Latest News

Showing posts with label Ajaran Gereja. Show all posts
Showing posts with label Ajaran Gereja. Show all posts

Friday, September 20, 2019

MENGINTIP ALAM GAIB DALAM AJARAN GEREJA KATOLIK

Tuesday, August 5, 2014

Dominus Iesus, Dasar Dialog Bagi Anggota Gereja

Sebuah tulisan karya Alexander Maria W dalam blognya.

Seorang anggota keluarga besarku pernah suatu kali bertanya �Mengapa kita harus beragama Katolik?�. Sebuah pertanyaan retoris yang dijawab oleh dirinya sendiri dengan mengatakan �Semua agama menuju kepada Tuhan dan di antara semua agama itu yang paling singkat dalam menuju Tuhan adalah Katolik�. Saya tidak mengetahui mengapa setiap dari kita beragama dan mengapa ada beberapa dari kita yang beragama Katolik tetapi saya mendapatkan pemahaman berbeda mengenai pertanyaan �paman� saya tersebut dalam beberapa hari ini. Mari kita membaca dokumen Gereja Dominus Iesus.

1. Tuhan Yesus memberikan amanat kepada Para Rasul untuk mewartakan Injil kepada segala bangsa dan membaptis mereka dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Inilah dasar misi Gereja dalam mewartakan Misteri Tritunggal dan Inkarnasi Allah Putra. Inilah misi yang dipegang teguh dan dilaksanakan dengan setia oleh Gereja dari abad ke abad. Dialog dengan agama lain adalah suatu bentuk pewartaan Misteri ini.

2.  Ancaman terhadap misi pewartaan Gereja adalah teori relativisme yang menyatakan ada banyak jalan menuju keselamatan, bahwa keselamatan dapat diraih dalam agama lain. Ada perbedaan mendasar antara iman Kristen dengan iman agama lain. Iman Kristen adalah penerimaan penuh ketaatan kepada rahmat pewahyuan diri Allah sendiri. Iman agama lain adalah kumpulan kebijaksanaan dan pengalaman spiritual manusia dalam upayanya mencari Tuhan. Gereja mengakui bahwa kitab suci agama tertentu mungkin mengandung beberapa eleman kebenaran, sebagai pantulan sinar dari Kebenaran yang Satu, yang menerangi seluruh manusia. Di saat yang sama, Gereja dengan teguh menyatakan bahwa �tulisan yang diinspirasi oleh Allah� hanyalah Kitab Suci Kristen (Alkitab), yang dengan teguh, setia dan tanpa cacat, mengajarkan kebenaran akan Allah kepada manusia.

3. Ajaran yang harus diimani dengan teguh adalah:
a. Manusia hanya diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Ajaran yang menyatakan bahwa manusia dapat diselamatkan melalui cara lain selain melalui Tuhan Yesus harus ditolak. Tidak perlu ragu untuk menyatakan bahwa penebusan oleh Tuhan Yesus adalah sesuatu yang mutlak diperlukan bagi keselamatan manusia. Pernyataan ini adalah bukti ketaatan kepada kebenaran iman.

b. Di sisi lain, Gereja mengajarkan bahwa manusia dapat diselamatkan oleh pribadi lain hanya dan hanya jika penyelamatan oleh pribadi lain ini berlangsung di dalam penyelamatan oleh Tuhan Yesus. Ini bearti ajaran bahwa �Gereja adalah sakramen keselamatan� dan �Maria Co-Redemptrix� tidak berlawanan dengan ajaran �Tuhan Yesus adalah satu-satunya pengantara dan penyelamat manusia�.

