Latest News

Showing posts with label Adven. Show all posts
Showing posts with label Adven. Show all posts

Saturday, December 7, 2013

Tradisi Adven - Sejarah Lingkaran Adven

oleh: RP. William Saunders
Lingkaran Adven merupakan bagian dari tradisi Katolik yang sudah sekian lama ada. Namun, asal-usul bagaimana hal tersebut terbentuk tidak pasti. Ada bukti dari bangsa Jerman pra-Kristen menggunakan  lingkaran Adven dengan menyalakan lilin selama hari-hari yang dingin dan gelap pada bulan Desember sebagai bentuk penantian pada tibanya hari yang terik dan sinar matahari yang cerah. Di negara Skandinavia, ada pula tradisi selama musim dingin untuk menyalakan lilin yang ditempatkan di sekitar roda , untuk mengangkat doa-doa kepada dewa cahaya untuk mengubah "roda bumi" kembali ke arah matahari untuk memperpanjang hari-hari pada musim panas.

Pada abad pertengahan, orang Kristen mengadaptasi tradisi ini dan menggunakan lingkaran Adven sebagai bagian dari persiapan rohani untuk menyambut hari Natal. Karena , Kristus adalah " Terang yang datang ke dunia "untuk melenyapkan kegelapan dosa dan memancarkan kebenaran dan kasih Allah ( lih. Yoh 3:19-21 ). Pada 1600, baik Katolik dan Lutheran memiliki praktek formal mengenai lingkaran Adven. Simbolisme lingkaran Adven adalah sesuatu yang amat indah. Lingkaran ini terbuat dari berbagai jenis pepohonan, yang melambangkan kehidupan. Bahkan pepohonan ini memiliki makna tradisional yang sekaligus menggambarkan iman kita: Laurel melambangkan kemenangan atas penganiayaan dan penderitaan. Pinus, Holly dan Yew melambangkan keabadian dan Cedar sebagai kekuatan dan kesembuhan. Holly juga memiliki simbolisme Kristen yaitu daun berduri yang mengingatkan kita pada mahkota duri. Konon menurut legenda dari Inggris dikisahkan bahwa kayu Salib terbuat dari pohon Holly. Lingkaran Adven , yang tidak memiliki awal atau akhir, melambangkan Allah yang abadi, keabadian jiwa, dan kehidupan kekal di dalam Kristus. 

Setiap pohon cemara, kacang-kacangan, polong biji yang digunakan untuk menghias lingkaran Adven juga melambangkan kehidupan dan kebangkitan. Secara utuh, lingkaran Adven yang hijau menggambarkan keabadian jiwa kita dan baru, kehidupan kekal yang dijanjikan kepada kita melalui Kristus, Firman yang kekal dari Bapa, yang datang ke dunia dan menjadi manusia seutuhnya yang menang atas dosa, dengan kematian -Nya melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya.

Empat lilin mewakili empat minggu Adven. Suatu tradisi menjelaskan bahwa setiap minggu melambangkan seribu tahun dan membutuhkan  4.000 tahun lamanya dari masa Adam dan Hawa sampai kelahiran Juruselamat. Tiga batang lilin berwarna ungu dan satu mawar (lilin berwarna merah muda). Lilin-lilin ungu khususnya melambangkan doa, tobat, pengorbanan dan karya amal selama masa Adven. Lilin berwarna merah muda, menyala pada minggu ketiga yaitu Minggu Gaudete, ketika imam juga memakai kasula merah muda dalam Misa kudus; Minggu Gaudete adalah Minggu sukacita, karena umat beriman telah tiba di titik tengah masa Adven, ketika penantian umat beriman sudah mencapai separuh lebih dan Natal hampir tiba. Cahaya lilin melambangkan harapan pada kedatangan Tuhan kita yang pertama ke dunia dan sekaligus sebagai antisipasi kedatanganNya yang kedua kali untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati .

Cahaya juga melambangkan Kristus, sebagai terang dunia. Beberapa adaptasi modern, menempatkan lilin putih tepat di tengah-tengah lingkaran Adven , yang menyimbolkan Kristus dan menyala pada malam Natal. Ada pula tradisi yang mengganti tiga lilin ungu dan satu lilin merah muda dengan empat lilin putih, yang akan menyala sepanjang masa Adven. Dalam keluarga , lingkaran Adven paling tepat menyala pada waktu makan malam setelah doa makan. Sebuah doa tradisional yang biasanya disertai dalam menyalanya lilin pada lingkaran Adven adalah:

Pada hari Minggu Pertama Adven, ayah dalam keluarga memberkati lingkaran Adven dengan berdoa: �Ya Allah yang menyucikan segala sesuatu, sudilah mencurahkan berkat-Mu atas karangan bunga ini, dan kami yang akan menggunakannya untuk mempersiapkan hati kami dalam kedatangan Kristus. Semoga kami dapat menerima rahmat-Mu yang berlimpah. Yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.� Lalu dilanjutkan dengan doa ini setiap hari selama minggu pertama Adven, �ya Allah dengan kebangkitkan Mu, kami mohon selamatkanlah kami dari dosa-dosa dengan pembebasanmu. Yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.� Kemudian anak bungsu dari keluarga menyalakan satu lilin ungu .

