Missa Solemnis - Basilica S. Apollinare - De ssmo EucharistiaePada 25-28 Juni 2013 lalu, dilangsungkan sebuah acara Konferensi Liturgi Kudus Internasional, di Roma, yang diselenggarakan oleh Tahta Suci, dalam rangka Tahun Iman, yang dihadiri
Showing posts with label Berita Katolik. Show all posts
Showing posts with label Berita Katolik. Show all posts
Saturday, July 6, 2013
Thursday, June 20, 2013
Nama Santo Yosef Ditambahkan Di DSA
Pada hari Rabu, 19 Juni 2013, Kongregasi untuk Ibadat Ilahi dan Tertib Sakramen mengeluarkan dekrit tertanggal 1 Mei 2013 dan ditandatangani oleh Prefek dari Dicasteries itu, Antonio Canizares Kardinal Llovera, yang menetapkan bahwa, setelah
Monday, May 13, 2013
Kisah Heroik 813 Martir Otranto
Pada hari Minggu 12 Mei Paus Fransiskus memimpin Misa untuk kanonisasi 813 Martir Otranto; Beata Laura di Santa Caterina da Siena, perawan dan pendiri Kongregasi Misionaris Maria Imakulata, Beata Maria Guadalupe Garcia Zavala, pendiri Kongregasi Abdi St Margaret Mary (Alacoque). Pengumuman kanonisasi itu dibuat pada konsistori pada tanggal 11 Februari - konsistori bersejarah karena di saat bersamaan ada pengumuman dari Benediktus XVI bahwa ia akan mengundurkan diri dari Tahkta Kepausan.
![]() | ||
Gambar diatas adalah Katedral Keuskupan Agung Otranto di wilayah Puglia, Italia. Nama Katedral ini adalah Katedral Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga. Di belakang altar dan tabernakel, nampak tengkorak dan tulang belulang sebagian dari 813 Martir Otranto, yang disusun sedemikian rupa di balik jendela kaca tembus pandang. Lalu bagaimana kisah heroik 813 Martir Otranto ini? Berikut kisahnya yang dapat pula diakses di blog ICCT
Penaklukkan Constantinople dilakukan oleh Sultan Mehmet II El-Fatih (The Conqueror). Setelah kejatuhan kota Kristen yang megah ini, Eropa terbuka lebar bagi tentara Turki Islam. Mereka meringsek ke jantung Eropa. Meski berhasil dihalau dari Belgrade oleh Hungaria, tentara Turki Islam ini mendapatkan Serbia. Beberapa perang di semenanjung Balkan terjadi. Sultan Mehmet dikalahkan oleh Raja Moldavia Stephen The Great pada Pertempuran Vaslui, 1475. Tetapi sang sultan berhasil menang atas tentara Moldavia setahun kemudian pada Pertempuran Valea Alba. Sekarang target sultan adalah Wallachia. Ambisi ini ditahan oleh Pangeran Wallachia yang terkenal, Vlad III Tepes, atau Vlad the Impaler, atau mungkin lebih terkenal dengan Vlad Dracula. Sultan ini berhenti sejenak dan memikirkan taktik lain.
Sultan Mehmet II, selain menggunakan gelar El-Fatih, menggunakan gelar Kayser-i Rum (Caesar of Rome) dengan alasan telah menduduki Constantinople (New Rome) dan dirinya sendiri adalah keturunan Theodora Kantakouzenos (adik Kaisar John VI Kantakouzenos) yang dinikahkan dengan Sultan Orhan I (1326-59). Sultan Mehmet kini ingin menguasai Roma sendiri.
Target kali ini adalah kota pelabuhan Brindisi, di Puglia (Apulia). Komandan tentara Turki, Pasha Ahmed berencana menguasai Brindisi lalu langsung menyerang Roma sementara bala bantuan Turki akan datang dan mengamankan laju ekspansi mereka. Rencana ini bagus karena Venesia tidak menghalani karena sedang terikat perjanjian damai dengan Sultan Mehmet II sejak 1479. Namun rupanya angin Laut Adriatik tidak mendukung. Mereka harus mendarat di Roca, dekat kota Otranto. Di sinilah kisah heroik kita yang tidak dikira akan dimulai.