Jesus the Redeemer. Lukisan untuk memperingati 300 th kelahiran St. Alfonsus
c. Pewahyuan Allah telah sempurna dan telah lengkap dalam diri Tuhan Yesus, Putra Allah yang telah menjelma menjadi manusia. Tidak ada pewahyuan lain yang lebih lengkap dan/atau lebih sempurna selain pewahyuan diri Allah dalam Tuhan Yesus, dalam kehadiranNya, dalam perkataan dan perbuatanNya, dalam tanda dan mukjizatNya, dan terutama dalam wafat dan kebangkitanNya, serta akhirnya dalam perutusan Roh Kudus. Dengan demikian ajaran agama tertentu bahwa pewartaan Tuhan Yesus belumlah lengkap sehingga perlu disempurnakan oleh pewartaan seorang tokoh lain harus ditolak. 

d. Yesus Kristus adalah Firman yang telah menjadi manusia. Sang Firman dan Yesus Kristus adalah satu dan sama. Usaha yang berniat memisahkan keduaNya harus ditolak. Ini bearti ajaran tertentu yang menyatakan bahwa penebusan oleh Firman bersifat lebih universal dan mencakup seluruh manusia sedangkan penebusan oleh Yesus Kristus hanya mencakup orang Kristen harus ditolak.

e. Memang benar bahwa Roh Kudus menebarkan benih-benih Sang Sabda pada seluruh kebudayaan dalam seluruh rentang sejarah sebagai persiapan terhadap pemenuhan pewahyuan dan penyelamatan dalam diri Tuhan Yesus. Ini tidak bearti penebusan oleh Roh Kudus bersifat lebih universal daripada penebusan oleh Tuhan Yesus. Rahmat penebusan adalah hasil karya Tritunggal. Tidak ada Pribadi dalam Tritunggal yang bertindak sendiri-sendiri, terpisah dari Pribadi lainnya. Karya Roh Kudus bukanlah suatu alternatif terhadap karya Tuhan Yesus. Roh Kudus bekerja dalam Inkarnasi, kehidupan, karya, wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus serta dalam Gereja. Tuhan Yesus tidak dapat dipisahkan dari Roh Kudus.

f. Sebagaimana Tuhan Yesus nyata kepada kita saat ini melalui Tubuh MistikNya, yaitu Gereja, dan sebagaimana penebusan Tuhan Yesus adalah sesuatu yang mutlak bagi keselamatan manusia, Gereja adalah sakramen keselamatan universal. Sebagaimana Tuhan Yesus menekankan pentingnya iman yang dinyatakan dalam pembaptisan, keikut sertaan seseorang dalam Gereja adalah sesuatu yang mutlak diperlukan demi keselamatannya karena hanya melalui pembaptisan seseorang masuk ke dalam Gereja. Ajaran yang menyatakan bahwa Gereja hanyalah salah satu jalan menuju keselamatan di antara beberapa jalan (agama) lain harus ditolak.

g. Sebagaimana hanya ada satu Tuhan Yesus, hanya ada satu MempelaiNya, yaitu Gereja Katolik. Melalui suksesi apostolik, Gereja yang didirikan oleh Tuhan Yesus hanya dapat ditemukan di dalam diri Gereja Katolik.

 

h. Gereja-Gereja (maksudnya skismatik) yang tidak berada di dalam persatuan penuh dengan Gereja Katolik, sebagai akibat dari penolakan mereka terhadap Keutamaan Petrus (dan Penerusnya, para Paus), tetapi tetap mempertahankan suksesi apostolik dan Ekaristi yang sah adalah Gereja dalam arti yang sesungguhnya.

i. Komunitas Gerejani (maksudnya denominasi Protestan) yang tidak mempertahankan suksesi apostolik dan tidak memiliki Ekaristi yang sah bukanlah Gereja dalam arti yang sesungguhnya. Namun demikian, para anggota komunitas Gerejani ini yang telah dibaptis telah dipersatukan dengan Kristus.   

j. Rahmat keselamatan, yang berasal dari Allah oleh Tuhan Yesus di dalam Roh Kudus dan yang selalu memiliki hubungan dengan Gereja, dapat diterima oleh seseorang yang tidak tergabung secara formal ke dalam Gereja. Bagaimana cara rahmat ini dapat sampai kepada orang tersebut adalah sebuah misteri yang hanya diketahui oleh Allah. Ini adalah bagian yang rumit yang mungkin membutuhkan pembahasan terpisah.