Selama Minggu kedua Adven, ayah berdoa �ya Allah, bangkitkanlah hati kami untuk mempersiapkan diri dalam menanti kedatangan-Mu agar kami dapat melayani Engkau dengan pikiran yang murni. Yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin." Kemudian anak yang sulung menyalakan lilin ungu minggu pertama dan satu lagi lilin ungu.

Selama Minggu ketiga Adven, ayah berdoa �ya Allah, kami mohon kepada-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada doa kami dan cahayailah pikiran gelap kami dengan rahmat-Mu.  Yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin." Sang ibu kemudian menyalakan dua lilin ungu sebelumnya lalu menyalakan lilin merah muda.

Akhirnya, pada Minggu keempat Advent, sang ayah kembali berdoa �ya Allah yang kuasa, kami berdoa kepada-Mu yang akan datang curahilah kami dengan rahmat-Mu dan ampunilah dosa-dosa kami. " Sang ayah kemudian menyalakan semua lilin dalam lingkaran Adven.

Masa Adven adalah mas yang tepat untuk memperteguh iman kita kepada Tuhan, lingkaran Adven dan doa-doa selama masa Adven juga mempersiapkan kita dalam menanti hari Natal. Selain itu, tradisi ini juga membuat kita menjadi antusias didalam rumah kita dan tidak melupakan arti sebenarnya dari Natal.

Dominus illuminatio mea!

Tuesday, December 3, 2013

Adven: Masa Penuh Penantian


Di awal tahun liturgi, Gereja Katolik merayakan suatu perayaan, perayaan yang menantikan kelahiran Yesus Kristus ke dunia. Perayaan tersebut ialah Adven, Adven adalah masa khusus di dalam lingkaran tahun liturgi Gereja yang diadakan selama bulan Desember untuk menyongsong Hari Raya Natal pada tanggal 25 Desember. Data asli mengenai awal mula Adven, tidak ditemukan namun sejak abad-abad pertama mulai ada kegiatan dari umat untuk mengadakan persiapan sebelum hari Natal tiba. Keotentikan perayaan ini dapat diketahui dari sinode Macon di Gaul, Perancis yang menyatakan bahwa sebelum dirayakannya hari Paskah atau Natal, diadakan sebuah masa pertobatan dalam rentang waktu dari 11 November hingga 24 Desember 2013. Sehingga pada hari-hari didalam masa Adven, warna Liturgi Gereja menjadi berwarna ungu seturut pula dengan masa Prapaskah yang keduanya berkaitan erat dengan masa pertobatan.

Keontetikan masa Adven ini didukung pula oleh hadirnya Bapa Gereja pada masa tersebut (yang terjadi pada waktu lampau) dan salah satu diantaranya ialah St. Sesarius dari Alles yang hidup pada abad ke 5, dan Sesarius dianggap sebagai orang yang pertama kali menyampaikan homili tentang masa Adven. Adven mungkin hanya dianggap sebagai sebuah masa yang hanya berada dalam Gereja Barat, namun sesungguhnya Gereja-gereja Timur seperti Katolik Timur (yang bersatu penuh dengan Paus Roma sebagai Wakil Yesus Kristus dan gembala Gereja Universal) dan Gereja uniat Orthodox Timur (yang telah memisahkan diri dengan Paus Roma pada tahun 1054) juga merayakan Adven dan hal ini dimulai sejak abad ke empat dan disertai dengan aturan pantang dan puasa yang amat ketat.

Masa Adven terdiri dari 4 Minggu. Selain memperhatikan kesatuan penantian seperti yang dapat dijumpai dalam rumusan doan dan bacaan Kitab Nabi Yesaya pada Misa harian, Masa Adven secara keseluruhan dibagi dalam dua periode:

Pertama, sejak hari Minggu Adven pertama hingga pada tanggal 16 Desember, Gereja secara penuh mengutamakan penantian secara eskatologis; umat beriman diajak merenungkan misteri kedatangan mulia Kristus pada akhir zaman; didukung oleh bacaan-bacaan Misa, khususnya kutipan dari kitab para nabi, terutama Yesaya. Minggu ketiga Adven ditandai dengan sebutan Gaudete Sunday (Minggu Sukacita) dan pula ditandai dengan Vestmentum (pakaian liturgy bagi imam) berwarna merah muda. Minggu Gaudete ini menunjukkan bahwa Gereja secara khusus telah bersukacita karena telah melewati seperempat dari masa Adven.

Paus Emeritus Benediktus XVI pada Minggu Sukacita dengan Pallium tradisional
Kedua, dari 17 Desember sampai 24 Desember, baik dalam Ekaristi maupun Ibadat Harian, semua rumusan diarahkan lebih jelas kepada persiapan menyongsong perayaan Natal, dengan seruan Nabi Yohanes Pembaptis (Nabi terakhir) dan disertai pula dengan kisah Maria dan Yusuf. Adven dipandang dari segi teologis, merupakan suatu masa dimana Gereja menanti-nantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Adven ini secara realitas merupakan gambaran dari umat Israel sendiri dan para nabi terdahulu yang menanti-nantikan kedatangan Mesias beribu-ribu tahun lamanya.