Otranto adalah kota di pesisir timur Semenanjung Salento, �tumit� dari �sepatu boot� Italia. Pada zaman itu, sekitar 1480, Otranto diperintah oleh Naples/Aragon. Bagi mereka yang faham sejarah akan mengetahui bahwa Aragon akan berkaitan dengan Spanyol dan memang benar, bahkan Otranto akan menyumbang andil terhadap Inkuisisi Spanyol. Saya akan membahasnya terpisah. Sebuah fakta sejarah yang menarik adalah Katedral Otranto adalah tempat pemberkatan 12.000 Tentara Salib Pertama (1095-9) yang dipimpin oleh Bohemond of Taranto. Kota ini rupanya sudah akrab dengan Perang Salib. Tak lama lagi mereka akan bertemu dengan Salib mereka.
Pada 29 Juli 1480, armada Turki tampak di kaki langit. Dengan kekuatan 18.000 pasukan, 90 galley, 15 kapal galleas bersenjata berat, dan 48 galliot, Turki beringsut menuju Otranto, yang hanya dijaga oleh 400 pasukan di bawah pimpinan Count Francesco Largo. Otranto tidak dilengkapi dengan meriam. Count Largo mengirim utusan ke Utara untuk memperingati bahaya Turki ini. Penduduk Otranto teringat akan kisah Penjarahan Constantinople 1453 di mana ketika kota berhasil ditembus, tentara Turki masuk dan mendapati penduduk sedang berkumpul berdoa di Hagia Sophia, Gereja Orthodox terbesar. Para imam, bayi dan manula dibunuh. Wanita diambil oleh tentara. Sisanya dijual sebagai budak. Untuk Otranto, Pasha Ahmed menawarkan sebuah kemurahan: Bila menyerah, penduduk Otranto akan dilepaskan.
Jawaban Otranto melambangkan keteguhan hati. Kepada utusan Turki pertama, Count menolak menyerah. Utusan kedua menemui panah ketika berusaha menuju kota. Bahkan sang Count memanjat tembok kota dan melempar kunci gerbang kota ke laut. Rupanya tekat penduduk telah bulat. Orang Kristen tidak akan menyerah kepada orang Islam.
Tekad prajurit penjaga kota rupanya berbeda dengan tekat penduduk. Prajurit melarikan diri dengan memanjat tembok kota. Dari 400 prajurit, kini tersisa 50 orang saja. Penduduk Otranto dikhianati oleh penjaga mereka sendiri. Untungnya, kunci kota telah dibuang ke laut sehingga pilihan menyerah telah dicoret. Dengan begini, penduduk Otranto akan menerima hadiah yang lebih besar.
Tentara Turki menyerang dengan meriam dan serdadu sementara penduduk berusaha menahan mereka dengan menumpahkan minyak panas, air mendidih, batu, patung, dan perabot rumah tangga dari atas tembok. Usaha mereka bertahan 2 minggu sampai pada tanggal 12 Agustus 1480, tembok kota Otranto bobol. Tentara Turki dengan mudahnya menguasai kota yang hanya dipertahankan oleh 50 tentara Neapolitan ditambah dengan penduduk yag tidak terlatih dan kelelahan. Tentara Turki bergerak menuju ke Katedral Otranto dan menukan pemandangan lazim seperti di Hagia Sophia.
Seluruh penduduk Otranto telah berkumpul di Katedral. Di antara mereka ada Uskup Agung Stefano Agricola, Uskup Stephen Pendinelli dan Count Largo. Tentara Turki menuntut Uskup Agung untuk melempar salibnya, menolak iman Kristen dan memeluk Islam. Sang Uskup Agung lebih takut terhadap Tuhannya. Dia lalu dipenggal. Uskup Pendinelli dan Count Laro juga menolak. Mereka digergaji hingga wafat. Semua imam dibunuh. Semua penduduk berumur di atas 50 tahun dibantai. Wanita dan anak berumur di bawah 15 tahun dikirim sebagai budak di Albania. Sisanya akan menunggu putusan Pasha Ahmed. Semua ornamen Kristen dilepas dan Katedral yang indah diubah menjadi istal.
