Latest News

Friday, July 13, 2012

Katekese Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah (1 Januari)


Setiap tanggal 1 Januari, tepat seminggu setelah Natal, Gereja merayakan secara meriah Hari Raya Maria Bunda Allah. Dalam kesempatan ini, Gereja mengajak semua kaum beriman untuk memperingati keibuan Ilahi Santa Perawan Maria, Bunda Yesus Kristus. Setiap tanggal 1 Januari, tepat seminggu setelah Natal. Melalui Maria, Sang Sabda memperoleh kedagingan manusia. Melalui Maria, Allah yang tidak terlihat menjadi terlihat.

Berikut adalah terjemahan bebas dari sebuah tulisan di churchyear dot net.

Pada abad ke-4 dan ke-5, Gereja dilanda perdebatan sengit mengenai kodrat Kristus: hubungan antara kodrat Ilahi dan kodrat manusia-Nya. Yang menjadi pusat perdebatan adalah gelar Maria. Sejak -paling tidak- abad ke-3, orang-orang Kristen telah merujuk Maria sebagai Theotokos, yang berarti �Pembawa Allah�.

Dokumen pertama yang menggunakan istilah ini adalah surat Origen dari Alexandria di tahun 230 M. Terkait dengan 
Theotokos inilah, Maria disebut Bunda Allah. Hal yang populer dalam kesalehan kristiani ini mendapat keberatan dari Patriark Konstantinopel, Nestorius, antara tahun 428 M hingga 431 M.

Menurut Sang Patriark Nestorius, Maria hanyalah bunda dari kodrat manusia Yesus, dan bukan dari kodrat Ilahi-Nya. Pemikiran Nestorius ini (atau setidaknya, argumennya itu yang ditangkap orang lain) telah dikutuk  pada Konsili Efesus tahun 431 M, dan sekali lagi pada Konsili Kalsedon tahun 451 M. Gereja menetapkan bahwa Kristus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia, dan kodrat ini bersatu dalam satu pribadi Ilahi, Yesus Kristus.

Demikianlah Maria bisa disapa �Bunda Allah� karena dia melahirkan Yesus yang sungguh Ilahi sungguh manusia. Sejak saat itu, Maria kerap dihormati sebagai �Bunda Allah� oleh umat Katolik, Ortodoks, dan banyak Protestan .

Hari Raya Maria Bunda Allah, yang jatuh tepat satu minggu setelah Natal sekaligus akhir dari oktaf Natal, cocok untuk menghormati Maria sebagai Bunda Yesus, mengikuti kelahiran Kristus. Ketika merayakan Hari Raya Maria Bunda Allah, kita tidak hanya menghormati Maria, yang telah dipilih di antara semua perempuan di sepanjang sejarah untuk menbawa Allah yang berinkarnasi, tetapi juga menghormati Tuhan kita, yang sungguh Allah sungguh manusia.

Panggilan sebagai �Bunda Allah� merupakan kehormatan tertinggi yang dapat kita berikan kepada Maria. Sama seperti Natal menghormati Yesus sebagai �Pangeran Damai�, maka Hari Raya Maria Bunda Allah ini menghormati Maria sebagai �Ratu Damai�. Perayaan meriah ini, yang jatuh pada Tahun Baru, juga bermaksud menjadikan hari itu sebagai Hari Perdamaian Dunia.

Sejarah
Asal-usul perayaan keibuan Ilahi Maria ini tidak jelas, namun ada beberapa bukti mengenai pesta kuno yang memperingati peran Maria sebagai Theotokos. Sekitar tahun 500 M Gereja Timur merayakan �Hari Theotokos� baik sebelum maupun setelah Natal. Perayaan ini akhirnya berkembang menjadi sebuah pesta Maria pada 26 Desember dalam kalender Bizantium dan 16 Januari dalam kalender Koptik.

Di Barat, Natal telah umum dirayakan dengan satu oktaf, sebuah perpanjangan delapan hari sejak hari perayaan itu. Kalender Gregorian dan Romawi dari abad ke-7 menandai hari oktaf Natal dengan penekanan yang kuat pada masalah Maria. Namun, akhirnya di Barat, hari kedelapan dari oktaf Natal dirayakan sebagai Pesta Yesus Disunat.

Dorongan untuk hari pesta resmi guna merayakan keibuan ilahi Maria dimulai di Portugal, dan pada tahun 1751, Paus Benediktus XIV memperbolehkan gereja-gereja di Portugal untuk merayakan keibuan Ilahi Maria pada Minggu pertama di bulan Mei. Pesta ini akhirnya diperluas ke negara lain, dan pada tahun 1914, dirayakan pada tanggal 11 Oktober. Pesta keibuan Ilahi Maria menjadi pesta universal pada tahun 1931.

