para biarawan tetap setia kepada Gereja Katolik dan tidak takut menderita kematian karena iman mereka. Surat Alexander ini sedikit banyak menunjukkan kepada otoritas yang dimiliki Paus dalam Gereja-gereja Timur, di masa ketika Gereja Antiokhia sedang berada dalam krisis besar otoritas Paus sebagai Patriarkh Gereja Universal nampak semakin jelas. Para biarawan dari St. Maron inilah yang kemudian berkembang menjadi suatu tradisi tersendiri yang kita kenal sebagai Gereja Maronit, satu-satunya Gereja Timur yang tidak memiliki badan Ortodoks yang terpisah dari Roma.

Kepada Yang Tersuci dengan kekudusan yang mendalam, Hormisdas, Patriarkh Universal, yang duduk di Tahta Petrus, Pangeran Para Rasul. Kami menyampaikan permintaan penuh doa dari hamba yang hina pemimpin biara-biara di wilayah Syria II dan semua biarawannya.

Karena rahmat Kristus, Penyelamat kita, mendorong kami berlari kepadamu Yang Terberkati [sapaan khas Gereja-gereja Timur kepada seorang Uskup], seperti orang yang berlindung dari hujan badai di pelabuhan yang aman, kami percaya, bahwa engkau adalah perlindungan kami, walaupun kami menderita kesusahan yang teramat berat, kami menanggungnya dengan sukacita, karena kami percaya, bahwa penderitaan dunia ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kemuliaan abadi yang akan disingkapkan bagi kami.

Karena Kristus, Allah kita, telah menetapkan engkau sebagai Pemimpin dan Gembala dan Tabib bagi jiwa-jiwa, adalah tugas kami untuk menyampaikan kepadamu penganiayaan yang telah kami derita, agar engkau menyadari bahwa ada serigala yang tanpa belas kasih, yang memecah belah kawanan domba Kristus dan kami memohon kepadamu agar engkau dengan tongkatmu mengusir para serigala ini dari kawanan domva, dan untuk menyembuhkan jiwa dengan pengajaran Sabda Tuhan, dan rawatlah mereka dengan doa-doamu� baik Severus [Patriarkh Antiokhia] dan Petrus [Uskup Apamea]�karena mereka berusaha memaksa kami untuk menolak ajaran yang benar dari Konsili Chalcedon.

Saat kami sedang dalam perjalanan menuju Biara St. Simon untuk kepentingan Gereja, kami diserang oleh orang-orang jahat yang membunuh 350 orang dari antara kami dan melukai banyak lainnya. Bahkan ada diantara kami yang melarikan diri ke gereja-gereja untuk berlindung, tetap dibunuh di hadapan Altar. Maka kami memohon kepadamu Bapa Suci bangkitlah dengan kekuatan dan ketekunan dan berbelaskasihlah atas tubuh kami yang terluka ini; karena engkau adalah kepala dari semua�karena engkau adalah gembala sejati dan tabib yang merawat domba-domba dan keselamatan mereka: �Aku mengenal domba-domba-Ku, dan domba-dombaku mengenal Aku..�[Yoh10:14-16]. Jadi janganlah mengabaikan kami Yang Tersuci, karena setiap hari kami berhadapan dengan luka-luka yang mematikan.

Tertanda
Saya, Alexander, karena rahmat Allah, Imam, Pimpinan Biara St. Maron.
[Menyusul tanda tangan semua biarawan di Biara itu dan para Imam lainnya]

Sumber: Dau, B 1984. History of the Maronites- Religious, Cultural and Political. London: Lebanese Maronite Order. p.172-175

Surat ini sedikit banyak mengingatkan kita kepada Konsili Chalcedon sendiri dimana surat Paus Leo dibacakan dan para Bapa Konsili berseru: 
�Inilah iman para bapa, inilah iman Para Rasul. Kami semua mempercayainya, inilah kepercayaan ortodoks. Terkutuklah mereka yang menolaknya. Petrus telah berbicara melalui Leo. Begitulah ajaran Para Rasul. Dengan saleh dan benar Leo mengajarkannya, begitu juga Cyril. Kenangan abadi akan Cyril. Leo dan Cyril mengajarkan hal yang sama, terkutuklah mereka yang tidak mempercayainya. Inilah iman yang benar. Kami yang ortodoks mempercayainya. Inilah iman para bapa.� (Ekstrak dari Akta sesudah pembacaan surat St. Leo)
Disalin ulang oleh Katolisitas Indonesia dari Blog Pater Daniel Pane CSE

Tuesday, May 7, 2013

Kutipan Dari Santo Yohanes Krisostomus

�Kita telah melihat terang sejati, kita telah menerima Roh surgawi, kita telah menemukan iman yang benar, menyembah Trinitas tak terbagi, yang telah menyelamatkan kita.� (Madah Komuni, Liturgi Ilahi St. Yohanes Krisostomos)

�Engkau bersikeras bahwa engkau tidak pernah mengundang orang untuk berbuat dosa. Memang engkau tidak melakukannya dengan lidahmu, tetapi engkau melakukannya dengan busanamu dan dengan tingkah lakumu, yang jauh lebih efektif daripada yang dapat kau lakukan dengan mulutmu. Apabila engkau telah membuat orang lain berdosa dalam hatinya, bagaimana mungkin engkau mengatakan bahwa engkau tidak bersalah? Engkau telah mengasah dan menghunus pedangmu. Engkau menikamkannya sehingga jiwa terluka.�

�Ketika kalian berada di depan altar di mana Kristus hadir, jangan lagi beranggapan bahwa kalian berada di antara manusia; tetapi yakinlah bahwa bala tentara malaikat serta malaikat agung berdiri di sampingmu, dan dengan gemetar karena hormat berada di hadapan Pencipta Langit dan Bumi yang Mahakuasa. Oleh sebab itu, ketika kalian berada dalam Gereja, hadirlah di sana dalam keheningan, dengan khidmad dan khusuk.�

�Tidak ada seorang yang dapat beralasan tidak berdoa dengan dalih dipenuhi kesibukan sehari-hari atau tidak dapat berada di gereja. Di mana pun, tidak peduli di mana kamu menemukan dirimu, kamu dapat menegakkan sebuah altar kepada Allah dalam hatimu dengan cara berdoa .�

�Merasa malulah kamu ketika berbuat dosa, bukan ketika kamu bertobat. Di sini ada dua hal yaitu dosa dan pertobatan. Dosa adalah luka, pertobatan adalah obat. Dosa diiringi dengan rasa malu; pertobatan diiringi dengan keberanian. Iblis telah menipumu tentang kenyataan ini dan justru memberimu keberanian untuk berbuat dosa serta rasa malu untuk bertobat.� 

�Ketika, karenanya, engkau menandai dirimu sendiri (dengan tanda salib), pikirkanlah tujuan dari salib, dan peraslah habis kemarahanmu atau nafsumu yang lain. Pertimbangkanlah harga yang telah dibayarkan kepadamu.� 