Pasha Ahmed mengumpulkan penduduk yang tersisa, sekitar 813 orang. Kepada mereka, dia menawarkan pilihan mati atau memeluk Islam. Bahkan lewat seorang pastor yang murtad, Giovanni, Pasha Ahmed menawarkan imbalan bagi mereka yang memilih masuk Islam. Ada satu orang dari 813 orang itu yang berdiri. Dia adalah seorang penjahit bernama Antonio Primaldi (atau Antonio Pezzulla). Dia berkata:
Saudara-saudaraku, hingga hari ini kita telah bertarung mempertahankan negri kita, untuk menyelamatkan nyawa kita dan demi tuan-tuan kita. Sekarang saatnya kita bertarung untuk menyelamatkan jiwa kita demi Tuhan kita, yang telah wafat di Salib demi kita. Adalah hal yang baik, bila kita juga mati demi Ia, berdiri dengan teguh dan mantap dalam iman, serta dengan kematian di dunia ini, kita akan memenagkan kehidupan kekal dan kemuliaan para martir
Seluruh penduduk yang tersisa menetapkan keputusaan mereka: mati demi Kristus. Keesokan harinya 14 Agustus 1480, ke-813 orang ini dibawa ke Bukit Minerva. Primaldi merupakan orang pertama yang dipenggal. Tubuhnya sementara tidak berkepala tegap berdiri dan tidak dapat digeser selama eksekusi berlangsung. Terkejut dengan mukjizat ini, salah satu penjagal bertobat dan dibunuh di tempat. Nama orang beruntung ini adalah Berlabei. Demikianlah 813 penduduk Otranto menemui kejayaan mereka sebagai martir. Nampaknya oleh dunia mereka diabaikan karena menemui nasib tragis, namun kisah mereka akan terus diingat sebagai tanda cinta kepada Tuhan Yesus dan mereka akan menerima kemuliaan Surgawi yang jauh lebih baik dari pada pilihan Giovanni.
![]() |
Tubuh Santo Antonio Primaldo yang masih tetap berdiri, meski kepalanya sudah dipenggal |
Mari kita lihat apa yang terjadi setelah penjagalan Otranto dan betapa pilihan heroik mereka telah menyelamatkan seluruh Gereja. Paus Sixtus IV mendapatkan peringatan dari utusan yang dikirm dari Otranto. Dengan segera dia mengumpulkan pasukan dari Hungaria, Prancis dan beberapa bagian Italia. Venesia menolak karena masih terikat dengan perjanjian damai. Sekarang dengan waktu 2 minggu yang dibeli dengan nyawa 813 orang, Italia membangun pertahanan yang memadai untuk menahan gempuran Turki. Pada musim semi 1481, Pasha Ahmed mundur dari Semenanjung Italia, meninggalkan benteng Otranto yang dikawal oleh tentara Turki. Otranto sendiri berhasil direbut lagi pada September 1481.
Sesuatu yang besar terjadi di Gebze, pusat komando Turki. Sultan Mehmet II meninggal tiba-tiba di umur 49 tahun pada 3 Mei 1481. Kemungkinan dia diracuni oleh Venesia. Sekarang terjadi perebutan kekuasaan oleh Bayezid II dengan Cam. Pasha Ahmed tidak disukai oleh Bayezid, dipanggil ke Constantinople dan dipenjara. Sang jendral kemudian dihukum mati pada 18 November 1482 di Adrianople. Impian Turki menguasai Italia sirna bersama Pasha Ahmed.
Kisah heroik Otranto tidak terlupakan. Tulang-tulang mereka digali ketika kota itu direbut kembali. Tulang-tulang ini disimpan sebagai relik di Katedral baru yang dibangun di atas reruntuhan Katedral lama. Beberapa tulang dikirim ke Gereja Santa Caterina in Formello di Naples. Pada 5 Oktober 1980, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Otranto dan mempersembahkan Misa menghormati para martir ini. Pada Juli 2006, Paus Benediktus XVI menerbitkan pernyataan resmi bahwa 813 orang Otranto dibunuh karena kebencian atas iman Kristen (hatred for The Faith, in odium fidei) dan mengakui dengan resmi bahwa mereka adalah martir. Paus Yohanes Paulus II tersentuh dengan kisah 813 martir ini dan teringat akan nasib sengsara orang Kristen yang hidup di tanah Islam. Marilah kita dengan berani dan gembira memanggul Salib kita. Hidup Kristus Raja.
*>[Dominus illuminatio mea et salus mea!~ Tuhanlah cahayaku dan keselamatanku!]