Namun, mengikuti Vatikan II, Paus Paulus VI memutuskan untuk mengubah Pesta Yesus Disunat menjadi HR Maria Bunda Allah untuk meyatakan kembali penekanan Gereja Barat purba terhadap masalah Maria pada akhir oktaf Natal. Perayaan keibuan Ilahi Maria dalam oktaf Natal melengkapi makna bahwa perayaan ini terhubung erat dengan kelahiran Kristus. Paus Paulus VI memberikan alasan untuk perubahan ini:

Dalam revisi penetapan masa Natal, kita semua harus berbalik dengan satu pikiran untuk memulihkan perayaan Bunda Allah. Pesta ini telah dimasukkan ke dalam kalender liturgi di kota Roma pada hari pertama di bulan Januari. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk menghormati peran Maria dalam misteri penyelamatan dan pada saat yang sama untuk menyanyikan pujian akan martabat unik kepada �Bunda Kudus � melalui siapa kita telah diberi karunia oleh Pencipta kehidupan�. Perayaan yang sama ini juga menawarkan kesempatan yang sangat baik untuk memperbaharui adorasi secara sah yang akan diperlihatkan kepada Pangeran Damai yang baru lahir, karena kita sekali lagi mendengar kabar gembira dari sukacita besar dan berdoa kepada Allah, melalui perantaraan Ratu Damai, untuk karunia perdamaian yang tak ternilai. Karena pertimbangan ini dan fakta bahwa oktaf Natal bertepatan dengan hari harapan, Tahun Baru, maka kami telah menetapkan hari itu sebagai Hari Perdamaian Dunia (Paulus VI, Marialis Cultus, 2 Februari 1974, nomer 5).

Demikianlah Paus Paulus VI menyoroti perayaan hari raya terhadap Maria dan Yesus. Paus juga mencatat koneksi antara Tahun Baru dengan peran Maria sebagai Ratu Damai. 1 Januari, HR Maria Bunda Allah juga dipandang sebagai �Hari Perdamaian Dunia.�

Pertanyaan yang sering diajukan
Katolik dan Ortodoks menyebut Maria �Bunda Allah�. Bagaimana mungkin Maria melahirkan Allah, jika Dia kekal?

Tidak ada orang Katolik, Ortodoks, ataupun Protestan klasik yang dikonfirmasi yang memahami istilah Theotokos atau gelar �Bunda Allah� yang serupa yang artinya Maria melahirkan Trinitas sebelum dimulainya waktu. Pemahaman ini konyol dan benar-benar salah. Namun, seperti dinyatakan di atas, panggilan Maria Theotokos, atau �Bunda Allah�, menegaskan bahwa Maria melahirkan Kristus yang adalah Allah dan manusia. Ketika Yesus berada di dalam rahim Maria, Dia sungguh Allah dan sungguh manusia. Ketika Yesus melalui jalan lahir Maria, Dia melakukannya sebagai yang sungguh manusia, namun juga sebagai yang sungguh Allah. Untuk memisahkan kodrat manusia dan kodrat Ilahi dari Kristus dengan cara yang Nestorius lakukan adalah untuk membagi Yesus secara tidak benar menjadi dua pribadi, satu Ilahi dan satu manusia.
Jadi, penegasan Maria sebagai Bunda Allah lebih berkaitan dengan siapa Yesus itu daripada siapa Maria itu. Segala sesuatunya berkaitan dengan Kristus yang  adalah Allah dan manusia pada saat yang bersamaan. Panggilan Maria Sang Pembawa Allah hanya menegaskan bahwa Maria adalah bunda dari satu pribadi, yakni Yesus, yang adalah sungguh manusia dan sungguh Ilahi. Katolik, Ortodoks, dan mayoritas Protestan (Anglikan, Lutheran, Methodis, Presbiterian, dan beberapa denom Baptis) menerima deklarasi Konsili Kalsedon mengenai panggilan Maria sebagai �Theotokos�.