�Biarlah mulut berpuasa dari kata-kata yang memalukan dan kasar, sebab, apa gunanya ketika pada satu sisi, kita menghindari memakan ayam dan ikan, tetapi di sisi lainnnya kita memakan dan menghancurkan saudara-saudara kita?�

�Apakah kamu berbuat dosa? Masuklah ke Gereja dan bertobatlah dari dosa-dosamu, karena di sini menyediakan Tabibnya, bukan untuk menghakimimu, di sini tidak ada proses investigasi, dan seseorang menerima pengampunan dosanya.�

�Setiap hari pada malam hari, sebelum kamu terlelap tidur, bangkitkanlah penghakiman bagi hati nuranimu sendiri, mintalah pertanggung-jawaban dalam hal ini, dan semua yang berasal dari godaan si jahat yang mungkin telah kamu ambil untuk kamu lakukan selama hari ini. . . tusuklah mereka, hancurkanlah mereka berkeping-keping, dengan melakukan pertobatan bagi dosa-dosa.�

�Tandailah dirimu dengan tanda salib, renungkanlah maksud dari salib, dan padamkan kemarahanmu dan segala nafsumu.�

�Allah telah mendirikan Gereja seperti pelabuhan di tepi laut, agar kamu dapat berlindung dari pusaran kekhawatiran dan menemukan kedamaian dan ketenangan�

�Jalan ke neraka itu tersusun dari tulang-belulang para imam yang kacau dengan para uskup sebagai penunjuk jalannya.�

�Puncak dari penyangkalan diri adalah mendoakan orang-orang yang memusuhimu.� 

�Pekerjaan imam dilakukan di dunia, tetapi berperingkat di antara aturan-aturan surgawi. Dan ini benar, sebab tidak ada orang, malaikat, malaikat agung, dan kekuatan lain, melainkan sang Roh Kudus sendiri yang menahbiskan suksesi ini, dan meyakinkan manusia yang ketika masih berada dalam daging untuk mewakili pelayanan para malaikat. Imam, karenanya, haruslah murni seperti dia sedang berdiri di dalam surga, di tengah-tengah kekuatan itu.� 

�Kitab Suci membawa kita kepada Allah dan membuka sebuah jalan kepada pengetahuan tentang-Nya.�

''If Christ is with me, to whom should I be afraid?" 

"Jangan pernah memisahkan diri dari Gereja. Gereja adalah harapanmu. Gereja adalah keselamatanmu. Gereja adalah tempat perlindunganmu."

Riwayat singkat Santo Yohanes Krisostomus bisa dilihat (silahkan klik ini)
Dominus illuminatio mea!

Thursday, May 2, 2013

Bahaya Devosi Didalam Gereja Katolik

Dewasa kini, begitu banyak Devosi yang diarahkan oleh umat beriman kepada Santo-santa sebagai tanda penghormatan kepada mereka. Seperti yang kita ketahui bersama, para Santo-santa memiliki tempat dan peranan yang begitu unik didalam kehidupan Gerejawi. Didalam Gereja Katolik kita diajak untuk mengerti bahwa kita semua adalah anak-anak Allah yang telah dibaptis didalam Kristus Yesus. Gereja Katolik meyakini kekudusan hidup mereka dapat menjadi panutan atau teladan bagi setiap umat beriman dalam memetik nilai-nilai kehidupan yang tentu saja berhubungan tentang perjuangan hidup. 

Para Santo-santa adalah anggota Gereja yang telah mencapai kesempurnaan dan telah menyatukan diri sepenuhnya kepada Kristus (Theosis). Maka dengan menimba cinta dari para Santo-santa, kita dapat dikuatkan dalam kesatuan dan keseluruhan Tubuh Mistik Kristus itu sendiri. Sehingga sebagai persekutuan umat beriman, dimana para Santo-santa merupakan Gereja yang telah jaya dan kita yang merupakan Gereja yang masih berziarah dibumi, kita mampu saling mendoakan. Dimana kita dapat memohon doa mereka dan disamping itu pula mereka tidak henti-hentinya mendoakan kita.

Diantara begitu banyak Para kudus ada salah seorang yang memainkan peran yang begitu penting didalam sejarah penyelamatan umat manusia yaitu Santa Maria. Maria sebagai Bunda Allah memiliki posisi yang terkesan unik diantara semua Para kudus bahkan diantara segala ciptaan. Maria merengkuh kehendak Allah dengan sepenuh hati, Ia menyerahkan hidupnya kepada Allah guna pembebasan umat manusia dari dosa. Telah berabad-abad lamanya, Gereja mengarahkan hati demi penghormatan sepenuhnya kepada Bunda Maria. Gereja menghormatinya sebagai Bunda Allah, sebagai model sempurna kemuridan dan memohon doa-doanya kepada Allah atas nama kita. Maria merupakan model sempurna dari iman dan cinta kasih Gereja (LG 53). Dalam diri Maria pula, Gereja Katolik menemukan mode penyerahan dan penyucian diri secara total kepada pribadi dan karya Kristus yang menjadi sumber dan alasan penyelamatan bagi semua orang (LG 56).

Namun terkadang banyak pula Devosi yang terkesan berlebihan terhadap Maria, dan hal ini dapat memberikan kesan bahkan efek penyembahan terhadap Maria. Penyembahan terhadap Maria bukan hanya terjadi pada era kini, namun pada era Gereja Perdana. Dan penyembahan terhadap Maria dikenal sebagai sekte Collyridianisme. Sekte ini muncul di wilayah Arabia sekitar tahun 350-450. Sampai sekarang belum diketahui secara pasti siapa pendiri sekte ini. Dan ketika Para Bapa Gereja mendengar hal ini mereka langsung mendiskusikannya dan mengutuk ajaran sesat ini. Tokoh Bapa Gereja dikenal menentang teguh ajaran sesat ini adalah Epifanius. Epifanius adalah seorang Uskup Salamis di Siprus, Ia dulunya adalah seorang pemuda Yahudi yang kemudian hari menjadi seorang Katolik.

Epifanius, Uskup Salamis, Pembela Iman Katolik
Pengutukan sekte ini berkaitan dengan bertentangannya ajaran ini, dengan ajaran Gereja Katolik yang mengutuk keras penyembahan berhala yang juga telah dikutuk oleh Allah sendiri: �Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku (Kel 20:3)." Gereja Katolik dalam hidup peribadatannya, terdapat 2 alur peribadatan yaitu Adoration/ penyembahandan penghormatan/hiperdulia dan kita wajib untuk memisahkan kedua konteks ini. Yang berhak dan wajib kita berikan penyembahan hanyalah Allah saja namun disamping itu kita mengenal Para kudus yang telah bersatu seluruhnya dengan Allah dan ini yang harus kita berikan penghormatan. Penghormatan kita terhadap Para kudus terkhususnya Maria sama sekali tidak mengurangi penyembahan kita kepada Allah.

