Misteri Kerajaan Allah
Kerajaan Allah yang diwartakan Tuhan Yesus bukanlah suatu wilayah pemerintahan atau kekuasaan politik tertentu seperti yang diharapkan oleh umat Israel dari Raja Mesias. Kerajaan Allah adalah situasi kehidupan yang di dalamnya terjadi karya penyelamatan Allah, di manapun situasi itu berada.
Kerajaan Allah merupakan misteri sangat agung, bagaikan sebuah permata besar yang mempunyai banyak segi. Tidak ada satu penjelasan sederhana yang secara lengkap mencakup semua segi Kerajaan itu. Setiap penjelasan hanya memperlihatkan salah satu segi saja. Begitu pula penjelasan yang diberikan oleh Tuhan Yesus. Dalam Bacaan Injil hari ini Tuhan menggunakan dua perumpamaan untuk menjelaskan dua segi, yaitu bahwa Kerajaan Allah tumbuh secara internal dan eksternal, di dalam dan ke luar.
Pada perumpamaan pertama, Yesus bersabda, "Hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.” (Mrk 4:26-27). Benih Kerajaan Allah, yang ditanamkan oleh Yesus ketika Ia berkarya di dunia, siang-malam terus tumbuh, tetapi proses pertumbuhannya tersembunyi di dalam dan tidak diketahui oleh manusia.
Pertumbuhan Kerajaan itu tidak terjadi secara mendadak, melainkan berlangsung lewat suatu proses. “Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.” (ayat 28). Perlahan tapi pasti Kerajaan Allah terus tumbuh sampai menghasilkan buah. Yesus menanamkan Kerajaan itu secara halus dan persuasif pada para pendengar-Nya. Selanjutnya Kerajaan itu tumbuh dengan kekuatan yang tak dapat dibendung.
Pada perumpamaan kedua, Kerajaan itu diumpamakan seperti biji sesawi (mustard). Biji itu hanya sebesar biji lada. “Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, …" (ayat 32). Kerajaan Allah tumbuh ke luar, dari sangat kecil menjadi sangat besar, “sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” Benih Kerajaan, yakni komunitas para murid pertama, awalnya sangatlah kecil. Tetapi di masa depan Kerajaan itu akan tumbuh besar dan menjadi tempat bernaung bagi berbagai bangsa di dunia.
Sabda Tuhan ini sangat membesarkan hati Gereja Perdana. Mereka sering ditindas oleh sesama orang Yahudi dan penguasa setempat. Tetapi mereka percaya pada sabda Tuhan, bahwa di dalam Gereja-Nya berlangsung pertumbuhan yang tidak dapat dihambat oleh siapapun. Tugas mereka adalah menyebarkan dan merawat benih Kerajaan, sementara pertumbuhannya sama sekali tidak mereka kuasai. Seperti kata Rasul Paulus, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan,” (1 Kor 3:6).
Lewat karya misi para Rasul dan rekan-rekan mereka, Gereja Perdana tersebar dalam bentuk jemaat-jemaat kecil di wilayah Asia, Afrika, Eropa, dan sampai Roma, ibukota kekaisaran. Biji sesawi Kerajaan Allah kini tumbuh bercabang-cabang, menjangkau banyak bangsa.
Dalam Bacaan pertama, Surat Ibrani memberi semangat kepada umat Perdana yang sedang dalam penganiayaan. Umat itu sebelumnya telah menderita dan bertahan terhadap penganiayaan dari sesama orang Yahudi. Kini mereka harus tetap tabah terhadap penindasan dari penguasa Roma. Namun apa yang terjadi: karena mereka ditindas dan terusir dari negerinya, tanpa mereka sadari benih Kerajaan Allah malahan tersebar ke negeri-negeri lain. Berkat ketahanan mereka, Gereja tumbuh dan tersebar luas.
-- Perjuangan Gereja Perdana pantas menjadi teladan bagi kita, agar kita pun bertahan dalam kesulitan yang kita hadapi sekarang, baik sebagai komunitas Gereja maupun sebagai pribadi orang beriman.
Berdasarkan sabda Tuhan, kita percaya bahwa Kerajaan Allah (karya penyelamatan Allah) memiliki daya tumbuh internal yang luar biasa. Tugas kita pertama-tama adalah menjadi “tanah yang baik” sehingga benih Kerajaan Allah itu tumbuh di dalam diri kita; artinya, kita benar-benar mengalami sendiri karya kasih Tuhan dalam hidup kita. Kita juga harus “menyiram” benih ini supaya berakar kuat: dengan berdoa, mengikuti ibadat, menerima sakramen, belajar Kitab Suci, dan berbagai cara lain, sehingga perjumpaan pribadi kita dengan Tuhan menjadi semakin dalam.
Selanjutnya, sebagai pribadi maupun komunitas, kita dipanggil untuk menyebarkan benih Kerajaan Allah dengan memberikan kesaksian hidup sebagai orang Kristiani, lewat perbuatan kasih, mulai dari lingkup kecil di sekitar kita. Seperti halnya Gereja Perdana, kita pasti mendapat kesulitan. Tetapi kita tidak perlu merisaukan pertumbuhan benih yang kita sebar, “Allah yang memberi pertumbuhan”.
Meski komunitas kita kecil (minoritas), kita percaya bahwa Gereja terus tumbuh menjadi “besar“ (dalam kualitas dan pengaruhnya) dengan memberikan kontribusi dan manfaat bagi masyarakat.
Selain itu, sebagai umat beriman kita juga harus mengusahakan agar Allah sungguh meraja di dunia ini dengan diawali dari tempat kita berada saat ini, dengan cara memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai kebenaran, keadilan, kedamaian, kesetaraan dan kesejahteraan serta nilai-nilai kebajikan lainnya.
Hari ini Gereja merayakan pesta Santo Yosef Freinademetz (1852-1908). Ia seorang imam Kalam Allah (SVD) yang diutus sebagai misionaris untuk menegakkan Kerajaan Allah di Provinsi Shantung, China. Pada awalnya ia mendapat perlawanan, perlakuan keji dan penyiksaan, namun ia tetap tabah dan sabar. Bahasa dan budaya Cina sangat dikuasainya. Ia berhasil memajukan pendidikan imam pribumi.
Bapa yang penuh kasih, kami mohon, arahkan pikiran dan kegiatan kami agar selalu selaras dengan karya agung Putra-Mu. Kobarkan kasih-Mu dalam hati kami agar segala usaha kami dalam Kristus membawa persatuan di dalam Gereja dan menebarkan damai sejati diantara para saudara kami sesama manusia. Amin.
RS/PK/hr
Catatan Sumber:
RAGI-Jumat 29 Januari 2021
Pekan Biasa III
• Ibr. 10:32-39;
• Mzm 37: 3-4. 5-6. 23-24.
39-40;
• Mrk. 4:26-34.