Hari ini umat Katolik di seluruh dunia akan merayakan Hari Rabu Abu. Rabu Abu adalah hari di mana umat Katolik memulai masa pertobatan atau permulaan masa Prapaskah.
[ gerejark.blogspot.com ]
Banyak perayaan khas dengan suasana tobat yang akan di jalani umat Katolik selama masa Prapaskah. Mulai dari puasa, aksi puasa pembangunan, pengakuan dosa, hingga Jalan Salib.
Sejumlah ritual itu adalah siklus yang terus terulang tiap tahun. Namun, terkadang ada hal-hal sederhana yang luput dari perhatian. Kita kaget sendiri ketika sesama umat Katolik atau umat dari agama lain bertanya tentang hal-hal sederhana itu.
Berikut ini adalah 5 pertanyaan tentang hari raya Rabu Abu yang sering diajukan kepada umat Katolik. Ketika kamu bertemu dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, kamu harus menjawab demikian.
1. Abu yang dioleskan di dahi itu terbuat dari apa?
Orang mungkin saja bertanya, dari mana abu yang dioleskan di dahi dalam Misa Rabu Abu? Atau abu tersebut di buat dari bahan apa?
Ternyata abu yang kita terima dalam bentuk olesan tanda salib di dahi itu dibuat dari debu hasil pembakaran daun palma yang diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya. Daun palma dalam tradisi umat Katolik mengandung makna kemenangan.
2. Kenapa harus abu?
Dasar jawaban untuk pertanyaan ini adalah kitab Kejadian 2:7. Disana di katakan bahwa Allah menciptakan Adam dari ‘debu’. Dan ada juga kisah tentang Yesus menyembuhkan orang buta dengan mengoleskan tanah kepada mata orang buta itu, dalam kitab Yohanes 9:6.
Dengan abu yang kita terima, kita kembali di tandai untuk menyambut hidup Yesus Kristus yang sanggup memperbarui dan menyempurnakan kita kembali.
3. Kenapa di oleskan di dahi?
Abu di oleskan di dahi untuk membantu kita mengenali kembali area spiritual, tempat dimana kita dapat berkembang dan area kedosaan mana yang harus kita jauhi. Dahi (dan kepala) adalah tempat pikiran dan akal budi bekerja.
Untuk bertobat kita mesti berpaling dari dosa dan mengarah kepada Allah. Kita menggunakan abu sebagai ekspresi bahwa kita perlu memperbarui kembali iman kita.
4. Doa apa yang pas untuk di doakan setelah menerima abu?
Segalam macam doa yang diujarkan dengan penuh penghayatan pasti di dengar oleh Tuhan. Doa yang di maksud bisa dalam bentuk doa spontan atau doa-doa yang sudah disiapkan dalam buku-buku liturgi.
Tapi kalau kamu masih bingung untuk mencari doa yang cocok, kamu bisa memilih dari kitab Mazmur yang mengandung tema pertobatan. Kamu bisa memilih Mazmur 6 atau Mazmur 32. Daraskan salah satu sebagai doa.
5. Masa Prapaskah berlangsung berapa lama?
Terhitung sejak Rabu Abu, umat Katolik akan merayakan masa pertobatan atau masa Prapaskah selama 4O hari, tanpa menghitung hari Minggu. Masa Prapaskah akan selesai atau genap 40 hari pada hari Sabtu sebelum hari Minggu Palma.
Angka empat puluh ini mengingatkan kita akan perjalanan bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun dan puasa Yesus selama 40 hari. Selama empat puluh hari ini umat Katolik melakukan ziarah iman.
Ini sejumlah pertanyaan yang bisa kamu jumpai dalam keseharian. Apalagi, minggu ini kita akan merayakan hari Rabu Abu sehingga 5 pertanyaan ini bisa membantu kamu untuk menghayati perayaan tersebut dengan lebih baik.
[ gerejark.blogspot.com ]
Dicopy-paste dan diposting kembali oleh : Rinnong - Duc in Altum
[https://stand-under.blogspot.com/2020/02/5-pertanyaan-tentang-rabu-abu-yang.html]
💙 MAKNA ABU
MENURUT KITAB SUCI
👼🏻 Sebelum kita menerima Abu di dahi kita pada Hari Rabu Abu, ada baiknya kita mengerti makna dibalik simbol ABU dalam tradisi Kitab Suci.