Tidak jarang pula, devosi berlebihan ini ditunjukkan oleh gelar dan ucapan kita kepada Bunda Maria. �Bunda Maria, sumber segala rahmat keselamatan. selamatkanlah kami orang yang berdosa ini.� Ini adalah sebuah bentuk kekeliruan yang mendalam, kita harus tahu bahwa Maria hanyalah ciptaan, memang betul Maria memiliki peran yang penting dalam penyelamatan umat Manusia, Ia melahirkan Putra Allah sehingga Allah yang merupakan sumber segala rahmat dapat mengambil kodrat kemanusiaannya yang suci dan tanpa dosa. Namun yang perlu digarisbawahi disini adalah Maria bukanlah sumber segala rahmat, karena sumber segala rahmat itu adalah Allah sendiri. Maka dari itu, kita sebagai umat Katolik mampu membela Iman kita, apabila kita dituduh telah menyembah Maria seperti yang dilakukan oleh sekte Collyridianisme. Karena yang berhak disembah hanyalah Allah saja dan bukan Maria.

Dominus illuminatio mea!

Friday, April 5, 2013

Respon Terhadap Surat Edaran Paskah Gereja Yesus Sejati Bagian II


Artikel ini adalah lanjutan dari artikel pertama, dituliskan khusus untuk menanggapi pernyataan dari surat edaran Paskah gereja Yesus sejati, mengenai penolakan terhadap Perayaan Paskah.
3. Asal-usul kata EASTER : 
1. Kata ini berasal dari nama dewi musim semi suku kuno Anglo Saxon (Inggris) yang bernama Eostre atau Ostara atau Ishtar

2. Funk & Wagnall�s Stand. Ref. encyclopedia mencatat: �Meskipun Paskah adalah perayaan Kristen namun�nama aslinya hilang di masa lalu yang suram. Beberapa sarjana percaya bahwa kata ini mungkin, bersumber dari Eastre, dewi musim semi dan dewi kesuburan suku Anglo Saxon, � Perayaan ini dilakukan pada �Titik Musim Semi Matahari� (The vernal equinox) � di sini tradisi digabung dengan perayaan � kelinci paskah adalah lambang kesuburan, sedangkan telur paskah yang dilukis menggambarkan sinar matahari pada musim semi. 

3. The Layman�s Bible encyclopedia (th. 1964) mencatat: Ostara/ Eostra (Easter) adalah sebuah perayaan penyembahan berhala pada musim semi yang jatuh pada � the vernal equinox � **, Adapun lambang dari perayaan ini adalah kebangkitan alam setelah musim dingin � kelinci � dan telur yang diwarnai yang melambangkan munculnya kembali matahari � Nama-nama yang berhubungan: Easter = Eostre = Isthar = Astarte (The queen of heaven) = Ashtoreth (Ibrani) = Asyera (1Raj 18:19). 
Respon: Ini keliru, Gereja Kristus yang Katolik telah mengarungi bahtera zaman dalam rentang waktu 2000 tahun lebih. Dan sekarang komunitas ini malah menyebut Perayaan Paskah yang dipelihara hampir ribuan tahun oleh Gereja Katolik lalu tiba-tiba lenyap sendiri, apakah hal itu masuk di akal? Tidak bisakah Kristus yang merupakan sumber dari Perayaan Paskah itu menjaga perayaan umatNya yang ditujukan kepada KebangkitanNya? Bukankah Yesus sendiri berkata "dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:20). Apabila komunitas ini berpendapat seperti ini maka yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah siapa meneruskan ajaran- ajaran sejati dari para Rasul? 

Memang kini banyak sekali orang yang menduga bahwa Easter berasal dari nama dewi Isthar atau dewi Eostre/Ostara. Memang sekilas bunyinya mirip, seperti halnya juga, bahwa besar kemungkinan kata �Easter� berakar dari kata �Eostur�, yang berarti �musim kebangkitan� (season of rising) yang mengacu kepada musim semi. Maka kata �Easter� digunakan di Inggris, �Eastur� di bahasa Jerman kuno, sebagai kata lain musim semi. Sedang di negara- negara lain, digunakan istilah yang berbeda: �Pascha� (bagi Latin dan Yunani), � Pasqua� (Italia), �Pascua� (Spanyol), �Paschen� (Belanda), �dst yang semua berasal dari kata Ibrani (�Pesach�) yang artinya �Passover�. 

Namun jika kita melihat kepada bahasa Jerman, kata Ostern (yang artinya Easter) berasal dari kata Ost (east atau terbitnya matahari), dan berasal dari bentuk kata Teutonik yaitu erster (artinya yang pertama/ first) dan stehen (artinya berdiri/ stand) yang kemudian menjadi �erstehen� (bentuk kuno dari kata kebangkitan/ resurrection), yang kemudian menjadi �auferstehen� (kata kebangkitan dalam bahasa Jerman sekarang). 

Jadi kata Ester/Eostur dalam bahasa Inggris yang berubah menjadi Easter, adalah setara dengan kata Oster dalam bahasa Jerman yang kemudian menjadi Ostern. Maka jika ada kemiripan bunyi Easter dengan Isthar itu hanya kebetulan, dan tidak dapat dipaksakan bahwa bahwa keduanya berhubungan. Ini serupa dengan memaksakan kata �belum� dalam bahasa Indonesia, yang dianggap mengacu kepada kata �bloom� (artinya berkembang) dalam bahasa Inggris, yang bunyinya mirip tapi tidak ada hubungan sama sekali, karena artinya pun lain. Jadi bukan berarti karena sebutan Easter mirip dengan Isthar atau Eostre, maka ucapan �Happy Easter� berkaitan dengan penyembahan berhala. Sebab bagi umat Kristen, perayaan Easter/ Pascha/ Paska itu bersumber dari penggenapan nubuat Perjanjian Lama di dalam kurban Salib Kristus yang memberikan buah Kebangkitan.

Dengan demikian bukan berarti karena sebutan Easter mirip dengan Isthar atau Eostre, maka ucapan �Happy Easter� berkaitan dengan penyembahan berhala. Sebab bagi umat Kristen, perayaan Easter/ Pascha/ Paska itu bersumber dari penggenapan nubuat Perjanjian Lama di dalam kurban Salib Kristus yang memberikan buah Kebangkitan. Jangan lupa bahwa sedikit banyak nama hari- hari dalam bahasa Inggris semua dapat dihubungkan dengan asal- usul pagan. Sebab Sunday, berkaitan dengan matahari (Sun), Monday, dengan bulan (moon), Tuesday dengan dewa Tiu, Wednesday dengan dewa Woden, Thursday dengan dewa Thor, Friday dengan Freya, Saturday dengan Saturnus. Dan saya yakin bahwa komunitas gerejawi Yesus sejati yang berdomisili di Negara Inggris pasti menggunakan kata-kata ini jadi jika mau konsisten, sebaiknya mereka yang menolak menyebut Easter, juga menolak semua nama hari dalam bahasa Inggris yang kedengarannya juga berbau pagan.