4. Dialog antar agama merupakan bentuk dari pewartaan Gereja. Ini bearti:
a. Semua anggota Gereja yang terlibat dalam dialog antar agama tidap perlu ragu untuk berpegang teguh pada ajaran Gereja karena Gereja selalu mengajarkan kebenaran.

b. Dialog harus dilakukan atas dasar kebebasan dan persamaan derajat. Tidak boleh ada pemaksaan kehendak.


c. Persamaan derajat yang dimaksud adalah persamaan derajat para peserta dialog. Ini tidak berarti Tuhan Yesus memiliki derajat yang sama, apalagi lebih rendah, dengan pendiri agama lain. Yesus Kristus adalah Allah sejati yang telah menjelma menjadi manusia.

d. Persamaan derajat juga tidak berarti ajaran Gereja berada dalam derajat yang sama dengan ajaran agama lain. Dialog antar-agama tidak bertujuan mencari jalan tengah antara ajaran Gereja dengan ajaran agama lain sehingga menghasilkan sebuah paham sinkretisme baru. Dialog antar-agama adalah suatu kesempatan untuk mewartakan kebenaran ajaran Gereja kepada pengikut agama lain tanpa ada paksaan bagi pengikut agama lain untuk memeluk iman Katolik. 

5. Saya sangat menganjurkan pembaca untuk membaca dokumen Dominus Iesus ini secara langsung karena ajaran yang dikandungnya sangat penting (yang tidak mungkin saya mengerti sepenuhnya) dan kata-kata yang digunakan sangat indah, lugas dan tegas (yang tidak mungkin saya kutip sepenuhnya). Teks dalam bahasa Inggris dapat dibaca di sini sedang terjemahannya dalam bahasa Indonesia dapat dibaca di sini.


Vivit Dominus in cuius Conspectu sto.

Monday, December 16, 2013

Ajaran Gereja Katolik tentang kontrasepsi dan aborsi

Salah satu klaim yang sering menjadi keberatan beberapa umat non-Katolik dan bahkan umat Katolik beraliran liberal adalah �kontrasepsi akan mengurangi aborsi�, argumen yang mereka pakai dalam memerangi ajaran Gereja Katolik adalah dengan memakai kontrasepsi maka tidak akan muncul kasus aborsi, tidak hanya itu pertumbuhan penduduk diperkirakan akan turun secara signifikan. Jawaban dari klaim ini pada dasarnya adalah salah. Sering orang diluar Gereja Katolik bahkan didalam Gereja Katolikpun berpikir bahwa kontrasepsi adalah cara efektif dalam melakukan hubungan seks secara aman. Padahal dalam kenyataannya kontrasepsi malah membawa anak muda jaman sekarang dalam bencana yang lebih besar lagi seperti terjadi relasi seksual diluar ikatan pernikahan.