👼🏻 Kata ABU beberapa kali muncul bersamaan dengan kata DEBU. Dua kata ini berasal dari akar kata yang sama. APAR = Debu, IPER= Abu.
👼🏻 Debu adalah benda terkecil (pada zaman itu, sebelum ditemukan atom atau partikel), sifatnya: tidak ada artinya, mengotori, tak berguna dan tak bermanfaat, namun masih bisa dilihat.
👼🏻 Sementara Abu mengacu pada sisa-sisa benda-benda yang dibakar. Mengacu pada kemusnahan sesuatu yang ada menjadi tiada, kesia-siaan, dan tidak punya arti lagi.
👼🏻 Abraham ketika Ia berbicara dengan Tuhan, mengakui dirinya hanyalah debu dan abu (Kej 18:27).
👼🏻 Debu dan abu adalah benda yang mempunyai derajat paling rendah di antara benda-benda lainnya.
👼🏻 Dalam kitab Samuel dikatakan debu dan abu adalah tempat tinggal orang-orang miskin dan orang lemah. Allah mengangkat mereka dari debu dan abu. 1Sam 2:8.
👼🏻 Ada beberapa tokoh dalam Kitab Suci yang menggunakan ritual pertobatan dengan menggunakan debu dan abu:
1. Ayub. 42:6 "Ayub bertobat dalam debu dan abu"
2. Nabi Yehezkiel menyerukan pertobatan kepada Israel dengan menaruh abu di atas kepala dan berguling dalam debu. (Yeh 27:30)
3. Raja Niniwe setelah mendengar nubuat penghukuman yang disampaikan Yunus. Raja ini menyesal dan duduk di atas debu (Yun 3:6).
👼🏻 Dari beberapa contoh kemunculan debu dan abu di atas, kita bisa menarik inspirasi dari tindakan pertobatan dengan penerimaan abu di dahi kita:
PERTAMA
🙏 Kita melihat SIAPA DIRI KITA di hadapan Allah. Tuhan lah Allah, Raja atas diri kita, sementara kita bukanlah apa-apa, tidak berarti, seorang hamba sahaya, tetapi DIKASIHI olehNya.
KEDUA
🙏 Debu dan abu adalah simbol hancurnya hati dan diri kita setelah kita menyadari betapa DOSA TELAH MERUSAK DIRI KITA sedemikian rupa.
👼🏻 Kita menjadi tidak bisa berpikir jernih, penuh nafsu dan tipu daya, pintar bersandiwara, melakukan kebohongan demi kebohongan.
👼🏻 Karena dosa kita lupa bahwa kita membutuhkan Tuhan dan sesama. Kita menjadi sedemikian sombong, angkuh dan congkak hati.
KETIGA
🙏Menjadi debu dan abu artinya kita meninggalkan kedirian kita, dengan segala kesombongan, sifat egois, segala hal-hal yang merusak identitas kita sebagai anak-anak Allah, yang telah ditebus oleh Darah Anak Allah.
KEEMPAT
🙏 Kesadaran bahwa diri kita adalah debu membantu kita untuk melihat orang lain.
👼🏻 Kita semua berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu, maka tidak perlu ada yang disombongkan lagi. Tidak perlu seorang pun merasa lebih hebat dari orang lain lalu memandang rendah orang lain.
KELIMA
🙏 Sebutir debu tidak akan terlihat oleh mata. Debu akan terlihat bila dikumpulkan bersama debu lainnya.
👼🏻 Bukankah dunia ini berasal dari kumpulan milyaran debu. Maka diriku yang adalah debu, akan lebih menemukan eksistensi dan maknanya, ketika aku berada bersama yang lain.
👼🏻 Aku memerlukan orang lain, dan orang lain pun memerlukan aku.
👼🏻 Selamat memasuki MASA PENUH KERAHIMAN ALLAH.
GBU all 🙏😇