Adven merupakan masa yang mengingatkan adanya dimensi historis-sakramental keselamatan, umat beriman diajak untuk menanti-nantikan kedatangan Kristus Sang Mesias. Dalam diri Kristus, Allah Bapa telah menampilkan rupa-Nya (Yoh 14:9). Dimensi historis pewahyuan diri Kristus ini menunjukkan betapa konkretnya penyelamatan umat manusia. Dilain pihak pula, Adven adalah masa liturgi yang menanmpilkan secara terang dimensi eskatologis kehidupan para pengikut Kristus. Allah telah memelihara kita demi keselamatan kita (1 Tes 5:9). Sikap menanti yang penuh pengharapan ini adalah ciri khas dari Gereja sendiri. Dalam diri Yesus, Allah telah mewahyukan diri-Nya. Kristus adalah kepenuhan janji Allah. �Sebab Kristus adalah �ya� bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan �amin� untuk memuliakan Allah� (2 Kor 1:20).

Selama masa Adven, sikap penantian Gereja terhadap kedatangan Mesias tidak seperti orang Yahudi yang masih menantikan Mesias terjanji (meskipun telah datang namun mereka memakukan-Nya di kayu Salib). �Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal.� (1 Kor 13:12). Gereja menghayati masa ini sebagai sebuah masa penantian yang menggembirakan sekaligus sebagai sebuah masa untuk kembali bertobat; oleh karena itu, Gereja berdoa �datanglah ya Tuhan Yesus� (Wahyu 22:17-20). Akhirnya, Adven mengajak kita untuk menghayati sikap penantian yang disertai dengan kegembiraan bahwa Kristus akan menjelma menjadi daging dan tinggal diantara kita (Yoh 1:14).

Dominus illuminatio mea!

Sunday, November 25, 2012

Meditasi untuk Setiap Minggu Masa Adven

oleh: P. Victor Hoagland, C.P.

Masa Adven. Empat minggu sebelum Natal merupakan masa persiapan, penantian serta pengharapan. Liturgi Adven menggemakan kembali dengan seruan kerinduan para nabi Yahudi: Sabda Yesus dan pewartaan Yohanes Pembaptis bahwa Tuhan sudah dekat. Dengarkanlah seruan mereka. Meditasi singkat atas Bacaan Injil selama Minggu Adven berikut ini semoga membantu kalian dalam mendengarkan suara mereka.

MINGGU ADVEN I

Yesus mengatakan kepada para muridnya: �Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! � Kamu tidak tahu bilamanakah tuan rumah itu datang.� Markus 13:33

O Yesus, suara-Mu lantang menembus ruang-ruang hidupku: "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah!"

Namun demikian, hampir-hampir tak pernah aku mendengarkan-Mu. Aku sibuk dengan berbagai macam hal, sibuk ini dan itu, seperti seorang hamba terperangkap dalam rutinitas sehari-hari, hampir tak pernah aku memikirkan apa makna hidupku. Rohku sudah lelah, dan Engkau ya Tuhan-ku, terasa amat jauh. Bagaimana aku dapat mendengarkan suara-Mu hari ini?

Berbicaralah kepada jiwaku selama masa rahmat ini, seperti Engkau berbicara kepada para nabi-Mu dan para kudus-Mu. Ingatkan aku kembali akan panggilan hidupku dan akan pekerjaan yang Engkau kehendaki aku lakukan. Aku ini hambamu, ya Tuhan. Berbicaralah kepadaku pada masa yang kudus ini dan arahkan mataku untuk menantikan kedatangan-Mu.

O Imanuel, Yesus Kristus, kerinduan setiap bangsa, Juruselamat segenap umat manusia, datang dan tinggallah di antara kami.

MINGGU ADVEN II

Ketika Yohanes Pembaptis menampilkan diri sebagai seorang pengkhotbah di tanah Yudea, inilah yang diserukannya: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Matius 3:2

O Yesus, di padang gurun yang sepi, nabi-Mu Yohanes mewartakan : Tuhan di sini, Tuhan ada bersamamu. Tuhan telah datang untuk mewujudkan suatu kerajaan dimana tak ada lagi ketidakadilan serta penderitaan, di mana air mata akan dihapuskan dan mereka yang berpaling kepada Tuhan akan menikmati perjamuan.

�Berpalinglah sekarang. Tuhan-mu berdiri di sampingmu. Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Di gurun yang sepi Yohanes menyerukan kata-kata itu.

Berilah aku iman seperti Yohanes, ya Yesus, teguh percaya bahkan dalam kekeringan sekalipun bahwa Engkau dan kerajaan-Mu tidaklah jauh dariku. Buatlah hatiku teguh seperti hatinya, tak tergoyahkan oleh pencobaan-pencobaan atau pun terjerat oleh kesenangan-kesenangan palsu. Berilah aku keberanian untuk tetap setia hingga janji-janji-Mu digenapi.

O Raja segala bangsa, Yesus Kristus, satu-satunya sukacita bagi setiap jiwa, datang dan selamatkanlah umat-Mu.

MINGGU ADVEN III

Murid-murid Yohanes bertanya kepada Yesus, �Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?� Yesus menjawab mereka: �Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir ... dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.� Lukas 7:19,22

O Yesus, aku bersukacita atas tanda-tanda bahwa Engkau dekat dengan kami. Kuasa-Mu ada di mana-mana, andai saja aku mampu melihatnya.

Namun demikian, mataku lebih sering melihat hanya kegelapan dan ketidakpastian. Aku percaya kepada-Mu, tetapi jika aku memandang sekeliling, kejahatan tampak begitu kuat sementara kebaikan begitu lemah. Jika Engkau telah datang, mengapa masih saja ada begitu banyak penderitaan dan mengapa kaum miskin masih saja putus pengharapan? Di manakah mukjizat-Mu kini?