Sebagaimana yang dikatakan oleh Pater Paul Marx O.S.B, seorang imam yang pro-life dan mendukung penuh ajaran Gereja Katolik yang memandang kontrasepsi dan aborsi sebagai suatu yang sangat jahat, mencatat bahwa pengesahan aborsi telah mengundang beberapa Negara secular untuk mempromosikan kontrasepsi bagi warga negaranya. Di Amerika Serikat, presiden Barrack Obama menyetujui penggunaan alat-alat kontrasepsi bahkan melegalkan perkawinan sesama jenis.
Paus Yohanes Paulus II dalam ensikliknya Evangelium Vitae menulis:
"Kedua-duanya berakar dalam mentalitas hedonistis yang tidak mau menerima tanggung jawab dalam perkata-perkata mengenai seksualitas, dan keduanya juga menyiratkan sebuah konsep kebebasan yang berpusat pada diri sendiri, yang menganggap prokreasi sebagai sebuah halangan menuju pencapaian pribadi. Dengan demikian, kehidupan yang terlahir sebagai akibat dari relasi seksual menjadi musuh yang dihindari entah apa pun bayarannya, dan aborsi menjadi satu-satunya tanggapan pasti yang mungkin terhadap kontrasepsi yang gagal (EV 13)."
Panggilan terdalam manusia sebagai manusai adalah untuk mencintai Allah. Hal ini juga berarti untuk mencintai satu sama lain sebagai sesame manusia, yang diciptakan oleh Allah menurut citra-Nya. Kristus mengatakan bahwa mencintai Allah dan sesama merupakan hukum yang terbesar dari segala hukum (Mrk 12:29-31). Cinta dalam pernikahan merupakan sebuah realitas nyata yang menggambarkan jenis cinta yang ada dalam Allah sendiri dan yang karenanya kita diciptakan oleh Dia, supaya kita dapat mengambil bagian dalam cinta kasih-Nya.Didalam perjanjian lama, perjanjian antara Allah dengan bangsa Israel dilambangkan sebagai sebuah gambaran dari pernikahan dan perjanjian ini digambarkan dengan begitu indah khususnya oleh Kitab Kidung Agung. Sedangkan dalam Perjanjian Baru, pernikahan mengungkapkan relasi intim antara Kristus dengan Gereja (Ef 5:22; Why 21:2, 9). Katekismus Gereja Katolik menulis bahwa penikahan sebagai sebuah sakramen yang diarahkan menuju persekutuan (no. 1534-35). Hal ini berarti pernikahan diarahkan menuju keselamatan orang lain. Sakramen-sakramen lainnya memberikan sumbangan dalam beragam cara bagi pribadi yang menerima sakramen-sakramen tersebut. Sedangkan sakramen-sakramen yang diarahkan menuju persekutuan, ketika seseorang menerimanya, ditujukan kepada keselamatan orang lain. 

Pernikahan menyucikan kedua pasangan dan menempakatkan mereka pada sebuah martabat khusus. Mereka dipanggil untuk memenuhi tugas-tugas tertentu (KGK no. 135). Apakah tugas ini? Tugas ini terletak pada inti pernikahan itu sendiri yaitu relasi seksualitas, saling bersekutu, memberi diri sepenuhnya satu sama lain dan panggilan untuk beranakcucu dan bertambah banyak (Kej 1:28). Paus Yohanes Paulus II dalam anjuran apostoliknya, Familiaris Consortio menjelaskan:
"Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya sendiri. Ia memanggil manusia menjadi kenyataan karena cinta kasih-Nya sekaligus untuk mencintai. Allah itu cinta kasih dan didalam Diri-Nya. Ia menghayati misteri persekutuan cinta kasih antar pribadi. Seraya menciptakan umat manusia menurut gambar-Nya sendiri, dan tiada hentinya melestarikan keberadaannya, Allah menggoreskan dalam kodrat manusiawi pria maupun wanita panggilan, dank arena itu juga kemampuan serta tanggung jawab untuk mengasihi dan hidup dalam persekutuan. Oleh karena itu, cinta kasih merupakan panggilan yang sangat mendasar bagi setiap manusia, dan sudah tertera dalam kodratnya (no.11, penekanan asli, catatan dihilangkan)." Sumber: Faith Facts vol. 1
Mengenai tugas yang diemban oleh setiap pasangan ini maka dari itu Gereja Katolik menolak penggunaan kontrasepsi terlebih lagi aborsi. Gereja Katolik menolak penggunaan alat-alat kontrasepsi karena baik alat maupun mentalitasnya untuk menghilangkan semata-semata peranan Allah dalam penciptaan manusia. Manusia diciptakan tidak hanya semata-mata karena adanya hubungan antara suami-istri namun karena adanya campur-tangan Allah sebagai sumber kehidupan. Maka dengan kontrasepsi manusia secara sengaja menutup-nutupi kemungkinan terjadinya karya penciptaan dan menolak tatanan ilahi yang berasal dari Allah. Kontrasepsi bukanlah suatu hal yang baru muncul pada abad modern, bentuk terkuno dari kontrasepsi adalah ramuan-ramuan penghambat kehamilan sampai coitus interuptus (membuang sperma diluar tubuh wanita setelah bersenggama) dan perbuatan ini pernah dilakukan oleh Onan (kata dasar dari onani) yaitu ketika ia diperintahkan oleh ayahnya untuk berhubungan dengan janda kakaknya supaya rumah tangga kakaknya memiliki keturunan, namun Onan tahu bahwa keturunannya itu tidak akan menjadi miliknya lalu ia membuang spermanya agar tidak membuahi rahim Tamar. Atas perbuatan ini Onan dibunuh oleh Allah. Tertulianus (thn 197) dalam �Apologeticum� menegaskan hal serupa, �mencegah kelahiran adalah melakukan pembunuhan; tidak banyak bedanya apakah orang membinasakan kehidupan yang telah dilahirkan ataupun melakukannya dalam tahap yang lebih awal. Ia yang bakal manusia adalah manusia.� Pada tahun 300, Konsili Elvira, konsili gereja lokal di Spanyol, dengan tegas mengutuk aborsi (Kanon 63).