Thursday, March 21, 2013
Homili Misa Inaugurasi Paus Fransiskus
By
JMG
March 21, 2013
Ajaran Gereja Katolik, Berita Katolik, Dokumen Gereja, Fransiskus, Gereja Katolik, Kepausan
Saudara dan saudari terkasih, saya berterima kasih kepada Tuhan karena saya dapat merayakan Misa Kudus untuk inagurasi pelayanan Petrus saya ini pada Hari Raya Santo Yosef, suami dari Perawan Maria dan pelindung Gereja semesta. Suatu kebetulan yang berarti, dan juga hari nama pendahulu saya yang terhormat : kita dekat padanya dengan doa-doa kita, penuh kasih sayang dan rasa syukur.
Saya menawarkan salam hangat untuk saudaraku para kardinal dan uskup, imam, diakon, biarawan dan biarawati, serta semua umat beriman. Saya berterima kasih kepada para perwakilan Gereja dan komunitas gerejawi lainnya, serta perwakilan dari komunitas Yahudi dan komunitas keagamaan lainnya, karena kehadiran mereka. Salam ramah saya untuk para kepala negara dan pemerintahan, para anggota delegasi resmi dari berbagai negara di seluruh dunia, dan korps diplomatik.
Dalam Injil kita mendengar bahwa "Yosef berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya� (Mat 1:24). Kata-kata ini mengarah kepada perutusan yang Tuhan percayakan kepada Yosef : ia menjadi kustos, pelindung. Pelindung dari siapa? Pelindung Maria dan Yesus; tetapi perlindungan ini kemudian diperluas kepada Gereja, sebagaimana dikatakan Beato Yohanes Paulus II: "Sama seperti Santo Yosef merawat penuh kasih Maria dan dengan senang hati mengabdikan dirinya untuk membesarkan Yesus Kristus, demikian pula ia memelihara dan melindungi Tubuh Mistik Kristus, Gereja, di mana Perawan Maria adalah teladan dan modelnya" (Redemptoris Custos, 1).
Bagaimana Yosef melaksanakan perannya sebagai pelindung? Dengan diam-diam, rendah hati dan hening, tapi dengan kehadiran dan ungkapan kesetiaan tanpa henti, bahkan ketika ia menemukannya sulit untuk dipahami. Sejak saat pertunangannya dengan Maria hingga diketemukannya Yesus yang berumur dua belas tahun di Bait Allah di Yerusalem, ia ada di sana setiap saat dengan penuh kasih sayang. Sebagai suami Maria, ia berada di dekatnya pada saat baik dan buruk, pada perjalanan ke Betlehem untuk sensus dan dalam saat-saat cemas dan sukacita ketika Maria melahirkan; di tengah drama pelarian ke Mesir dan selama pencarian yang panik Anak mereka di Bait Allah; dan kemudian dalam kehidupan sehari-hari rumah tangga Nazaret, dalam tempat kerja di mana ia mengajarkan keahliannya pada Yesus.
Bagaimana Yosef menanggapi panggilannya untuk menjadi pelindung Maria, Yesus dan Gereja? Dengan terus-menerus memperhatikan Allah, terbuka bagi tanda-tanda kehadiran Allah dan menerima rencana Allah, dan tidak hanya untuk dirinya sendiri. Ini adalah apa yang Allah minta dari Daud, seperti yang kita dengar dalam Bacaan Pertama. Allah tidak menginginkan rumah yang dibangun oleh manusia, tetapi kesetiaan pada sabda-Nya, pada rencana-Nya. Allah sendiri yang membangun rumah, tapi dari batu hidup yang dimeteraikan oleh Roh-Nya. Yosef adalah "pelindung" karena ia mampu mendengar suara Allah dan dipandu oleh kehendak-Nya; dan karena alasan ini ia jauh lebih peka terhadap orang-orang yang dipercayakan kepada pengamanannya. Dia mampu melihat hal-hal secara nyata, ia berhubungan dengan sekitarnya, ia dapat membuat keputusan yang benar-benar bijaksana. Dalam dirinya, sahabat-sahabat terkasih, kita belajar bagaimana untuk menanggapi panggilan Allah, dengan kesiapsediaan dan kerelaan, tetapi kita juga melihat inti panggilan Kristiani, yaitu Kristus! Mari kita melindungi Kristus dalam hidup kita, sehingga kita bisa melindungi orang lain, sehingga kita dapat melindungi ciptaan!