Rahmat-Mu, ya Tuhan, pada kenyataannya lebih berlimpah dari yang dapat aku bayangkan. Aku tahu, kuasa-Mu ada di mana-mana di sekelilingku, ah andai saja aku dapat melihatnya. Tunjukkan kepadaku sekarang di mana orang buta melihat dan orang lumpuh berjalan.

Jadikan penglihatanku lebih tajam dari semula.

MINGGU ADVEN IV

Malaikat Gabriel berkata kepada Maria, �Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi�.� Luk 1:30-32

O Yesus, aku percaya bahwa Engkau dilahirkan oleh Perawan Maria dan bahwa Engkau adalah Putra Allah.

Kedatangan-Mu yang penuh misteri ada di luar pengertian kami. Namun, seperti BundaMu yang kudus, Maria, aku rindu Engkau datang kepadaku, sebab Engkau sendiri telah menjanjikannya. Ijinkan aku melayani-Mu dengan segala cara yang aku mampu serta menyadari bahwa Engkau menyertaiku dari hari ke hari sepanjang hidupku.

Seperti Maria, BundaMu, meskipun aku hanya mengenal-Mu melalui iman, biarlah seluruh keberadaanku mewartakan keagungan-Mu dan rohku bersukacita oleh karena kasih-Mu kepadaku.

O Kebijaksanaan, Sabda Allah yang kudus, Yesus Kristus, yang menggenggam segala sesuatu dalam tangan-Mu yang kuat namun lembut, datanglah dan tunjukkan kepada kami jalan keselamatan.

sumber : �Meditations for Each Week of Advent� by Fr Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1996, 1997, 2000 - The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: �diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Victor Hoagland, CP.�

Thursday, December 16, 2010

Sekilas Penjelasan Tentang Masa Adven

1. Pengertian masa Adven

Masa Adven adalah masa empat minggu sebelum hari Natal, ketika Gereja merayakan kedatangan Kristus yang pertama dan mengharapkan kedatangan-Nya yang kedua. Hari pertama Adven dapat jatuh antara tanggal 27 November sampai 3 Desember.

Kata �Adven� berasal dari kata Latin �adventus� (bahasa Yunani-nya parousia), artinya �kedatangan�. Maka fokus masa Adven adalah kedatangan Mesias, yaitu Yesus Kristus. Maka doa- doa penyembahan dan bacaan Kitab Suci tidak saja mempersiapkan kita secara rohani akan kedatangan-Nya (untuk memperingati kedatangan-Nya yang pertama) tetapi juga mempersiapkan kedatangan-Nya yang kedua. Itulah sebabnya bacaan Kitab Suci pada masa Adven diambil dari Perjanjian Lama yang mengharapkan kedatangan Mesias dan Perjanjian Baru yang mengisahkan kedatangan Kristus untuk menghakimi semua bangsa. Demikian juga, tentang Yohanes Pembaptis, sang perintis yang membuka jalan bagi kedatangan Kristus Sang Mesias.

2. Makna Adven

Katekismus Gereja Katolik menjelaskan tentang makna Adven sebagai berikut:

KGK 524 Ketika Gereja merayakan liturgi Adven setiap tahunnya, ia menghadirkan kembali pengharapan di jaman dahulu akan kedatangan Mesias, sebab dengan mengambil bagian di dalam masa penantian yang panjang terhadap kedatangan pertama Sang Penyelamat, umat beriman memperbaharui kerinduan yang sungguh akan kedatangan-Nya yang kedua. Dengan merayakan kelahiran sang perintis [Yohanes Pembaptis] dan kematiannya, Gereja mempersatukan kehendaknya: �Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.�(Yoh 3:30)

Dengan demikian masa Adven merupakan masa menantikan kelahiran Kristus/ penjelmaan-Nya menjadi manusia. Masa Adven ini bukan bagian dari masa Natal, tetapi merupakan persiapannya. Oleh karena itu, masa Adven merupakan masa pertobatan (menyerupai masa Prapaska), sebab memang pertobatan-lah yang diserukan oleh Yohanes Pembaptis agar kita dapat menyambut Kristus Sang Penyelamat. Ciri- ciri perayaan masa Adven adalah tenang dan sederhana, tidak semeriah masa biasa, sebab penekanannya adalah pertobatan yang diwarnai oleh pengharapan akan kedatangan Tuhan.

Budaya sekular di sekitar kita dan juga banyak gereja- gereja non- Katolik merayakan hari Natal yang berdiri sendiri, terlepas dari masa Adven dan masa oktaf Natal sampai Epifani. Namun sesungguhnya hari Natal tidak dimaksudkan sebagai hari yang berdiri sendiri, tetapi sebagai perayaan yang tidak terlepas dari penanggalan tahunan liturgis. Natal sebagai perayaan Inkarnasi Tuhan Yesus perlu dipersiapkan terlebih dahulu pada masa Adven. Sebab masa Adven merupakan masa peringatan akan penghiburan yang diberikan Tuhan dan kesempatan di mana kita menyesuaikan diri dengan kehendak Tuhan, seperti halnya ketika para patriarkh, para nabi dan raja menanti dengan penuh pengharapan akan janji Allah yang akan mengutus Putera-Nya menjadi manusia.