Tags

Renungan (53) Sejarah Gereja (45) Kepausan (42) Katekese (40) Para Kudus (39) Berita Katolik (37) Ekaristi (36) Kitab Suci (33) Yesus Kristus (33) Doa dan Hymne (30) Liturgi (29) Apologetik (26) Renungan Cerdas (25) Fransiskus (22) Santa Maria (22) Artikel Lain (19) Dokumen Gereja (19) Gereja Katolik (19) Katekese Liturgi (17) Ajaran Gereja Katolik (16) Komuni Kudus (16) Paskah (16) Benediktus XVI (13) Dasar Iman Katolik (13) Kisah Nyata (13) Renungan Poltik (13) Natal (11) Kompendium Katolik (10) Bapa Gereja (9) Katolik Indonesia (9) Katolik Timur (9) Petrus (9) Roh Kudus (9) Sakramen Gereja Katolik (9) Allah Tritunggal (8) Perayaan Ekaristi (8) Prapaskah (8) Prodiakon (8) Tradisi (8) Kesaksian (7) Pemazmur (7) Sakramen Ekaristi (7) Tuhan Allah (7) Adven (6) Kematian (6) Liturgi dan Kaum Muda (6) Misdinar (6) Paduan Suara Gereja (6) Pekan Suci (6) Rabu Abu (6) Ajaran Gereja (5) Hari Peringatan (5) Hari Pesta / Feastum (5) Kamis Putih (5) Maria Bunda Allah (5) Perayaan Natal (5) Piranti Liturgi (5) Seputar Liturgi (5) Tritunggal (5) EENS (4) Ibadat Kematian (4) Ibadat Peringatan Arwah (4) Katekismus Gereja (4) Maria Diangkat Ke Surga (4) Minggu Palma (4) Misa Jumat Pertama (4) Misa Latin (4) Nasihat Bijak (4) Nyanyian Liturgi (4) Pentakosta (4) Sakramen Perkawinan (4) Seremonarius (4) Surat Gembala Paus (4) Surat Gembala Uskup (4) Tahun Iman (4) Tokoh Nasional (4) Tuhan Yesus (4) Beato dan Santo (3) Berita Nasional (3) Doa Litani (3) Doa Rosario (3) Dupa dalam Liturgi (3) Eksorsisme (3) Jalan Salib (3) Jumat Agung (3) Lektor (3) Liturgi dan Anak (3) Makna Homili (3) Malam Paskah (3) Masa Prapaskah (3) Misa Krisma (3) Misa Tridentina (3) Musik liturgi (3) Novena Natal (3) Pantang dan Puasa (3) Sakramen Tobat (3) Spiritualitas (3) Surat Gembala KWI (3) Tata Gerak dalam Liturgi (3) Tokoh Internasional (3) Toleransi Agama (3) Yohanes Paulus II (3) Cinta Sejati (2) Dasar Iman (2) Denominasi (2) Devosi Hati Kudus Yesus (2) Devosi Kerahiman Ilahi (2) Doa (2) Doa Angelus (2) Doa Novena (2) Doa dan Ibadat (2) Ekumenisme (2) Gua Natal (2) Hari Sabat (2) Homili Ibadat Arwah (2) How To Understand (2) Ibadat Syukur Midodareni (2) Inkulturasi Liturgi (2) Inspirasi Bisnis (2) Kanonisasi (2) Kasih Radikal (2) Keajaiban Alkitab (2) Keselamatan Gereja (2) Kisah Cinta (2) Korona Adven (2) Lagu Malam Kudus (2) Lagu Rohani (2) Lawan Covid19 (2) Lintas Agama (2) Madah dan Lagu Liturgi (2) Makna Natal (2) Maria Berdukacita (2) Maria Dikandung Tanpa Noda (2) Maria Ratu Rosario Suci (2) Motivator (2) Mujizat Kayu Salib (2) Mutiara Kata (2) New Normal (2) Nita Setiawan (2) Organis Gereja (2) Penyaliban Yesus (2) Perarakan dalam Liturgi (2) Peristiwa Natal (2) Perubahan (2) Pohon Natal (2) Renungan Paskah (2) Sakramen Gereja (2) Sakramen Imamat (2) Sakramen Minyak Suci (2) Sakramen Penguatan (2) Sekuensia (2) Sharing Kitab Suci (2) Tahun Liturgi (2) Tujuan dan Makna Devosi (2) Ucapan Selamat (2) Virus Corona (2) WYD 2013 (2) Youtuber Top (2) 2 Korintus (1) Aborsi dan Kontrasepsi (1) Abraham Linkoln (1) Adorasi Sakramen Mahakudus (1) Agama Kristiani (1) Ajaran Gereja RK (1) Alam Gaib (1) Alam Semesta (1) Alkitab (1) Allah Inkarnasi (1) Allah atau Mamon (1) Arianisme (1) Ayat Alquran-Hadist (1) Bapa Kami (1) Berdamai (1) Berhati Nurani (1) Berita (1) Berita Duka (1) Berita International (1) Bible Emergency (1) Bukan Take n Give (1) Busana Liturgi (1) Cara Mengatasi (1) Cinta Sesama (1) Cintai Musuhmu (1) D Destruktif (1) D Merusak (1) Dialog (1) Doa Bapa Kami (1) Doa Permohonan (1) Doa Untuk Negara (1) Documentasi (1) Dogma EENS (1) Doktrin (1) Dosa Ketidakmurnian (1) Dunia Berubah (1) Egois dan Rakus (1) Era Google (1) Evangeliarium (1) Filioque (1) Garputala (1) Gereja Orthodox (1) Gereja Samarinda (1) Godaan Iblis (1) Golput No (1) Hal Pengampunan (1) Hamba Dosa (1) Hari Bumi (1) Hari Raya / Solemnity (1) Haus Darah (1) Hidup Kekal (1) Hierarki Gereja (1) Homili Ibadat Syukur (1) Ibadat Kremasi (1) Ibadat Pelepasan Jenazah (1) Ibadat Pemakaman (1) Ibadat Rosario (1) Ibadat Tobat (1) Imam Kristiani (1) Imperialisme (1) Influencer Tuhan (1) Inisiator Keselamatan (1) Injil Mini (1) Inspirasi Hidup (1) Irak (1) Israel (1) Jangan Mengumpat (1) Kandang Natal (1) Karismatik (1) Kasih (1) Kasih Ibu (1) Kata Allah (1) Kata Mutiara (1) Katekismus (1) Keadilan Sosial (1) Kebaikan Allah (1) Kebiasaan Buruk Kristiani (1) Kedewasaan Kristen (1) Kehadiran Allah (1) Kejujuran dan Kebohongan (1) Kelahiran (1) Keluarkan Kata Positif (1) Kemiskinan (1) Kesehatan (1) Kesetiaan (1) Kesombongan (1) Kiss Of Life (1) Kompendium Katekismus (1) Kompendium Sejarah (1) Konsili Nicea (1) Konsili Vatikan II (1) Kremasi Jenazah (1) Kumpulan cerita (1) Lamentasi (1) Lectionarium (1) Mantilla (1) Maria Minggu Ini (1) Martir Modern (1) Masa Puasa (1) Masalah Hidup (1) Melawan Setan (1) Mengatasi Kesepian (1) Menghadapi Ketidakpastian (1) Menjadi Bijaksana (1) Menuju Sukses (1) Mgr A Subianto B (1) Misteri Kerajaan Allah (1) Misterius (1) Moral Katolik (1) Mosaik Basilika (1) Mukjizat Cinta (1) Mukzijat (1) Nasib Manusia (1) Opini (1) Orang Berdosa (1) Orang Jahudi (1) Orang Kudus (1) Orang Lewi (1) Orang Munafik (1) Orang Pilihan (1) Orang Sempurna (1) Ordo dan Kongregasi (1) Owner Facebooks (1) Pandangan Medis (1) Para Rasul (1) Pelayanan Gereja (1) Pembual (1) Pencegahan Kanker (1) Penderitaan Sesama (1) Pendiri Facebooks (1) Penerus Gereja (1) Penjelasan Arti Salam (1) Penyelamatan Manusia (1) Penyelenggara Ilahi (1) Perasaan Iba (1) Perdamaian Dunia (1) Perjamuan Paskah (1) Perjamuan Terakhir (1) Perkataan Manusia (1) Perselingkuhan (1) Pertobatan (1) Pesta Natal (1) Pikiran (1) Positik kpd Anak (1) Presiden Soekarno (1) Pusing 7 Keliling (1) Putra Tunggal (1) Rasio dan Emosi (1) Roh Jiwa Tubuh (1) Roti Perjamuan Kudus (1) Saat Pembatisan (1) Saat Teduh (1) Sabat (1) Sahabat lama (1) Sakit Jantung (1) Sakramen Baptis (1) Saksi Yehuwa (1) Salib Yesus (1) Sambutan Sri Paus (1) Sejarah Irak (1) Selamat Natal (1) Selamat Tahun Baru (1) Selingan (1) Siapa Yesus (1) Soal Surga (1) Surat Kecil (1) Surat bersama KWI-PGI (1) Surga Dan Akherat (1) Tafsiran Alkitab (1) Tamak atau Rakus (1) Tanda Beriman (1) Tanda Percaya (1) Tanpa Korupsi (1) Tanya Jawab (1) Teladan Manusia (1) Tembok Yeriko (1) Tentang Rakus (1) Teologi Di Metropolitan (1) Thomas Aquinas (1) Tim Liturgi (1) Tokoh Alkitab (1) Tokoh Gereja (1) Tolong Menolong (1) Tradisi Katolik (1) Tri Hari Suci (1) Triniter (1) True Story (1) Tugas Suku Lewi (1) Tugu Perdamaian (1) Tuguran Kamis Putih (1) Tuhan Perlindungan (1) Tulisan WAG (1) YHWH (1) Yesus Manusia (1) Yesus Manusia Allah (1) Yesus Nubuat Nabi (1) Yesus Tetap Sama (1)