Panggilan menjadi seorang "pelindung", bagaimanapun juga, bukan hanya sesuatu yang melibatkan kita orang Kristiani saja; panggilan tersebut juga memiliki segi utama yang sungguh manusiawi, melibatkan semua orang. Ini berarti melindungi semua ciptaan, keindahan dunia yang diciptakan, seperti yang diceritakan Kitab Kejadian kepada kita dan seperti yang ditunjukkan Santo Fransiskus dari Asisi kepada kita. Ini berarti menghormati setiap ciptaan Tuhan dan menghormati lingkungan di mana kita hidup. Ini berarti melindungi umat manusia, menunjukkan perhatian kasih untuk masing-masing dan setiap orang, terutama anak-anak, orang tua, orang-orang yang berkebutuhan, yang sering kali yang terakhir kita pikirkan. Ini berarti peduli satu sama lain dalam keluarga kita: suami dan istri pertama-tama melindungi satu sama lain, dan kemudian, sebagai orang tua, mereka merawat anak-anak mereka, dan anak-anak sendiri, pada saatnya, melindungi orang tua mereka. Ini berarti membangun persahabatan yang tulus di mana kita melindungi satu sama lain dalam kepercayaan, rasa hormat, dan kebaikan. Pada akhirnya, semuanya telah dipercayakan kepada perlindungan kita, dan kita semua bertanggung jawab untuknya. Jadilah pelindung karunia Allah!
Setiap kali manusia gagal untuk menghidupi tanggung jawab ini, setiap kali kita gagal peduli bagi ciptaan dan bagi saudara dan saudari kita, suatu jalan terbuka bagi kebinasaan dan hati yang mengeras. Tragisnya, dalam setiap periode sejarah ada "Herodes" yang merencanakan kematian, mendatangkan malapetaka, dan mengotori wajah laki-laki dan perempuan.
Saya meminta semua orang yang memiliki tanggung jawab dalam kehidupan ekonomi, politik dan sosial, dan semua laki-laki dan perempuan yang berkehendak baik: marilah kita menjadi "pelindung" ciptaan, pelindung rencana Allah yang tergores dalam alam, pelindung satu sama lain dan lingkungan. Mari kita tidak mengizinkan tanda-tanda kehancuran dan kematian untuk menyertai kemajuan dunia ini! Tetapi menjadi "pelindung", kita juga harus berjaga-jaga atas diri kita sendiri! Janganlah kita lupa sehingga kebencian, iri hati dan kebanggaan mencemari hidup kita! Menjadi pelindung, kemudian, juga berarti tetap menjaga perasaan kita, hati kita, karena mereka adalah tempat duduk niat baik dan jahat: niat yang membangun dan meruntuhkan! Kita tidak harus takut akan kebaikan atau bahkan kelembutan!
Di sini saya akan menambahkan satu hal lagi: peduli, melindungi, membutuhkan kebaikan, itu memanggil untuk kelembutan tertentu. Dalam Injil, Santo Yosef muncul sebagai orang yang kuat dan teguh, seorang manusia pekerja, namun dalam hatinya kita melihat kelembutan yang besar, yang bukan merupakan kebajikan orang lemah melainkan tanda kekuatan semangat dan kecakapan bagi perhatian, bagi kasih sayang, bagi keterbukaan yang tulus untuk orang lain, bagi kasih. Kita tidak harus takut akan kebaikan, akan kelembutan!
Hari ini, bertepatan dengan Pesta Santo Yosef, kita merayakan awal jabatan Uskup Roma yang baru, Penerus Santo Petrus, yang juga melibatkan kuasa tertentu. Tentu saja, Yesus Kristus memberikan kuasa atas Petrus, tetapi seperti apa kuasa itu? Tiga pertanyaan Yesus kepada Petrus tentang kasih yang diikuti oleh tiga perintah: Gembalakanlah domba-domba-Ku, beri makan domba-domba-Ku. Mari kita tidak pernah lupa bahwa kekuatan otentik adalah pelayanan, dan bahwa Paus juga, ketika menjalankan kekuasaan, harus semakin penuh masuk ke dalam pelayanan yang memiliki puncak yang bercahaya pada Salib. Ia harus terinspirasi oleh pelayanan yang rendah hati, teguh dan setia yang ditandakan Santo Yosef dan, seperti dia, ia harus membuka lengannya untuk melindungi semua umat Allah dan merangkul dengan kasih sayang yang lembut seluruh umat manusia, terutama yang paling miskin, yang paling lemah, yang tersisih, orang-orang yang dirinci Matius dalam penghakiman akhir tentang kasih: yang lapar, yang haus, orang asing, yang telanjang, yang sakit dan orang-orang dalam penjara (bdk. Mat 25:31-46). Hanya mereka yang melayani dengan kasih yang mampu melindungi!