3. Latar belakang Kitab Suci

Perjanjian Baru mengidentifikasikan Yesus sebagai Mesias bangsa Yahudi, meskipun Yesus bukanlah Mesias yang diharapkan oleh kebanyakan orang Yahudi pada saat itu. Sebab bangsa Yahudi saat itu menantikan Mesias yang dapat mengusir bangsa Romawi yang menjajah mereka. Injil dengan jelas menyatakan bahwa Kristus tidak datang untuk mendirikan Kerajaan di dunia atau untuk membebaskan orang- orang Yahudi dari penjajahan Romawi; tetapi Ia mewartakan Kerajaan Surga bagi bangsa Yahudi dan bangsa non- Yahudi. Meskipun jemaat perdana mengakui bahwa Yesus telah berjaya di dalam Gereja-Nya namun mereka mengakui bahwa segala hal belum sepenuhnya takluk kepada-Nya, sehingga masih ada penggenapan Kerajaan-Nya di masa mendatang (lih. KGK 680). Oleh karena itu, para jemaat perdana menantikan dengan rindu kedatangan Kristus yang kedua dalam kemuliaan-Nya, untuk mencapai kemenangan sempurna kebaikan atas kejahatan, ketika Kristus akan mengadili semua orang, baik yang hidup dan yang mati (lih. KGK 681, 682) dengan keadilan dan kasih yang sempurna. Maka bacaan Kitab Suci inilah yang mendasari masa Adven.

Kitab Suci mengajarkan agar kita mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan. Persiapan diri yang dimaksud adalah �berjaga-jaga�, karena memang inilah yang diperintahkan oleh Kristus untuk menyambut kedatangan-Nya (lih. Mat 24:42. Mat 25:13; Mrk 13:33). �Berjaga- jaga� di sini maksudnya adalah untuk mengarahkan pandangan kita kepada hal- hal surgawi, dan bukan kepada hal- hal duniawi, pesta pora, dan dosa, seperti yang dilakukan orang banyak pada jaman nabi Nuh (lih. Mat 24:37-39, Kej 6:5-13). Dengan demikian masa Adven merupakan masa pertobatan, di mana kita dipanggil Allah untuk kembali ke jalan Tuhan. Adven adalah kesempatan untuk menumpas gunung dan bukit kesombongan hati kita, maupun menimbun lembah kekecewaan dan luka-luka batin kita, agar semua yang berliku diluruskan dan yang berlekuk diratakan (lih. Luk 3:5-6) agar kita siap menyambut Kristus. Dengan demikian kita akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

4. Latar Belakang Sejarah

Referensi pertama tentang perayaan Adven terjadi pada abad ke-6. Sebelumnya, terdapat perayaan- perayaan dan puasa yang menyerupai masa Adven kita saat ini. St. Hilarius dari Poitiers (367) dan Konsili Saragossa di Spanyol (380) menjabarkan tentang tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Paus St. Leo Agung banyak berkhotbah tentang �masa puasa pada bulan kesepuluh (yaitu bulan Desember)� sebelum hari Natal. Gelasian Sacramentary (750) memberikan bacaan liturgi bagi lima Minggu sebelum hari Natal, juga Rabu dan Jumat. Akhirnya Gereja Barat memutuskan untuk menentukan 4 Minggu pada masa Adven, yang dimulai dari akhir November atau awal Desember sampai hari Natal.

Gereja- gereja Timur juga melakukan puasa untuk menyambut Natal. Masa puasa ini lebih panjang dari masa Adven yang dirayakan oleh Gereja Barat, yaitu dimulai pada pertengahan bulan November. Maka Adven, atau masa puasa pada Gereja- gereja Timur ini dirayakan baik oleh Gereja Katolik, maupun gereja- gereja Orthodox.

Pada masa Reformasi, beberapa tokoh Protestan menolak masa peringatan/banyak hari perayaan dalam kalender liturgi Gereja, dan dengan ini memisahkan gereja mereka dari ritme perayaan liturgis yang dirayakan Gereja Katolik setiap tahunnya (kecuali gereja Lutheran yang kini mempunyai kalender liturgi yang kurang lebih sama dengan kalender liturgi Gereja Katolik). Namun demikian beberapa gereja Protestan mempertahankan masa Adven, seperti gereja Anglikan. Kemungkinan karena gerakan liturgis, ataupun sebagai reaksi akan perayaan Natal yang cenderung semakin dikomersialkan di kalangan dunia sekular, maka perayaan Adven sekarang ini menjadi semakin populer di kalangan gereja- gereja non- Katolik dan non- Orthodox. Gereja- gereja Lutheran, Anglikan, Methodis dan Presbytarians dan kelompok- kelompok evangelis telah memasukkan juga tema Adven ke dalam ibadah penyembahan mereka, walau dengan derajat yang berbeda- beda.

5. Kesimpulan

Maka, walaupun masa Adven tidak secara eksplisit tertulis dalam Kitab Suci, namun bukan berarti masa Adven ini tidak ada dasar Alkitabnya. Bahwa Allah selalu menginginkan umat-Nya untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan-Nya, itu bukan merupakan �ide baru�; tetapi memang sudah diajarkan dalam Kitab Suci. Perayaan Adven itu merupakan peringatan akan masa persiapan menyambut kelahiran Kristus (kedatangan-Nya yang pertama), dan penegasan masa penantian akan kedatangan Kristus yang kedua. Tidak ada yang salah jika kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Kristus, malah itu adalah keharusan, seperti diserukan oleh Yohanes Pembaptis, ataupun oleh Yesus sendiri, seperti telah dijabarkan di atas.

