Tuesday, September 24, 2019
Pilih salah satu : ALLAH atau Mamon?
Pilih salah satu : ALLAH atau Mamon?
Am. 8: 4-7; Mzm. 113 : 1-2, 4-6, 7-8; 1Tim. 2: 1-8;
Luk. 16: 1-13 (singkat Luk. 16: 10-13).
Dalam sikap iman, tidak mungkin seseorang mengabdi kepada dua tuan. YESUS sendiri bersabda dalam Injil hari ini : “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang kain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada ALLAH dan kepada Mamon” (Luk. 16: 13).
Totalitas pengabdian kepada TUHAN memang harus penuh dan utuh. Itu tidak cukup hanya dengan pengakuan lisan bahwa kita percaya kepada-NYA dengan mendaraskan doa “Aku percaya” ataupun doa yang lain. Seluruh aspek kehidupan umat beriman semestinya menjadi bukti dari rasa hormat dan taat kita kepada TUHAN. Sikap iman tersebut harus dihayati dalam keluarga, dunia kerja dan hidup bermasyarakat. Sebuah kepalsuan iman bila orang mengaku berbakti kepada TUHAN, tetapi hidupnya mengabaikan prinsip-prinsip keadilan, kebenaran dan kemanusiaan yang sangat dibela oleh TUHAN sendiri. Bila hal itu masih terjadi, berarti kita memiliki dan “menciptakan tuhan sendiri” bagi diri kita sendiri, yang justru menyingkirkan peran TUHAN yang sesungguhnya! Iman semacam itu tidak akan bisa menghantar kita menuju keselamatan kekal.
Kitab Amos dalam Bacaan Pertama, mengingatkan agar kita jangan menginjak-injak orang miskin dan membinasakan orang sengsara. Demikian pula jangan sampai kita berbuat curang dengan neraca palsu. Ingatlah, TUHAN itu “tidak pernah tidur”. Dan TUHAN tidak akan melupakan perbuatan curang itu.
Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua juga mengingatkan bahwa TUHAN kita Juruselamat menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. Demikian pula dalam berdoa dan mengucapkan syukur, agar kita mendoakan untuk para pemimpin dan pembesar, agar kita semua dapat hidup tenang dan tenteram. Hal ini hanya dapat dicapai bila terjamin adanya keadilan.
Penginjil Lukas mencatat agar dalam mengabdi kepada ALLAH, kita harus memiliki kesetiaan yang susah dilaksanakan secara konsisten. Setia itu memang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan; namun, bisa dilatih dan dibiasakan, mulai dari hal-hal kecil dulu.
YESUS bersabda : “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Luk. 16: 10).
Sebagai pengikut KRISTUS, pada masa sekarang ini kita juga ditantang untuk bisa membuktikan kesetiaan kita : setia pada ikatan perkawinan, setia pada panggilan khusus, setia pada tugas dan perutusan kita, setia dalam menegakkan keadilan dan kebenaran, dan yang paling mendasar adalah setia pada TUHAN dan sesama kita.
Bagaimana kadar kesetiaan dalam diri kita?
Ya YESUS, hanya ENGKAU-lah satu-satunya Sumber Hidup dan Keselamatan kekal kita. Berilah aku iman yang sejati yang meresap dalam seluruh aspek kehidupanku. Ajarilah aku untuk tetap setia secara konsisten pada-MU dan juga sesamaku. Amin.
Selamat pagi. Selamat Merayakan Ekaristi Kudus. Selamat berhari Minggu. AMDG. Berkat TUHAN.
Pilih salah satu : ALLAH atau Mamon?
Dalam sikap iman, tidak mungkin seseorang mengabdi kepada dua tuan. YESUS sendiri bersabda dalam Injil hari ini : “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang kain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada ALLAH dan kepada Mamon” (Luk. 16: 13).
Totalitas pengabdian kepada TUHAN memang harus penuh dan utuh. Itu tidak cukup hanya dengan pengakuan lisan bahwa kita percaya kepada-NYA dengan mendaraskan doa “Aku percaya” ataupun doa yang lain. Seluruh aspek kehidupan umat beriman semestinya menjadi bukti dari rasa hormat dan taat kita kepada TUHAN. Sikap iman tersebut harus dihayati dalam keluarga, dunia kerja dan hidup bermasyarakat. Sebuah kepalsuan iman bila orang mengaku berbakti kepada TUHAN, tetapi hidupnya mengabaikan prinsip-prinsip keadilan, kebenaran dan kemanusiaan yang sangat dibela oleh TUHAN sendiri. Bila hal itu masih terjadi, berarti kita memiliki dan “menciptakan tuhan sendiri” bagi diri kita sendiri, yang justru menyingkirkan peran TUHAN yang sesungguhnya! Iman semacam itu tidak akan bisa menghantar kita menuju keselamatan kekal.
Kitab Amos dalam Bacaan Pertama, mengingatkan agar kita jangan menginjak-injak orang miskin dan membinasakan orang sengsara. Demikian pula jangan sampai kita berbuat curang dengan neraca palsu. Ingatlah, TUHAN itu “tidak pernah tidur”. Dan TUHAN tidak akan melupakan perbuatan curang itu.
Rasul Paulus dalam Bacaan Kedua juga mengingatkan bahwa TUHAN kita Juruselamat menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan tentang kebenaran. Demikian pula dalam berdoa dan mengucapkan syukur, agar kita mendoakan untuk para pemimpin dan pembesar, agar kita semua dapat hidup tenang dan tenteram. Hal ini hanya dapat dicapai bila terjamin adanya keadilan.
Penginjil Lukas mencatat agar dalam mengabdi kepada ALLAH, kita harus memiliki kesetiaan yang susah dilaksanakan secara konsisten. Setia itu memang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan; namun, bisa dilatih dan dibiasakan, mulai dari hal-hal kecil dulu.
YESUS bersabda : “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Luk. 16: 10).
Sebagai pengikut KRISTUS, pada masa sekarang ini kita juga ditantang untuk bisa membuktikan kesetiaan kita : setia pada ikatan perkawinan, setia pada panggilan khusus, setia pada tugas dan perutusan kita, setia dalam menegakkan keadilan dan kebenaran, dan yang paling mendasar adalah setia pada TUHAN dan sesama kita.
Bagaimana kadar kesetiaan dalam diri kita?
Ya YESUS, hanya ENGKAU-lah satu-satunya Sumber Hidup dan Keselamatan kekal kita. Berilah aku iman yang sejati yang meresap dalam seluruh aspek kehidupanku. Ajarilah aku untuk tetap setia secara konsisten pada-MU dan juga sesamaku. Amin.
Selamat pagi. Selamat Merayakan Ekaristi Kudus. Selamat berhari Minggu. AMDG. Berkat TUHAN.
Pilih salah satu : ALLAH atau Mamon?
Reviewed by JMG
on
September 24, 2019
Rating: 5