Dalam Bacaan Kedua, Santo Paulus berbicara tentang Abraham, yang "tidak ada dasar untuk berharap, namun percaya" (Rm 4:18). Tidak ada dasar untuk berharap! Hari ini juga, di tengah begitu banyak kegelapan, kita perlu melihat cahaya harapan dan menjadi laki-laki dan perempuan yang membawa harapan kepada orang lain. Melindungi ciptaan, melindungi setiap laki-laki dan setiap perempuan, memandang mereka dengan kelembutan dan kasih, adalah membuka cakrawala harapan; membiarkan seberkas cahaya menerobos awan tebal; membawa kehangatan harapan! Bagi orang percaya, bagi kita orang Kristiani, seperti Abraham, seperti Santo Yosef, harapan yang kita bawa diatur terhadap cakrawala Allah, yang telah terbentang di hadapan kita dalam Kristus. Suatu harapan yang dibangun di atas batu karang yang adalah Allah.
Melindungi Yesus dengan Maria, melindungi seluruh ciptaan, melindungi setiap orang, terutama yang paling miskin, melindungi diri kita sendiri: ini adalah pelayanan di mana Uskup Roma dipanggil untuk melaksanakannya, namun salah satu dari kita semua dipanggil, sehingga bintang harapan akan bersinar terang. Mari kita melindungi dengan kasih yang seluruhnya telah diberikan Allah kepada kita!
Saya memohon perantaraan Bunda Maria, Santo Yosef, Santo Petrus dan Paulus, dan Santo Fransiskus, sehingga Roh Kudus dapat menyertai pelayanan saya, dan saya minta Anda semua untuk berdoa bagi saya! Amin.
Paus Fransiskus
Vatican
Dominus Illuminatio Mea!
Monday, March 18, 2013
Perisai Lambang Kepausan Paus Fransiskus
Hampir 800 tahun lebih, setiap Paus yang terpilih memiliki lambang pribadinya sendiri yang menjadi simbol dari tahta kepausannya. Dulu hampir semua Paus memakai gambar Tiara untuk diletakkan pada lambang Kepausannya, namun kebiasaan itu mulai berubah sejak terpilihnya Paus Emeritus Benediktus XVI (2005-2013) yang mengganti gambar Tiara dengan sebuah Mitra.
Dan akhirnya penerus Santo Petrus yang ke 266 yaitu Paus Fransiskus pun mengikuti jejak pendahulunya, Sri Paus Emeritus dengan tetap menggunakan gambar Mitra. Paus Fransiskus telah memutuskan untuk tetap menggunakan bagian depan dari lambang yang sejak lama beliau pilih sejak dari tabisannya sebagai uskup dan itu merupakan simbol tegas akan sebuah kesederhanaan.
Didalam lambang ini terkandung beberapa makna yaitu:
Emblem Serikat Yesus (Yesuit): Emblem ini sengaja diletakkan oleh Bapa Suci sebagai tanda bahwa beliau adalah anggota dari serikat Yesus atau yang lebih familiar dengan sebutan serikat Yesuit. Di Emblem tersebut tergambar sebuah matahari yang bersinar dengan monogram �IHS� atau Iesu Hominum Salvator yang artinya adalah nama Yesus Kristus. Selain itu didalam matahari tersebut adapula sebuah Salib dan tiga paku Kristus.
Sebuah Mitra dan sepasang kunci emas-perak: sepasang kunci emas (Surga) � perak (dunia) ini menyimbolkan kekuasaan �mengikat dan melepas� yang dimiliki oleh seorang Paus sebagai seorang Wakil Yesus Kristus dan Suksesor Rasuliah Santo Petrus. 2 Kunci ini juga merujuk pada sabda Yesus yang tertuang di Matius 16:18-19 yang berbunyi �Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan mendirikan GerejaKu dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di Sorga�.
Sebuah Bintang dan Buah Spikenard: Bintang berdasarkan tradisi Heraldik menggambarkan Bunda Maria yang merupakan Bunda Gereja dan Bunda setiap umat beriman. Disisi kanan digambarkan Buah Spikenard (seperti anggur) yang menyimbolkan Santo Yosef yang seringkali memegang buah seperti anggur ditangannya, suami Maria dan pelindung Gereja Kristus yang Katolik.