Jika untuk kedatangan bapak Presiden saja, orang- orang mempersiapkannya dengan sungguh- sungguh dalam banyak hal, apalagi kita menyambut Kristus, Sang Raja di atas segala raja di bumi. Maka kita sebagai umat Kristiani selayaknya tidak memandang hari raya Natal sebagai hari yang berdiri sendiri, yang dapat dirayakan tanpa persiapan hati yang cukup sebelumnya. Jika kita mengamini Kristus sebagai Raja Semesta alam yang mengatasi semua pemimpin negara di dunia, tentulah Ia layak menerima penghormatan melebihi para pemimpin tersebut. Seumpama pak Presiden berkenan datang di rumah kita, tentu kita akan membersihkan dan mempersiapkan rumah kita sebaik mungkin, bukan? Maka, mari kita lakukan hal yang sama, mempersiapkan rumah hati kita sebaik mungkin untuk menyambut kedatangan Kristus Tuhan dan Juru Selamat kita!

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,

Sumber : http://katolisitas.org/2010/12/14/masa-adven/

Wednesday, December 8, 2010

Asal Mula Liturgi Adven

oleh: Jeanne Kun
Perayaan untuk memperingati hari kelahiran para penguasa merupakan hal yang umum dilakukan pada zaman Kristus. Hari ulang tahun ini masih dirayakan secara luas, bahkan juga setelah orang yang dihormati itu meninggal. Maka sepantasnyalah bila umat Kristiani purba ingin menghormati tanggal kelahiran Penyelamat mereka, Tuhan Allah penguasa semesta alam.

Pada mulanya kelahiran Kristus dirayakan bersamaan dengan Epiphany, pesta penampakan Kristus, yang jatuh pada tanggal 6 Januari. Tetapi setelah masa terakhir dari masa penganiayaan orang Kristiani oleh penguasa Romawi, sekitar tahun 330 Masehi, Gereja Roma menetapkan 25 Desember sebagai tanggal untk memperingati kelahiran Kristus. Untuk beberapa lama beberapa Gereja Timur tetap merayakan pesta kelahiran ini pada tanggal-tanggal yang berbeda, tetapi pada akhir abad ke 4, tanggal yang ditetapkan oleh Roma diterima di seluruh dunia.

Ada berbagai penjelasan tentang pemilihan tanggal 25 Desember ini, tetapi tidak ditemukan dokumen gerejani resmi yang berasal dari masa itu yang memberikan alasan yang tepat. Yohanes Krisostomus dan beberapa bapa Gereja purba keliru mempercayai 25 Desember benar-benar merupakan tanggal lahir Kristus, dengan memastikan dari catatan-catatan tentang sensus yang dilakukan Cyrinius. Meskipun demikian, Gereja Roma tidak pernah secara resmi menyatakan bahwa catatan-catatan sensus tersebut masih terdapat pada adad 4, yaitu pada masa dimana tanggal kelahiran Yesus ditetapkan, bahkan gereja Roma tidak pernah memberikan kesan bahwa tanggal kelahiran Kristus itu dicatat. Kenyataannya tradisi yang berbeda-beda berlaku di bagian-bagian yang berlainan di dunia kristen, karena tanggal yang sebenarnya dari kelahiran Sang Juru Selamat tidaklah diketahui.

Sebuah penjelasan yang lebih baik didasarkan pada fakta bahwa bangsa Romawi kafir merayakan hari pesta dewa matahari (Sol invictus: Matahari yang tak terkalahkan) pada tanggal 25 Desember. Kemungkinan besar Gereja Romawi memilih tanggal tersebut terutama dengan tujuan supaya rakyat berbalik dari penyembahan kepada matahari menuju pada penyembahan kepada Kristus Tuhan, "Surya Kebenaran" (Mal 3:20) dan "Terang Dunia" (Yoh 9:5).

Dalam abad ke 5, Natal telah ditetapkan sebagai permulaan tahun Gereja. Sedikit demi sedikit, berbagai persiapan bagi perayaan pesta ini mulai dikembangkan. Catatan-catatan pertama tentang hal ini ditemukan di Gereja Perancis yang mencatat bahwa pada tahun 490, Uskup Perpetuus dari Tours mengeluarkan peraturan supaya umat berpuasa selama tiga hari dalam seminggu dimulai pada tanggal 11 November, yang merupakan hari raya St. Martinus dari Tours, sampai hari Natal. Inilah yang dikenal sebagai 40 hari Puasa St. Martinus.

Kebiasaan untuk mengadakan puasa dan pertobatan sebelum Natal menyebar ke seluruh Perancis, Spanyol dan Jerman, tetapi tanggal dimulainya berbeda-beda dari daerah ke daerah, ada yang mulai tanggal 24 September dan ada yang baru mulai pada tanggal 1 Desember. Teks misa masa prapaska dipakai selama masa pra-Natal di Gereja Perancis.