Mungkin menarik untuk diketahui bahwa William Tyndale (1494-1536), seorang tokoh pemimpin Protestan, ahli dan penerjemah Kitab Suci yang terkenal, adalah yang pertama kali memasukkan kata �Easter� di dalam Kitab Suci terjemahan bahasa Inggris, dan bersamaan dengan itu ia juga menyebutkan kata Passover. Jadi penggunaan kata �Easter� itu bukan �penemuan� Gereja Katolik. Menurut St Beda (wafat tahun 735), seorang sejarahwan besar Abad Pertengahan, istilah Easter (yang berarti Paskah) tampaknya bermula di Inggris sekitar abad kedelapan. Kata �Easter� berasal dari kata �Eoster�, nama dewi Teutonic, dewi terbitnya terang hari dan musim semi dan kurban-kurban tahunan sehubungan dengannya. Jika inilah asal kata Easter, maka Gereja �membaptis� nama tersebut, dan mempergunakannya untuk menunjuk pada pagi hari Minggu Paskah pertama ketika Kristus, Terang kita, bangkit dari makam dan ketika para perempuan mendapati makam kosong sementara fajar mulai menyingsing. 

Meski akar kata Easter secara etimologis ada hubungannya dengan nama seorang dewi kafir ataupun upacara-upacara kafir, namun makna perayaan yang dikandung dalam kata ini tak diragukan lagi sungguh Kristiani. Dengan demikian, tidak perlulah kita risau jika menggunakan kata �Easter�, karena bagi kita umat Kristiani kata itu tidak mengacu kepada Isthar, tetapi kepada �Eostur�, �erster- stehen/ erstehen� yang artinya mengacu kepada kebangkitan, yaitu Kebangkitan Kristus. Tidak seperti Hari Raya Natal yang ditetapkan pada tanggal 25 Desember dan �membaptis� perayaan matahari oleh bangsa kafir Romawi sebelumnya, Easter atau Paskah sungguh merupakan suatu perayaan yang unik.

Tentang telur Paskah: Jika kita membaca sejarah, kebiasaan orang menghubungkan musim semi dengan telur itu sudah ada sejak zaman dahulu kala, yaitu zaman Persia dan Mesir kuno, yang memulai tahun baru mereka pada musim semi. Telur dimaknai sebagai simbol kelahiran/ kehidupan baru. Maka mereka umumnya merayakan datangnya musim semi dengan saling menghadiahkan telur di antara mereka. Kebiasaan ini juga sudah dirayakan pada masyarakat Eropa. Ketika agama Kristen masuk, perayaan telur itu diberi makna yang rohani. Selain juga bahwa perayaan Paskah yang jatuh pada musim semi, maka telur juga diberi makna sehubungan dengan perayaan Paskah. Dalam Masa Paskah kita merayakan ataupun memperingati Pembaptisan kita yang maknanya adalah bahwa kita telah mati terhadap dosa, untuk hidup baru bersama Kristus. 

Demikian tertulis dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma:�Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru�. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.� (Rom 6:4,11)

Dengan demikian, Kekristenan mengangkat dan menguduskan suatu perayaan yang telah ada dalam sejarah kehidupan manusia. Salah satu prinsipnya adalah �Grace perfects nature�/ Rahmat Tuhan menyempurnakan kodrat, artinya Tuhan tidak serta merta meniadakan apa yang telah terjadi secara kodrati/ alamiah. Sejak dahulu kala, manusia menghargai kehidupan dan datangnya musim semi yang menjadi pertanda permulaan kehidupan baru, setelah berbulan-bulan lamanya melalui musim dingin di mana alam seolah- olah telah mati. Perayaan kehidupan baru ini memiliki makna yang religius dengan adanya perayaan Misteri Paskah, yang olehnya kitapun dipersatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya untuk dibangkitkan bersama-Nya. Melalui masa Prapaskah kita melewati masa pertobatan, yang mengingatkan kita agar mati terhadap dosa, untuk menyongsong kebangkitan Kristus, di mana kita juga akan dibangkitkan bersama-Nya untuk memperoleh hidup baru di dalam Dia.

Bahwa sekarang di internet kita lebih banyak mendapatkan informasi tentang telur Paskah daripada makna Paskah itu sendiri kemungkinan berkaitan dengan fakta bahwa makna telur sebagai simbol kehidupan baru dapat diterima setiap orang dari segala bangsa dan agama; sedangkan makna Paskah sebagai perayaan Kristus yang bangkit untuk memberi kehidupan baru dan kekal, itu hanya diterima oleh mereka yang percaya kepada Kristus. Namun sebaiknya ini tidak menyurutkan semangat kita untuk mewartakan Kristus, sebab Ia memberikan makna kehidupan baru yang lebih sejati daripada simbolisme sebutir telur.
3. Hasil Konsili Nicea (TH. 325) Gereja Katolik Roma :
1. Paskah/Easter harus dirayakan pada minggu pertama setelah bulan Purnama Paskah atau setelah �Titik Musim Semi Matahari� pada musim semi. (the vernal equinox).

2. Hari Paskah/Easter Day ditetapkan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama, setelah �the vernal equinox�, karena Juruselamat kita bangkit dari kematian pada hari Minggu.

Simbol-simbol Paskah
Telur paskah: 
1. Lambang kesucian Babel. Mereka percaya bahwa sebuah telur berukuran luar biasa telah jatuh dari langit di sungai efrat dan dari telur ini lahir Dewi Astarte (Easter/Paskah masa kini).

2. Bangsa Yunani mempunyai Telur suci Heliopolis dan Telur Thyphon.3. Gereja Katolik Roma mempunyai sebuah kantor perwakilan Ishtar - Bunda Kudus, yang di atasnya terdapat telur suci Heliopolis dengan telur Thypon pada kakinya.

Kelinci Paskah:
1. Menurut ensiklopedi Britanika:Kelinci Paskah telah memasuki kekristenan sejak zaman purbakala dan merupakan lambang kesuburan dan hidup baru (dari Mesir). 