Sedangkan aborsi adalah suatu perbuatan dengan membunuh janin bayi entah dengan memakai pil-pil pengugur kandungan atau menjatuhkan sendiri dengan sengaja. Gereja Katolik menegaskan bahwa kehidupan muncul sejak pembuahan maka janin adalah suatu yang hidup dan apabila janin tersebut dibunuh (aborsi) sama hal dengan membunuh sesame manusia dan ini merupakan pelanggaran atas perintah Allah yang ke-enam. St. Basilus dalam sepucuk suratnya kepada Uskup Amphilochius (thn 374) dengan tegas menyatakan ajaran Gereja: �Seorang wanita yang dengan sengaja membinasakan janin haruslah diganjari dengan hukuman seorang pembunuh� dan �Mereka yang memberikan ramuan atau obat-obatan yang mengakibatkan aborsi adalah para pembunuh juga, sama seperti mereka yang menerima racun itu guna membunuh janin.�

Gereja menyarankan metode KB Alami (KBA) bagi setiap pasangan Katolik karena hal ini tidak berlawanan dengan hukum moral Gereja. Seringkali terdapat kebingungan bagi pasangan Katolik dalam membandingkan kontrasepsi dan KB Alami sehingga beberapa pasangan seringkali menganggap bahwa KBA sama saja dengan kontrasepsi dan merasa tidak berdosa dengan menggunakan pil-pil KB, kondom dan alat-alat sterilisasi lainnya. Didalam teologi moral Katolik dijelaskan bahwa suatu tindakan apabila didasari oleh �niat� yang bermoral dan �tindakan/cara� yang bermoral adalah sah dan kedua hal tersebut harus seimbang dimana ada niat yang bermoral dan disertai dengan cara yang bermoral. Dengan praktek kontrasepsi, meski sepasang suami-isti memiliki �niat� yang baik dan memiliki motif tertentu (Humanae Vitae, Paus Paulus VI) namun dilakukan dengan �cara� yang jahat maka hal ini bertentangan dengan moral.

Praktek aborsi
Sedangkan lain halnya dengan metode KBA, yang tidak bertentangan dengan moral. KBA merupakan kodrat insane dari manusia itu sendiri yang telah dirancang oleh Allah sedemikian rupa. Allah menciptakan wanita dengan juga memberikan masa tidak subur bagi wanita yang menunjukkan bahwa manusia tidak dirancang untuk selalu berketurunan namun tidak boleh pula memiliki sikap dan mental kontraseptif. Dilain pihak, meski KBA tidak bertentangan dengan moral Katolik dapat pula memiliki mental kontraseptif. Contohnya apabila suatu pasangan mampu memiliki 3-4 anak namun hanya memiliki 2 anak saja dengan alasan agar hidup berkecukupan, ini adalah tindakan yang membawa dosa besar. 

Dominus illuminatio mea!