Baru abad ke 6 perayaan Adven muncul di Gereja Roma. Di sana masa ini terdiri dari 4 atau 5 hari Minggu. Pada tahun 604, Paus Gregorius Agung secara khusus memberikan khotbah Adven. Berbeda dengan Gereja Perancis, Roma tidak mengadakan puasa. Masa Adven di Roma lebih merupakan perayaan, masa yang pernuh kegembiraan mempersiapkan pesta Natal, yang bersifat penitential.

Pada adab ke 8, Gereja Perancis menerima liturgi Roma, maka terjadilah pertentangan antara sifat Adven Roma yang meriah dengan cara Perancis yang melaksanakan pertobatan dan puasa yang cukup lama. Selama beberapa abad terdapat kebimbangan. Dengan tibanya abad ke 10, permulaan tahun Gereja dimulai pada minggu pertama dalam masa Adven dan pada abad ke 13 suatu bentuk yang tetap bagi masa Adven telah dibuat dan merupakan gabungan antara kedua tradisi itu: Roma menerima puasa dan pertobatan yang berasal dari tradisi Perancis; dan kebiasaan Roma yang mempunyai masa 4 minggu dan teks-teks liturgi Roma berlaku selama masa 7 sampai 9 minggu seperti yang dilakukan di Perancis. Liturgi Adven ini secara praktis berlaku selama 600 tahun, sampai diadakan perubahan masa puasa pada th 1960 dan suatu revisi dibuat bagi teks misa yang dipakai untuk ligurgi Adven setelah Vatikan II.

Sepintas lalu, mada masa Adven kelihatannya meragukan, dengan peralihan antara kegembiraan merayakan kelahiran Sang Penyelamat yang sudah lama dinantikan, dengan ketenangan karena memikirkan penghakiman terakhir yang masih harus dihadapi. Tetapi pemahaman kita atas beberapa arti Adven dapat membantu kita untuk melepaskan dan menjelaskan rasa tegang yang kita rasakan. "Adven cenderung untuk menjadi sesuatu antara pertobatan yang dilakukan pada masa prapaskah dan kegembiraan masa Natal. Pada masa permulaan terjadinya Adven, St. Hilarius terkenal karena menyebutnya sebagai "masa puasa Natal"... Melalui peringatan dari kedatangan Kristus yang pertama, perhatian kita dibimbing kepada pemikiran akan kedatanganNya yang kedua. Aspek ganda dari masa Adven ini mempengaruhi pemilihan bacaan-bacaan Kitab Suci

Bacaan Injil pada empat hari minggu Adven merefleksikan semangat dan bentuk masa ini. Minggu pertama terpusat pada penghakiman akhir zaman (tahun A - Mat 24:37-44; tahun B - Mark 13:33-37; tahun C - Luk 21:25-28, 34-36). Bacaan Injil pada Minggu ke II dan III menyajikan pesan pertobatan Yohanes Pembaptis, suatu seruan untuk mempersiapkan diri bagi penghakiman (tahun A - Mat 3:1-12; 11:2-11; tahun B - Mark 1:1-8; Yoh 1:6-8, 19-28; tahun C - Luk 3:1-6; 3:10-18). Pada Mingu ke IV perhatian kita ditujukan pada kelahiran Kristus dengan merenungkan peristiwa-peristiwa yang membimbing kita kearah itu dan juga pada tokoh-tokoh yang tersangkut di dalamnya (tahun A - Mat 1:18-25; tahun b - Luk 1:26-38; tahun C - Luk 1:39-44).

Bacaan Perjanjian Lama terutama diambil dari nubuat mesianik Yesaya, yang mengingatkan kita kepada sejarah penyelamatan yang panjang, yang berakar pada janji-janji yang diberikan Allah kepada umat Israel. Bacaan Perjanjian Baru, yang diambil dari surat-surat, sejalan dengan tema mingguan dari bacaan Injil dan Perjanjian Lama.

Sabda Allah dengan jelas berbicara kepada kita selama masa Adven. Dengarkanlah baik-baik supaya anda siap menyambut Sabda yang menjadi manusia pada hari pesta penjelmaanNya. Dan dengarkan sabda itu yang diucapkan tepat pada waktunya, supaya anda siap mendengarnya lagi pada akhir zaman: "Mari, hai kamu yang diberkati oleh BapaKu, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan." (Mat 25:34).

Sumber : http://www.ekaristi.org/

Saturday, December 4, 2010

Memahami Dan Memaknai Masa Adven

1. Pengertian Adven
Kata �adven� berasal dari kata Latin �adventus� yang berarti kedatangan. Maka �masa adven� berarti masa untuk menunggu kedatangan Tuhan Yesus. Adven berlangsung selama 4 minggu, yakni dari Minggu Adven 1 sampai dengan Minggu Adven IV. Masa adven ditutup dengan "Natal" yaitu hari kedatangan Tuhan Yesus.

2. Perkembangan tradisi Adven
Dalam bentuk awalnya, yang bermula dari Perancis, Masa Adven merupakan masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja, jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prspaskah dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari.