2. Sebagai lambang kesuburan karena kelinci berkembang-biak sangat cepat. Dalam seni tradisional Kristen, kelinci menggambarkan �nafsu�; lukisan kadang menunjukkan seekor kelinci pada kaki bunda suci Maria, yang menandakan kemenangan atas godaan jasmani.
Respon: Pada awalnya, hari Paskah yang memperingati kebangkitan Kristus dirayakan 14 hari setelah �full moon of the vernal equinox� yang berdasarkan pada perhitungan perayaan Passover (Paskah) Yahudi. Pada awalnya, perayaan Paskah bukan selalu jatuh hari Minggu, namun selalu jatuh 14 hari setelah full moon. Kemudian pada Konsili Niceae (tahun 325), hari Paskah ditetapkan pada hari Minggu pertama setelah full moon, dengan dasar yang paling utama adalah karena Kebangkitan Kristus jatuh pada hari Minggu. Karena hari Minggu menjadi suatu keputusan konsili untuk merayakan Paskah, maka hari Paskah tidak lagi terlalu persis 14 hari dari full moon. Oleh karena itu, perayaan Paskah bervariasi dari tanggal 22 Maret sampai 25 April. Walaupun tanggalnya bervariasi, yang terpenting adalah umat Allah merayakan hari Paskah, hari yang paling penting bagi umat Allah. (Tentang telur Paskah sudah dijawab diatas)

Kesalahan lain dari kutipan diatas adalah frase "Hasil Konsili Nicea (th.325) Gereja Roma Katolik", dengan frase ini, komunitas ini seolah-olah mengganggap bahwa Gereja Katolik hanya terdiri dari Gereja Katolik Roma saja. Padahal didalam Gereja Katolik masih ada 22 Gereja Katolik Timur yang merupakan sebuah Gereja sui iuris dan bukan hanya sekedar sebuah ritus saja. Konsili ini sendiri dipimpin oleh Uskup Hosius dari Cordoba sebagai utusan Paus St. Silvester bersama dengan dua orang Imam utusan Paus St. Silvester yaitu, Pater Vitus dan Pater Vinsensius. Hosius sendiri adalah orang yang pertama menandatangani seluruh dekrit Konsili Nicea. Ia menandatanganinya dalam nama, �Gereja Roma dan Gereja-gereja seluruh Italia, Spanyol dan seluruh Barat�.

Anda penasaran terhadap komunitas gerejawi Yesus sejati ini? 
Setelah browsing di Google beberapa hari yang lalu saya menemukan di biografi dari komunitas ini (silahkan klik ini). Ada beberapa kejanggalan bahkan tidak masuk diakal dalam biografi komunitas gerejawi ini. Contohnya saja ketika pendiri komunitas ini (Barnabas Zhang) mengganggap, bahwa ia telah bertemu dengan Yesus di dalam hutan. Kita pikir secara logis saja, Kristus itu mendirikan Gereja hanya 1, tidak pernah ia menyuruh seseorang untuk mendirikan gereja lain selain GerejaNya yang Katolik. Dan kita tahu, kita hidup didunia ini tidak sendirian, ada yang namanya iblis, kita tahu bahwa iblis itu tidak cerdas sekaligus ia juga tidak bodoh, ia bisa saja menyamar jadi Yesus atau Bunda Maria sekalipun�Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka� (2 Korintus 11 :14-15).

Contohnya pada peristiwa iblis yang menyamar menjadi Yesus dan Maria di Naju, Korea Selatan. Betapa banyak umat yang percaya bahwa Kristus telah menampakan diri, saya sendiri terkejut mengapa Gereja Katolik menolak peristiwa tersebut namun setelah saya lihat lebih lanjut ternyata si Yulia Kim yang mengalami peristiwa tersebut sombong. Ia hendak mendirikan Basilika di Bukit Naju dan menolak mengikuti deklarasi ordinaris dan petunjuk pastoralMengapa iblis sampai-sampai melakukan tindakan bodoh seperti ini? Karena Ia membenci kesatuan Gereja Kristus yang selama 2012 tahun kurang, dihantam oleh berbagai bidaah, persoalan, peperangan, berbagai macam isme namun terbukti hingga sekarang Gereja Katolik tetap utuh sepenuhnya.

Di biografi ini pula, komunitas ini mengaku-ngaku sebagai gereja non-denominasi. Saya rasa ini hanyalah topeng belaka, yang dijadikan sebagai pembeda dari gereja-gereja lainnya. Jika mau jujur pengajaran komunitas ini, 90 persen hampir mirip dengan saudara-i kita yang telah memisahkan diri yaitu Protestan. Kanon Alkitabnya pun sama (membuang 7 Kitab Perjanjian Lama), tidak ada penghormatan terhadap Bunda Maria dan kepada para Kudus lainnya. Perbedaan yang jelas terlihat antara komunitas gerejawi Yesus sejati ini dengan komunitas gerejawi Protestan adalah komunitas ini betul-betul menolak Perayaan Natal dan Paskah.

Gereja Katolik selalu mengingat janji Kristus bahwa Roh Kudus akan membimbing Gereja ke dalam seluruh kebenaran (Yohanes 16:13), maka teladan para rasul akan pengajaran iman itu juga dirumuskan dengan yang disebut suara Segenap Gereja yang adalah Suara Roh Kudus itu sendiri. Lalu Gereja bermusyawarah dalam merumuskan pengajaran iman dan hukum Gerejawi (Kis 15 : 22). Konsili Gereja ini dilaksanakan untuk memberikan jawab kepada pertentangan-pertentangan ajaran dalam tubuh jemaat (Kis 15 : 1 - 2),dan inilah Ketetapan Iman yang harus menjadi dasar yang diyakini agar seluruh jemaat menurutinya (Kis 16 : 4).

Karena suara segenap Gereja yang diperoleh melalui Musyawarah / Konsili ini disebut sebagai suara Roh Kudus sendiri, oleh karena itu suara Konsili inilah yang disebut tidak dapat salah (Infallibility). Dan komunitas ini menolak salah satu dari hasil keputusan Konsili Nikea yang merupakan Konsili Ekumenis pertama dalam Gereja Purba dengan mengganggap bahwa Paskah itu adalah hari raya Pagan/ penyembahan berhala, dan secara langsung komunitas ini sungguh-sungguh sudah melecehkan suara Roh Kudus dan menghina kerja keras dari Bapa Gereja. 

Kesimpulannya adalah bukan Gereja Katolik yang salah terhadap Perayaan Paskah namun penafsiran dan sekaligus kemampuan untuk membaca Kitab Suci komunitas inilah yang salah. Masih banyak lagi hal-hal yang tidak logis berkaitan dengan komunitas gerejawi ini, namun saya rasa cukup sampai disini saja. Semoga kita semakin hati-hati dalam mempercayai sesuatu. Apabila sesuatu hal, membuat kita semakin mencintai Kristus dan GerejaNya, maka sudah pantas kita menerimanya namun apabila itu menyesatkan, lebih baik kita tidak usah mendekat bahkan sebaiknya lari dari pada Iman kita diracuni. 

Katolisitas Indonesia, orang muda dan awam Katolik dari Keuskupan Banjarmasin.
Dominus illuminatio mea!

Respon Terhadap Surat Edaran Paskah Gereja Yesus Sejati Bagian I

Tampak sampul depan
Pertama-tama sebelum anda beranjak untuk melihat respon saya, terhadap surat edaran dari gereja Yesus sejati (kita sebagai umat Katolik lebih tepat apabila memanggil gereja saudara-saudari kita yang beragama Protestan, dengan sebutan komunitas gerejawi dan tidak tepat apabila kita menyebut mereka sebagai gereja). Maka terlebih dahulu saya akan mengajak anda sekalian untuk melihat bagaimana dan apa itu hari raya Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus.