Saturday, October 5, 2013

Iman Yang Selaras Dengan Akal Budi (Lumen Fidei)


Iman adalah penerang dalam hidup, apalagi di tengah kegelapan yang menerpa duni akibat dari kesempitan diri dan dorongan cinta serta kepentingan diri makin menguat. Memang sejak dari Deus Caritas Est, sudah diperlihatkan betapa Gereja cemas akan perkembangan dunia. Ada disorientasi dalam dunia kehidupan: bukan kebenararan yang dicari, namun lebih pada kepentingan sempit dan sesaat yang berangkat dari tendensi egoisme dan sikap narsistik.

Maka lewat tiga ensiklik tentang kasih, harapan, dan iman, ini Gereja mengajak semua yang berkehendak baik untuk menata lagi hidup dan memperbarui dunia kehidupan ini. Bukan sekadar beragama dengan tekanan pada norma dan ritualnya, namun bagaimana membangun hidup secara seimbang dan integral, sehingga iman juga mewujud dalam tindakan kasih kepada sesame, sebagai tanda harapan akan keselamatan yang sudah terwujud dan dinanti kepenuhannya kelak.

Iman bukanlah suatu ilusi, bayangan, dan percakapan kosong tak berarti. Perjalanan sejarah, sejak Abraham hingga sekarang, menunjukkan fakta bahwa iman adalah suatu dorongan kekuatan hidup yang mampu menggerakkan orang, pula mengubah dunia. Iman adalah terang yang menghalau kegelapan dan dian yang menemani langkah perjalanan umat manusia. Tentu disini peristiwa Yesus adalah penentu dan kriteria dasar.

Lewat pengakuan iman akan Dia, dan kesediaan untuk ikut serta bersamaNya, umat beriman memberikan diri dalam kebersamaan, sehingga tidak lagi memperjuangkan kepentingan diri, dan bersama terlibat membangun dunia yang ditandai dengan kebenaran, keadilan dan kedamaian. Memberikan diri kepada Allah dalam iman berarti pula, dengan demikian, menjalin kebersamaan dengan sesame membangun dunia, sebagai perwujudan iman akan Dia.

Maka, sesuai dengan salah satu kunci dari pemikiran Benediktus XVI, tendensi relativisme dicoba dilawan. Iman membawa pada suatu pilihan jelas dan tegas. Iman adalah penerang langkah dan kristeria dasar hidup, karenanya tidak bisa ada sikp merelatifkan nilai, mengkompromikan kebenaran, dan memudarkan prinsip hidup. Mengikut tapak jalan Tuhan Yesus, iman mendorong pada suatu pilihan, dan pilihan tersebut bisa berarti jaln salib. Namun, pilihan iman tersebut akan membawa kepada keselamatan. Tanpa keberanian dan kesediaan memanggul salib, iman akan pudar dan menguap.

Memang ditengarai bahwa iman disingkirkan, karena antara lain orang takut menjadi picik dan fanatik. Namun, Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa iman sejati bukanlah pemicu kekerasan. Kalau itu terjadi, lebih karena iman dilepaskan dari akal budi. Pemisahan iman dengan akan budi adalah skandal besar kehidupan, demikian oleh Paus melalui ensikliknya Fides et Ratio. Paus Benediktus XVI pun berulangkali menekankan keterkaitan erat antara iman dan akal budi. Tanpa itu, orang bisa terjebak dalam kepercayaan subjektif dan pemutlakan keyakinan personal.

Langkah iman akan mendorong orang untuk terus mencari kebenaran , menggalinya dengan keterbukaan dan rendah hati, dalam sikap dialog tanpa henti. Para pencari kebenaran adalah orang-orang yang rendah hati, dengan kesediaan diri untuk terus menerus mendengarkan dan memberikan diri dibentuk serta dididik oleh Tuhan. Orang beriman, dengan demikian, adalah para pencinta kebenaran, penggali pemahaman iman tanpa henti, bukan kaum fanati buta. Maka, diperlukan kesediaan untuk terus menerus mau belajar mendengarkan dan menggali, dalam suatu perziarahan iman dalam hidup yang tak pernah mengenal kata akhir, selain didalam kesatuan utuh denganNya. Kebenaran iman itu tidaklah bertentangan dengan akal budi, dan karenanya membawa masuk ke dalam perjumpaan dengan realitas kehidupan, tempat dimana rahmat berkerja.