Pada tahun 380-381, Konsili local Saragossa, Spanyol menetapkan tiga minggu masa puasa sebelum Epifani. Diilhami oleh peraturan Prapaskah, Konsili local Macon, Perancis, pada tahun 581 menetapkan bahwa mulai tanggal 11 November (pesta St.Martinus dari Tours) hingga hari Natal, umat berpuasa pada hari senin, Rabu, Jumat. Lama-kelamaan, praktek serupa menyebar ke Inggris. Di Roma, masa persiapan Adven belum ada hingga abad keenam, dan dipandang sebagai masa persiapan menyambut Natal dengan ikatan pantang puasa yang lebih ringan. Gereja secara bertahap mulai lebih membakukan perayaan Adven. The Gelasian Sacramentary, yang menurut tradisi diterbitkan oleh Paus St. Gelasius I (wafat thn 496), adalah yang pertama menerapkan Liturgi Adven selama lima Hari Minggu. Praktek adven semakin melembaga sejak abad ke 7, yakni pada saat Paus Gregorius Agung berkuasa (590-604). Adven ditetapkan berlangsung selama 4 minggu dan diisi dengan puasa. Sekitar abad kesembilan. Gereja menetapkan Minggu Adven Pertama sebagai awal tahun penanggalan Gereja.

3. Tradisi Adven
Pada awalnya tradisi adven sebenarnya tidak berasal dari Gereja Katolik Roma, tetapi merupakan tradisi Gereja Timur untuk mempersiapkan Epifani, yang jatuh pada tanggal 6 Januari. Pada peristiwa tersebut kanak-kanak Yesus dikunjungi oleh orang majus dari timur. Bagi Gereja Timur itulah Natal.

Maka mereka merayakannya secara meriah. Tradisi Katolik menghayati masa adven dengan melakukan ibadat bersama dan puasa. Selain itu juga mulai diciptakan simbol-simbol yang disebut dengan Korona Adven (lingkaran Adven). Kebiasaan membuat Korona Adven berasal dari Eropa Utara, khususnya dari Skandinavia.

Korona Adven berbentuk sebuah lingkaran yang diuntai dengan daun-daun pinus atau cemara dan diatasnya dipasang empat lilin (tiga lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah), selain itu juga masih diberi asesoris lain seperti pita berwarna ungu dan merah.

Apa makna dari Korona Adven tersebut? Korona Adven adalah simbol yang mau menunjukan pesan-pesan tertentu, yakni:
� Korona Adven berbentuk suatu lingkaran. Lingkaran adalah suatu bentuk tanpa awal dan akhir. Lingkaran ini melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir. Kita juga diajak untuk merenungkan bagaiman kehidupan kita, disini dan sekarang ini, ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan Allah yang kekal dan bagaimana kita berharap dapatikut ambil bagian dalam kehidupan kekal di kerajaan surga.

� Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar, sebab Kristus datang guna memberi kita hidup baru melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Warna hijau merupakan simbol pengharapan. Selain itu juga dipilih daun pinus atau cemara yang tahan pada bermacam-macam musim. Daun cemara tidak rontok dan tetap hijau pada musim gugur dan musim dingin. Ungkapan pengharapan yang tidak kunjung putus. Warna hijau juga melambangkan Kristus. Yang mait namun hidup kembali untuk selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita.

� Tiga batang lilin berwarna ungu dan satu lilin berwarna merah muda. Warna ungu melambangkan tobat, keprihatinan, matiraga atau berkabung, persiapan dan kurban, warna ini juga dipakai pada masa Prapaskah, tidak hanya untuk warna lilin, tetapi juga pakaian liturgi lain. Warna merah muda melambangkan hal yang sama, tetapi dengan menekankan Minggu Adven ketiga, Minggu Gaudate, saat kita bersukacita karena persiapan kita sekarang sudah mendekati akhir. Selain itu warna merah juga merupakan tanda cinta kasih.

� Lilin juga sebagai simbol terang. Terang itu sendiri melambangkan Kristus, yang datang ke dalam dunia untuk menghalau kuasa gelap kejahatan dan menunjukan kepada kita jalan kebenaran. Gerak maju penyalaan lilin (setiap minggu satu lilin) menunjukan semakin bertambahnya kesiapan kita untuk berjumpa dengan Kristus.

Persiapan, kerinduan dan harapan kita tidak terjadi serta merta, tetapi tahap demi tahap. Kerinduan kita yang semakin besar akan Yesus yang datang sebagai Terang Dunia, dilambangkan dengan menyalakan lilin satu demi satu. Penyalaan lilin secara bertahap ini rupanya juga dipengaruhi oleh tradisi Yahudi, khususnya pentahbisan Bait Allah (Hanukkah). Pesta Hanukkah dirayakan selama delapan hari. Delapan lilin dinyalakan satu per satu setiap hari hingga genap delapan lilin pada hari ke delapan. Jumlah lilin ada 4 batang mengungkapkan lama masa adven berlangsung, yakni 4 minggu.

� Selain Korona Adven, Gereja Katolik juga tidak mengumandangkan madah kemulian atau Gloria; madah yang berkaitan dengan nyanyian para malaikat saat kelahiran Yesus, �Kemulian bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya� (Luk 2,14). Madah ini akan dikidungkan pada saat Natal. Maka juga tidak tepat kalau umat katolik merayakan Natal pada masa adven.
Marilah kita memasuki masa Adven dengan penuh kerinduan akan pertobatan hati dan budi. Sehingga kita semakin layak menyambut Sang Bayi Yesus di Palungan. Tuhan memberkati��

Sumber berasal dari Berita Minggu Gereja Katolik Paroki Yakobus Tahun XXIII Nomor 252/1207

Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)