Paskah dalam berbagai bahasa memekai kata yang sama untuk menyebut Paskah Yahudi dan Paskah Kristiani yakni Pascha, Pasqua, Pesach, dll. Sedangkan didalam bahasa Inggris istilah untuk Paskah ialah Easter dan inilah kata kunci yang sering digunakan oleh orang yang tidak mengerti sejarah dan saking hebatnya kata �Easter� ini hingga membuat komunitas gerejawi Yesus sejati sampai tidak merayakan Paskah!

Asal muasal hari raya Paskah berasal dari perintah Allah sendiri (Im 23:4-5) untuk mengenang keluarnya Bangsa Israel dari tanah Mesir. Perayaan Paskah Kristiani memang banyak �berasal dari perayaan Paskah Yahudi�, oleh karena itu tidak bisa dikatakan, bahwa Paskah Yahudi dan Paskah Kristiani tidak ada hubungannya. Unsur pokok dari Perayaan Paskah itu sendiri yakni anak domba Paskah namun didalam Kekristenan hal itu ditiadakan karena kini Kristuslah yang menjadi domba Paskahnya (Yoh 1:29). Perjamuan domba Paskah dalam Gereja Katolik kini dirayakan dalam Misa Kamis Putih, secara nyata Kristus betul-betul hadir diantara umat beriman untuk mengenang Perjamuan Paskah, sekaligus sebagai tanda pengurbanan sendiri Tubuh dan DarahNya dan juga saat-saat terakhir dimana Ia bersantap dengan 12 Rasul yang begitu dikasihiNya (Mat 26:17). Inilah tanda dimana kita sebagai umat beriman dibebaskan dari perbudakan dosa dan dirubah menjadi manusia baru.

Dalam kegenapan waktu, Yesus datang sebagai �Anak Domba Allah� (Yoh 1:29). Ia adalah �Kristus, anak domba Paskah kita,� yang �sudah dikurbankan� (1Kor 5:7). Karena itu Santo Paulus berkata �marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, yakni ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran� (1Kor 5:8).

Sekarang, setelah kita mengetahui bagaimana dan apa itu hari raya Paskah maka saya akan memaparkan disini respon saya terhadap �surat edaran� yang dikeluarkan oleh komunitas gerejawi Yesus sejati. Perlu anda ketahui bahwa disini saya hanya akan merespon hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik namun hal itu dirujukan kepada Gereja Katolik. Tulisan dari edaran tersebut saya cantumkan berwarna biru sedangkan respon saya berwarna hitam.

Surat edaran dari komunitas gerejawi Yesus sejati ini bisa anda download disini (meskipun gaya penulisannya agak berbeda namun esensi dari edaran ini tidak jauh beda dengan yang punya saya).

1. Edaran ini mencantumkan kutipan dari Efesus 12:14-15 dan Kolose 2:14-17

Respon: Untuk merespon hal ini saya akan mencantumkan sebuah artikel dari Katolisitas.orgBanyak orang yang bingung tentang apakah Yesus membatalkan atau menggenapi Hukum Taurat. Didalam Matius 5:17 tertulis �Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.� Sedangkan didalam Efesus 2:15 tertuliskan �sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.� 

1.  Moral Law atau hukum moral: Hukum moral adalah bagian dari hukum kodrati, hukum yang menjadi bagian dari kodrat manusia, sehingga Rasul Paulus mengatakan �Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela� (Rom 2:15). Contoh dari hukum ini adalah yang tertulis di 10 perintah Allah, dimana terdiri dari dua loh batu, yang mencerminkan kasih kepada Allah (perintah 1-3) dan juga kasih kepada sesama (perintah 4-10). Hukum kodrati ini adalah hukum yang tetap mengikat(bahkan sampai sekarang) dan digenapi dengan kedatangan Kristus, karena hukum kodrati ini adalah merupakan partisipasi di dalam hukum Tuhan. 
Dalam pengertian inilah maka memang Tuhan Yesus tidak mengubah satu titikpun, sebab segala yang tertulis dalam hukum moral ini (sepuluh perintah Allah) masih berlaku sampai sekarang. Dengan prinsip ini kita melihat bahwa menguduskan hari Sabat dan memberikan persembahan perpuluhan, sesungguhnya adalah bagian dari hukum moral/ kodrat, di mana umat mempersembahkan waktu khusus (Sabat) dan hasil jerih payah (perpuluhan) kepada Allah.

2. Ceremonial law atau hukum seremonial: sebagai suatu ekpresi untuk memisahkan sesuatu yang sakral dari yang duniawi yang juga berdasarkan prinsip hukum kodrat, seperti: hukum persembahan termasuk sunat (Kel 17:10, Im 12:3), perpuluhan (Mal 3:6-12), tentang kesakralan, proses penyucian untuk persembahan, tentang makanan, pakaian, sikap, dll. Hukum ini tidak lagi berlaku lagi dengan kedatangan Kristus, karena Kristus sendiri adalah persembahan yang sempurna, Kristus menjadi Anak Domba yang dikurbankan. Maka persembahan yang paling berkenan kepada Allah adalah kurban kita yang dipersatukan dengan korban Kristus dalam Ekaristi kudus. Itulah sebabnya di Gereja Katolik sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Yesus dan juga para rasul (Petrus dan Paulus) juga tidak mempermasalahkan makanan-makanan persembahan, karena bukan yang masuk yang najis, namun yang keluar. Ulasan ini dapat melihat di jawaban ini (silakan klik ini, dan juga klik ini). Kalau kita mau terus menjalankan hukum seremonial secara konsisten, maka kita harus juga menjalankan peraturan tentang makanan yang lain, seperti larangan untuk makan babi hutan, jenis binatang di air yang tidak bersisik (ikan lele), katak, dll. (Lih Im 11). 

3. Judicial law atau hukum yudisial: Ini adalah merupakan suatu peraturan yang menetapkan hukuman/ sangsi sehingga peraturan dapat dijalankan dengan baik. Oleh karena itu, maka peraturan ini sangat rinci, terutama untuk mengatur hubungan dengan sesama, seperti: peraturan untuk penguasa, bagaimana memperlakukan orang asing, dll. Contoh dari hukum yudisial: kalau mencuri domba harus dikembalikan empat kali lipat (Kel 22:1); hukum cambuk tidak boleh lebih dari empat puluh kali (Ul 25:3); mata ganti mata, gigi ganti gigi (Kel 21:24, Im 24:20, Ul 19:21); sangsi jika hukum perpuluhan dilanggar (lih. Bil 18:26,32). Setelah kedatangan Kristus, maka judicial law ini tidak berlaku lagi. Kalau kita mau konsisten, kita juga harus menjalankan hukuman rajam, hukum cambuk, dll. Di masa sekarang, hukum yudisial ditetapkan oleh penguasa/ pemerintah negara yang bersangkutan sebagai perwakilan dari Tuhan, sehingga hukum dapat ditegakkan untuk kepentingan bersama. Menarik bahwa Yesus tidak mengajarkan hukum yudisial, karena hal itu telah diserahkan kepada kewenangan otoritas pada saat itu. Dan kewenangan disiplin di dalam kawanan Kristus diserahkan kepada Gereja, di mana disiplin ini dapat berubah sejalan dengan perkembangan waktu dan keadaan. Ini juga yang mendasari perubahan Kitab Hukum Gereja 1917 ke 1983.