Renungan oleh RP T. Krispuwarna Cahyadi SJ.

Wednesday, July 18, 2012

Kehadiran Nyata Kristus Dalam Sakramen Ekaristi


Konsili Vatikan II menegaskan bahwa, dalam Perjamuan Malam Terakhir, pada malam ketika akan diserahkan, Juruselamat kita mengadakan kurban Ekaristi Tubuh dan darah-Nya. Dalam kurban itu, Ia mengabadikan kurban Salib untuk selama-lamanya, sampai Ia datang kembali. Disini kepada Gereja, mempelai yang dikasihi-Nya, Ia mempercayakan peringatan akan wafat dan kebangkitan-Nya sebagai Sakramen Cintakasih, Tanda Kesatuan, Ikatan Cintakasih dan sebagai perjamuan Paskah. Dalam perjamuan ini Kristus disantap, kita dipenuhi rahmat dan diberi jaminan Kemuliaan yang akan datang.

Gereja Katolik menolak pernyataan Calvinis dan beberapa denominasi Protestan lain yang menganggap bahwa roti dan anggur yang telah dikonsekrasi itu hanya sekadar lambang Tubuh dan Darah Yesus Kristus.

Gereja Katolik secara jelas percaya, yakin mengajarkan Dogma Transubstansiasi. Dogma ini menyatakan bahwa dalam Perayaan Ekaristi oleh konsekrasi roti dan anggur terjadilah perubahan seluruh substansi roti ke dalam substansi tubuh Kristus, Tuhan kita, dan seluruh substansi anggur ke dalam substansi darah-Nya. Dengan demikian, Kristus hadir di dalam Sakramen Ekaristi ini oleh perubahan roti dan anggur menjadi tubuh dan darah-Nya.�

Sekarang, mari kita melihat ke dalam bukti ayat Kitab Suci dan Pengajaran Para Bapa Gereja mengenai Kehadiran Nyata Kristus dalam Sakramen Ekaristi.

Kitab Suci memberi kita pernyataan Yesus sendiri yang secara literal berkata:
Mat 26:26-28 
26:26. Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: "Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku."
26:27 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.
26:28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.

Mrk 14:22-24 
14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."
14:23 Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu.
14:24 Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.

Luk 22:19-20
22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."
22:20 Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.
Kutipan dari Injil Yohanes:
6:48 Akulah roti hidup. 

6:49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati.6:50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.

6:51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

6:52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."6:53 Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.

6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.

6:55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

6:57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

Rasul Santo Paulus dalam suratnya kepada Gereja di Korintus mengulang kembali dengan kata-kata yang diucapkan Yesus pada perjamuan terakhir.


1 Kor 11:23-25
11:23. Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"

PENGAJARAN PARA BAPA GEREJA
Tomas Aquinas mengatakan: "Bahwa tubuh Kristus yang sebenarnya dan darah Kristus yang sebenarnya hadir dalam Sakramen ini, tidak dapat ditangkap oleh indera ..., tetapi hanya oleh iman, yang bersandar pada otoritas ilahi. Karena itu berkatalah Sirilus tentang kalimat Kitab Suci 'Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu' (Luk 22:19): 'jangan ragu-ragu apakah itu benar, melainkan terimalah kata-kata Penebus itu dalam iman. Karena Ia adalah kebenaran, jadi Ia tidak menipu'" (s.th. 3,75,1; dikutip oleh [Paus] Paulus VI, MF 18). 

Surat kepada Gereja di Roma: �Saya tidak mengambil kesenangan akan makanan yang dapat rusak atau kesenangan hidup. Saya ingin roti dari Allah yaitu Daging Kristus (Flesh of Christ)  yang adalah keturunan Daud dan untuk minuman, saya ingin Darah-Nya yang adalah cinta yang tak dapat rusak.� (St. Ignasius dari Antiokia, murid Rasul Yohanes Penulis Injil, dalam suratnya kepada umat di Roma). 
Dominus illuminatio mea!  

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)