Dengan menempatkan simbol-simbol ini di lambang Kepausannya, Sri Paus ingin mengekspresikan pengabdian khusus kepada Santa Perawan Maria dan Santo Yusuf.
Dengan semboyan berbunyi: �Miserando atque Eligendo� yang artinya �Tuhan telah berkenan mengasihi aku dan akhirnya memilih aku�. Bapa Suci terinspirasi dari perkataan Santo Bede yang mengomentari kisah Injil tentang panggilan St. Matius dengan menulis: �Vidit ergo lesus publicanum et quia miserando atque eligendo vidit, ait illi Sequere me� (Yesus melihat seorang penagih pajak dan saat Ia menatapnya dengan perasaan kasih dan memilihnya, Ia berkata kepadanya: Ikutlah aku).
Homili ini merupakan penghargaan kepada kemurahan Allah dan diulang dalam Ibadat Harian pada Pesta Santo Matius. Memiliki makna tertentu dalam kehidupan dan kenyataan spiritual Sri Paus, pada pesta Santo Matius tahun 1953, pemuda Jorge Bergoglio mengalami pada usia 17 tahun, dengan cara yang sangat istimewa, kehadiran penuh kasih Allah dalam hidupnya. Setelah mengaku dosa, ia merasa hatinya tersentuh dan merasa turunnya Rahmat Allah, yang dengan mata kasih yang lembut, ia dipanggil kepada hidup beriman, mengikuti teladan Santo Ignatius Loyola.
Setelah dipilih sebagai uskup, Yang Mulia Bapa Uskup Bergoglio, dalam kenangan akan peristiwa yang menandai awal konsakrasi totalnya kepada Tuhan dalam GerejaNya, memutuskan untuk memilih, sebagai motto dan cara hidup, pernyataan Santo Bede �miserando atque eligendo� (Rendah Hati dan Terpilih) yang diinginkannya untuk diulang sebagai lambang kepausan.
![]() |
Cincin perak yang menggambarkan Santo Petrus, Cincin ini akan digunakan oleh bapa suci Paus Fransiskus selama masa kepemimpinannya. |
Referensi: Huffingtonpost dan sesawi
Dominus Illuminatio Mea!
Sunday, March 17, 2013
Mengapa Paus Memilih Nama Fransiskus?
Beberapa orang tidak tahu mengapa seorang Uskup Roma memilih nama Fransiskus sebagai nama panggilannya dan beberapa orang pun berpikir bahwa nama Fransiskus adalah nama Fransiskus Xaverius, Fransiskus De Sales dan juga adapula Fransiskus dari Asisi.
Dan ketika suara/voting sedang dihitung dan sudah berjumlah sekitar 2/3 suara, tiba-tiba suatu hal yang tidak diperkirakan sebelumnya, seluruh Kardinal mulai bertepuk tangan dikarenakan seorang Paus baru saja terpilih. Dan Kardinal Claudio pun memeluk dan mencium saya dan berkata "jangan lupakan kaum miskin" dan perkataan itu rasanya seperti menembak kepala saya! Didalam benak saya pun terngiang-ngiang kata-kata 'kaum miskin... kaum miskin'. Tiba-tiba saya teringat akan seseorang yang begitu dekat dengan kaum miskin yaitu Santo Fransiskus dari Asisi.
Saya pun mulai teringat akan perang dan pada waktu itu voting masih dihitung, dan tidak terasa bahwa seluruh voting sudah selesai dihitung. Seorang Fransiskus adalah seorang yang dipenuhi oleh kedamaian dan nama itulah yang begitu menusuk hati saya yang paling dalam. 'Fransiskus dari Asisi' dan bagi saya beliau adalah seorang yang miskin, seorang yang dipenuhi oleh suasana damai dan juga seseorang yang begitu mencintai dan melindungi ciptaan! Dan saat ini kita tidak menjalin sebuah hubungan, dengan ciptaan dengan baik, bukan? Dan juga beliau orang yang memberikan kita sebuah semangat perdamaian sejati dengan kaum miskin. Dan betapa saya mencintai Gereja yang adalah miskin dan untuk kaum miskin.
Dominus illuminatio mea