Dengan adanya penjelasan dari St. Thomas ini, maka, kita mengetahui bahwa memang Kristus merupakan penggenapan Hukum Taurat Musa. Dan dengan peranNya sebagai penggenapan, maka Kristus tidak mengubah hukum moral, namun hukum seremonial dan yudisial yang dulu tidak berlaku lagi, karena hukum- hukum tersebut hanya merupakan �persiapan� yang disyaratkan Allah agar umat-Nya dapat menerima dan menghargai kesempurnaan yang diberikan oleh Kristus. Maka dalam PB, sunat, tidak lagi sunat jasmani, tetapi sunat rohani (Rom 2:29). 

Penekanan kerohanian ini juga nampak dalam pengaturan persembahan; sebab persembahan perpuluhan PL disempurnakan oleh perintah untuk memberi persembahan kepada Allah dengan suka cita sesuai dengan kerelaan hati (lih. 2 Kor 9:7). Dengan demikian, maka Allah tidak lagi memberikan patokan tertentu; dan pada orang-orang tertentu, �kerelaan hati dan sukacita� ini malah melebihi dari sepuluh persen. Kita ketahui dari kisah hidup para kudus, dan juga pada para imam dan biarawan dan biarawati, yang sungguh mempersembahkan segala yang mereka miliki untuk Tuhan.  Dengan demikian mereka mengikuti teladan hidup Kristus yang memberikan Diri-Nya secara total kepada Allah Bapa dan manusia. Di sinilah arti bagaimana penggenapan Hukum Taurat memberikan kepada kita hukum kasih yang baru. Yesus tidak membatalkan hukum Taurat, sebab dengan mengenal hukum Taurat, kita akan dapat lebih memahami Hukum Kasih yang diberikan oleh Kristus. 

Kristus yang telah bangkit
Demikian juga dalam hal hukum yudisial/ judicial law. Penggenapan PL oleh Kristus mengakibatkan dikenalnya nilai-nilai Injil secara universal di seluruh dunia. Maka prinsip martabat hak-hak azasi manusia ditegakkan secara umum di negara manapun, oleh pihak otoritas pemerintahan setempat. Atau, di dalam kalangan umat Allah, penetapan hukum yudisial ini diberikan Yesus kepada Gereja, seperti yang tertera dalam Kitab Hukum Kanonik. Gereja yang menjadi umat pilihan Allah yang baru mendapat kuasa untuk mengatur anggota-anggota-nya (lih. Mat 18:18) dan segala ketentuan hukum yudisial ini adalah berdasarkan ajaran Kristus. Dengan Kristus sebagai penggenapan Hukum Taurat, maka tidak lagi dikenal prinsip denda, �mata ganti mata dan gigi ganti gigi� (Kel 21:24, Mat 5:58) namun kembali ke pengajaran asal mula �kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri� (Mat 22:39), yang disempurnakan Kristus menjadi, �kasihilah musuhmu� (Mat 5:44). 

Pemahaman kita akan perintah kasih yang diajarkan oleh Yesus ini akan dapat lebih kita hayati setelah pertama- tama mengetahui bahwa kita harus melakukan prinsip keadilan seperti yang sangat ditekankan di dalam PL. Baru setelah kita menerapkan prinsip keadilan, kita mengetahui bahwa ajaran Kasih Kristus di PB  ternyata jauh melampaui prinsip keadilan itu. Dengan pengertian ini maka Yesus memang tidak menginginkan seorangpun untuk menghilangkan satu titikpun dari hukum Taurat (lih. Mat 5:17-19), sebab Ia ingin agar kita dapat melihat secara utuh penggenapan dan penyempurnaan hukum Taurat itu dalam diri-Nya. 
2. Arti perayaan Paskah di kalangan kristen sekarang ini telah bergeser dari arti paskah yang sesungguhnya. Paskah sekarang ini dipakai untuk memperingati kebangkitan Yesus, padahal Tuhan Yesus tidak pernah memerintahkan umat-nya untuk memperingati kelahiran dan kebangkitan-nya. Dia hanya memerintahkan kita untuk memperingati kematian-nya, yaitu dalam Perjamuan Kudus (1Kor 11:23-26).
ResponKesimpulan yang terlalu jauh. Dari dulu hingga sekarang, Paskah merupakan Perayaan berkesinambungan Gereja Purba yang tetap dipelihara oleh Gereja Katolik, Paskah merupakan sebuah puncak dan perayaan terbesar dalam Gereja Perdana. Kematian Kristus itu akan menjadi sia-sia apabila Ia tidak bangkit. Kita pikir dengan akal sehat saja, apakah pernah Yesus menjatuhkan Alkitab dari Surga lalu berkata �Ambilah Kitab ini, percayalah kepada Buku ini karena inilah satu-satuNya sumber Iman yang sejati yang berasal dari padaKu?� Tapi mengapa banyak sekali orang yang hanya melandaskan Imannya pada Alkitab? Benda itu tidak pernah menyuruh kita untuk hanya percaya padanya.

Kita sebagai seorang Katolik, tidak hanya melandaskan Iman kita hanya kepada Alkitab saja. Namun pada 3 sumber Iman, Alkitab, Tradisi Apostolik dan Magisterium Gereja. Gereja Katolik selalu percaya bahwa Alkitab adalah tiang Iman yang derajatNya paling tinggi dari 3 sumber Iman (regula Fidei) namun tidak pernah mengganggap Alkitab sebagai satu-satunya sumber iman! Secara aktual Gereja Katolik mengakui Kitab Suci dan Tradisi Apostolik sebagai the supreme rule of faith (Regula Fidei Tertinggi). Kitab Suci dan Tradisi Suci adalah wahyu Ilahi, sementara Magisterium Gereja melayaninya. Berikut ini salah satu kutipan Dokumen Resmi Gereja Katolik: �Indeed, the word of God is given to us in sacred Scripture as an inspired testimony to revelation; togetherwith the Church�s living Tradition, it constitutes the supreme rule of faith.� (Paus Emeritus Benediktus XVI, Seruan Apostolik Verbum Domini, 30 September 2010).

Mereka sia-sia berkata tentang Kematian Kristus dan Perjamuan Kudus karena keduanya sangat erat berhubungan dengan Perayaan Paskah, sementara mereka sendiri mengganggap Paskah merupakan perayaan Pagan, tentu yang namanya Kematian Kristus dan Perjamuan Kudus sudah putus total dari komunitas gerejawi ini. Karena ketika kita merayakan Perayaan Ekaristi/Perjamuan Kudus/ Perjamuan Paskah kita seperti masuk ke dalam mesin waktu dimana kita umat Allah dihantar kembali, pada misteri Iman ke masa-masa dimana Kristus melakukan Perjamuan Paskah sekaligus tempat dimana Kristus merayakan Perjamuan untuk terakhir kalinya bersama ke 12 MuridNya. Perjamuan Paskah inilah yang menyelamatkan kita.

Kita dapat mempelajari apa yang dikatakan oleh Bapa Gereja perdana tentang Ekaristi dan silahkan bandingkan apa yang dikatakan oleh Bapa Gereja yang merupakan suara dari Roh Kudus dengan pengajaran komunitas ini. Apabila kita menelusuri jejak Gereja para Rasul maka kita akan berpikir sebelum Kitab Suci diterjemahkan oleh Santo Hieronimus dan dikanonkan oleh Paus Damasus I, apa yang menjadi landasan iman bagi umat beriman Gereja Perdana pada saat itu? 

Monday, December 17, 2012

Respon Singkat Terhadap Takhta Antiokhia

Bapa Gereja purba yang menggunakan istilah "Katolik"
Salah seorang rekan Katolik saya di Facebook mengirimkan sebuah pertanyaan ke saya, tentang apakah betul bahwa Rasul Petrus pernah mendirikan Takhta di Antiokhia dan dia pun berkata bahwa bukankah suksesi Santo Petrus hanya berada di Roma saja, saya merasa tertarik untuk mempublikasikan tanggapan saya di blog ini.

Gereja perdana yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik yaitu Gereja Katolik. Pada awalnya terdiri dari 3 kepatriakan dengan urutan yang paling pertama adalah Roma, Alexandria dan Antiokhia. Anda bisa menemukan perjalanan waktu Gereja Barat dan Timur disini dan disini. Gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri tidak pernah diidentifikasi dengan istilah �orthodox� Bapa Gereja awal yang pertama kali menggunakan istilah GEREJA KATOLIK adalah St. Ignatius dari Antiokia. Beliau menurut tradisi Kristen adalah murid St. Yohanes Rasul dan konon beliau juga seorang anak yang pernah dipangku oleh Tuhan Yesusdalam Markus 9:36.

Kutipan dari tulisan St. Ignatius dari Antiokia kepada Jemaat di Smirna:
Wherever the bishop appears, let the people be there; just as wherever Jesus Christ is, there is the Catholic Church" (Letter to the Smyrneans 8:2 [A.D. 110])."Di mana ada uskup, hendaknya umat hadir di situ, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, Gereja Katolik hadir di situ."
Hal ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebelum masa St. Ignatius, istilah "Gereja Katolik" telah digunakan sebagai nama Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus di ayat berikut.
Mat 16:18Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan GEREJA-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Mt 16:18kagw de soi legw oti su ei petroV kai epi tauth th petra oikodomhsw mou thn EKKLHSIAN kai pulai adou ou katiscusousin authV (Perjanjian Baru Yunani - Stephanos 1550)

Mt 16:18And I say also unto thee, That thou art Peter, and upon this rock I will build my CHURCH; and the gates of hell shall not prevail against it. 
Kis 9:31Selama beberapa waktu Gereja di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.(Cat: "Jemaat" diganti jadi "Gereja")

Acts 9:31So the church throughout all Judea and Galilee and Samaria had peace and was built up; and walking in the fear of the Lord and in the comfort of the Holy Spirit it was multiplied.

Kis 9:31�e? ??? e????s?a ?a? ???? t?? ???da?a? ?a? ?a???a?a? ?a? sa�a?e?a? e??e? e?????? ????d?�??�e?? ?a? p??e??�e?? t? f?�? t?? ??????, ?a? t? pa?a???se? t?? a???? p?e?�at?? ep???????t?.atau ini saja, terjemahan berbahasa Yunani yang lebih enak dibaca.

Acts 9:31ai men oun ekklhsiai kaq olhV thV ioudaiaV kai galilaiaV kai samareiaV eicon eirhnhn oikodomoumenai kai poreuomenai tw fobw tou kuriou kai th paraklhsei tou agiou pneumatoV eplhqunonto (Perjanjian Baru Yunani - Stephanos 1550).
Perhatikan ekklhsiai kaq olhV pada Kitab Suci berbahasa Yunani. Nah, kata tersebut kira-kira berbunyi "Ekklesia Katha Holos" yang diterjemahkan di Inggris menjadi "the church throughout all," dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi "Gereja di seluruh." Sehingga Istilah �Orthodox� tidak bisa pernah secara resmi mengacu kepada Gereja yang menamakan diri mereka Orthodox seperti ROCOR (Russian Orthodox Church Outside Russia) yang telah memisahkan diri dari Gereja Katolik. Jadi Gereja Orthodok adalah Gereja yg merujuk pada kodrat Gereja dalam Kredo Nicea kita, yaitu Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.

Sungguh tepat sekali dikatakan bahwa St. Petrus membangun suksesi Apostolik di Kepausan Antiokhia. Tetapi meskipun demikian, Primasi St. Petrus tetap berada di Kepausan Roma karena Roma adalah suksesor aktualnya dan sangat berhak mewarisinya. Setelah itu St. Petrus menyerahkan kepausan Antiokia kepada suksesornya yaitu St. Evodius, setelah itu dia menjadi Uskup Roma hingga akhirnya dia disalibkan terbalik dibukit Vatikan dan dimakamkan dibawah Basilika Santo Petrus di Vatikan. Berikut kutipan-kutipan dari St. Ignasius, Uskup Antiokia dan Theodoret, Uskup Cyrus (Cyrus berada di bawah yurisdiksi Antiokia).
"Ignatius, also called Theophorus, to the Church that has found mercy in the transcendent Majesty of the Most High and... which presides in the chief place of the Roman territory, a church worthy of God, worthy of honor... presiding in love, maintaining the law of Christ, and bearer of the Father's name: her [and her members -- EBB] do I therefore salute... who imperturbably enjoy the full measure of God's grace and have every foreign stain filtered out of them." + St. Ignatius of Antioch (c. AD 98-117) (Letter to the Romans, preface)

"I therefore beseech your holiness to persuade the most holy and blessed bishop (Pope Leo) to use his Apostolic power, and to order me to hasten to your Council. For that most holy throne (Rome) has the sovereignty over the churches throughout the universe on many grounds." -Theodoret, Bishop of Cyrus in Syria (450) (Theodoret, Tom. iv. Epist. cxvi. Renato, p. 1197).
Dominus illuminatio mea!

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)